Selama masuk ke blog-blog forum di dunia blog religi atau Facebook Group debat religi, dapat diperoleh kesan bahwa diantara peserta yang berdialog terbagi dalam 2 sisi, yaitu :
1. yang berdialog dengan sopan, dan
2. yang berdialog dengan tidak sopan.
Menanggapi hal ini tentu kita harus bisa menciptakan forum dialog yang baik bagi kedua belah pihak. Sehingga dalam dialog lebih mengedepankan intelektualitas daripada emosi.
Islam sebagai agama yang sempurna mengajarkan cara berdebat yang baik dengan Ahli Kitab. Dimana Allah ingin para Muslim menjadi manusia yang terbaik dalam hal apapun termasuk dalam hal berdebat.
"Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka1155, dan katakanlah : "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri". (QS 29 : 46)
al-Qur'an menyuruh kita berdebat dengan cara yang paling baik kepada ahli kitab (bisa Kristen, Yahudi bahkan Hindhu atau Budha). Dimana kita tahu diantara Ahli Kitab (terutama Kristen dan Yahudi) ada orang-orang yang baik budi pekertinya, cuma salah dalam akidahnya. Kita sebagai muslim jika berdebat dengan mereka diperintahkan berdepat dengan cara yang paling baik. Seperti awal ayat QS 29:46 “Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik,”.
Bagaimana jika ahli Kitabnya orang yang rese dan suka mencaci maki agama lain (misalnya Islam). Maka Allah berfirman “kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka”. Nah yang masih menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara kita mendebat Ahli Kitab yang Zalim?.
Jika terhadap Ahli Kitab yang baik kita disuruh berdebat dengan cara yang paling baik (kecuali terhadap mereka) maka apakah terhadap Ahli Kitab yang Zalim kita boleh berdebat dengan cara yang keras (tidak sopan dimata mereka)? Yang jelas dibawah nilai paling baik, masih ada baik, cukup baik, biasa dan jelek. Jadi Muslim bisa mendebat dengan cara “Baik,cukup baik, biasa atau jelek” tergantung lawan debat. Tetapi jika Muslim lebih baik dan santun dalam berdebat daripada mereka (Ahli Kitab Zalim) sesuai QS 4:140, maka akan memperoleh nilai tersendiri dimata Allah.
"Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam". (QS 4:140)
Sebagai manusia kita harus maklum bahwa kita kurang dari kesempurnaan, dan bahwa kita sering melakukan kesalahan. Tak terkecuali saat kita berdebat. Mungkin kita jadi emosi dan kelewatan dalam berdebat sehingga terkesan berkata yang kurang santun. Allah berfirman :
"Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu)".(QS 6:68)
Maksud “janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (Lihat QS 4:140), adalah bahwa ketika kita jadi emosi dan berkata kurang santun, kita harus kembali menggunakan cara-cara yang baik saat berdebat ketika teringat larangan Allah.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar
Posting Komentar