Kisah Cinta Nabi Mirza Ghulam Ahmad
di Dalam Tadzkirah
(Tadzkirah, hal. 162, cetakan 1956, Rabwah)
(dikutipkan oleh ust Dudung Ramdani, Lc)
Inilah wahyu suci yang diklaim oleh Mirza Ghulam Ahmad.
فَأَوْحَى
اللهُ إِلَيَّ أَنْ اخْطُبْ صَبِيَّتَهُ الْكَبِيْرَةَ لِنَفْسِكَ وَ قُلْ
لَهُ لِيُصَاهِرْكَ أَوَّلًا ثُمَّ لْيَقْتَبِسْ مِنْ قَبَسِكَ وَ قُلْ
إِنِّيْ أُمِرْتُ لِأَهْبَكَ مَا طَلَبْتَ مِنَ الْأَرْضِ وَ أَرْضًا
أُخْرَى مَعَهَا وَ أُحْسِنَ إِلَيْكَ بِإِحْسَانَاتٍ أُخْرَى عَلَى أَنْ
تُنْكِحَنِيْ إِحْدَى بَنَاتِكَ الَّتِيْ هِيَ كَبِيْرَتُهَا وَذَلِكَ
بَيْنِيْ وَبَيْنَكَ، فَإِنْ قَبِلْتَ فَسَتَجِدُنِيْ مِنَ
الْمُتَقَبِّلِيْنَ، وَ إِنْ لَمْ تَقْبَلْ فَاعْلَمْ أَنَّ اللهَ قَدْ
أَخْبَرَنِيْ أَنَّ إِنْكَاحَهَا رَجُلًا آخَرَ لَا يُبَارَكُ لَهَا وَلَا
لَكَ فَإِنْ لَمْ تَزْدَجِرْ فَيُصَبُّ عَلَيْكَ مَصَائِبُ وَ آخَرُ
الْمَصَائِبِ مَوْتُكَ فَتَمُوْتُ بَعْدَ النِّكَاحِ إِلَى ثَلَاثِ
سِنِيْنَ بَلْ مَوْتُكَ قَرِيْبٌ وَ يَرِدُ عَلَيْكَ وَ أَنْتَ مِنَ
الْغَافِلِيْنَ، وَكَذلِكَ يِمُوْتُ بَعْلُهَا الَّذِيْ يَصِيْرُ زَوْجُهَا
إِلَى حَوْلَيْنِ وَ سِتَّةِ أَشْهُرٍ قَضَاءً مِنَ اللهِ فَاصْنَعْ مَا
أَنْتَ صَانِعُهُ وَ إِنِّيْ لَكَ لَمِنَ النَّاصِحِيْنَ.
“Allah
telah mewahyukan kepadaku (Mirza Ghulam Ahmad), “Lamarlah olehmu anak
gadis (Ahmad Baig) yang tertua untuk dirimu dan katakanlah kepadanya
(Ahmad Baig), ‘Hendaknya dia menjadikanmu sebagai menantu untuk pertama
kalinya dan hendaklah dia (Ahmad Baig) mengambil faedah/manfaat darimu.
Dan katakanlah, ‘Sesungguhnya aku diperintahkan (oleh Allah) agar aku
memberikan kepadamu apa yang engkau inginkan dari tanah dan tanah
lainnya dan agar aku berbuat baik kepadamu dengan kebaikan yang lainnya
(dengan syarat) agar engkau mau menikahkan aku dengan salah satu
puterimu yang dia itu adalah puterimu yang tertua (anak pertama Ahmad
Baig). Dan hal ini (adalah kesepakatan) antara aku denganmu. Apabila
engkau (Ahmad Baig) mau menerima hal ini, maka engkau akan menemukan aku
termasuk di antara orang-orang yang menerima (rela). Dan jika engkau
tidak menerima (kesepakatan ini), maka ketahuilah sesungguhnya Allah
telah memberitahuku bahwa (apabila) anak gadismu menikah dengan lelaki
lain, maka Allah tidak akan memberikan keberkahan kepada anak gadismu
dan juga dirimu. Kalau kamu (Ahmad Baig) tidak mengerti, (sekarang juga)
kamu akan mendapat banyak musibah dan musibah yang terakhir adalah
kematianmu. Kamu akan mati dalam tempo 3 tahun setelah pernikahan anak
gadismu. Bahkan kematianmu sudah sangat dekat dan semakin mendekatimu
padahal engkau dalam keadaan lalai. Demikian juga suami (suami anak
gadismu) akan meninggal dunia dalam tempo 2 tahun 6 bulan, sebagai
ketentuan dari Allah. Maka dari itu, kerjakanlah olehmu (semua keinginan
aku ini) dan aku bagimu ini termasuk dari orang-orang yang memberikan
nasihat.”
Adapun di dalam halaman 166 dinyatakan,
وَ
أَخْبَرَنِيْ وَ قَالَ إِنَّنِيْ سَأَجْعَلُ بِنْتًا مِنْ بَنَاتِهِمْ
آيَةً لَهُمْ فَسَمَّاهَا وَ قَالَ إِنَّهَا سَيُجْعَلُ ثَيِّبَةً
وَيَمُوْتُ بَعْلُهَا وَ أَبُوْهَا إِلَى ثَلَاثِ سَنَةٍ مِنْ يَوْمِ
النِّكَاحِ ثُمَّ نَرُدُّهَا إِلَيْكَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَ لَا يَكُوْنُ
أَحَدُهُمَا مِنَ الْعَاصِمِيْنَ.
“Tuhan telah
memberitahuku dan Dia berfirman, ”Sesungguhnya Aku akan menjadikan anak
gadis di antara anak-anak gadis mereka itu sebagai tanda bagi mereka
maka Dia pun menyebutkan namanya dan berfirman, ‘Sesungguhnya gadis
tersebut (puteri Ahmad Baig) akan dijadikan (menjadi) seorang janda dan
suaminya akan meninggal dunia begitu juga dengan bapaknya si gadis
(Ahmad Baig) dalam tempo 3 tahun dari hari pernikahannya. Kemudian Kami
akan mengembalikan gadis tersebut kepadamu (Mirza Ghulam Ahmad)
sepeninggal suaminya dan salah satu dari keduanya tidak termasuk dari
orang-orang yang mendapatkan perlindungan.”
Tapi
sayang, karena wahyu ini adalah wahyu palsu, maka seluruh ramalannya
pun tidak terbukti, kasihan deh kaum hai Mirza Ghulam Ahmad!!! Yang
lebih kasihan lagi adalah orang-orang yang sudah tertipu dengan ajaran
Ahmadiyah ini, hanya gara-gara diberi uang yang tidak seberapa. Coba
bandingkan saja, berapa lama manusia akan hidup di dunia? Tapi coba
bayangkan berapa lama manusia akan hidup di akhirat? Kekal!!! Kalau
celaka di dunia, maka sudah jelas, di akhirat akan celaka juga!
Naudzubillah min dzalik.
Mereka yang telah
menjadi jemaat Ahmadiyah, sebenarnya sedang menukar kesenangan yang
abadi di akhirat dengan harga yang murah (dunia ini). Apakah kalian
tidak berfikir? Mudah-mudahan, Allah SWT segera memberikan
petunjuk-Nya kepada mereka yang telah tersesat. Kalau tetap ngotot juga
bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi dan rasul Allah SWT, maukah kalian
bermubahalah?
Tidak ada komentar
Posting Komentar