Samakah Filsafat Ketuhanan Hindu Dengan Islam?

Tulisan ini dibuat berdasarkan penyimpulan dalam berbagai dialog dengan sebagian umat Hindhu. Mereka berkata bahwa setelah mati mereka akan bersatu dengan Tuhan. Boleh dibilang konsep surga dan neraka tidak ada, karena bagi mereka kebahagiaan tertinggi adalah menyatu dengan Tuhan (Moksa).
  Analoginya jika, diibaratkan adalah begini :
Tuhan= angka 10
Dewa2 = angka 4
Manusia = angka 3
Makhluk halus = angka 2
Hewan = angka 1
Benda mati = angka 0
Jadi pada mulanya Tuhan yang angka 10, lalu Tuhan menciptakan Dewa-dewa, manusia, makhluk halus, hewan dan benda mati yang masing-masing memiliki jiwa Tuhan dalam tingkat yang lebih kecil. Jadi Konsep ketuhanan bisa diformulasikan sebagai berikut :
10 (Awal)=0+1+2+3+4=10(moksa)
Yang berwarna merah adalah Tuhan dan yang berwarna biru adalah semua kehidupan atau alam di dunia. Dalam sebuah analogi Tuhan adalah sebuah semangka, Dewa adalah daging semangka, Manusia adalah isi semangka, makhluk halus adalah kulit semangka, hewan adalah warna semangka dan benda mati adalah air semangka.
Filsafat diatas apakah benar?. Dari sudut pandangku Tuhan itu tak ada yang setara dengan-NYA meski  dengan yang terkecil dari Tuhan. Dimanapun dalam ajaran agama pasti ada kata bersatunya Tuhan dan manusia. Tetapi bersatu dalam segi apa?. Apakah bersatu dalam arti dzat atau bersatu dalam arti ikatan. Tentu yang paling logis adalah bersatu dalam satu ikatan. Seperti halnya topi dengan kepala, sepatu dengan kaki dll.
Jika bersatu secara dzat maka boleh dibilang pada mulanya ada Tuhan lalu Tuhan menguraikan diri-NYA dalam berbagai makhluk lalu setelah selesai makhluk itu menjadi Tuhan yang awal lagi. Ada sebuah pertanyaan apakah Tuhan mengurai seluruhnya atau mengurai sebagian?
Jika mengurai seluruhnya maka sekarang Tuhan telah menjelma menjadi bagian–bagian kecil Tuhan yang beda tingkatannya. Berarti boleh dibilang Brahman tidak ada sekarang ini.
Kalau mengurai sebagian berarti kalau dimisalkan prosentase maka Tuhan adalah 70% dan 30% mengurai dalam berbagai bentuk makhluk. Jika mengurai sebagian (30%) maka yang 30% menjadi Tuhan yang saling bersaing antara kebaikan dan kejahatan. Lalu apa fungsi yang 70%?. Apakah yang 70% memihak yang baik?. Lalu bagaimana dengan yang jahat?. Apakah Tuhan membinasakan sebagian diri-NYA yang jahat?.
Gambar 1. diatas adalah konsep ketuhanan Islam dalam mencipta segala sesuatu. Dalam Islam Tuhan mencipta dengan firman. Apa itu firman?. Firman bisa dikatakan kehendak atau keinginan dari Tuhan seperti halnya manusia yang memiliki kehendak atau keinginan, yang mana untuk mencipta sesuatu Tuhan hanya mengucap “Kun Fayakun” yang artinya “jadilah maka terjadi”. Tuhan tetap berada dalam singgasana (Kekuasaan/Arsy)-NYA.
Gambar 2. adalah konsep ketuhanan Hindhu dalam mencipta segala sesuatu. Yang mana ada Tuhan utama, dan dari Tuhan utama diciptakan Tuhan A, Tuhan B, Tuhan C dll. Dan dari masing-masing Tuhan turunan itu menciptakan lagi segala sesuatu di dunia ini baik alam raya atau manusia. Baik Tuhan A,B,C dll memiliki kedudukan yang hampir sama sebagai Tuhan dengan Tuhan Utama.
Tuhan itu Maha besar, semua milik Tuhan, Tuhan tidak perlu mondar mandir karena dimana-mana ada Tuhan.Kata “dimana-mana ada Tuhan” sering  dipersonifikasikan oleh umat Hindhu sebagai Tuhan yang banyak itu. Sedangkan dalam Islam “dimana-mana ada Tuhan” sebagai kiasan bahwa Tuhan itu lebih besar dari segala ciptaan-Nya dimana semuanya dibawah Naungan Tuhan. Jadi Tuhan itu tetap di singgasana-NYA. Singgasana maksudnya tempat dimana Tuhan itu menempatkan semua kekuasaan dapa diri-NYA.
BERIKUT INI AKU POSTINGKAN DIALOG TENTANG FILSAFAT KETUHANAN ANTARA AKU DENGAN TEMAN DUNIA MAYAKU YANG AGAMANYA TIDAK JELAS MENAGGAPI ARTIKEL DIATAS. YANG BERLATAR KUNING MERUPAKAN TANGGAPANKU.

Yup, Tuhan seperti Kepenuhan air yg meluber karena Ia Maha-tak-terbatas. Kalau Ia hanya penuh, berarti adaNya bisa habis (terbatas).
Tuhan bukanlah ciptaan-NYA juga. itulah mengapa Tuhan Penuh dalam segala kebesaranNYA. Tuhan penuh rahmat, Tuhan penuh adil==>mana ada Tuhan kepenuhan rahmat, Tuhan kepenuhan adil, seolah-olah Tuhan tidak punya tempat untuk menampung rahmatNYA dan adilNYA 
Tuhan=Kepenuhan ….Hemm?.
Kepenuhan==>Ibarat air dalam bak mandi yang meluber. Tetapi airnya tidak berasal dari mana-mana, melainkan air dalam bak memproduksi sendiri airnya. Ternyata Tuhanmu kamarnya cuma segede bak mandi  ==>berarti Tuhanmu tidak bisa melawan diriNYA sendiri. Karena terus meluber.

Kalau Ia “melawan” diriNya yg terus meluber, itu artinya Ia membatasi diriNya [Kepenuhan membuat (membatasi) dirinya menjadi penuh]. Untuk apa kita menyembahNya kalau Ia hanya bersifat penuh, bukan Kepenuhan?!
Tuhan yg terus mencipta seperti Kepenuhan yg terus mengalirkan air. Kalau Kepenuhan membatasi dirinya menjadi penuh, berarti ia menghentikan proses penciptaan (air tidak mengalir lagi). Tuhan tanpa ciptaan seperti cahaya terang tanpa ada yg merasakan terangnya itu. Bisa dikatakan keberadaanNya sia-sia.
Kamu tentu tahu makna “kepenuhan” berarti tidak sanggup untuk menjadi penuh. Ibarat Tuhan ingin penuh tapi tak bisa penuh jadinya kepenuhan, jadi Tuhan gagal membuat dirinya Penuh . Jadi seolah-olah ada tenaga lain yang membuat Tuhanmu gak penuh. Ibarat Tuhanmu ingin jadi manusia eh malah jadi manusia setengah kadal  karena ada kekuatan lain.
Menguraikan? Maksudnya menjelaskan atau “membedah” roh…  Kalau penjelasan ttng roh ada kok di Veda dan tentunya lebih lengkap daripada AQ. Kalau maksudmu “membedah” roh dan mencari unsur2 penyusunnya dgn alat2 modern, jelas nggak mungkin karena roh bersifat metafisik. Kamu baru bisa memahami siapa itu dirimu (atman) ketika kamu telah mencapai Kesadaran Tertinggi (bersatu dgn Tuhan).
Begini, Tuhan tentu tahu siapa diri-NYA dan terbuat apa diri-NYA. Kalau tidak tahu berarti bukan Tuhan. Nah adakah manusia Tahu tentang jiwanya secara detail, misalnya disusun dari apa dll. Tentu tidak tahu, bahkan kapan jiwa dicabut juga tidak tahu, jadi Manusia bukanlah luberan Tuhan

Hii.hii..hii…  Tuhan tidak perlu menampung KepenuhanNya karena Kepenuhan itu Ia “alirkan” kpd ciptaan-ciptaanNya. Kalau Ia tidak Maha Penuh (Kepenuhan), tentu rahmatNya, kasihNya, dsb. yang Ia beri kepada ciptaanNya sudah habis/kering seperti mata air zam-zam.

KONSEP HINDHU: Tuhan Tak kuasa menahan penuh (Tuhan sama dengan ciptaan)
KONSEP ISLAM   : Tuhan menciptakan dari kepenuhan (Tuhan beda dengan ciptaan)

Yang namanya Kepenuhan jelas lebih dari penuh. Untuk apa yg Takterbatas (Kepenuhan) menjadikan dirinya terbatas (Penuh) selamanya. Itu sih Tuhan yg tidak waras. Hihihi…

logikamu yang tidak waras kali.

Kepenuhan berarti tidak bisa penuh. Berarti ada gaya atau kekuatan yang membuat Tuhan tidak bisa penuh. Makanya meluber.

Lain halnya kalau Tuhan sudah penuh tetapi menciptakan selain Tuhan dari diri-NYA.

Karena kalau kepenuhan berarti ciptaanNYA identik dengan Tuhan. Nah karena bukti ciptaanNYA tak identik dengan Tuhan maka Tuhan itu sudah penuh.
Ada kok orang tertentu yg tau kapan ia akan meninggal. Mungkin karena tingkat spiritualnya baik  Mengetahui bagaimana itu jiwa sepenuhnya tidak dapat dijelaskan dgn kata-kata dan diteliti dgn alat2 canggih. Ia (atman) dapat diketahui sepenuhnya melalui pengalaman langsung. Seperti rasa manis yg tidak dapat dijelaskan dgn kata-kata, tapi dapat diketahui jika kamu merasakannya sendiri. Melalui jalan yoga, meditasi, bhakti dan cinta kasih, manusia akan mencapai kesadaran tertinggi yg pada akhirnya dapat mengetahui Sang Diri sepenuhnya.

rasa manis tentu dapat diurai, cuman karena aku bukan ahli kimia aku gak bisa jelasin. Buktinya banyak pemanis buatan  . Lha kalo soal Jiwa atau kapan jiwa dicabut tak ada yang tahu. kuanggap itu hanya khayalanmu saja

Kepenuhan bukan berarti semua ciptaan adalah Tuhan, tetapi ciptaan adalah bagian dari AdaNya. Kepenuhan air dan sebagian air yg mengalir dari kepenuhan itu kan beda. Yang sama adalah substansi-nya.

lha memang substansi batu sama Tuhan sama?

Udah dijawab di atas. Lagian penjelasanmu di paragraf terakhir itu jika Tuhan adalah penuh, bukan kepenuhan. Buktinya AdaNya berkurang 30% setelah proses penciptaan.

maksudnya begini, bahwa yang 7o% sama 30 % sama2 Tuhan. Anggap aja 30 % itu kepenuhan, karena bak airnya cuma bisa nampung 70%.

Nah lihatlah yang 30% saling bunuh sana-sini, saling tipu sana-sini, saling benci sana-sini dll. Kok ada Tuhan saling bunuh?. 

Makna-nya ditulis di sini aja biar saya ga salah tafsir dan dibilang ajaran sesat.

hi..hi..hi. bagaimanapun dalam pemahaman Islam Tuhan itu tak ada yang setara dengan ciptaan-NYA meski sebesar atom. Tuhan mencipta Firman. dari firman tercipta yang dikehendaki Tuhan.
Nah dalam Hindhu, Tuhan kepenuhan?. Lalu dari kepenuhan itu menciptakan kepenuhan yang lain? sehingga kepenuhan dan Tuhan sama. Ya kembali lagi, kalau sama ngapain ada hukum yang harus dikerjakan oleh hasil kepenuhan. Kan sama-sama Tuhan. Ada Tuhan memerintah Tuhan yang lain
Ops, sorry. Yang substansi-nya sama adalah jiwa manusia dan Jiwa Tuhan. Sedangkan yg materi berasal dari tenaga material Tuhan (external energy).

substansi jiwanya sama?. Bagaimana dengan orang yang sakit jiwa?. Mulanya dia bahagia bersahaja tiba-tiba masuk rumah sakit jiwa? ==>Tuhan masuk rumah sakit Jiwa 

30% itu kan luberan/tumpahannya. Yang namanya kepenuhan tidak bisa disebut 100%, 70%, 30%, dsb karena ia tak-terbatas.

Pertama adalah tak terbatas, dari tak terbatas menimbulkan yang terbatas==>anggap aja air dalam bak adalah tak terbatas, dan meluber menghasilkan yang terbatas (30%)

Hehehe….kamu ini aneh. Saya tegaskan lagi, yang namanya kepenuhan tidak bisa disebut 100% karena ia tak-terbatas, sebab yg 100% jika dikurangi maka ia tidak lagi penuh (<100%)

pahami komen diatasnya, bahwa anggap aja yang di bak tak terbatas, lalu meluber (terbatas=30%), karena semua yang di dunia serba terbatas. sekali lagi bagaimana jika substansinya jiwa sama mereka saling benci, saling bunuh?

Kepenuhan menciptakan penuh, bukan Kepenuhan menciptakan Kepenuhan.

lho bukankah dari Tuhan menjadi dewa2 dan dari dewa2 menjadi manusia, dari manusia menjadi komputer dll==>kalo dari kepenuhan menjadi penuh berarti benar komenku diatas bahwa di dunia semua serba terbatas alias 30%

Hehehe…itu kan pengertian jiwa di Indonesia (jiwa bisa sakit). Kalau dalam agama Hindu, jiwa (atman) itu kekal, tidak pernah merasa sakit, tidak dapat dirasakan, tidak dapat dilihat dgn mata fisik, dsb.

adalah suatu kenyataan jika ada yang sakit jiwa atau mental kali , agaknya ajaran Hindhu itu tidak sesuai kenyataan.
tuh ada pemburu hantu kok bisa ditangkap, berarti bisa dilihat tuh barang ghaib.
Terus itu tuh ada yang kesurupan, tingkah dan bicaranya jadi aneh ==>jenis Tuhan Hindhu yang lain 
menurutku hanya Tuhan yang tahu soal Jiwa. Bahkan makhluk halus pun punya jiwa, cuma dapatkah kamu menjelaskan? 

Itu karena jiwa (atman) lupa dgn jati dirinya sebab berhubungan dgn tubuh dan di bawah pengaruh kebodohan sehingga mengidentifikasikan dirinya sbg tubuh. Jiwa menganggap bahwa aku adalah tubuh ini yg harus dipuaskan (sifat orang materialistik). Baginya, kebahagiaan hanya dapat dipuaskan dgn hal2 materi seperti rumah mewah, perhiasan, dsb yg berakibat mereka saling menjatuhkan dan membunuh agar keinginannya tercapai. Berbeda dgn orang yg telah mencapai kesadaran tertinggi. Ia melihat semuanya sama dengan dirinya dan tidak ada lagi perbedaan.

bagaimana dengan rasa kurang diperhatikan atau cemburu misalnya yang kadang menjadi permusuhan 

Ada pertanyaan buat kamu, jika semua tercipta dari Jiwa Tuhan, buat apa Tuhan mencipta makhluk?. Apa biar keberadaanNYA diketahui?. Kan aneh, tanpa mencipta pun Tuhan sudah tahu keberadaanNYA

Ya, kepenuhan yg tak terbatas mencipta penuh yg terbatas. Kapan aku menyalahkan komenmu? Kamu sebelumnya malah mengatakan yg 30% juga kepenuhan, bukan penuh.

Kan memang begitu dalam agamamu,
Ada Brahman—>Dewa
Dewa—>Manusia
Manusia—>martabak
martabak—>tahi
tahi—>pupuk kandang (humus)
pupuk kandang—>tumbuh tanaman
tanaman—>buah
buah—biji
biji—>tanaman
dst…..

Kata “jiwa” itu sendiri adalah kata serapan dari kata “jiva” dalam Bahasa Sansekerta. Sudah aku katakan sebelumnya, dalam Bahasa Indonesia banyak terjadi kekacauan bahasa yg mengubah arti sebenarnya dari kata serapan. Jiva yg sebenarnya tidak bisa sakit, dalam Bahasa Indonesia malah dikatakan jiwa bisa sakit.
Kalau kamu masih ngeyel, terserah kamu aja. Capek aku jelasin ke kamu…

mengapa Jiwa bisa sakit sedangkan Jiva tidak bisa?. Bukankah didalam Tubuh terdapat Jiva dan Jiwa 

Tuh ada pemburu hantu kok bisa ditangkap, berarti bisa dilihat tuh barang ghaib. Terus itu tuh ada yang kesurupan, tingkah dan bicaranya jadi aneh,==>jenis Tuhan Hindhu yang lain…..menurutku hanya Tuhan yang tahu soal Jiwa. Bahkan makhluk halus pun punya jiwa, cuma dapatkah kamu menjelaskan?


Jiva adalah diri sejati sang manusia. Ia (jiva) adalah tenaga marginal (paraprakrti) Sri Krishna (Bhagavad Gita 7.5) dan merupakan bagian kecil yang kekal yang terpisah dari Beliau (Bhagavad Gita 15.7). Dengan kata lain, sang jiva adalah individu spiritual kekal-abadi dan merupakan bagian kecil-terpisah dari Tuhan.
  
Tuhan mencipta karena itu adalah konsekuensi dari AdaNya. Ia kita sebut sbg Pencipta karena ia mencipta. Kalau Ia tidak mencipta, utk apa kita sebut Ia sbg Pencipta??? Tuhan tanpa ciptaan seperti cahaya terang tanpa ada yg merasakan terangnya itu (keberadaanNya sia-sia). Ini jawaban kan pernah aku jelasin ke kamu, kok malah ditanya lagi.

Sekarang menurutmu sama tidak makna “Mencipta” dan “Kepenuhan” ?

Yang kamu tanyakan kan tentang makhluk halus dan sejenisnya, bukan ttng artikel di atas. Dasar aneh!

Makhluk halus itu kan punya Jiwa. Beda kan antara makhluk halus dan Jiwa. Nah jiwanya makhluk halus, jiwanya manusia,jiwanya binatang menurut kamu sama-sama jiwa Tuhan.  kan pernah denger gak ada orang yang jiwanya binatang 

Ya jelas beda-lah. Kapan aku bilang makna mencipta = kepenuhan?

Memang gak bilang. kan aku tanya sama gak kepenuhan dan mencipta? menurutku kalau kepenuhan itu antara yang dicipta dan mencipta sama 100%. sedangkan mencipta itu antara yang dicipta dan mencipta tidak sama 100%.
kamu percaya nggak Tuhan Maha pencipta? Kalau percaya bisa ngggak Tuhan mencipta yang bukan Tuhan secara Jiwa?

“Jiwa” itu ibarat tubuhmu, sedangkan “badan fisik” ibarat baju yg kamu kenakan. Jiwa seseorang tetap sama, tetapi yg berubah adalah badan fisiknya sesuai dgn perbuatannya di masa lalu.

Mungkin kamu sering nonton film animasi binatang kali . Jiwa binatang dan manusia adalah beda!, meski ada persamaan di beberapa maksud. Misalnya hewan menyayangi anaknya, manusia juga==>ini adalah sifat universal. Tetapi secara dasar tetap beda. Meski itu manusia idiot sekalipun dibanding anjing yang pintar, tetap saja secara kejiwaan beda.

Secara jiwa  Maksudnya apa ya?

Seandainya Tuhan tidak menciptakan yang materiel, menurut kamu bisa gak tuhan menciptakan jiwa yang beda dengan jiwa Tuhan?

Jiwa setiap individu itu tidak sama. Tetapi setiap jiwa dapat terlahir dalam wujud fisik yg berbeda-beda (menjadi manusia, hewan, tumbuhan, dsb) sesuai dengan perbuatannya di masa lalu.

hemm, kembali ke inkarnasi lagi 

Karma menurut Islam (klik) 

Sudah saya katakan sebelumnya, jiwa manusia dan Jiwa Tuhan itu memang berbeda seperti penuh dan kepenuhan yang juga berbeda.

makanya bersatunya Jiwa Tuhan dan manusia itu bukan melebur jadi 1, melainkan menjadi satunya Sepatu dan Kaki

…sebelumnya sudah saya katakan, Jiwa Tuhan dan jiwa manusia itu berbeda, tetapi memiliki substansi yang sama. Seperti api besar dan api kecil itu beda, tetapi keduanya sama-sama api. Jadi, bersatunya jiwa Tuhan dan jiwa manusia itu memang menyatu jadi satu ibarat api kecil yg melebur ke dalam api besar.

Kalau itu mah sama aja beda ukuran…antara bajumu sama baju bapakmu,  semua makhluk hidup atau mati di alam semesta itu berasal dari Firman. Antara firman dan Tuhan itu beda. semua selalu ada 2 sisi. Begitu juga Tuhan, ada Tuhan ada firman. Secara substansi antara Tuhan dan Firman berbeda.
Tuhan menciptakan sesuatu yang berbeda dari diri-NYA (Firman)==>cikal bakal alam semesta dan isinya

Tidak ada komentar

Posting Komentar