-
Jawab Yesus kepadanya, ‘Hukum yang utama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita adalah Tuhan yang Esa’… ” (Injil – Markus 12: 29-KRISTEN)
-
“Ekam evadvitiyam” (Dia satu satunya tanpa ada duanya) (Chandogya Upanishad 6:2:1-HINDHU)
-
“Dengarlah hai Israel : Tuhan kita adalah Tuhan yang satu”. (Ulangan 6:4 – YAHUDI)
-
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (Al-Iklhas:1 – ISLAM)
Mengapa hukum yang utama adalah bahwa
Tuhan itu 1. Untuk mengerti maksud ini maka akan kita misalkan bahwa
Tuhan itu berhubungan dengan angka NOL (0). Angka 0 merupakan angka yang
ditemukan dalam beberapa abad lalu. Setelah ada angka 0 angka
berkembang menjadi 10 dan seterusnya.
Angka 0 merupakan angka istimewa
karena dengan angka 0 itulah maka manusia bisa membuat komputer dan
pergi ke antariksa. Keistimewaan angka 0 adalah sebagai berikut.
Dalam paparan ini kita akan
menggunakan angka 0 dan 1 karena memang angka itu sebenarnya cuma
diwakili sama 0 dan 1 seperti halnya bilangan Binner.
Satu ya satu, yang kalau disimbulkan menjadi (1). Kapankah angka 1 mulai digunakan. Siapakah yang menggunakan angka 1 pertama kali?. Apakah Adam, Hawa, Malaikat atau yang lain?. Tentu kita tidak tahu.
Jika tidak ada benda bagaimana manusia
membuat pikiran tentang satu?. Maksudnya begini, jika anda melihat
seekor sapi anda akan memahami sebagai 1 ekor. Jika anda melihat sebuat
kursi maka anda akan memahami 1 buah kursi. Tetapi jika tidak ada Sapi,
Kursi dan benda lainnya bagaimana anda memahami satu?. Anggaplah alam
semesta ini tidak ada bulan, bintang, manusia dll, bagaimana kita
menganalogikakan sebuah kata satu jika hanya ada yang kosong gak ada
isinya?.
Sebenarnya angka itu hanya ada 2 yaitu Nol (0) dan satu (1).
Sedangkan angka 2,3,4,5,6,7,8,9 dan lainnya itu angka simbol.
Siapa satu disini sebenarnya?. Nol bisa
disebut 1 dan Satu juga bisa disebut 1. Untuk menjawabnya ada baiknya
kita membahas hubungan antara ruang dan Tuhan. Manakah yang lebih dulu
ada, apakah ruang atau Tuhan. Berhubung Tuhan itu pencipta segala
sesuatu maka lebih dulu Tuhan. Jika lebih dulu Tuhan lalu Tuhan ada
dimana?. Apa Tuhan ada didalam zat padat (karena gak ada ruang)?.
Berhubung angka Nol dan 1 itu angka sejati maka lebih baik jika aku
katakan Tuhan dan ruang itu satu kesatuan. Ruang selalu ada dimana ada
Tuhan. Jadi Ruang itu bagian dari Tuhan, itulah mengapa Allah Maha Tahu
terhadap ciptaanNYA, karena layaknya gelombang frekuensi, ruh kita ini
dan ruh Allah sebenarnya dekat sekali. Gelombang ruh Allah meradar
gelombang ruh kita.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya. (QS 50:16)
Kembali kemasalah awal sebenarnya di dunia ini hanya ada angka 1. Angka satu bisa merujuk pada Nol dan Satu.
Satu= 0
Satu= 1
0= Allah
1= Ruang
Jadi Tiada Tuhan Selain Allah ===> Tiada
Ruang selain ada Allah. Allah seluas ruang dan waktu.
Perhatikanlah
gambar dibawah ini :
Perhatikanlah gambar diatas. Dapat anda
lihat adanya deret angka. Berapakah batas akhir deret angka?. Kita tidak
tahu. Deret angka itu sebagai penunjuk jarak ruang yang tak terbatas.
Kita tidak tahu berapa akhir dari suatu angka. Begitu pula dengan akhir
jarak suatu ruang, hanya Allah yang tahu. Jika anda bisa mencari titik
tengah antara sebelah barat dan timur disitulah kemungkinan singgasana
Arsy Allah.
Tiada Tuhan selain Allah
Tiada dicipta selain Pencipta
Tiada Tuhan selain Tuhan yang sejati
TIADA 1 SELAIN ADA 0
dst…-3,-2,-1,0,1,2,3…dst
Nol (0) merupakan angka bebas, bukan
hasil turunan. Bukan hasil pembagian, perkalian atau penjumlahan.
Sedangkan angka 1,2,3 dan lainnya bisa hasil penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.
0 bukan hasil pengurangan===>1-1 atau
2-2 dan sejenisnya. Jika 1 dikurangi 1 (1-1) tentu secara umum
seharusnya hasilnya kosong ( ). Jadi mengindikasikan bahwa angka 0 itu
memang angka spesial.
Dan seharusnya simbol angka NOL itu tidak
dipakai untuk menunjukkan angka puluhan,ratusan atau ribuan dan
seterusnya.Mungkin lebih baik jika simbol itu diganti dengan bentuk segi
4 atau lainnya misalnya huruf Q. Jika simbol angka NOL itu seperti
huruf o (0), maka sebaiknya angka 10 ditulis bukan dalam bentuk 1 dan 0,
karena seolah-olah angka 0 itu tidak berdiri sendiri. Mungkin lebih
baik ditulis 1 dan Q, jadi 10 = 1Q==>100 = 1QQ ==> 1000 = 1QQQ.
Karena 100 merupakan penjumlahah 1 +1 +1 sampai berjumlah 100, dimana sebenarnya angka 0 tidak ikut didalamnya.
Mungkin dari kita bertanya jika ada yang
dicipta berarti ada yang mencipta, lalu siapakah yang menciptakan
Allah?. Tentu jika ini dijawab tidak akan ada ujung. Jawaban yang tepat
memang “Tuhan tiada beranak dan diperanakkan”<==>Tuhan tidak
diciptakan<==>Tuhan=0.
0 : 1 = 0
1 : 0 = mustahil
0 – 1 = -1
0 + 1 = 1
0 = Tuhan
1 = Makhluk
Dari hasil olah data diatas tampak bahwa
angka 0 itu angka yang bisa mempengaruhi angka 1 tapi tidak bisa
dipengaruhi. Anda bisa saja mengganti angka 1 menjadi 2,3,4 atau angka
lainnya. Tetap saja angka 0 bisa mempengaruhi tapi tidak bisa
dipengaruhi.
Jadi benar bahwa hukum yang utama
adalah bahwa Tuhan itu 1 dimana angka 0 juga hanya 1 angka. Anda bisa
melihat perumpamaannya dibawah ini :
1111 merupakan kumpulan dari 1000 + 100 + 10 + 1
1000 merupakan jumlah 1 + 1 + 1 sampai berjumlah 1000
100 merupakan jumlah 1 + 1 + 1 sampai berjumlah 100
10 merupakan jumlah 1 + 1 + 1 sampai berjumlah 10
Dari paparan diatas jangan diartikan
bahwa angka 1000 itu terdiri dari 1 angka 1 dan 3 angka 0. Jadi angka 0
itu bisa mempengaruhi dan tidak bisa dipengaruhi. Dan sekali lagi bahwa
angka 0 merupakan satu-satunya angka yang bebas.
Jika seandainya hukum yang utama
bukan “TUHAN ITU SATU” berarti konsep bahwa Tuhan itu sebagai angka 0
bisa merusak tatanan matematis yang bisa membuat perhitungan kacau dan
hancur.
Tidak ada komentar
Posting Komentar