Risalah Pertama :
Orang-orang Syiah mempunyai 12 Imam yang mereka anggap maksum (suci dari dosa dan kesalahan). Akan tetapi, Imam yang ke-12 mereka tidak ada. Mengapa kami katakan tidak ada? Sebab dengan izin Allah SWT, bahwa Hasan bin Ali Al-Askari (Imam ke-11 Syiah) ditaqdirkan oleh Allah SWT mandul, tidak mempunyai keturunan.
Akhirnya, orang-orang yang terobsesi ingin mempunyai Imam berjumlah 12 Imam, akhirnya mereka mengarang-ngarang Imam mereka yang ke-12 itu bahwasanya dia sedang bersembunyi di Sirdab. Mereka juga mengatakan bahwa suatu saat kelak, Imam Mahdi (Imam Syiah ke-12) ini akan keluar dari persembunyiannya. Mengapa imam mahdi sedang bersembunyi? Sebab dia sedang mengalami ghaib shugra dan ghaib kubra. Ghaib sughra dimulai sejak kelahirannya sampai tahun 329 H dan ghaib kubra sejak tahun 329 H. sampai sekarang.
Kemudian, kami dari kalangan Ahlu Sunnah hanya ingin mengajukan pertanyaan sepele, yaitu ijinkanlah kami atau salah seorang dari kami Ahlu Sunnah untuk bertemu dengan Imam Mahdi yang akan menjadi Imam kami juga. Kalau kami sudah bertemu, kami akan meninggalkan semua ulama kami dan kami tidak akan berdebat kusir lagi dengan kalian. Kami yang melihat langsung Imam Mahdi akan menyampaikan kepada saudara-saudara kami dari kalangan Ahlu Sunnah, “Wahai Ahlu Sunnah, sudahlah kalian tidak perlu berdebat kusir lagi dengan orang-orang Syiah, ternyata Syiah itu benar! Saya sudah melihat langsung Imam Mahdi itu!”
Andai ada orang-orang Syiah yang bisa menjawab dan memenuhi permohonan kami ini!?
Risalah Kedua :
Jika diasumsikan bahwa Imam ke-12 ini benar adanya, maka para ulama Syiah telah menyatakan di dalam kitab-kitab mereka bahwa seorang anak kecil tidak bisa disebut sebagai seorang imam. Hal ini dikarenakan usianya yang masih muda dan dia belum memenuhi syarat-syarat menjadi seorang imam yang telah disebutkan oleh para ulama Syiah. Di antaranya : Telah aqil baligh, adil, bisa memimpin, dan menguasi ilmu-ilmu yang berkaitan dengan hukum Islam. (Lihat kitab Al-Hukuumah Al-Islaamiyyah karya Imam Khumaini, hal. 45-46).
Kitab-kitab Syiah telah menyatakan secara tegas bahwa Imam Hassan Al-Askari -Imam yang ke-11) itu tidak mempunyai anak dari semua istri-istrinya. Pada saat beliau wafat pada tahun 260 H., datanglah seluruh kerabatnya dan menemui seluruh isteri Imam Hassan. Ternyata para kerabat Imam Hassan tidak menemukan dari mereka (para isterinya) itu ada yang hamil, walaupun hanya seorang. Akhirnya seluruh kerabat Imam ini membagikan warisannya di antara mereka, isteri sang Imam, dan seluruh saudara-saudaranya, yaitu Ja’far. (Lihat kitab Al-Kaafiyull Hujjah, jilid 1/505, kitab Al-Irsyaad Lil Mufiid, hal. 339, kitab Kasyful Ghummah, hal. 408, kitab Al-Fushuul Al-Muhimmah hal. 289, kitab Jalaa-ul Uyuun jilid 2/762 dan kitab A’laamul Wara karya Ath-Thabarsi hal. 377).
Sultan Persia pada saat itu pernah mengirim utusannya ke rumah Imam Hassan Al-Askari untuk memeriksa istri-istrinya dan jariyah-jariyahnya (budak yang digaulinya). Ternyata jelas lah baginya bahwa Imam Hassan Al-Askari itu memang tidak memiliki keturunan. (Al-Maqoolaat wal Firoq karya Al-Qummi hal. 102, dan kitab Al-Ghaibah karya Al-Thusi, hal. 74).
Oleh karena itu, Syaikh Syiah berkata, “Pada saat Imam Hasan Al-Askari masih hidup memang tidak mempunyai anak dan orang-orang pun tahu akan hal ini.” (kitab Al-Irsyaad, hal. 345, dan kitab A’lamul Wara karya Ath-Thabarsi hal. 380).
Akan tetapi orang-orang Syiah pada saat ini bersikeras atas keberadaan anak ini yang usianya telah melebihi usia nabi Nuh AS. Yaitu mengalami ghaib kubra sudah 1300 tahunan. (Aneh bukan?)
Wasalam,
Sumber : http://rodod.yoo7.com/t24-topic
Tidak ada komentar
Posting Komentar