Agama Sikh : Cabang dari Agama Hindhu Tetapi Sangat Dipengaruhi Oleh Islam
Agama
Sikh adalah agama non-Semit dan non-Vedic. Agama Sikh merupakan agama
terbesar ke 6 di dunia. Ada yang menganggap Agama Sikh cabang dari agama
Hindhu. Agama Sikh didirikan oleh Guru Nanak pada akhir abad 15M.
Didirikan di Punjab “berarti tanah dari 5 sungai”, sebuah daerah antara
Pakistan dan barat daya India. Guru Nanak lahir dari kasta Ksatria
Hindhu tetapi sangat dipengaruhi oleh Islam secara kuat.
Sikh
boleh jadi sebagai bentuk kembalinya para Ahli Kitab yang disatu sisi
kembali pada kemurnian Tauhid tetapi disisi lain masih memegang entitas
mereka sebagai orang Hindhu. Atau dengan kata lain Sikh sebagai Hindhu
yang telah ter-Islam-kan, tetapi memilih jalan sendiri tidak sebagai
Hindhu dan tidak sebagai Muslim.
Kata
“Sikh” berasal dari kata “Sisya” yang berarti “Murid atau Pengikut”.
Sikhisme adalah agama dari 10 Guru, dimana Guru pertama adalah Guru
Nanak. Guru kesepuluh dan yang terakhir adalah Gobind Singh. Buku suci
Sikisme bernama “Sri Guru Granth” yang juga disebut “Adi Granth Sahib”.
Setiap
Sikh dianjurkan memakai 5 tanda yang merupakan ciri khusus mereka
sebagai Sikh. Yaitu : Rambut tak dicukur (Kesh), Sisir untuk menjaga
kebersihan rambut (Kanga), logam untuk pengekangan diri (Kada), Belati
untuk pertahanan diri (Kirpan), Celana panjang lutut yang khusus untuk
kelincahan (Kacca).
Difinisi
konsep Ketuhanan dalam Sikh bisa didapat dari “Mulmantra” yang
merupakan kepercayaan fundamental dari agama Sikh, yang tersebut dalam
permulaan “Sri Guru Granath Sahib”.
Disebutkan dalam Sri Guru Granath Sahib, Vol. 1 Japuji, ayat pertama : “Hanya
ada 1 Tuhan yang dipanggil “Yang Benar”, Pencipta, bebas dari rasa
takut dan benci, abadi, tak lahir atau dilahirkan, ada dengan
sendirinya, Besar dan penuh belas kasih”.
Di
agama Sikh memerintahkan pemeluknya melakukan monoteisme langsung. Sikh
percaya hanya pada satu Tuhan Maha Kuasa yang tak termanifestasi
(berujud) dalam bentuk apapun yang dinamai “Ek Omkara”. Ek Omkara
memiliki beberapa nama antara lain :
Kartar = Pencipta
Akal = Abadi
Sattanama = Yang Suci Nama_NYA
Sahib = Pangeran/Tuan
Parvardigar = Pemberi Harapan
Rahim = Penuh Kasih
Karim =Penuh Kebajikan
Akal = Abadi
Sattanama = Yang Suci Nama_NYA
Sahib = Pangeran/Tuan
Parvardigar = Pemberi Harapan
Rahim = Penuh Kasih
Karim =Penuh Kebajikan
Agama
Sikh juga tidak mengakui Avataravada atau konsep Avtar bahwa Tuhan
menjelma manusia dan juga tak percaya doktrin Inkarnasi. Dan melarang
memuja Berhala.
Guru
Nanak sangat dipengaruhi banyak oleh “Sant Kabir”, dimana beberapa Bab
dari Sri Guru Granth Sahib berisi bait-bait dari Sant Kabir yang
jumlahnya bisa mencapai 500 ayat. Satu yang terkenal dari kumpulan Puisi
Dohe milik Saint Kabir yaitu :
“Dukh mein sumirana sabh karein
Sukh mein karein na koya
Jo sukh mein sumirana karein
To dukh kaye hoye?”
Sukh mein karein na koya
Jo sukh mein sumirana karein
To dukh kaye hoye?”
“Dalam
masa kesusahan , Tuhan diingat banyak orang tetapi ketika damai dan
bahagia tiada manusia yang menginga-NYA. Jika Tuhan diingat pada waktu
yang indah dan bahagia, mengapa masalah harus terjadi?
Bait diatas memiliki kesamaan dengan AL-Quran sebagai berikut :
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan)
kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan
memberikan ni’mat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang
pernah dia berdo’a (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu,
dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan
(manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan
kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni
neraka”. (QS 39:8)
Menurut
cerita Sant Kabir lahir sekitar tahun 1398 M. Dikatakan dia ditemukan
oleh seorang Muslim benama Niru (Nimra) dekat Danau Lahara Tara dekat
kota Varanasi. Meski ada mitos ditemukan diatas daun Teratai di kolam
Benaras sebagai bayi suci tanpa dilahirkan. Kemudian
dia diadopsi dan diajar secara tradisional. Dia diberinama “Kabir” yang
berarti “Satu-satunya yang besar”. Setelah besar dia memiliki bakat
religi dan puisi.
Kabir
yang seorang Muslim ingin sekali menjadi murid dari Ramanand. Tetapi
karena Ramanand seorang Hindhu hal itu agak susah bagi Kabir untuk
mendapat ijinnya. Tetapi sejak Kabir memanggil Ramanand “Rama” yang mana
hal itu dilakukan pertama kali dengan mengageti Ramanand yang hendak
melakukan ritual mandi pagi di pemandian, jadilah Kabir muridnya.
Itulah
mengapa Saint Kabir juga mempercayai Atman dalam Hindu (Veda) sebagai
Tuhan yang impersonal (tak berwujud) dan menentang pemujaan berhala. Dia
menganggap semua manusia sama dan sistem Kasta adalah sebuah kesalahan.
Dia berpendapat bahwa Guru yang benar dapat dicapai secara langsung.
Sehingga mencapai Tuhan dengan perantaraan semisal Nyanyian, Kekerasan
atau sejenisnya adalah sia-sia. Tetapi pemahaman ini mungkin agak
terlalu satu sisi karena sebenarnya selain dengan cara langsung (semisal
Shalat), untuk mencapai Tuhan juga bisa dengan sedekah, zakat dan
sejenisnya. Dimana dalam Islam yang sejati keduanya sangat terkait.
Post a Comment