Mungkin diantara kita pernah berfikir, jika ada bayi atau anak kecil yang meninggal
sebelum dia mengenal benar atau salah, kemanakah dia kembali?. Apakah
ke surga atau ke neraka atau ke suatu tempat. Sebagai muslim kita tahu
surga dan neraka tentu ditentukan oleh pahala dan dosa, dimana dosa dan
pahala biasanya dihitung setelah manusia dewasa (sudah mengenal baik
buruk). Nah di artikel ini aku mempunyai pemahaman yang bisa anda baca.
Ini adalah pemahaman pribadiku, jadi bisa saja salah.
Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A’raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga: “Salaamun ‘alaikum “. Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera memasukinya. (QS 7:46)
A’raaf bisa
kita pahami sebagai bagian yang membatasi Surga dan Neraka. Di atas
A’raaf ada orang-orang (berarti mereka termasuk manusia) yang mengenal
masing-masing dari dua golongan (penghuni surga dan neraka) dengan
tanda-tanda mereka (bahwa mereka mengenal orang-orang di dalam surga
atau neraka, mungkin dulu penghuni itu adalah bapak, ibu, atau kerabat
mereka). Mereka menyeru penduduk surga :Salaamun alaikum”, tetapi mereka
belum memasuki surga, sedang mereka ingin segera memasukinya.
Mungkin kita
pernah berfikir kemana matinya bayi yang baru lahir, atau kemana
matinya anak kecil yang belum baligh (masih suci-belum bisa berfikir
tentang dosa/pahala). Kemungkinan mereka berada di A’raaf. Yaitu tempat
tanpa dosa dan pahala. Jika di analogikan dengan deret angka sebagai
berikut : …..-3,-2,-1,0,1,2,3….., nilai minus (-) adalah tingkatan
neraka dan nilai plus (+) adalah tingkatan surga, dan A’raaf adalah
nilai Nol (0).
Meski mereka
berada di batas surga dan neraka tetapi pada dasarnya mereka lebih
condong ke tepi surga, sehingga meski mereka selama di dunia belum
sempat menerima cobaan dan belum mengenal dosa atau pahala, atas rahmat
Allah mereka ikut merasakan surga meski pada tingkat 0. Hal ini
tercermin dari kalimat pada ayat diatas yaitu “Dan mereka menyeru
penduduk surga: “Salaamun ‘alaikum “. Mereka belum lagi memasukinya,
sedang mereka ingin segera (memasukinya) .
Dikatakan
bahwa “Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera
(memasukinya)”, mengindikasikan bahwa mereka ini ingin sekali segera
memasuki Surga, tetapi karena mereka selama didunia masih dalam taraf
Nol (0), maka mereka harus tinggal di A’raaf, tercermin dari kalimat “
Mereka belum lagi memasukinya”.
Dari Hadits kita ketahui :
1. Perempuan yang ditinggal mati oleh anaknya.
“ Perempuan manapun yang ditinggal mati oleh tiga orang anaknya maka ketiga anaknya itu akan menjadi dinding baginya dari api neraka.” (Perawi: Al Bukhari dari Abu Sa’id Al Khudri)
2. Sabar itu pada penderitaan Pertama:
“ Sesungguhnya sabar itu hanyalah ketika penderitaan yang pertama.” Diriwayatkan oleh Abd Ibnu Hamid dalam Musnadnya dari Anas bin Malik r.a.
Keterangan: karena itulah pertolongan iman dan kekuatan yang diberikannya pada saat permulaan ditimpa musibah itu sangat diperlukan. Mereka yang sabar menerimanya memperoleh kabar gembira dari Allah.
3. Anak-anak di dalam surga
“Anak-anak kecilmu –pada riwayat yang lain- anak-anak kecil mereka – (menjadi) kunang-kunang di dalam surga, seorang diantara mereka menemui ayahnya, memegangi bajunya tidak berhenti sampai Allah memasukkan dia dan ayahnya ke dalam surga.” Perawi: Imam Ahmad, Bukhari di dalam Al Adabul MUfrad, Imam Muslim di dalam Shahihnya dari Abu Hurairah.
Keutamaan Anak Kecil Yang Meninggal Dunia Sebelum Baligh :
1. Akan langsung masuk sorga.
2. Akan bisa menolong orang tuanya kalau orang tuanya orang iman.
3. Jadi pelayan penduduk sorga sebagaimana berlian yang disebar
Bagi para orang tua beriman yang mengalami anaknya yang belum baligh kok sudah meninggal dunia sebaiknya jangan sedih karena akan jadi tameng.yang akan bisa menolong orang tuanya untuk masuk sorga. Seorang ibu beriman yang mempunyai banyak anak akan wajib masuk sorga krn sudah mendapatkan pahala yang begitu besar yaitu pahala waktu hamil, waktu melahirkan dan waktu menyusui.
Bayi Meninggal Menolong Orang Tuanya
Bayi itu dilahirkan suci dan bersih. Kelak di alam maghsyar, ia menjadi penolong bagi kedua orangtuanya. Namun perlu diingat, anak itu hanya bisa menolong orang tuanya kalau mereka masih berada dalam jalan Islam. Kalau mereka sudah menyimpang dari jalan Islam atau berbagai peraturan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya, pertolongan itu akan batal dengan sendirinya.
“ Perempuan manapun yang ditinggal mati oleh tiga orang anaknya maka ketiga anaknya itu akan menjadi dinding baginya dari api neraka.” (Perawi: Al Bukhari dari Abu Sa’id Al Khudri)
2. Sabar itu pada penderitaan Pertama:
“ Sesungguhnya sabar itu hanyalah ketika penderitaan yang pertama.” Diriwayatkan oleh Abd Ibnu Hamid dalam Musnadnya dari Anas bin Malik r.a.
Keterangan: karena itulah pertolongan iman dan kekuatan yang diberikannya pada saat permulaan ditimpa musibah itu sangat diperlukan. Mereka yang sabar menerimanya memperoleh kabar gembira dari Allah.
3. Anak-anak di dalam surga
“Anak-anak kecilmu –pada riwayat yang lain- anak-anak kecil mereka – (menjadi) kunang-kunang di dalam surga, seorang diantara mereka menemui ayahnya, memegangi bajunya tidak berhenti sampai Allah memasukkan dia dan ayahnya ke dalam surga.” Perawi: Imam Ahmad, Bukhari di dalam Al Adabul MUfrad, Imam Muslim di dalam Shahihnya dari Abu Hurairah.
Keutamaan Anak Kecil Yang Meninggal Dunia Sebelum Baligh :
1. Akan langsung masuk sorga.
2. Akan bisa menolong orang tuanya kalau orang tuanya orang iman.
3. Jadi pelayan penduduk sorga sebagaimana berlian yang disebar
Bagi para orang tua beriman yang mengalami anaknya yang belum baligh kok sudah meninggal dunia sebaiknya jangan sedih karena akan jadi tameng.yang akan bisa menolong orang tuanya untuk masuk sorga. Seorang ibu beriman yang mempunyai banyak anak akan wajib masuk sorga krn sudah mendapatkan pahala yang begitu besar yaitu pahala waktu hamil, waktu melahirkan dan waktu menyusui.
Bayi Meninggal Menolong Orang Tuanya
Bayi itu dilahirkan suci dan bersih. Kelak di alam maghsyar, ia menjadi penolong bagi kedua orangtuanya. Namun perlu diingat, anak itu hanya bisa menolong orang tuanya kalau mereka masih berada dalam jalan Islam. Kalau mereka sudah menyimpang dari jalan Islam atau berbagai peraturan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya, pertolongan itu akan batal dengan sendirinya.
Contoh, orangtuanya telah meninggalkan shalat lima waktu hingga ajalnya tiba. Lebih-lebih mereka dengan kekayaannya yang berlimpah tidak mau menjalankan ibadah haji. Sekali lagi, anak tersebut hanya bisa menolong orangtuanya, sebatas jika orangtuanya juga menaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Orang yang ditinggalkan tidaklah wajib menahlilkan. Jadi, ditahlilkan boleh, tidak juga tidak apa-apa. Sebab anak itu suci, langsung masuk ke surga.
Yang dimaksud dengan bayi atau anak kecil adalah anak yang belum baligh. Batasannya mungkin sekitar 10 tahun. Sedang dalam ilmu fikih, yang disebut belum baligh, bagi perempuan sebelum haid, dan bagi lelaki belum pernah mengalami ihtilam (mimpi basah).
Berita Gembira Tuk Orang Tua yang Anaknya meninggal Dunia
Apa yang anda rasakan ketika anak, orang tua, saudara atau kerabat dekat Anda tiba-tiba saja di panggil oleh sang Khaliq? Tentu sedih dan mungkin putus asa karena kehilangan seseorang yang kita sayangi dan bahkan menjadi tumpuan hidup kita. Kehilangan orang tercinta memang sungguh menyedihkan tapi taukah anda, ada berkah di balik setiap peristiwa, pun kematian tentu jika kita mampu menyikapinya secara bijak, penuh kesabaran dan keikhlasan.
”Innalillahi Wa innalilallhi Roji’un” Sesungguhnya kita ini adalah milik Allah, dan pasti kita akan kembali kepada pemilik kita, Allah Ta’ala
Nah, ada kabar gembira bagi orang tua yang ditinggal mati oleh anaknya , apa itu?.
Baiklan, coba kita dengarlah sabda Rasulullah berikut ini: ’Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata: ”Rasulullah saw bersabda, tidaklah seorang muslim kematian tiga anaknya yang belum baligh, kecuali, Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga berkat kasih sayang-Nya kepada anak-anaknya tersebut, ” (HR Bukhori muslim).
Ada beberapa hal yang mesti diketahui oleh orang tua pun kita, agar kematian tersebut bisa menjadi berkah dan mengantarkan kita menuju surga Allah. Diantaranya, seperti yang telah saya katakan diawal,
1. Sabar Dan Ikhlas
Orang tua mesti sabar dan ikhlas menerima kepergian sang anak, tidak meratapi kepergiannya secara berlebihan boleh menangis dan bersedih asal tidak berlarut-larut sehingga dapat menimbulkan keburukan bagi kesehatanya.
2. Sadar dan memuja Allah
Yaitu dengan mengucapkan kalimat istirja (innaa lillahi wainnailillaihi roojiun) dan merenungi kandungan maknanya. Kita , anak kita, dan segala sesuatu yang ada disekitar kita semuanya adalah milik Allah. Anak adalah amanah, titipan dari Allah, yang mesti kita jaga dan pelihara dengan sebaik-baiknya. Karena anak ibarat barang titipan tentu suatu saat jika sang pemilik akan mengambil kembali miliknya tersebut kita harus berlapang dada menyerahkan barang titipan tersebut kepada sang pemilik
3. Mengharap pahala atas kematian sang anak.
Seperti yang telah saya katakan diawal, bahwa, kematian seorang anak bukanlah suatu musibah melainkan himpunan berkah yang mesti dipetik oleh orang yang di tinggalkan. Orang tua semestinyalah memohon pahala dan keberkahan dari peristiwa tersebut, maka dengan senang hati Allah akan melimpahkan banyak kebaikan dan pahala kepada hambanya yang meminta dengan setulus hati.
Nah, bukankah hal ini merupakan kabar gembira bagi orang tua yang ditinggal mati oleh anak-anaknya yang belum baligh dan janji Allah tersebut merupakan bukti karunia dan kemurahan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dan jika pun mendatangi neraka, itu hanya bagian dari janji Allah yang telah menjadi ketetapannya.
Tapi menetapi janji apa? mungkin saudara bertanya-tanya akan hal ini. Janji ini berkaitan dengan firman Allah dalam surat maryam (19) : 71 ”dan tidak seorang pun dari kalian, melalaikan dia pasti mendatangi neraka itu ”.
Belum jelas? Maksud mendatangi disini adalah menyeberanginya di atas shiraat, yaitu sebuah jembatan yang di bentengkan di atas neraka jahanam, bukanlah untuk mencapai pintu surga, seorang hamba mesti melewati jembatan tersebut ? dan ketahuilah wahai para orang tua, anak-anak anda yang telah meninggalkan anda terlebih dahulu tersebut, kelak akan menunggu anda di pintu tersebut.
Waalahu Allam bi showab.
Tidak ada komentar
Posting Komentar