Zionis Menulis Sendiri Kitabnya

Manusia terbisa untuk menyakini apa yang ditulis oleh orang-orang suci. Sebagian adalah perkataanTuhanya dan sebagian lagi perbuatan serta nasihat yang dituliskan. Oleh karena itu, Dajjal dan Setan selalu berusaha untuk menyusup kedalamnya. Tujuanya untuk mengubah semua yang benar dan manganti dalam tulisan ajaran mereka. Selain itu, kapada sebagian kitab yang lain, meraka manjadikan keraguraguan. Denagn begitu, maka akan saling membenrkan penfsiranya sendiri.

Kitab yang diwahyuhkan kepada Muhammad SAW (Al-Qur’an), tidak akan pernah dapat disusupi oleh Dajjal dan para pengikutnya. Sebab, Allah sendiri yang lansung melindunginya. Jadi, sekalipun manusia-manusia dan jin-jin kafir yang paling hebat dikumpulkan, mereka tidak akan pernah mengubahnya.

Allah berfirman:

“Dan jika hamu (tetap) dakrn heraguan tentang Al-Qur’an yang lahir wahyuhan kepada hamba karni (Muharnmad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidah dapat membuat(nya)-dan pasti hamu tidak ahan dapat membuat(nya)- peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah:23-24)

“katakanlah, sesuhguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk  membuat yang serapa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian lang lain.” (Qs.Al-Isra: 88)

Meskipun begitu, Dajjalis (orang-orang yang telah tertutuphatinya dari kebenaran. Atau, golongan yang berusaha menyambut kedatangan Dajjal) menghasut golongan manusia untuk memfitnah bahwa kitab tersebut merupakan buatan Muhammad SAW. Akhirnya, mereka percaya bahwa Nabi Muhammad SAW hanyaseorang pembual.

Sayangnya, kepintaran dan kecanggihan bala tentara Setan tidak pernah mampu untuk menandingi kemurnian kitab suci Al-Qur’an. Itulah yang masih membuat Dajjal belum tenang di singasana api nya sekarang. Allah SWT berfirman:

“Atau (patuthah) mereha mengatakan, ’Muharnmad membuat-buatnya’ Katakanlah, ‘(Kalau benar yang kamu katahan itu), maha cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuh membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar.” (QS. Yunus: 38)

Kepada orang-orang Yahudi, Dajjalis berhasil menyembunyikan kitab Musa yang sebenarnya. Kemudian, menggantinya dengan tulisan yang didiktekan kepada para rabi (pendeta) zionis (gerakanpolitik kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia). Mereka melupakan Taurat dan mulai meyakini kegelapan ayat-ayat Talmud. Dajjal menipu mereka dengan mengirimkan rabi-rabi palsu. Tujuannya, agar mereka memercayai bahwa Musa tidak hanya menerima Taurat yang berisi 10 Perintah Tuhan (yang kemudian menjadi Perjanjian Lama). Tetapi, ia juga menerima wahyu lisan dari Tuhan berupa Talmud, di Bukit Tursina. Padahal, mereka sendirilah yang menulisnya untuk kepentingan mereka sendiri dan membenarkan kehendaknya.

Sungguh, kehendak mereka adalah kehendak Dajjal yang diberikan Setan kepada mereka. Karenanya, Allah menjanjikan kecelakaan besar bagi mereka yang lancang dalam menulis kitab, lalumengatakan, ‘lni adalah dari Allah!” Allah berfirman:

“Maha hecelahaan yang besarlah bagi orang-ordng yang menulis AI-Kitab dengan tangan mereha sendiri, klu dikatahannya, ‘Ini dari ,Allah’, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelahaan yang besarlah bagi mereka, ahibat apa yang mereka kerjahan.” (QS.Al-Baqarah:79)

Kepada mereka yang ingin mendebatnya, Dajjal memalingkan pemikiran mereka dari perkataan Musa. Padahal, Nabi Musa AS, telah mengatakan kepada orang-orang Yahudi yang keras kepala bahwa dirinya tidak menerima wahyu apa-apa lagi selain 10 Perintah Tuhan tersebut. Bahkan, perkataan tersebut terdapat pada kitab Perjanjian. Tapi, rabi-rabi (pendeta-pendeta) sesat Yahudi mengatakan yang bertentangan kepada umatnya. Mereka mengatakan bahwa Yehova (Tuhan bangsa Yahudi) juga menurunkan Talmud kepada Musa. Kebohongan Yahudi inilah yang menjadi ciri-ciri Dajjal. Jadi, tepatlah kalau mereka dicap sebagai Dajallis sejati.

Mengapa rabi zionis melakukan kebohongan selama berabad-abad seperti itu? Karena, hal tersebut sangat penting bagi kelangsungan hidup kaum Dajjal dari bangsa Yahudi. Selain itu, jika mereka memercayai perkataan Musa AS yang sebenarnya, Talmud karangan Dajjal tersebut hanyaakan menjadi bahan bakar di tungku api orang-orang Yahudi, Padahal, jika golongan Yahudi mengetahui kebenaran yang sesungguhnya, tentulah mereka tidak akan menjadi pengikut Dajjal.

Talmud, bagi golongan Dajjal adalah ungkapan kemarahan dan kebencian kepada golongan lain selain mereka. Semua kesombongan sifat Dajjal dan lblis, tertulis di dalam kitab tersebut dan menjadi jalan hidup bagi pengikutnya.Dengan kitab tersebut, mereka akan menghancurkan umat lsa (Nasrani) dan Muhammad (lslam), dengan mempertentangkan keduanya. Dengan begitu, kedua golongan tersebut saling membenci danmenghalalkan Pertempuran darah.

Dajjal menjadikan Talmud lebih utama daripada Taurat yang diwahyukan Tuhan kepada Musa. Lalu, dengan kefasihan rabi-rabinya, mereka menistakan Taurat. Oleh sebab itu, secara terang-terangan dalam kitab Talmud, rabi-rabi (pendeta) zionis merendah-kan perkataan Musa AS dan menggantikan kehormatan jalan hidupYahudi, dengan kitab tulisan mereka sendiri.

“Jadikanlah perhatianmu kepada ucaPan-ucaPdn Para rabi (Talmud)

meleblhl perhatianmu kepada sryariat Musa (Thurat).” (Rabi Roski-Erubin, vol. 216)

Dajjalis Yahudi menempatkan Talmud di atas segalanya dan menjadikannya hukum mutlak yang harus dipatuhi oleh umatnya. Padahal, Allah menurunkan Taurat kepada Musa untuk menjadi petunjuk bagi bangsa Yahudi yang selalu durhaka kepada-Nya. Berulang kali, Allah menimpakan azab kepada mereka. Namun, berulang kali pula mereka membantah-Nya. Padahal, menjadikan Talmud berada di atas Taurat, merupakan perbuatan yang sangad melampaui batas.

“Kitab Talmud berada di atas segala huhum. Talmud lebih penting daripada hukum Musa (Tonah atau lang biasa disebut sebagai Thurat).” (Rabi Issael dan Rabi Chasbar)

Sesungguhnya, umat manusia mencari kebenaran yang sejati. Tetapi, Dajjal menyembunyikannya dari pandangan mereka. Sebab, dalam Taurat, mereka diperintahkan untuk menyembah Tuhan dan mengutuk Dajjal beserta lblis. Tidak ada satu kitab pun yang berasal dari Tuhan, yang tidak mengatakan kebenaran lslam. Semua kitab tersebut, menyuruh mereka untuk mengakui keesaan-Nya, bukan dua ataupun tiga. Karena itulah, Dajjal sangat berkepentingan untuk menyembunyikannya dan mengubah apa-apa yang merugikan ke- hendaknya. Rabi-rabi Dajjal terus-menerus mengubah-ubah kitab suci zionis ini agar selalu dapat menyesuaikannya dengan tujuan mereka untuk menyesatkan sebanyak-banyaknya golongan. Mereka membuat seolah-olah itu adalah perkataan Tuhan. Padahal,mereka mengintisarikannya dari Kabala, yaitu kitab mistik bangsa Yahudi yang penuh dengan kejahatan dan sihir.

Kitab Talmud, bukannya tanpa peftentangan. Sekali waktu,orang-orang beriman (Nasrani) pernah menghujat apa yang diajarkan di dalamnya. Mereka mengatakan bahwa kitab tersebut jahat dan kejam bagi golongan selain Yahudi. Raja-raja dan Paus kaum Nasrani mencoba mengharamkannya. Tapi, mereka tidak pernah mampu menghapuskannya. Pengikut Dajjal terlalu berkuasa atas mereka.

Sebagai gantinya, Dajjalis balik memfitnah mereka. Rabi-rabi Dajjal menyebut anak Tuhan bangsa Nasrani dengan perkataan-perkataan yang keji. Mereka juga mengatakan umat Nasrani adalah penyembah berhala dan Nabi mereka mempraktikkan sihir.

Puncaknya, Dajjalis meniupkan hasutan kepada orang-orang suci Nasrani untuk mengubah apa-apa yang diajarkan Musa. Perlu kita ketahui bersama, bahwa kitab lnjil hanya berisikan 10% perkataan Yesus (‘ditulis dengantinta merah’) dan 90% adalah perkataan orang lain (‘ditulisdengan tinta hitam’).

Kemudian, mereka melupakan perkataan lsa (Yesus) bahwa ia tidak datang untuk membawa agama dan hukum baru. Tapi, hanya untuk diajarkan Musa. Orang-orang yang mengilnya tersebut, kemudian membantah perkataan ‘Tuhan’nya sendiri. Padahal, sesungguhnya Dajjal telah berhasil menebarkan keragu-raguan di dalam kitab mereka.

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuh meniadahan huhum Taurat atau meniadakan kitab para nabi. Aku datang bukan untuh meniadakannya, melainhan untuk mengenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, ‘Sesunguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak ahan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” (Matius 5: 17-18)

Tidak ada komentar

Posting Komentar