Mitos Holocaust Yahudi, Nyatakah?
Ahad lalu adalah 68 tahun Holocaust Yahudi. Menurut klaim zionis di hari
itu pula yahudi terbebas dari kamp penahanan Oshvetz yang dibantai di
sana lebih dari 1 juta orang sebagian besarnya adalah yahudi. ‘Israel’
dan lobi zionis memperingatkan hari ini dengan ratapan dan ritual agama
serta orasi.
Namun terpenting bagi mereka adalah menyampaikan pesan dan misi politik
dan budaya serta kesadaran dunia sebagai tragedi dan penderitaan “beda”
dengan tragedy yang pernah terjadi sepanjang sejarah. Mereka
memanfaatkannya untuk menarik simpati dan dukungan serta pendanaan.
Holocaust Yahudi dulu terkait dengan rencana gerakan zionis dan negara
‘Israel’. Saat ini meeka mengkristalkan sebagai legenda dan sarana
pemerasan dunia atas nama “anti semit”. Sehingga tragedy itu terkait
dengan anti semit dan terorisme dunia.
Siapapun yang mengkritik holocaust atau meragukan perisitiwa itu, atau
yang mengkritik negara Israel dan kejahatan mereka maka ia dituding anti
semit dan teroris.
Pertanyaan besar yang masih menjadi polemic di kalangan peneliti dan
politisi; sejauh mana kebenaran cerita holocaust yahudi yang menjadi
modal yahudi untuk memperolah keuntungan strategi di balik pendirian
negara kebangsaan yahudi di Palestina.
Negara yang bukan untuk bertahan hidup namun juga memimpin kawasan
timteng secara strategis. Lebih dari itu, ini pemerasan dana, emosional
dan moral besar-besaran yang digalang khusus oleh lembaga khusus.
Sampai-sampai mempertanyakan kredibilitasnya dianggap Amerika dan Israel
sebagai anti semit, rasis dan teroris.
Dalam kasus Holocoust misalnya, saksi terpenting pakar Amerika Freid
Luther yang meragukan bualan yahudi soal pembantaian masssal di kamp
Nazi. Juga Norman Finkelstein pakar yahudi Amerika dalam ilmu politik
yang menyerukan digelar seminar di Universitas Waterloo.
Di forum itu seoarang perempuan Yahudi mengangkat sebuah skripsi tentang
Holocoust sambil menangis namun itu dihentikan dan menyebutnya sebagai
air mata buaya. Selain itu ada anggota parlemen di kota De Rozerdan yang
meminta digelar sidang parlemen di sitrik Sachen Jerman agar
menghentikan kerjasama dengan negara penjajah yahudi dan tidak mendukung
“produk Holocoust”.
Harian Yediot Aharonot melansir berita ini bahwa statemen ini berasal
dari Jerman dan bukan dari Iran. Tepatnya dari komandan kelompok kanan
ekstrim atau Neo Nazi.
Ada pakar lain Robert Faurisson peneliti Perancis yang terkenal yang
mendedikasikan hidupnya untuk meneliti hakikat Holocoust Yahudi. Ia
mengalami kekerasan dan tekanan dari organisasi-organiasi Yahudi di
Perancis. Ia juga dikriminalkan oleh negaranya sendiri dengan 12
dakwaan. Mereka tidak lagi belas kasihan kepadanya sebab ia mengalami
berbagai kekerasan fisik akibat hasil studinya dan sikapnya terhadap
Holocoust.
Dalam wawancara dengan Koran Asy-Syuruk Aljazair soal ini dia
mengatakan, “Itu terjadi pada tahun 1974 ketika saya mulai melakukan
penelitian terhadap apa yang disebut Holocoust atau yang saya sebut
sebagai mitos Holocoust.”
Dan masih banyak pakar, filsuf, peneliti Eropa dan Amerika yang
meragukan tragedy Holocoust ini. Sebagian lain menilai jumlah korban
yahudi dalam peristiwa itu dimarkup. Sementara ada lagi dengan data
menegaskan bahwa tragedy yahudi itu hanya produk bikinan zionis sebagai
kebohongan abad lalu yang dimanfaatkan oleh gerakan zionisme
internasional untuk mendirong yahudi dunia imigrasi ke Palestina
kemudian dimanaatkan untuk mendorong dunia eropa sebagai sarana memeras
mereka memberikan dukungan kepada yahudi.
Yang pasti terjadi dan tidak diragukan, karena disaksikan oleh mata dan
telinga dunia saat ini adalah pembantaian terang-terangan Yahudi
terhadap bangsa Palestina.
Post a Comment