Penggambaran Nabi Muhammad Bisa Membuat Fitnah, Sesat dan Muslim Marah

Inilah Para Pembenci Islam Dan Nabi Muhammad

Penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan muslim semakin gencar dilakukan oleh mereka tidak menyukai agama rahmatan lil'alamin ini. Banyak anti-Islam menyerang lewat hasil pemikiran tertuang dalam bentuk komik, gambar, novel, dan film.

Media ini dinilai lebih kuat menyampaikan pesan, Islam agama serupa kanker, pemuja kekerasan, serta pecinta seks dengan anak di bawah umur. Inilah para pembenci Islam menyebarkan kebencian pada Rasulullah lewat pendekatan media. Siapa saja mereka? Berikut ulasannya.


Salman Rushdie

Ahmad Salman Rushdie penulis berdarah Inggris-India ini orang pertama menghina Islam dengan menerbitkan novel Ayat-Ayat Setan pada 1988. Novel menceritakan tokoh fiktif bernama Mahound, diduga Muhammad, menerima tiga Tuhan seperti ramalan Makkah.

Menurut legenda, Mahound mengganti tulisan asli pada kitab suci dengan ayat-ayat setan. Dia mengaku mendapat bisikan dari malaikat Jibril serta iblis menggodanya.

Buku ini langsung dilarang beredar di negara mayoritas muslim yakni Indonesia, Singapura, Venezuela, Pakistan, Afrika Selatan, Sri Lanka, Kenya, Thailand, Tanzania, India, Sudan, dan Bangladesh.

Setahun kemudian setelah terbitnya buku itu, pemimpin Revolusi Iran Ayatullah Ruhallah Khomeini memberi fatwa disebarkan lewat radio Ibu Kota Teheran. Dia menawarkan hadiah bagi mereka mau membunuh Rushdie. Harga kepala penulis itu mencapai Rp 31,4 miliar. Pengarang buku Luka dan Api Kehidupan, dicetak dua tahun lalu itu harus hidup dalam kawalan polisi ketat selama tujuh tahun sebab fatwa ini.


Jyllands Posten

Surat kabar dari Denmark ini pertama kali memperlihatkan Muhammad SAW dalam wujud kartun 12 edisi dan mengundang reaksi keras umat Islam sejagat. Kartun kontroversial ini dimuat di harian itu pada 2005.
Kurt Westergaard adalah seorang kartunis yang menggambar kartun Bom di Surban. Kartun-kartun karya Westergaard tersebut dimuat di Jyllands-Posten, Politiken, dan Berlingske Tidende.

Kedua peristiwa tersebut sama-sama menimbulkan kemarahan di seluruh dunia Islam. Kurt Westergaard, jadi sasaran pembunuhan.

Umat Islam menilai Jyllands Posten tidak mampu menggunakan hak mengeluarkan pendapat dengan baik. Pemuatan kartun ini membuat beberapa duta besar negara mayoritas muslim menyuruh duta besarnya untuk pulang, termasuk Libya, Arab Saudi, dan Suriah.

Jyllan Posten harus membayar mahal atas kartu menghina Nabi Muhammad SAW itu. Satu dari tiga kartunis tetap koran itu, Elliot mati terbunuh.


Geert Wilders

Greet Wilders, seorang anggota parlemen Belanda berketurunan Indonesia. Wilders mempunyai keyakinan Islam agama penyebar terorisme, antisemitisme, melakukan kekerasan pada perempuan, melakukan kekerasan pada kaum homoseksual dan Al-Quran memberi petunjuk bagi muslim untuk membenci mereka yang tidak sepaham.

Masih segar dalam ingatan Wilders menjadi sutradara film berjudul Fitnah disebarkan lewat situs berbagi video Liveleak pada 2008.

Tayangan berdurasi 16 menit 48 detik ini memperlihatkan surat al-Anfal ayat 60, potongan klip media dan guntingan surat kabar memberitakan tindak kekerasan dilakukan kaum muslim. Surat ini diyakini salah satu perintah berperang bagi umat Islam.


Pastur Terry Jones

Nama pastor Terry Jones tiba-tiba mencuat dan menjadi pembicaraan publik. Sejak ia mencanangkan ide gilanya untuk melaksanakan pembakaran Al-Quran tepat hari peringatan 11 September. Siapa pastor konyol itu?Seperti di lansir Islamtimes.org, Pastor dari gereja Dove World Outreach Center di Gainesville, Florida, Amerika Serikat itu bersama pengikutnya akan memperingati peristiwa 9/11 dengan membakar Al-Quran mulai dari pukul 18.00 hingga 21.00 waktu setempat.

Jones adalah pastor yang memimpin sebuah gereja kecil di Florida, pengikutnya tidak lebih dari 50 orang. Namun aksi-aksinya kerap membuat dunia Islam murka. Kelompok Dove World Outreach Center didukung oleh Shannon Carson, seorang pemuka agama setempat yang juga membenci Islam. Carson menyebut Islam tidak lebih sebagai aliran sesat yang sedang menginvasi Amerika Serikat.

Jones gila, dikenal sebagai penulis buku yang sering menghujat Islam. Ia adalah penulis buku berjudul "Islam Is of The Devil". Buku itu mengungkap kebenciannya terhadap Islam. Ia menyebutkan bahwa kebenciannya itu bukan semata soal agama. Melainkan ia peduli terhadap masa depan generasi mendatang agar terhindar dari Islam. Ia menyebut Islam sebagai ancaman.

Jones bersama kelompoknya juga berusaha menarik simpati Muslim untuk beralih keyakinan. Di situsnya, ia bahkan terang-terangan berani mengajak perempuan muslim untuk pindah agama dengan iming-iming rumah dan makanan. Di situsnya, ia juga menulis sepuluh alasan untuk membakar Al Al-Quran.

Sebelum berkotbah di Florida, Jones dikenal sebagai misionaris di Jerman. Pada 2008, ia diusir oleh jemaat dari gereja yang ia dirikan sendiri karena dinilai terlalu radikal. Wakil Ketua Masyarakat Kristen Koln, Stephan Baar menyatakan Jones kerap berceramah dengan keras, bahkan dengan pemahaman fundamental mengenai Injil.

Selain dibenci banyak kalangan, Jones juga dibenci oleh anaknya sendiri, Emma Jones. Emma keluar dari gereja tersebut bahkan menuduh ayah dan ibu tirinya telah melecehkan dirinya secara keuangan dan mengeksploitasi dirinya sebagai buruh.

Sam Bacile

Nama aslinya Nakoula Basseley. Dia mempunyai darah Mesir-Amerika Serikat dan menetap di Kota Los Angeles, Negara Bagian California.

Bacile tampil menjadi pembenci Nabi Muhammad dan menjadi produser sekaligus sutradara film Innocence of Muslims.

Dalam film ini digambarkan sosok Rasulullah penipu dan tukang merayu. Film ini berdurasi 14 menit dan disebar Bacile di situs berbagi video Youtube awal bulan ini.

"Ini film politik. Amerika telah kehilangan banyak uang dalam perang Irak dan Afghanistan. Saya memerangi pemikiran. Buat saya, Islam itu kanker, titik," ujar Sam Bacile.

Film itu membuat seluruh umat Islam dunia marah besar. Unjuk rasa diadakan di tiap negara, bahkan menewaskan duta besar Amerika untuk Libya, John Christopher Stevens. Senin lalu, Bacile menyerahkan diri ke kantor polisi di Los Angeles. Dia diganjar hukuman penjara dan denda Rp 74,6 miliar.

Charlie Hebdo

Dalam situsnya, koran mingguan menyebut diri mereka sinis ini, bakal menerbitkan kembali kartun kontroversial tentang Nabi Muhammad SAW di tahun ini.

Sebelumnya, pada 2006 surat kabar itu memuat kembali kartun Rasulullah ada di Jyllan Posten dan menggabungkannya dengan kreasi mereka.

Gambaran Muhammad SAW dalam kartun di Charlie Hebdo sangat menghina. Ada beberapa edisi memuat Rasul telanjang dan sedang melakukan hubungan intim bersama gadis-gadis. Ini mengundang protes keras dari masyarakat muslim dunia.

Niat mereka mengeluarkan kembali kartun Nabi di tahun ini membuat pemerintah Prancis menurunkan polisi antihuru-hara bersiaga depan kantor Charlie Hebdo.

Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius sudah memerintahkan pengamanan terhadap kedutaan dan sekolah milik Prancis di seluruh dunia ditingkatkan. "Saya sudah perintahkan melakukan pengamanan lebih ketat atas gedung, kedutaan, konsulat, pusat kebudayaan, dan sekolah di negara-negara bisa menimbulkan masalah," kata dia seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (19/9).
Walau tidak setuju dengan pemuatan itu, Fabius tidak dapat melarang warga Prancis untuk berekspresi.(*Sumber: dinukilkan oleh MERDEKA.COM )

Larangan Menggambarkan Nabi Muhammad

Apa yang terjadi di Denmark, Norwegia dan negeri lainnya bukan semata-mata masalah larangan melukis nabi Muhammad SAW. Melainkan
sudah masuk ke wilayah penghinaan. Sebab gambar itu memang dibuat sengaja untuk menghina beliau SAW.

Penghinaan atas nabi Muhammad SAW oleh media massa di Denmark, Norwegia dan beberapa negeri lainnya memang sudah keterlaluan.
Sebelumnya tidak pernah terjadi penghinaan seperti ini. Penghinaan kepada nabi umat Islam itu selama ini hanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan
terselubung. Bahkan ketika dikonfrontir ulang kepada pelakunya, umumnya pelaku penampik dan berkelit.

Salman Rushdie pernah menghina Rasulullah SAW dan keluarganya dalam bentuk novel. Namun hinaan itu boleh dibilang masih agak malu-malu, karena tidak secara vulgar menyebutkan nama beliau SAW. Sebegitu pun, kepala Salman Rushdie telah dihargai dengan nilai uang tertentu oleh pemerintah
Iran, karena mereka merasa nabi yang suci itu dihina.

Adapun yang dilakukan media massa di Denmark, Norwegia dan beberapa negara lainnya yang ikut-ikutan menampilkan gambar itu sekarang ini, adalah sebuah gelombang penghinaan yang bersifat terbuka, resmi
dan tanpa malu-malu. Nada penghujatan dan penghinaan seakan dilakukan secara massal dan siap menantang. Nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang suci dan mulia
itu digambarkan bersurban dengan bom waktu. Seakan menggambarkan bahwa Islam adalah agama haus darah dan siap meledakkan bom di mana saja. Bahkan pemerintah
Denmark dengan amat congkak dan bersembunyi di balik kebebasan pers menolak untuk meminta maaf kepada 1,5 Milyar umat Islam.

Padahal di dalam syariah Islam, jangankan membuat gambar yang bersifat menghina, sekedar melukis sosok Rasulullah SAW sendiri pun sudah haram hukumnya. Bahkan meski pelukisnya melukis dengan niat baik dan lukisan yang indah. Namun umat Islam sejak awal telah diajari untuk menghormati
nabi mereka bukan dengan membuat lukisan atau gambar, apalagi patung. Islam datang justru menghancurkan gambar-gambar para nabi serta patung-patung mereka yang terlanjur disembah.

Sebuah bentuk kejahilan yang diperangi agama Islam adalah melukis, menggambar dan mematungkan para nabi dan orang shalih di masa lalu. Dan kelakuan umat terdahulu memang selalu demikian. Para nabi yang telah
wafat itu mereka buatkan lukisannya, meski dengan niat untuk mengagungkannya, mensucikannya atau menghormatinya. Namun di balik niat lugu itu, syetan telah selalu berhasil menyelewengkan dan memasukkan bisikan jahatnya. Sehingga pada akhirnya gambar dan patung para nabi menjadi sesembahan selain Allah.

Dan mereka berkata: Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan wadd,
dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr. {QS.Nuh: 23}

Para ahli tafsir menyebutkan bahwa nama berhala itu yaitu Wadd, Suwwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nashr sebenarnya nama orang shalih dan mereka bukan tuhan. Namun sepeninggal mereka, orang-orang ingin mengenang jasa
dan keagungannya, sehingga kemudian dilukislah wajar mereka, sehingga akhirnya dibuatkan patung. Dari generasi ke generasi akhirnya patung mereka sudah menjadi tuhan sesembahan selain Allah.

Di dalam syariah Islam, melukis nabi dan para shahabat telah diharamkan secara total. Meski pun niatnya baik dan lukisannya indah. Tetapi hukumnya tetap haram.

Sedangkan yang dilakukan sekarang ini memang melebihi batas kewajaran. Sebab melukis nabi Muhammad SAW saja sudah haram, apalagi sambil membuatnya menjadi karikatur yang menghina dan merendahkan.
Gambar itu sendiri dimuat di media massa secara terbuka, bahkan di-copy oleh media lain untuk diterbitkan lagi.

Karuan saja umat Islam sedunia meradang. Sampai-sampai Kedutaan besar Denmark di Libanon dan Syria dibakar dan diamuk massa yang kalap.

Peristiwa pembakaran kedutaan besar Denmar, Norwegia di kedua negeri itu meski tidak sejalan dengan ajaran Islam, namun sesungguhnya membuktikan bahwa kebebasan itu tidak pernah ada yang mutlak.
Kebesaaan seseorang itu terbatas dengan adanya kebebasan orang lain. Tidak ada kebebasan di dunia ini yang bersifat mutlak, sehingga orang boleh melakukan apa
saja, sampai mengganggu orang lain, baik secara pisik maupun psikis.

Seorang yang membeli mobil dengan uang pribadinya memang boleh memiliki mobil itu secara pribadi, namun di jalan dia tetap harus taat peraturan lalu lintas. Tidak boleh seseorang merasa bebas membawa mobil seenaknya di jalan raya dengan dalih kebebasan. Bahkan kapal laut yang berjalan
di laut pun tetap punya track tersendiri, tidak mentang-mentang laut itu luas, lalu boleh berjalan seenaknya ke sana ke mari. Pesawat udara yang kelihatannya terbang bebas di udara pun sebenarnya punya jalur-jalur udara yang
harus dipatuhinya. Tiap semaunya terbang dan ugal-ugalan di angkasa. Sebab semua itu hanya akan membuatnya mencelakakan diri sendiri.

Maka dalih kebebasan pers yang dijadikan tameng oleh pemerintah Denmark, Norwegia sesungguhnya memang semata-mata membuktikan bahwa mereka punya maksud yang tidak baik kepada umat Islam, khususnya kepada
Nabi Muhammad SAW. Bab penghinaan agama seperti ini seharusnya tidak boleh dianggap sepi. Apalagi mengingat umat Islam itu selama ini sudah disakiti secara pisik, kini ditambah lagi disakiti secara psikis. Sedangkan jumlahumat Islam di
dunia ini lumayan banyak. Bahkan di Denmark, Norwegia sendiri merupakan agama kedua terbesar. Tentu saja kecongkakan pemerintah Denmark, Norwegia itu merupakan bentuk penghinaan dan penghujatan yang nyata dan tidak bisa dimaklumi begitu saja.

Media massa Denmark, Norwegia dan negara lainnya itu harus meminta maaf sebagaimana pemerintahnya juga harus meminta maaf secara jujur, terbuka, penuh penyesalan dan dengan itikad baik. Toh umat Islam pasti

bisa memaafkannya, meski sempat terluka hatinya. Namun sikap congkak dan menyembah berhala kebebasan pers adalah pilihan konyol yang tidak pernah bisa
meredakan ketegangan. Bangsa dan pemeluk agama manapun akan marah bila tokoh suci mereka. Bisakah pemerintah Denmar, Norwegia itu membayangkan bila yang dijadikan karikatur dan objek penghinaan itu adalah Paus, misalnya. Atau presiden mereka sendiri. Tentu wajar bila pendukungnya marah besar.

Namun semoga penghinaan yang kita terima saat ini dijadikan Allah SWT sebagai momentum yang mengetuk hati jutaan umat Islam sedunia, setelah selama ini terkesan kurang responsif terhadap agamanya, juga
kurang erat persatuan dan kesatuannya. Semoga hikmah di balik peristiwa ini adalah semakin kompaknya umat Islam, dengan meninggalkan segala bentuk

pertikaian, pertentangan, caci maki antar sesama dan juga saling menjelekkan. Semoga dengan adanya peristiwa ini, umat Islam menyadari bahwa mereka punya lawan lebih besar, tantangan lebih keras, masalah yang lebih penting dari semua keretakan yang ada.

Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, tetapi Allah menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang non muslim membencinya.

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ahmad Sarwat, Lc. 


Syiah Iran produksi film Nabi Muhammad, Diprotes Para Ulama Islam

Syiah Iran berencana untuk merilis sebuah film tentang kehidupan Nabi Muhammad (shalallahu ‘alaihi wa sallam), mendapat penentangan dari para Ulama Islam.

Iran telah disibukkan dengan produksi film yang biayanya mencapai 30 juta dolar itu yang menggambarkan tentang kehidupan Rasululullah Muhammad (shalallahu ‘alaihi wa sallam) sejak masih kecil hingga diangkat menjadi rasul.

Film itu berjudul “Muhammad (S)”, yang menceritakan tiga tahap kehidupan Nabi, yaitu saat masa kanak-kanak, setelah menerima wahyu dan menyebarkan Islam.

Para Ulama Islam memperingatkan bahwa penggambaran sosok Nabi Muhammad (shalallahu ‘alaihi wa sallam) melanggar prinsip-prinsip Islam.

“Ini adalah tanggung jawab Tehran untuk menghentikan tindakan seperti itu, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah islam, terjadi di wilayahnya,” kata Organisasi Ulama Islam Internasional, yang berafiliasi pada Liga Muslim Dunia (MWL) yang berbasis di Makkah, dikutip Saudi Gazette pada Selasa (19/2/2013).

Terkait haramnya penggambaran sosok Nabi Muhammad (shalallahu ‘alaihi wa sallam) Ulama mengatakan, ”Ini adalah pandangan bulat yang disepakati oleh para Ulama Islam, para pakar dalam ilmu hukum dan badan-badan yang mewakilinya.”

“MWL telah melakukan studi otentik terkait isu pembuatan film Nabi (shalaallahu ‘alaihi wa sallam) ini dan para sahabat beliau sekitar 40 tahun lalu dan menyimpulkan bahwa ini (penggambaran sosok mereka -red) tidak diperbolehkan.”

Rencana merilis film Iran ini juga mengundang penentangan dari Al-Azhar, lembaga pendidikan Islam tersohor di Dunia Islam.

“Kami meminta Iran menahan diri dari merilis film ini,” kata Imam Besar Al-Azhar Ahmad Al-Thayyib dalam sebuah pernyataan.

Para Ulama Islam terdahulu maupun sekarang sepakat bahwa menggambarkan sosok Nabi Muhammad (shalallahu ‘alaihi wa sallam) dalam bentuk gambar atau peran dalam film adalah haram.

“Para Nabi dan Rasul, serta para sahabat yang dihormati, tidak seharusnya digambarkan dalam bentuk seni apapun dengan maksud untuk memelihara dan menghormati kesucian mereka,” kata Ulama Al-Azhar Hassan Al-Syafe’i.

“Film ini akan menyebabkan keretakan dan fitnah di Dunia Islam.” [arrahmah/www.al-khilafah.org]


Kenapa Syiah Mengambarkan/Mengkhayalkan  Nabi Muhammad Saw?

Kenapa Syiah mengambarkan Nabi Muhammad Saw, padahal sewaktu nabi Muhammad dihujat oleh Salman Rushdie, pemimpin Revolusi Iran Ayatullah Ruhallah Khomeini memberi fatwa disebarkan lewat radio Ibu Kota Teheran. Dia menawarkan hadiah bagi mereka mau membunuh Rushdie. Harga kepala penulis itu mencapai Rp 31,4 miliar.  Adakah larangan melukis gambar Nabi SAW itu haram secara total? Saya sedikit keliru karena saya pernah melihat lukisan gambar Nabi SAW memberi khutbah yang dilukis sekitar zaman Turki Uthmaniyyah. Adakah larangan ini buat lukisan gambar Nabi Muhammad saja? Bagaimana dengan nabi-nabi sebelumnya seperti Nabi Isa, Nabi Musa dan lain-lain. Suatu ketika dulu, satu filem kartun tentang Nabi Musa (Prince of Egypt) telah diterbitkan. Soalan saya, bolehkah kita umat Islam membuat filem yang serupa tentang Nabi Musa ataupun nabi-nabi lain?

Nabi Muhammad SAW Dalam khayalan Syiah

Jawaban 1 : 

Keharaman untuk menggambar nabi Muhammad SAW dan juga nabi-nabi yang lain, oleh para ulama ditetapkan berdasarkan kemustahilan untuk memastikan bahwa gambar itu benar-benar yang sebenarnya. Mengingat tidak ada satu orang pun orang di dunia ini yang tahu wajah para nabi. Karena tidak satu pun yang saat para nabi itu hidup yang hingga sekarang ini masih hidup.

Semua lukisan dan gambar tentang para nabi itu 100% bukan wajah mereka. Dan menurut para ulama, kalau pun gambar-gambar itu dilukis, sama sekali bukan gambar nabi, melainkan hayal dan imajinasi pelukisnya.

Seandainya yang digambar itu hanya orang biasa yang bukan nabi, mungkin masalahnya tidak serumit kalau yang digambar itu nabi. Menggambar atau melukis wajah seorang nabi adalah sebuah kerumitan tersendiri dari segi hukum. Mungkin anda bertanya, mengapa harus jadi rumit? Bukannah tujuan menggambar nabi itu baik, yaitu agar lebih mendekatkan kita kepada sosok nabi itu?

Ya, masalahnya menjadi rumit lantaran seorang nabi adalah pembawa risalah resmi dari Allah. Maka bukan hanya pembicaraannya saja yang jadi ukuran, tetapi semua tindak tanduk dan bahkan hingga masalah wajah dan potongan tubuhnya, adalah bagian utuh dari risalah itu.

Penggambaran wajah dan tubuh seorang nabi, sedikit banyak sangat berpengaruh kepada esensi syariat yang disampaikannya. Mengingat di kemudian hari setelah wafatnya para nabi itu, banyak orang yang berdusta tentang nabi. Baik dusta tentang perkataannya, perbuatannya, taqrirnya (sikap), termasuk berbohong tentang kondisi pisiknya.

Dan perbuatan berbohong atas apa yang apa yang dibawa oleh seorang nabi merupakan dosa yang amat serius. Ancamannya tidak tanggung-tanggung, yaitu kedudukan di dalam neraka.

"Siapa yang berbohong tentang aku secara sengaja, maka hendaklah dia menyiapkan tempatnya di neraka". (HR Bukhari Muslim)

Dengan berdasarkan hadits ini, maka para ulama sepakat untuk mengharamkan gambar nabi Muhammad SAW, juga gambar para nabi yang lain. Mengingattidak ada seorang pun manusia yang hidup di zaman ini yang pernah melihat wajah nabi Muhammad SAW dan juga nabi lainnya. Dari mana lukisan nabi itu didapat, kalau bukan dari hayal dan imajinasi? Hayal dan imajinasi pada hakikatnya adalah kebohongan, meski niatnya mungkin baik.

Kita bisa simpulkan bahwa haramnya menggambar wajah seorang nabi, bukan semata-mata karena ditakutkan bahwa gambar akan menghina nabi, melainkan masalah keaslian dan kejujuran gambar itu sendiri. Bahwa tidak ada kebenaran dalam gambar itu dan gambar itu bukan gambar nabi.

Seharusnya masalah ini juga berlaku buat para shahabat nabi, para tabi'in dan atba'ut tabiin. Mengingat keagungan dan ketinggian kedudukan mereka dalam agama ini.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc  

Jawaban 2 :  

Sebenarnya untuk seni rupa sendiri di Islam merupakan suatu ibadah bagi pemeluknya. untuk bermunajah, mengagumi ciptaannya. ini dapat dilihat dengan majunya arsitek-arsitek, kaligrafi, bahkan lukisan sekali pun. karena dalam sejarah Islam sendiri telah banyak melahirkan pelukis-pelukis terkenal bahkan sampai saat ini.

Kenapa Nabi Muhammad Salallahualaihi Wasalam. melarang umatnya melukis beliau?

ini dikarenakan agar "sejarah tidak terulang" untuk yang kesekian kalinya yang mungkin akan menimpa umatnya sehingga menjadi sesat. apakah itu? seperti yang banyak kita ketahui.

Sebagai contoh umat kristiani yang menggambar Isa Alaihisalam (Yesus). pada mulanya mereka berniat hanya mengagumi dan mengenang kemuliaan, kebijaksanaan, dan kehebatan beliau. namun pada akhirnya umatnya tersebut terjerumus dengan mengagung-agungkan dan menyembah beliau dan men-Tuhan-kan beliau dengan berbagai alasan bahwa beliau anak tuhan.

Katakanlah bahwa : Allah itu satu, tak beranak dan tak diperanakan,dan tak ada sesuatu apapun (dijagadraya ini) yang serupa dengan-Nya.

Contoh lainnya adalah Sidartha Budha Gautama. menurut beberapa pakar Islam beliau merupakan salah satu nabi disamping 25 nabi dan rasul yg wajib diketahui. (dalam Islam nabi dan rasul yang ada mencapai ribuan orang dan bahkan lebih). Namun karena Budha hanya seorang nabi dan bukan Rasul. maka ajaran ketauhidan yang didapat dari Allah hanya untuk dia sendiri dan beberapa pengikutnya.dan karena kearifan, kewelasasihan, dan kemuliaannya. banyak orang membuat patung-patungnya untuk diletakan dirumah mereka yg pada mulanya untuk mengenang kemuliaan beliau. sehingga akhirnya mereka pun tersesat dengan men-Tuhan-kan beliau.

Dan konon patung-patung dewa yang banyak disembah (dalam Islam kami menyebutnya "Berhala") merupakan gambaran dari tokoh-tokoh arif dan bijaksana zaman dulu. mungkin bahkan para nabi-nabi itu sendiri, bahkan Ibrahim Alaihisalam (Abraham) kala itu menghancurkan patung-patung berhala (dewa-dewa) dan mengajak umatnya kembali ke jalan Allah Azzawajala yang kemudian berhasil membawa orang tuanya yang tersesat kembali kejalan Allah Azzawajala.


Oleh sebab itu lah, mengapa Rosulullah Muhammad Salallahualaihi Wasalam melarang umatnya melukis wajah dan rupanya yg menawan dan mulia itu. walaupun para sahabat dan pengikut beliau begitu mencintai dan mendambakan beliau. bahkan ketika beliau akan wafat beliau masih mengingatkan mereka. maka sampai saat ini pun umat Islam yang dirahmati oleh Allah Subhanahui Wala'ala (Islam Rahmatan Lil 'Alamin) tak ada satupun yang men-Tuhan-kan beliau rasul kami tercinta.

Rupanya sejak awal sampai sekarang memang ada kesepakatan bahwa fisik Rasulullah itu tidak boleh (bahasa normatifnya haram) digambar dan/atau dipatungkan. Pertimbangan logika yang sering dikemukakan adalah karena khawatir gambar, lukisan, atau patung beliau akan diperlakukan sebagai berhala, yang akan disembah oleh umat Islam. Selain itu, bukankah Nabi Muhammad sendiri memimpin penghancuran 360 patung yang terdapat di Ka’bah? Padahal konon, di antara patung-patung itu terdapat patung Nabi Ibrahim dan Ismail, yang merupakan bapak moyang beliau sendiri! Mengapa beliau tidak cenderung memuseumkan benda-benda peninggalan sejarah itu?

Rupanya di situlah, mungkin, perbedaan seorang nabi dengan para ahli sejarah. Bila para ahli sejarah cenderung mengumpulkan bukti-bukti fisik sebagai sarana analisis kebenaran kejadian sejarah, seorang nabi lebih mementingkan keselamatan risalah (= thesis) yang dibawanya dan umatnya. ‘Kebetulan’ dalam sistem kepercayaan orang Islam, risalah Nabi Ibrahim, Ismail, dan Muhammad dianggap ’sama’. juga, melestarikan risalah Ibrahim dan Ismail bagi Muhammad adalah lebih penting dibandingkan dengan mengamankan bukti-bukti sejarah yang berupa patung-patung mereka, yang terbukti telah melahirkan ekses berupa pemujaan yang menyimpang itu. Tapi ingatlah bagaimana Nabi Muhammad mendepak patung-patung peninggalan Arab jahiliah itu sambil ‘mengadopsi’ ritual haji mereka menjadi bagian penting dari Rukun Islam. Mengapa? Karena, rupanya, ibadah haji itu sama sekali bukan milik Arab jahiliah tapi justru merupakan warisan Ibrahim dan Ismail, yang tujuannya telah mereka simpangkan, meski bentuk ritusnya masih dipertahankan. Anda bisa menemukan keterangan tentang hal itu dalam Al-Quran. Sebuah Hadits Qudsi bahkan mengungkapkan bahwa ritual haji itu juga dilakukan oleh Nabi Adam.

Peristiwa penghancuran patung-patung yang pernah dilestarikan dan dipuja di Ka’bah hanyalah sebuah contoh. Tapi dari contoh itulah bisa ditegakkan sebuah logika bahwa melukis atau mematungkan nabi memang tidak dibenarkan dalam Islam, baik demi kepentingan sejarah atau pun untuk tujuan seni belaka. Hal itu ‘diundangkan’ bukan karena fisik nabi dianggap sakral, tapi karena fisik seorang nabi sama sekali terpisah dari misinya; sementara kebanyakan manusia – apalagi yang dimabuk cinta buta – sering tidak mampu memilah. Bahkan kita – karena kurang kedewasaan, mungkin – sering terjebak dalam pesona keindahan lahiriah yang sebenarnya rapuh dan  fana.

Al-Qurãn sendiri memang tidak memuat larangan itu secara langsung. Tapi jelas di situ bahkan ada larangan mengklaim Nabi Muhammad sebagai pusat keturunan. Misalnya seperti yang tersirat dari  Surat Al-Ahzab ayat 40 : “Muhammad itu bukan (untuk diklaim sebagai) bapak seorang lelaki di antara kalian. Dia hanyalah seorang rasul, yakni penutup dari para nabi.”

Karena beliau ‘hanya’ seorang rasul, yang akhlaknya (kepribadiannya) merupakan hasil dari didikan Allah sendiri, menurus sebuah Hadits, maka satu-satunya yang layak diketengahkan adalah misinya untuk ‘menularkan’ pendidikan ahklak itu. Dan untuk itu, umat Islam sama sekali tidak membutuhkan sebuah gambar atau patung yang diusahakan semata-mata untuk merekonstruksi sebentuk tubuh, yang secara keseluruhan pastilah tidak berbeda dari kita semua.
Sehingga kami tidak tersesat seperti umat-umat terdahulu yang menjadikan nabinya sendiri Tuhan.


Dedengkot JIL Ulil Abshar Abdalla Sesatkan Umat Islam Menggambar Bentuk Fisik Nabi Muhammad SAW Hukumnya Boleh


Jakarta – Ini betul-betul menjadi pekerjaan rumah (PR) lagi bagi para Kiyai sepuh di organisasi Nahdhatul Ulama (NU). Pasalnya, dedengkot Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla yang menyusup sebagai kader NU, lagi-lagi mencoreng nama harum organisasi yang didirikan oleh Hadharotus Syeikh KH Hasyim Asy’ari tersebut dengan menyebarkan fitnah ijtihadi yang menyesatkan umat Islam bahwa seolah-olah perbuatan menggambar bentuk fisik Nabi Muhammad SAW hukumnya boleh. Dengan berpendapat begitu, Ulil telah berbuat ingkar (kufur) terhadap hadits-hadits sahih tentang larangan Allah SWT menggambar makhluk bernyawa, apalagi menggambar bentuk fisik Rasulullah SAW, makhluk yang paling dimuliakan oleh Allah SWT dan seluruh malaikat.

Ulil nampaknya tidak akan pernah berhenti menghina Islam dan melukai perasaan umat Islam. Seperti yang sudah sering diperbuat olehnya, kali ini ia berulah menyebarkan ‘fitnah ijtihadi’ (fitnah berdasarkan kedunguan pendapat pribadinya) di jejaring sosial Twitter yang menyesatkan umat Islam karena ia mengatakan tidak ada hukum Islam yang melarang menggambar bentuk fisik Nabi Muhammad SAW. Karena menurut Ulil, larangan menggambar Nabi Muhammad SAW hanyalah sebuah dogma yang sudah usang. “Larangan menggambar Nabi Muhammad itu menurut saya dogma yg sudah usang.” celoteh Ulil di akun Twitternya (24/5/2012).


Ulil, kader NU yang sekarang menyusup pula sebagai fungsionaris Partai Demokrat tersebut berpendapat, gambar-gambar Nabi Muhammad SAW sebagai hal yang tidak perlu diributkan. Umat Islam, menurutnya, tidak perlu bereaksi mempermasalahkan hal itu, seolah masalah tersebut adalah sesuatu yang halal dan biasa-biasa saja. Menurutnya, mempersoalkan gambar Nabi Muhammad SAW hanyalah hal yang sia-sia saja. ”Ngga ada gunanya umat Muslim ribut, bahkan di beberapa negara sampai demo gede-gedeaan, gara-gara Nabi Muhammad digambar,” kicau Ulil lagi di akun Twitternya.


Yang paling parah, mantan kandidat Ketua Umum PBNU ini bahkan menafikan dalil syar’i, yang melarang menggambar sosok Nabi Muhammad SAW, “Apa alasannya Nabi Muhammad ngga boleh digambar? Takut beliau disembah? Siapa yg mau nyembah gambar? Pakai otak dong!” hasudnya lagi dengan tulisan yang bernada sangat provokatif.

Padahal umat Islam di seluruh dunia sangat marah dan melakukan demo besar-besaran di berbagai negara, karena musuh-musuh Islam telah menggambarkan fisik Nabi Muhammad dengan berbagai macam bentuk penampilan yang sangat luar biasa menghinanya terhadap diri Beliau. Untuk dicatat, semua itu dilakukan dengan dalih kebebasan HAM, kebebasan berkreasi dan kebebasan berekspresi. Musuh-musuh Islam tersebut dan antek-antek LIBERAL, SEPILIS DAN FREEMANSON yang menyusup pada Islam, pendukungnya berpura-pura lupa bahwa demi kebebasan HAM, berkreasi dan berekspresi  yang mereka jadikan alasan itu, dalam konteks masalah ini justru melanggar HAM milik kelompok lain, dalam ini mencederai Hak Asasi umat Islam dan menodai kesucian syariat Islam.

Berikut ini beberapa komentar Ulil di Twitter yang mencoba merusak hukum Islam tentang larangan menggambar Nabi Muhammada SAW:

“Ada yang tanya : apa anda pernah lihat Nabi Muhammad kok bisa menggambarnya? Apa gambaran harus persis? Kaidah dari mana itu? Walaupun tak digambarkan secara visuil, sebetulnya Nabi Muhammad sudah digambarkan secara verbal di buku-buku sirah. Ciri-ciri fisiknya lengkap - Baca Tarikh Tabari, ada bab khusus soal ciri-ciri fisik Nabi, digambarkan dengan detil. Itu juga penggambaran juga. - Ndak ada gunanya umat Islam ribut soal Nabi Muhammad digambar. Dlm sejarah Islam klasik, sudah sering Nabi digambar. Baca sejarah dong! - Lagi pula, saya baca argumen ulama ttg larangan menggambar Nabi, tak ada argumen yg meyakinkan. - Masak agama sudah berumur 1400 tahun lebih, umatnya masih takut gambar akan disembah? Lalu ke mana dakwah selama ini? Tak ada pengaruhnya?”

Dengan berkata begitu, jelas sekali Ulil telah berpihak kepada musuh-musuh Islam, dan rela Nabi Muhammad dihina dan dilecehkan dalam aneka macam bentuk gambar dengan postur-postur menghina yang dibuat oleh para musuh Islam, sebab menurutnya umat Islam tidak perlu takut Nabinya digambar. Tidak mengherankan, karena pendapat itu muncul dari kesesatan seorang berhaluan SEPILIS.

Diduga Ulil membahas masalah ini untuk merespon isu yang sedang hangat terkait Lomba Menggambar Nabi Muhammad Tingkat Internasional yang sedang berlangsung melalui Twitter, disamping juga terkait peredaran buku pelajaran sekolah yang memuat ilustrasi gambar Nabi Muhammad SAW di sejumlah sekolah di kota Solo.

Berikut ini adalah hanya sekedar contoh beberapa saja dari sekian banyak gambar Nabi Muhammad yang sempat beredar di dunia maya, yang sengaja oleh para musuh Islam digambarkan dengan postur-postur dan komentar-komentar menghina Beliau. (Redaktur KabarNet memohon ampun kepada Allah SWT, dan mohon maaf kepada umat Islam karena memuat gambar-gambar tersebut. Niat kami tiada lain hanya ingin menunjukkan betapa buruk dan kejinya akibat yang disebabkan oleh pandangan sesat sebagian orang yang memiliki agenda terselubung yang dikemas dengan dalih membela HAM dalam kebebasan berkreasi dan berekspresi, dan hal itu malah didukung oleh Ulil).

Ulil mengatakan: ”Ngga ada gunanya umat Muslim ribut, bahkan di beberapa negara sampai demo gede2an, gara2 Nabi Muhammad digambar,” . Faktanya, gambar-gambar di bawah ini hanyalah sebagian kecil saja dari ribuan gambar penghinaan terhadap figur Nabi Muhammad SAW yang beredar di seluruh dunia dan diributkan/diprotes oleh umat Islam. Apakah gambar-gambar berikut ini yang dianggap oleh Ulil tidak menghina sehingga oleh karenanya tidak perlu diributkan dan didemo oleh umat Islam?

Apakah Ulil ingin mengatakan bahwa gambar-gambar penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW di bawah ini harus dibiarkan dan disikapi biasa-biasa saja oleh umat Islam, sehingga oleh karenanya tidak perlu diributkan dan didemo?

Sebagai umat yang dituntut untuk taat kepada ajaran agamanya, maka pegangan umat Islam adalah Al Qur’an dan Hadits-Hadits Rasulullah SAW, serta bimbingan para Sahabat Nabi, Ulama Tabi’in dan Tabiut’ Tabiin. Itulah yang menjadi pegangan umat Islam melalui tuntunan para ulama salaf (ulama terdahulu) yang secara turun temurun (dari bapak ke anak, atau dari guru ke murid) kitab-kitabnya terus menerus dijadikan pegangan oleh umat Islam, dan tidak pernah berubah sampai sekarang ini.


Hukum Islam Tentang Haramnya Menggambar Makhluk Bernyawa

Rasulullah SAW berulang kali bersabda melalui lisan suci Beliau yang dalam berucap selalu dibimbing oleh Allah SWT, tentang larangan Allah SWT menggambar makhluk bernyawa secara utuh.

Hadits-hadits sahih yang melarang menggambar makhluk bernyawa sangat banyak, ada beberapa lafazh yang diriwayatkan oleh beberapa sahabat sehingga dianggap sebagai beberapa hadits. Berikut ini hanya sebagian saja di antaranya:

نَهَى رسول الله صلى الله عليه وسلم عَنِ الصُّوَرِ فِي الْبَيْتِ وَنَهَى أَنْ يَصْنَعَ ذَلِكَ

1. Hadits Jabir radhiallahu anhu dia berkata:

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang adanya gambar di dalam rumah dan beliau melarang untuk membuat gambar.” (HR. At-Tirmizi no. 1671 dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”)

2. Hadits Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya:

أَنْ لاَ تَدَعْ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْرًا مُشْرَفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
ِ

“Jangan kamu membiarkan ada gambar kecuali kamu hapus dan tidak pula kubur yang ditinggikan kecuali engkau meratakannya.” (HR. Muslim no. 969) Dalam riwayat An-Nasai, “Dan tidak pula gambar di dalam rumah kecuali kamu hapus.”

3. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma beliau berkata:

ِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا رَأَى الصُّوَرَ فِي الْبَيْتِ يَعْنِي الْكَعْبَةَ لَمْ يَدْخُلْ وَأَمَرَ بِهَا فَمُحِيَتْ وَرَأَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ عَلَيْهِمَا السَّلَام بِأَيْدِيهِمَا الْأَزْلَامُ فَقَالَ قَاتَلَهُمْ اللَّهُ وَاللَّهِ مَا اسْتَقْسَمَا بِالْأَزْلَامِ قَطُّ

“Bahwa tatkala Nabi melihat gambar di (dinding) Ka’bah, beliau tidak masuk ke dalamnya dan beliau memerintahkan agar semua gambar itu dihapus. Beliau melihat gambar Nabi Ibrahim dan Ismail alaihimasssalam tengah memegang anak panah (untuk mengundi nasib), maka beliau bersabda, “Semoga Allah membinasakan mereka, demi Allah keduanya tidak pernah mengundi nasib dengan anak panah sekalipun. “ (HR. Ahmad no. 3276)

4. Sayyidatina Aisyah radhiallahu anha berkata: Rasulullah masuk ke rumahku sementara saya baru saja menutup rumahku dengan tirai yang padanya terdapat gambar-gambar. Tatkala beliau melihatnya, maka wajah beliau berubah (marah) lalu menarik menarik tirai tersebut sampai putus. Lalu beliau bersabda:

ِ إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُشَبِّهُونَ بِخَلْقِ اللَّهِ

“Sesungguhnya manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah mereka yang menyerupakan makhluk Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 5954 dan Muslim no. 5525)

Dan ini adalah lafazhnya dalam riwayat Imam Muslim:

ِ أَنَّهَا نَصَبَتْ سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَنَزَعَهُ ، قَالَتْ : فَقَطَعْتُهُ وِسَادَتَيْنِ

“Dia (Sayyidatina Aisyah r.a.) memasang tirai yang padanya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah SAW masuk lalu mencabutnya. Dia berkata, “Maka saya memotong tirai tersebut lalu saya membuat dua bantal darinya.”

5. Dari Sayyidina Ali karamallahu wajhah beliau berkata:

ِ صَنَعْتُ طَعَامًا فَدَعَوْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَجَاءَ فَدَخَلَ فَرَأَى سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَخَرَجَ . وَقَالَ : إِنَّ الْمَلائِكَةَ لا تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ

“Saya membuat makanan lalu mengundang Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk datang. Ketika beliau datang dan masuk ke dalam rumah, beliau melihat ada tirai yang bergambar, maka beliau segera keluar seraya bersabda, “Sesungguhnya para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5256)

6. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:

اسْتَأْذَنَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلام عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : « ادْخُلْ » . فَقَالَ : « كَيْفَ أَدْخُلُ وَفِي بَيْتِكَ سِتْرٌ فِيهِ تَصَاوِيرُ فَإِمَّا أَنْ تُقْطَعَ رُؤوسُهَا أَوْ تُجْعَلَ بِسَاطًا يُوطَأُ فَإِنَّا مَعْشَرَ الْمَلائِكَةِ لا نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ

“(Malaikat) Jibril alaihissalam meminta izin kepada Nabi maka Nabi bersabda, “Masuklah.” Lalu Jibril menjawab, “Bagaimana saya mau masuk sementara di dalam rumahmu ada tirai yang bergambar. Sebaiknya kamu menghilangkan bagian kepala-kepalanya atau kamu menjadikannya sebagai alas yang dipakai berbaring, karena kami para malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5270).

Mirip dengan hadit ini dari hadits Sayidatina Aisyah r.a. riwayat Imam Muslim, hadits Ibnu Umar riwayat Al-Bukhari, dan hadits-hadits lainnya.

7. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

لا تَدْخُلُ الْمَلائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ أَوْ تَصَاوِيرُ


“Para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Imam Muslim no. 5545)

8. Dari Abu Juhaifah radhiallahu anhu dia berkata:

أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم لَعَنَ الْمُصَوِّرَ
ِ

“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam melaknat penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5962)

9. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ِيَخْرُجُ عُنُقٌ مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَهُ عَيْنَانِ تبْصِرُان وَأُذُنَانِ تسْمَعُان ، وَلِسَانٌ يَنْطِقُ يَقُولُ : إِنِّي وُكِّلْتُ بِثَلاثَةٍ بِكُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ وَبِكُلِّ مَنْ ادَّعَى مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَالْمُصَوِّرِينَ

“Akan keluar sebuah leher dari neraka pada hari kiamat, dia mempunyai 2 mata yang melihat, 2 telinga yang mendengar, dan lisan yang berbicara. Dia berkata, “Saya diberikan perwakilan (untuk menyiksa) tiga (kelompok): Semua yang keras kepala lagi penentang, semua yang beribadah bersama Allah sembahan yang lain dan para penggambar”. (HR. At-Tirmizi no. 2574 dan dinyatakan shahih oleh Muhammad Nasiruddin Al-Albani).

10. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ِ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي فَلْيَخْلُقُوا بَعُوضَةً أَوْ لِيَخْلُقُوا ذَرَّةً

“Allah Azza wa Jalla berfirman, “Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang berkehendak mencipta seperti ciptaan-Ku. Kenapa mereka tidak menciptakan lalat atau kenapa mereka tidak menciptakan semut kecil (jika mereka memang mampu)?!” (HR. Al-Bukhari no. 5953, Imam Muslim no. 2111, Imam Ahmad bin Hanbal, dan ini adalah lafazhnya)

11. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

ِ إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ

“Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5950 dan Imam Muslim no. 2109).

12. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ِ إِنَّ الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ

“Sesungguhnya mereka yang membuat gambar-gambar akan disiksa pada hari kiamat. Akan dikatakan kepada mereka, “Hidupkanlah apa yang kalian ciptakan.” (HR. Al-Bukhari no. 5961 dan Imam Muslim no. 5535).

13. Dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَوَّرَ صُورَةً فِي الدُّنْيَا كُلِّفَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنْ يَنْفُخَ فِيهَا الرُّوحَ وَلَيْسَ بِنَافِخٍ
ِ
“Siapa saja yang menggambar suatu gambar di dunia maka pada hari kiamat dia akan dibebankan untuk meniupkan roh ke dalamnya padahal dia tidak akan sanggup meniupkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5963 dan Imam Muslim no. 5541).
Yang Terlarang Hanyalah Gambar Makhluk Bernyawa

Sebagian besar hadits-hadits di atas larangannya bersifat umum mencakup semua jenis gambar. Hanya saja sebagian hadits lainnya memberikan pembatasan bahwa yang terlarang di sini hanyalah menggambar gambar makhluk yang bernyawa.

Di antara hadits-hadits yang memberikan pembatasan ini adalah: a. Hadits no. 6 dari Abu Hurairah radhiallahu anhu. Sisi pendalilannya bahwa Malaikat Jibril menganjurkan agar bagian kepala dari gambar tersebut dihilangkan, barulah beliau (Malaikat Jibril) akan masuk ke dalam rumah. Ini menunjukkan larangan hanya berlaku pada gambar yang bernyawa karena gambar orang tanpa kepala tidaklah bisa dikatakan bernyawa lagi.

b. Hadits no. 12 dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma. Sisi pendalilannya bahwa Allah SWT menyuruh untuk menghidupkan gambar yang digambar oleh si pelukis. Ini menunjukkan bahwa yang terlarang hanyalah gambar makhluk yang bisa hidup (bernyawa).

c. Hadits setelahnya pada no. 13 dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu. Sisi pendalilannya bahwa para penggambar/pelukis diperintahkan untuk meniupkan roh pada gambarnya, maka ini menunjukkan tidak mengapa menggambar gambar makhluk yang tidak memiliki roh/nyawa.

d. Menguatkan hadits no. 6 di atas, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ِ اَلصُّوْرَةٌ الرَّأْسُ ، فَإِذَا قُطِعَ فَلاَ صُوْرَةٌ

“Gambar itu adalah kepala, jika kepalanya dihilangkan maka tidak ada lagi gambar.” (HR. Al-Baihaqi: 7/270 dan dinyatakan shahih oleh Muhammad Nasiruddin Al-Albani).

e. Sebagai tambahan juga ada dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma beliau berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ِ كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ, يُجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسٌ يُعَذَّبُ بِهَا فِي جَهَنَّمَ

“Setiap penggambar berada dalam neraka, setiap gambar yang dia telah gambar akan diberikan jiwa (dihidupkan oleh Allah) yang dengan gambar itu dia akan disiksa di dalam Jahannam.”

Lalu Ibnu Abbas berkata, “Jika kamu harus untuk menggambar maka gambarlah pohon dan apa saja yang tidak mempunyai nyawa.” (HR. Al-Bukhari no. 2225 dan Imam Muslim no. 5540).

Hadits-hadits tersebut di atas secara jelas dan gamblang menunjukkan larangan Allah SWT menggambar makhluk bernyawa, lalu atas dasar apa Ulil mengatakan hal itu sebagai DOGMA USANG, dan membolehkan menggambar bentuk fisik Nabi Muhammad SAW, sedangkan Allah SWT melalui lisan suci Rasulullah SAW telah dengan tegas melarang menggambar makhluk bernyawa? – Kalau dalam hadits-hadits tersebut di atas Allah SWT telah dengan tegas melarang menggambar makhluk bernyawa, lalu apa hukumnya menggambar Nabi Muhammad SAW? – Apakah Ulil menganggap Nabi Muhammad SAW sebagai benda mati dan bukan makhluk hidup yang bernyawa sehingga oleh karenanya boleh digambar dan dihina seenak udel dan imajinasi pelukisnya?

Tinjauan secara Logika

Fakta tidak adanya gambar Nabi Muhammad SAW dari sejak beliau dilahirkan sampai dengan sekarang adalah suatu bukti nyata adanya larangan tentang hal itu dengan merujuk kepada hadits-hadits tersebut di atas. Sebab, seandainya hal itu diperbolehkan, tentunya para Sahabat yang hidup sejaman dengan Rasululah SAW sudah melukis/menggambar bentuk fisik Beliau dan mengabadikannya.
Tinjauan dari sudut Penghormatan / Tata-krama / Adab kepada Nabi Muhammad SAW

Disamping itu, keharaman menggambar bentuk fisik Nabi Muhammad SAW adalah sebagai wujud penghormatan/tata-krama/adab umat Islam kepada Beliau, disamping juga sebagai ketaatan kepada perintah Allah SWT yang tertulis dalam hadits-hadits tersebut di atas.

Karena kalau menggambar bentuk fisik Nabi Muhammad SAW dibolehkan (tidak haram), lalu bagaimanakah orang menggambarkannya sedangkan tak seorangpun pada jaman ini pernah bertemu dengan Beliau?  Tentunya orang yang berbuat hal itu berarti ia telah berbohong tentang Nabi Muhammad. Yakni, ia menggambar bentuk fisik Nabi Muhammad padahal dirinya tidak pernah melihat Beliau. Orang-orang yang berbohong dan mengaitkan kebohongannya kepada Rasulullah SAW (menggambar bentuk fisik Nabi Muhammad padahal tidak pernah tahu bagaimana rupa Beliau) dan para pendukung ide tersebut semacam Ulil telah diancam oleh Allah SWT akan menjadi penghuni neraka berdasarkan hadits sahih dengan sanad lengkap yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori r.a dan Imam Muslim r.a di bawah ini: ‏ ‏

ِ حدثنا ‏ ‏محمد بن عبيد الغبري ‏ ‏حدثنا ‏ ‏أبو عوانة ‏ ‏عن ‏ ‏أبي حصين ‏ ‏عن ‏ ‏أبي صالح ‏ ‏عن ‏ ‏أبي هريرة ‏ ‏قال: ‏
‏قال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم: ‏ “‏من كذب علي متعمدا ‏ ‏فليتبوأ ‏ ‏مقعده من النار”

Telah berkata kepada kami Muhammad bin Ubaid Al-Ghaburi, berkata kepada kami Abu Awanah, dari Abi Hushain, dari Abi Sholeh, dari Abi Hurairah r.a., ia berkata. Telah bersabda Rasulullah SAW : ”Barang siapa yang berdusta atasku dengan sengaja, MAKA HENDAKLAH IA MENGAMBIL TEMPAT DUDUKNYA (YAKNI TEMPAT TINGGALNYA) DI NERAKA”.

Hadits shahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari (1/36) dan Imam Muslim (1/8).

Dalam hal penghormatan/tata-krama/adab kepada diri Rasululah SAW, maka sikap hormat dengan tidak menggambar bentuk fisik Beliau menjadi sangat penting disamping kewajiban taat kepada larangan Allah untuk tidak menggambar makhluk bernyawa sebagaimana diantaranya tertulis dalam banyak hadits di atas. Karena kalau hal itu diperbolehkan (tidak perlu diributkan seperti kata Ulil), maka yang akan terjadi adalah… setiap orang akan bebas menggambar bentuk fisik Nabi Muhammad SAW berdasarkan keliaran imajinasi masing-masing. Maaf-maaf, mungkin ada yang menggambarkannya menyerupai SBY, mendekati wajah Ruhut Sitompul, mirip Adnan Buyung, serupa dengan Alm.Gus Dur dan sebagainya. Yakni atas dasar kebebasan HAM dalam berkreasi dan berekspresi maka semua orang bebas menggambar bentuk fisik Nabi Muhammad SAW sesuai keliaran imajinasi masing-masing. Lalu dimanakah penghormatan/tata-krama/adab kita sebagai umat Islam kepada Ahsanul Khaliqin, manusia paling sempurna dan paling suci yang pernah diciptakan Allah SWT?  Itukah yang diinginkan oleh Ulil?

Bagi para Kiyai sepuh Hadharotul Ulamaa’ panutan warga NU dan pembimbing umat Islam, ditangan Anda sekalian ada tanggung jawab berat dihadapan Allah SWT untuk membersihkan tubuh organisasi NU yang sama-sama kita cintai dari oknum-oknum bejat liberalis yang senantiasa menyebarkan pemikiran sesat dan menyesatkan seperti Ulil beserta kelompok sesat pendukungnya.

Himbauan kepada para Kiyai sepuh NU tersebut adalah atas dasar karena Ulil Sang Penista ajaran Islam ini adalah seorang ‘Kader NU’. Keikutsertaan Ulil yang dikenal sebagai dedengkot JIL dalam ajang pemilihan Ketua Umum PBNU periode 2010-2015 yang lalu di Makassar, adalah suatu bukti nyata tak terbantahkan oleh siapapun bahwa memang betul di dalam tubuh NU sudah disusupi elemen-elemen liberal pro pemahaman SEPILIS yang senantiasa menebar racun dan virus pemikiran liberal untuk merusak aqidah Islam dan menyesatkan umat. (Dokumentasi bukti keikutsertaan Koordinator JIL Ulil Abshar Abdalla dalam pemilihan Ketua Umum PBNU periode 2010-2015. Klik disini dan Klik disini). [KbrNet/Slm/Adl]
______________________________________________________

Catatan: Sejujurnya, Penulis sangat terpaksa menyebut nama “Ulil Abshar Abdalla”. Karena nama yang sedemikian bermakna baik seharusnya disandang oleh orang yang berlakuan baik pula. Namun sayang sekali, dalam kenyataannya nama tersebut sangat tidak pantas disandang oleh seorang yang selalu menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW, merusak makna tafsir Al-Qur’an dan menghancurkan Islam. Di dalam berbagai literatur Islam, para ulama salaf tercatat sering kali mengganti nama musuh-musuh Islam dengan nama/julukan lain sesuai kejahatan yang diperbuatnya. Adapun julukan AL-ASHROM oleh ahli sejarah Islam ditulis dengan sebutan Raja Abraha ‘Al-Ashrom’ yang berencana ingin menghancurkan Ka’bah, namun akhirnya dibinasakan oleh Allah SWT.

Al-Ashrom dalam bahasa arab bermakna yang terkikis/terkupas. Raja Abraha diberi julukan Al-Ashrom karena wajahnya terkikis hingga hidungnya habis terkena tebasan pedang rekannya yang bernama Aryad saat terlibat pertempuran sengit dikala keduanya menjadi utusan Raja Ethiopia untuk menyerang Yaman.

Terkait hal ini, kiranya bagi umat Islam lebih tepat jika kalimat ASHROM disandarkan  dengan nama Ulil. Nah, bagaimana jika mulai sekarang nama Ulil Abshar diganti menjadi ULIL ASHROM, sesuai dengan kondisi fisik dan perbuatan-perbuatan kejinya terhadap Islam, NU, dan umat Islam seluruhnya.

Tidak ada komentar

Posting Komentar