Cara Syaitan Menggelincirkan Kaum Hawa Dalam Berpakaian

Syaitan sangat tidak suka kalau ada manusia yang taat kepada Allah. Karena itulah syaitan selalu berusaha menggoda manusia agar tergelincir dari jalan Allah. Dalam menggoda manusia, syaitan memiliki berbagai cara dan strategi. Dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’). Syaitan seakan mengetahui kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah.

Salah satu sebab kehancuran umat manusia adalah karena hubungan lawan jenis yang tidak sah. Dan sebelum terjadinya huubungan ini, biasanya didahului dengan saling memandang, saling tertarik, lalu saling bertemu, dan selanjutnya saling bermaksiat. Untuk mensukseskan terjadinya proses kemaksiatan inilah syetan berusaha melepaskan hijab atau pakaian muslimah. Lepasnya hijab muslimah merupakan jalan licin yang mudah menggelincirkan manusia dari ketaatan kepada Allah.



Dalam hadits lain beliau bersabda :

إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَ فُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْفِتَنِ
 
Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan. (HR. Ahmad dari Abu Barzah Al-Aslami. Dishahihkan oleh Syeikh Badrul Badr di dalam ta’liq Kasyful Kurbah, hal: 21). Dari Hadist ini maka jelaslah bahwa fitnah syahwat sangat berbahaya dan dapat dengan mudah membuat manusia terjerumus di dalamnya. kecuali mereka yang di Rahmati oleh Allah subuhanahu wa ta'ala.

Berikut adalah tahap-tahap yang digunakan oleh syaitan dalam melepas pakaian muslimah :

1. Menghilangkan Definasi Hijab

Pada tahap ini, syaitan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian apa pun termasuklah hijab, tiada kaitannya dgn agama; ia hanya sekadar pakaian atau gaya hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar'ie. Pakaian, dengan apa pun bentuk dan namanya, tetap juga dikira pakaian.

Akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah untuk pakaian ikut ganti juga. Demikianlah pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka harus baginya untuk menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya, walau apa pun yang mereka pakai.

Berbeda halnya jika seorang wanita berkeyakinan bahwa hijab adalah pakaian syar'ie (identiti keIslaman), dan memakainya adalah ibadah, bukan sekadar gaya (fashion). Bagi mereka ini, biar hidup dalam zaman dan negeri mana sekalipun, hijab syar'ie akan tetap dipertahankan.

Pertama : Membuka Bagian Tangan

Telapak tangan mungkin sudah kebiasaannya terbuka, maka syaitan membisikkan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bagian hasta (siku hingga telapak tangan). "Ah tidak mengapa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang?" Begitu bisikan syaitan. Dan benar, si wanita akhirnya memakai pakaian model baru yg menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki melihatnya juga seperti biasa saja. Maka syaitan berbisik, "Lihat... tiada apa-apa, kan?"

Kedua : Membuka Leher dan Dada

Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah syaitan utk membisikkan perkara baru. "Kini buka tangan sudah menjadi lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bagian atas dada kamu. Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekadar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak panas. Cobalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya sebagian kecil saja yang terbuka."

Ketiga : Berpakaian Tapi Telanjang

Seterusnya syaitan berbisik lagi, "Pakaianmu hanya biasa-biasa saja.. bagaimana kalau kamu cari model atau bahan lain yang lebih bagus?". Si wanita berfikir sejenak. Pakaian yang macam mana ya? "Banyak fashion dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat agak ketat biar lebih sedap / cantik dipandang," syaitan memberi idea baru.

Maka tergodalah si wanita. Dicarinya model pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparant. "Mungkin tak ada masalah, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan model nya saja yg agak berbeda, biar nampak lebih feminin," begitu dia menambahkan . Dan hasilnya pakaian tersebut akhirnya menjadi budaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparant, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai wanita kasiyat 'ariyat (berpakaian tetapi telanjang!).

Keempat : Agak dibuka Sedikit

Setelah para wanita muslimah mengenakan pakaian yang ketat, maka syaitan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya, dia menawarkan ide baru yang sepertinya "cool" dan "vogue", yakni dibisikkan kepada wanita itu, "Pakaian seperti ini membuat kamu susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa tak sebaiknya dibelah hingga lutut atau mendekati paha? Dengan itu kamu akan lebih leluasa, lebih kelihatan lincah dan energik." Lalu dicobalah ide baru itu, dan memang benar, dengan dibelah mulai dari bagian bawah hingga lutut atau mendekati paha, ternyata membuat lebih nyaman dan leluasa, terutama ketika mau duduk atau naik kenderaan. "Ya.... tersingkap sedikit tak mengapa lah, yang penting enjoy," katanya.


2. Terbuka Sedikit Demi Sedikit.

Kini syaitan melangkah lagi, dengan tipu daya lain yang lebih "power", tujuannya agar para wanita menampakkan bagian aurat tubuhnya.

Pertama: Membuka Telapak Kaki dan Tumit

Syaitan berbisik kepada para wanita, "Baju panjang benar-benar tidak praktis , kalau hanya dgn membelah sedikit bagiannya masih kurang leluasa, lebih elok kalau dipotong saja hingga atas mata kaki, barulah agak longgar... Oh ya, ada yg terlupa, kalau kamu pakai baju sedemikian, maka jilbab yg besar tidak sepadan lagi, skrg kamu carilah jilbab yg kecil agar lebih serasi dan sepadan, asal orang tetap menamakannya dgn jilbab."

Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini terburu-buru mencari fashion pakaian yang dimaksudkan. Tidak ketinggalan sandal tumit tinggi, yg kalau berjalan, dapat menarik perhatian org.

Kedua: Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis

Terbuka telapak kaki telah biasa dia lakukan, dan ternyata org yang melihat juga tidak begitu ambil peduli. Maka syaitan kembali berbisik, "Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yg kamu lakukan, buktinya mereka tidak ada reaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa org. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari fashion lain yg lebih menarik. Bukankah kini banyak skirt separuh betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu terbuka, hanya terlihat kira-kira sepuluh sentimeter saja. Nanti kalau sudah biasa, barulah kamu cari fashion baru yang terbuka hingga separuh betis."

Ketiga: Terbuka Seluruh Betis

Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, syaitan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang si wanita berfikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun bisikan syaitan dan hawa nafsu menyahut, "Ah jelas tidak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak lelaki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka yaitu dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya."

"Tetapi apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum lelaki?" . "Fitnah? Ah, itu kan zaman dulu, di masa itu kaum lelaki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah berbeda, kini kaum lelaki kalau melihat bagian tubuh wanita yang terbuka, mereka malah senang dan mengatakan 'ooh' atau 'wow'. Bukankah ini berarti sudah tidak ada lagi fitnah, karena sama-sama suka? Lihat saja fashion pakaian di sana-sini, dari yang di pasar malam hingga yang di jual di butik , membeli-belah, semuanya memperagakan model yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikutinya, akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman."


3. Serba Mini

Setelah pakaian yang menampakkan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasakan biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan syaitan yg lain.

"Pakaian memerlukan variasi, jangan yg itu-itu saja, skrg ini model skirt mini, dan agar sepadan, rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah."

Maka akhirnya skirt mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian dada sekaligus bagian punggungnya, dan berbagai model lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian untuk berpesta, bersosial, pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, petang, musim panas, musim sejuk dan lain-lain, tak ketinggalan pakain pendek separuh pahapun dia miliki. Model dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicoba. Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh syaitan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.

Hingga suatu ketika, muncul ide untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bagian paling kentara saja yang tersisa untuk ditutupi, yaitu kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yg sering disebut dgn "bikini". Karena semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na'udzubillah bisikan syaitan berhasil, tujuannya "Menelanjangi Kaum Wanita" tercapai.

"Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan lelaki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yg melakukan itu semua, maka tanggunglah sendiri semua dosamu" kata syaitan, tidak ingin mengambil risiko.

Demikianlah halusnya cr yg digunakn syaitan, shngga manusia terjerumus dlm dosa tanpa terasa. Selamatkan para wanita muslimah, jgn jerumuskan mereka ke dlm kebinasaan yg menyengsarakan, baik di dunia maupun di akhirat.(Sumber ide dan buah fikiran : Kitab "At ta'ari asy syaithani", Adnan ath-Thursyah)

Wallahu a'lam bisshawab.

Tidak ada komentar

Posting Komentar