Masih membahas jejak-jejak hubungan agama Abrahamik (Islam,Kristen,
Yahudi) dan Hindhu, ternyata masih terdapat sebuah petunjuk lagi
mengenai hubungan dari agama-agama ini. Yaitu tentang kisah nabi Nuh.
Agama Abrahamik (Islam, Kristen, Yahudi)
memiliki kisah tentang nabi Nuh. Nabi Nuh adalah nabi yang terkenal
dengan banjir besarnya. Nabi Nuh, di Hindhu terkenal dengan
sebutan Manu. Yang mana Manu merupakan raja pertama di dunia yang juga
menyelamatkan manusia dari banjir besar.
Kisah Manu di Hindhu secara singkat sebagai berikut
: Saat Manu membasuh tangan di sungai ada ikan kecil yang datang dan
meminta Manu menyimpannya. Agar mendapat balas budi. Manu bertanya
bagaimana cara ikan membalas budi. Ikan tersebut mengatakan akan ada
banjir besar yang akan menghapus bumi. Pada saat banjir besar akan
datang ikan menyuruh Manu membuat perahu besar. Ikan tersebut ternyata
penjelmaan Wishnu. Wishnu yang merupakan roh tertinggi. Dalam purana
(Kisah jaman kuno) Wisnu disebutkan bersifat gaib dan berada
dimana-mana. Untuk memudahkan penghayatan terhadapnya, maka
simbol-simbol dan atribut tertentu dipilih sesuai dengan karakternya,
dan diwujudkan dalam bentuk lukisan, pahatan, dan arca. Wishnu sering
ber-AVATAR antara lain menjadi Ikan (Matsya), Rama, Kresna, Budha dan Kalky.
Di agama Kristen, kisah Nuh (Manu) bisa dibaca di Kitab Kejadian
6&7. Dalam kitab Kejadian 6 antara lain disebutkan sebagai berikut :
6:13 Berfirmanlah
Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala
makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku
akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
6:14 Buatlah
bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat
berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.
6:17 Sebab
sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk
memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang
ada di bumi akan mati binasa.
6:18 Tetapi
dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk
ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan
isterimu dan isteri anak-anakmu.
Di agama Islam kisah Nuh (Manu) bisa dibaca di Al-Quran Surah Al
Mu'minun (23) dan Asy syu'ara (26). Di Surah tersebut antara lain
disebutkan sebagai berikut :
Nuh berdo'a: "Ya Tuhanku, tolonglah
aku, karena mereka mendustakan aku. Lalu Kami wahyukan kepadanya:
"Buatlah bahtera di bawah penilikan dan
petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang
dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah
lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan
janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim,
karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS. Mu'minun 23:26-27)
“Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku;
maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka, dan
selamatkanlah aku dan orang-orang yang mukmin besertaku.” (QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 117 – 118)
Allah swt dalam al-Qur’an Karim berfirman: “Maka Kami selamatkan Nuh
dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan.
Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.(QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 119 – 120)
Di pemahaman Hindhu, dari Manu inilah lahir banyak keturunan
dari semua ras dan disebut Manavas, termasuk dari golongan Brahmana dan
ksatria. Manu memiliki beberapa anak, ada yang menyebut sampai 10
keturunan, diantaranya : Vena, Ikshvaku, Ila, & Kshatriyas.
Di Bible Nuh memiliki 3 keturunan (Sem,
Ham & Yafet). Genealogi Nuh bisa dibaca di Kitab Kejadian 10.
Menurut International Standard Bible Encyclopedia: Keturunan Sem
menghasilkan bangsa Israel. Keturunan Ham menghasilkan bangsa Mesir,
Kanaan dan Arab. Keturunan Yafet menghasilkan bangsa Asia Minor.
Manu (Nuh) sebagai nabi juga memiliki hukum, yang oleh umat Hindhu
disebut Manusmriti (Law of Manu). Dalam Atharvaveda Book 20 Hymn 127
verses 1-13 dikatakan tentang datangnya nabi Muhammad, mengatakan: “Dia
adalah Resi yang naik Onta . Tidak mungkin itu orang India karena
Reshi India (Brahman) tidak boleh naik Onta berdasarkan “Sacred Book of
the east”, Volume 25, Law of Manu page 472. Menurut Manu Smirti Bab 11
ayat 202 “Seorang Brahman dilarang menaiki Onta atau Keledai.
Tidak ada komentar
Posting Komentar