Kisah Turunnya Adam dan Hawa Dalam Perspektif Al-Quran
Berbeda halnya pandangan Al Qur'an terhadap Adam dan Hawa, cerita tentang keadaan Adam dan pasangannya di surga sampai keluar ke bumi. Dalam Al-Quran selalu menekankan kedua belah pihak secara aktif dengan menggunakan kata ganti untuk dua orang (Huma/هما.), yakni kata ganti untuk Adam dan hawa, seperti dapat dilihat dalam beberapa kasus berikut ini:
Keduanya diciptakan di surga untuk memanfaatkan fasilitas surga. Disebutkan dalam Q.S Al baqarah 2:35 :
وَقُلنَا يَاآدمُ اسكُن أَنتَ وَزَوجُكَ الجَنَّةَ وَكُلاَمِنهَا رَغَدًا حَيثُ شِئتُمَا ولاَتَقرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَقُونَا مِنَ الظّا لِمِينَ
“Dan kami berfirman :” Hai Adam diamilah oleh kamu dan isrimu surga ini, dan maknlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai , dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.”
Keduanya mendapat kualitas godaan yang sama dari syaitan disebutkan dalam Q.S Al a’raf 7:20 :
فَوَسوَسَ لَهُمَا الشَّيطَا نُ لِيُبدِيَ لَهُمَا مَاوُورِي َعَنهُمَا مِن سَوآتِهِمَا وَقَالَ مَانَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَن هَذِهِ الشَّجَرَةَ إِلاَ أَن تَكُونَا مَلَكَينَ أَوتَكُونَا مِنَ الخَالِدِينَ
“maka syaitan membisikan pikiran jahat terhadap keduanya untuk menampakan kepada keduanya apa yang tertutup bagi mereka (yaitu auratnya) dan syetan berkata:”Tuhan kamu tidak melarangmu untuk mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)”.
Sama-sama memakan buah khuldi dan keduanya menerima akibat jatuh kebumi, disebutkan dalam Q.S al a’raf 7:22 :
فَدَ لَاهُمَا بِغُرُوْرٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَ تْ لَهُمَا سَوْآَتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ
الجَنَّةِ وَنَادَهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنَّهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوُّ مُّبِيْنٌ
“maka syetan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan maulailah keduanya menutupi dengan daun-daun syurga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan aku katakana kepadamu: “sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagi kamu berdua”.
Sama-sama memohon ampun dan sama-sama diampuni Tuhan, disebutkan dalam Q.S Al a’raf 7:23 :
قَالَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغَفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْ نَّنَ مِنَ الخَا سِرِيْنَ
“Keduanya berkata : Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri sendiri, dan jika engkau tidak mengampuni kami, pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.
Post a Comment