Orang Kristen percaya bahwa Yesus disalib
untuk menebus dosa mereka. Yang menjadi pertanyaan apakah Yesus
merencanakan semua ini?. Dalam kepercayaan umum Kristen dikatakan bahwa
Yudas menghianati Yesus. Dari semua 4 Injil Matius, Markus, Lukas dan
Yohanes menyebut Yudas sebagai Penghianat.
- Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.(Matius 10:4)
- dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.(Markus 3:19)
- Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. (Lukas 6:16)
- Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.(Yohanes 6:71)
Hampir semua 4 Injil mengatakan Yudas
adalah penghianat yang menyebabkan Yesus ditangkap dan disalib untuk
dibunuh. Jika memang demikian, mengapa Yudas disebut penghianat?.
Bukankah tanpa dia Yesus tidak akan tersalib dan tidak ada konsep
penebusan dosa?.
Terkadang hal ini menjadi sebuah bahan
tertawa, karena lucu. Lucunya adalah orang-orang Kristen menganggap
Yudas penghianat tetapi mereka menikmati hasil kerja Yudas. Apakah ini
bukan hal yang memalukan. Seharusnya mereka menganggap Yudas seorang
pahlawan karena telah mengantarkan Yesus ke tempat Salib. Jika memang
demikian pemikirannya maka tidak salah jika orang Kristen di dunia ini
adalah pengikut Yudas. Jika menjadi pengikut Yudas berarti menjadi
pengikut Iblis. Jadi penyaliban Yesus merupakan rencana Iblis.
- Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.(Yohanes 13:2)
- Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu.(Lukas 22:3)
Dewasa ini telah terbit Injil Yudas. Intinya bahwa
Yudas melakukan hal itu atas perintah Yesus agar Yesus disalib. Jadi
dari sisi Injil Yudas, Yudas bukanlah seorang penghianat tetapi seorang
pahlawan.
Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul Salibnya, dan mengikut Yudas dan Paulus dari Tarsius |
Itulah mengapa jika orang Kristen
menggunakan moment tersalibnya Yesus untuk membentuk doktrin penebusan
dosa, mereka seharusnya menggunakan Injil Yudas dalam keseharian mereka
dan membuang 4 Injil (Matius, Markus, Lukas & Yohanes).
Dari sisi Islam dengan tegas dikatakan
bahwa penyaliban Yesus akibat ulah murid-muridnya sendiri yang tidak
setia. Yesus terlepas dari semua rencana jahat itu. Jadi Yesus tidak
merencanakan apapun soal penyaliban dia.
Klaim Islam bahwa Yesus terlepas dari
semua rencana jahat itu dapat diperkuat dengan beberapa ayat dalam
Injil, antara lain sebagai berikut :
Dan ketika
mereka sedang makan, Ia (Yesus) berkata: “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” (Matius 26:21).
Dari contoh ayat diatatas kita bisa
memahami Yesus tidak merencanakan apapun, dalam Matius 26:21 Yesus
mengatakan bahwa diantara muridnya ada yang akan menyerahkan dia. Ini
bukan suatu perkataan rencana tentunya. Hal ini dapat kita lihat dari
ayat selanjutnya :
- Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya: “Engkau telah mengatakannya.” (Matius 26:25)
- Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: “Bukan aku, ya Tuan?” (Matius 26:25)
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa
semua murid-murid Yesus menolak dituduh akan menyerahkan Yesus. Bukankah
hal ini bukti bahwa tiada rencana dari Yesus?. Apalagi jika kita
membaca ayat selanjutnya.
Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” (Matius 26:24)
Lihatlah ayat ini (Matius 26:24) Anak mausia memang akan pergi maksudnya bahwa semua manusia pasti akan mati, tetapi Yesus mengatakan “Celakalah orang yang menyerahkan dirinya untuk disalib?”. Itulah mengapa saat disalib Yesus berteriak seolah tidak terima :
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27:46 – Markus 15:34)