Bismillahirrahmaanirrahiim, tentu kita sudah mahfum syirik itu adalah dosa besar, bahkan tidak akan
diampuni oleh Allah Swt yang tersirat dalam al-Quran maunpun as-Sunnah. Bahkan Imam Adz-Dzahabi diantara 73 dosa besar (Al-KaBaa-ir) syirik merupakan urutan paling pertama yang diingatkan pada kita semua.
Definisi syirik adalah lawan kata dari tauhid, yaitu sikap menyekutukan Allah secara dzat, sifat, perbuatan, dan ibadah. Adapun syirik secara dzat adalah dengan meyakini bahwa dzat Allah seperti dzat makhlukNya.
Diriwayatkan oleh shohabat Jabir rodiallohu anhu bahwa Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ لَقِيَ اللهَ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
“Barangsiapa
menemui Alloh dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikitpun,
pasti masuk surga. Sedangkan barangsiapa menemui-Nya dalam keadaan
berbuat sesuatu kesyirikan kepada-Nya, pasti masuk neraka.” (HR. Muslim)
Pelajaran dari Hadits :
1. Syirik adalah perbuatan dosa yang harus ditakuti dan dijauhi.
2. Riya termasuk perbuatan syirik.
3.
Riya termasuk syirik ashghor (kecil. Jadi syirik terbagi menjadi dua
macam; yaitu syirik akbar (besar): memperlakukan sesuatu selain Alloh
sama dengan Alloh, dalam hal-hal yang merupakan hak khusus baginya.
Syirik
asghor (syirik kecil) : perbuatan yang disebutkan didalam Al Qur’an dan
Hadits sebagai suatu kesyirikan tetapi belum sampai ke tingkat syirik
akbar.
Adapun perbedaan di antara keduanya:
1. Syirik akbar menghapus semua/ seluruh amal kebajikan, sedangkan syirik ashghor hanya menghapuskan amalan yang disertainya saja.2. Syirik akbar mengakibatkan pelakunya kekal di dalam Neraka, sedangkan syirik ashghor tidak sampai demikian.
3. Syirik akbar menjadikan pelakunya keluar dari Islam, sedangkan syirik ashghor tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam.
Dari
Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Aku diperintah untuk
memerangi manusia sehingga bersaksi bahwa tiada ilah kecuali Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, dan supaya mereka menegakkan shalat dan
mengeluarkan zakat. Jika mereka melakukan itu maka darah dan harta
mereka mendapat perlindungan dariku, kecuali karena alasan-alasan hukum
Islam. Sedangkan perhitungan terakhir mereka terserah kepada Allah.
4.
Syirik ashghor ini adalah perbuatan dosa yang paling dikhawatirkan oleh
Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam terhadap para shohabatnya,
padahal mereka itu adalah orang-orang sholih.
5. Surga dan neraka benar-benar ada, dan keduanya merupakan makhluk ciptaan Alloh subhanahu wa ta’ala.
6.
Barangsiapa mati dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada Alloh
sedikitpun, ia dijanjikan masuk surga. Tetapi barangsiapa meninggal
dalam keadaan menyekutukan Alloh, maka ia akan masuk neraka jahannam,
sekalipun banyak sekali peribadatan yang telah ia kerjakan.
7.
Masalah penting, yaitu: bahwa Nabi Ibrohim memohon kepada Alloh untuk
dirinya dan anak cucunya supaya dijauhkan dari perbuatan menyembah
berhala.
8. Nabi Ibrohim mengambil pelajaran dari keadaan sebagian besar manusia, yaitu: bahwa mereka itu adalah sebagaimana kata beliau:
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ
“Ya Robbku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia…..(QS. Ibrohim: 36)
9. Bab ini mengandung tafsiran kalimat “La Ilaha Illalloh”.
10.
Keutamaan bagi orang yang dirinya bersih dari syirik. Yaitu masuk surga
yang penuh dengan kenikmatan yang tiada tara, belum pernah terbetik
dalam pikiran, dilihat oleh mata manusia.
Asal Mula Kesyirikan
Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan ;
Orang-orang
musyrik yang Allah dan Rasul-Nya mensifati mereka dengan syirik, asal
pokok ajaran mereka adalah dari dua kelompok, yaitu dari kaum Nuh dan
kaum Ibrahim.
- Pada kaum Nuh, asal kesyirikan yang mereka perbuat adalah dari beri’tikaf (berdiam) di kuburan orang-orang sholeh, lalu mereka membuat patung-patung mereka dan akhirnya mereka menyembah orang-orang sholeh tersebut.
- Pada kaum Ibrahim, asal kesyirikan yang mereka perbuat adalah dengan beribadah pada bintang-bintang, matahari dan rembulan.
- Pada kaum Nuh, asal kesyirikan yang mereka perbuat adalah dari beri’tikaf (berdiam) di kuburan orang-orang sholeh, lalu mereka membuat patung-patung mereka dan akhirnya mereka menyembah orang-orang sholeh tersebut.
- Pada kaum Ibrahim, asal kesyirikan yang mereka perbuat adalah dengan beribadah pada bintang-bintang, matahari dan rembulan.
Padahal
setiap dari mereka sebenarnya menyembah jin (jin yang durhaka, yaitu
setan, -pen). Setan sebenarnya-lah yang berbicara dengan orang-orang
musyrik dan menolong mereka pada suatu urusan. Namun orang-orang musyrik
tersebut malah yakin bahwa yang mereka sembah adalah malaikat.
Sebenarnya mereka hanyalah menyembah jin. Jin-lah yang sebenarnya
menolong dan ridho akan syirik yang mereka perbuat.
Allah Ta’ala berfirman,
وَيَوْمَ
يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلَائِكَةِ أَهَؤُلَاءِ
إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ (40) قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنْتَ
وَلِيُّنَا مِنْ دُونِهِمْ بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ أَكْثَرُهُمْ
بِهِمْ مُؤْمِنُونَ (41)
“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada Malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?" Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha suci Engkau. Engkaulah pelindung Kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu".” (QS. Saba’: 40-41)
Dari
bahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa syirik adalah bermula dari
sifat ghuluw (berlebihan) kepada orang sholeh, benda-benda langit dll.
Begitu juga yang menimpa orang nasrani mereka menganggap nabi Isa AS
adalah tuhan, padahal justru dengan begitu mereka telah keluar dari
jalan yang lurus dan telah tersesat sejauh timur dan barat.
Sebab-Sebab Terjerumus kedalam Kesyirikan
Ada tiga sebab fundamental munculnya prilaku syirik, yaitu al-jahlu (kebodohan), dha’ful iiman(lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara membabi-buta).
Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik.
Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam disebut dengan masyarakat
jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cendrung
berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan
kecendrungan berbuat syirik semakin kuat. Dan biasanya di tengah
masyarakat jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama. Mengapa?
Sebab mereka bodoh, dan dengan kobodohannya mereka tidak tahu bagaimana
seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi.
Ujung-ujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka
agungkan.
Penyebab kedua perbuatan syirik adalah dha’ful iimaan (lemahnya iman). Seorang
yang imannya lemah cendrung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada
Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan
oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang
dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam
perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar karena
ingin segera kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta pertolongan
agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu merujuk kepada para dukun
untuk suapaya penampilannya tetap memikat hati orang banyak.
Taqliid buta sebab yang ketiga.
Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-orang yang menyekutukan
Allah selalu memberi alasan mereka melakukan itu karena mengikuti jejak
nenek moyang mereka.
Allah berfirman,
وَإِذَا
فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللَّهُ
أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ
أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, ‘Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al-A'raf (7): 28)
وَإِذَا
قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا
أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لا يَعْقِلُونَ
شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.” Mereka menjawab, “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.” “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (QS. Al-Baqarah (2): 170)
وَإِذَا
قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ
قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ
آبَاؤُهُمْ لا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ
Apabila
dikatakan kepada mereka, “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah
dan mengikuti Rasul.” Mereka menjawab, “Cukuplah untuk kami apa yang
kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.” Dan apakah mereka akan
mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu
tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?” [QS.
Al-Maidah (5): 104]
BAHAYA DAN ANCAMAN BAGI PELAKU KESYIRIKAN.
Syirik
(menyekutukan Allah) merupakan dosa paling besar disisi Allah Ta’ala.
Baik didalam al-Qur’an maupun sunah / hadits nabi SAW banyak disebutkan
tentang ancaman-ancaman besar kepada pelaku syirik diantaranya ;
- Pertama, SYIRIK merupakan dosa besar yang tidak diampuni kecuali bertaubat sebelum mati.
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ
لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا
عَظِيمًا
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat
dosa yang besar. (QS. An Nisa: 48)
Ketika
dosa sudah tidak siampuni, dimanakah tempat kembali pelakunya
diakhirat? Tidak lain adalah neraka jahanam tempat kembalinya. Pelaku
syirik (orang musyrik) dijamin Allah Ta’ala dengan neraka sebagai tempat
tinggalnya. Kelak akan kekal dalam derita tanpa jeda untuk
selama-lamanya, Naudzubillahi min dzalik.
Allah Ta’ala berfirman :
لَقَدْ
كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي
وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ
عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ
أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al
Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani
Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang lalim itu seorang penolong pun.” (Q.S. Al-Maaidah ayat 72)
Ayat
diatas selain mengancam orang musyrik masuk neraka juga ancaman kepada
yang mengklaim nabi Isa Alaihissalam (orang nasrani menyebutnya yesus)
adalah tuhan, jika ada yang meyakini demikian sesungguhnya dia kafir dan
Jahanam adalah tempat tinggal yang pantas untuknya. Padahal nabi Isa
adalah Rasul (utusan) Allah, bukan tuhan seperti apa yang dikatakan
orang-orang kristiani. Maha Suci Allah dari perkataan kotor mereka.
- Kedua, SYIRIK adalah penghapus segala amalan baik.
Pelaku
syirik merupakan orang yang rugi, mereka sudah susah payah melakukan
berbagai amal shalih yang disangka dapat menjadi bekalnya kelak, namun
ternyata amalan-amalan tersebut dihapus oleh Allah Ta’ala. Tidak berguna
dan sia-sia belaka. Allah Ta’ala berfirman
ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.(Q.S. Al-Anam ayat 88)
- Ketiga, Syirik merupakan sebab halalnya darah dan harta pelaku kesyirikan itu.
Jika
seseorang syirik kepada Allah Ta’ala maka halal harta dan darahnya
karena telah dianggap murtad sebelum pelakunya bertaubat.
Sebagaimana
pada zaman Rasulullah SAW dahulu, kaum musyrikin diperangi. Sebagai
wujud dari firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 5 :
فَإِذَا
انْسَلَخَ الأشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ
وَجَدْتُمُوهُمْ وَخُذُوهُمْ وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُوا لَهُمْ كُلَّ
مَرْصَدٍ فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ
فَخَلُّوا سَبِيلَهُمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S. At-Taubah ayat 5)
Rasulullah SAW juga bersabda,
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَيُقِيمُوا
الصَّلاَةَ ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا
مِنِّى دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ ،
وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ
(HR. Bukhari)
Begitu
besar dan menakutkan akibat syirik, namun sayang banyak yang melakukan.
Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, dari bayi yang masih dalam
kandungan sampai mau masuk liang kubur masih selalu ditemani
ritual-ritual kesyirikan. Akankah kita terus menerus tidak sadar dan
tidak tergugah untuk lepas dari kesyirikan? Hingga akhirnya merugi amat
besar ?.
- Keempat, SYIRIK adalah sumber ketakutan dan kesengsaraan.
Allah berfirman,
سَنُلْقِي
فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا
لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَبِئْسَ مَثْوَى
الظَّالِمِينَ
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zhalim.” (QS. Ali Imran (3): 151)
- Kelima, pelaku SYIRIK adalah makhluq yang paling hina yang pernah tercipta di dunia dan akhirat.
Bahkan mereka lebih hina dari binatang ternak, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ
جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya
orang-orang kafir dari ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) dan orang-orang
musyrik (akan masuk) neraka jahannam kekal di dalamnya. Mereka adalah
seburuk-buruk makhluq.” (QS Al-Bayyinah:6)
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلا كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلا
“Atau
apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau
memahami? Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqon:44).
حُنَفَاءَ
لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا
خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ
فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
“Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj (22): 31)
- Keenam, SYIRIK menghancurkan kecerdasan manusia.
Allah berfirman,
وَيَعْبُدُونَ
مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ
هَؤُلاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا
لا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلا فِي الأرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan. Dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafa`at kepada kami di sisi Allah.’ Katakanlah, ‘Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?’ Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).” [QS. Yunus (10): 18]
- Ketujuh, Pelaku Syirik (musyrikin) di akhirat nanti tidak akan mendapatkan ampunan Allah dan akan masuk neraka selama-lamanya.
إِنَّ
اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ
لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا
Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” [QS. An-Nisaa' (4): 116]
- Kedelapan, SYIRIK adalah sebab kebinasaan dan musibah serta malapetaka yang menimpa manusia,
Bahkan sebab kehancuran alam semesta ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا
لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا
تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الأرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا
أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا
“Dan mereka berkata, “(Allah) Yang Maha Penyayang mempunyai anak.” Sesungguhnya (dengan perkataan itu) kamu telah mendatangkan suatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, serta gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Penyayang mempunyai anak.” (QS. Maryam:88-91)
Sudah
tidak diragukan lagi sebab bencana yang merajalela akhir-akhir ini
adalah sebab dari dosa kesyirikan yang merajalela merata disetiap
tempat. Dari gunung meletus, gempa bumi, sampai tsunami pastilah semua
itu azab Allah bagi pelaku maksiat dan kemusyrikan sampai-sampai seorang
muslim yang tidak terlibat pun kena dampak dari bencana itu. Inilah
dahsyatnya murka Allah didunia belum lagi diakhirat, Naudzubillah.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Jauhilah
tujuh perkara yang membinasakan, Beliau ditanya, wahai Rasulullah
apakah tujuh perkara yang membinasakan itu? Beliau menjawab: Menyekutukan Allah,
sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq, memakan
harta anak yatim, memakan riba’, lari dari medan perang (jihad), menuduh
berzina wanita mu’minah padahal dia tidak tahu menahu (dengan zina
tersebut)”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairoh radhiyalLahu’anhu).
Maka
sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim yang melihat hal-hal yang
berbau kesyirikan supaya segera mencegah semampunya, karena khawatir
bila sudah tidak ada yang peduli dengan kebenaran dan mencegah
kemaksiatan maka lingkungan sekitar situ akan tertimpa azab tidak
pandang bulu.
- Kesembilan,
Diharamkan seorang musyrik untuk menikahi wanita muslimah, demikian
pula sebaliknya, seorang muslim diharamkan menikahi wanita musyrikah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَلا
تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلأمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ
مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ
حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ
أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى
الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ
لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
“Dan
janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang
musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun
dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke
surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran.” (QS. Al-Baqoroh:221).
- Kesepuluh : Tidak boleh mendoakan orang yang mati dalam keadaan musyrik meskipun keluarga terdekat.
Bahkan
keluarga para Nabi sekalipun, sebagaimana Rasulullahshallallahu’alaihi
wa sallam dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mendoakan
pamannya Abu Thalib meski jasa besarnya dalam membela
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan juga Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam dilarang untuk mendoakan bapaknya yang mati
musyrik.
Allah SWT berfirman,
مَا
كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا
لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ
لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
وَمَا
كَانَ اسْتِغْفَارُ إِبْرَاهِيمَ لأبِيهِ إِلا عَنْ مَوْعِدَةٍ وَعَدَهَا
إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ أَنَّهُ عَدُوٌّ لِلَّهِ تَبَرَّأَ
مِنْهُ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لأوَّاهٌ حَلِيمٌ
“Tiadalah
sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun
(kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik
itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya
orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam. Dan permintaan
ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah
karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka
tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka
Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang
yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (At-Taubah Ayat 112-114)
Inilah
sebagian saja dari banyaknya bahaya yang ditimbulkan dari perbuatan
syirik, maka himpunlah hati dan pikiran Anda untuk menghayati dan
memahami betapa besar kemarahan Allah Tabaraka wa Ta’ala terhadap
kesyirikan dan pelakunya, oleh karenanya tidaklah pantas seorang Muslim
menganggap bahwa ini adalah masalah sepele.
Benar
bahwa ummat Islam menghadapi masalah-masalah yang multi kompleks, mulai
dari masalah politik, ekonomi, pemerintahan, bahkan sampai pada
penindasan kaum Muslimin pada sebagian negeri Islam oleh orang-orang
kafir, akan tetapi kalau kita mau memahami agama yang mulia ini
berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah yang sesuai dengan pemahaman
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para Sahabatnya, maka
tahulah kita bahwa problematika yang sesungguhnya jauh lebih besar dari
itu semua adalah permasalahan aqidah tauhid, karena jika ia
tercemari dengan kotoran-kotoran syirik dan noda-noda kekufuran maka
bahaya yang mengancam ummat Islam bahkan seluruh ummat manusia tidak
saja di dunia ini, tetapi sampai di akhirat kelak, bahkan inilah sebab
dan pokok seluruh masalah ummat manusia.
Wallahu ‘Alam
Tidak ada komentar
Posting Komentar