Ordo Bait Allah / Ksatria Templar dan Awal Freemason

Ordo Bait Allah adalah ordo-religi-militer Kristen terbesar dan paling kuat, disebut juga Para Perwira Miskin Kristus dan Bait Salomo, berpusat di Yerusalem dan dikenal sebagai Para Ksatria Templar (bahasa Inggris: Knights Templar) yang dibentuk pada 1119, setelah Perang Salib Pertama pada 1096, untuk membantu Kerajaan Yerusalem melindungi kerajaannya, dan untuk memastikan keamanan para peziarah Eropa yang pergi ke Yerusalem.

Para ahli sejarah beranggapan bahwa cikal bakal Freemasonry bermula dari Perang Salib. Meskipun baru terbentuk secara resmi pada tahun 1717 di Inggris, sebenarnya Freemasonry berakar jauh hingga ke  peristiwa Perang Salib. Pada kisah perang salib yang umum dikenal terdapat suatu ordo tentara salib yang dinamakan Ksatria Templar. Ordo ini didirikan oleh dua kesatria Prancis, yaitu Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer, 28 tahun setelah tentara salib menduduki Yerusalem. 

Awalnya  dari 9 anggota, namun ordo ini selanjutnya terus berkembang. Pada masa King Baldwin I menjabat sebagai  Raja Yerusalem, ada 9 ksatria salib yang datang dengan maksud mengamankan peziarah Kristen yang menuju Yerusalem dari pelabuhan di Jaffa. King Baldwin I percaya pada 9 ksatria ini, dan memberi mereka markas di sayap kiri istana. 

Ternyata markas 9 ksatria ini terletak tepat di atas kuil sulaiman (Solomon Temple). Inilah asal dari nama Kesatria Templar. Dari kamar-kamar itulah semua menjadi jelas bahwa motif ksatria templar tersebut adalah untuk memburu harta karun di kuil sulaiman dan juga untuk bisa terus menjaga sebuah rahasia yang selama berabad-abad terus dijaganya.

Para ksatria itu didera kritik oleh sejumlah pemuka agama di Yerusalem. Namun pada 1129, mendapatkan pengakuan formal dari Gereja Katolik dan kepala biara ternama, Bernard of Clairvaux. Prajurit-prajurit baru pun terus bermunculan dari Eropa.

Jacques de Molay
pemimpin agung Ksatria Templar

Meski para Ksatria Templar itu disumpah agar tidak mengeruk kekayaan, ordo militer itu justru semakin makmur.  Ordo Templar menamakan diri mereka sebagai Ordo Ksatria Miskin Pembela Kristus dan Kuil Sulaiman. Meski menyebut dirinya sebagai “tentara miskin”, dalam waktu singkat Kesatria Templar menjadi sangat makmur. Mereka memiliki kontrol penuh bagi para peziarah Kristen dari Eropa ke Yerusalem. Ditambah dengan bantuan besar-besaran dari Paus, kekuatan finansial mereka sudah terjamin sejak awal. 

Karena kaum Templar menyimpan uang tunai di kantor-kantor cabang dan gereja-gereja mereka, wajarlah bila pada 1135 Ordo ini mulai meminjamkan uang kepada para peziarah Spanyol yang ingin berkunjung ke Tanah suci. Keterlibatan para Ksatria ini dalam perbankan berkembang di kemudian hari menjadi basis yang baru bagi uang, karena kaum Templar semakin terlibat dalam kegiatan perbankan. 

Salah satu petunjuk dari koneksi politik mereka yang kuat ialah bahwa keterlibatan kaum Templar dengan riba tidak menimbulkan pertikaian di kalangan Ordo itu maupun Gereja pada umumnya. Tuduhan ini biasanya dihindarkan, dengan dikeluarkannya peraturan bahwa kaum Templar mempunyai hak atas produksi harta milik yang digadaikan.
 
Ordo Templar inilah yang pertama kali menyelenggarakan sistem kredit dan cek, seperti yang ada pada sistem bank. Penulis Inggris, Michael Baigent dan Richard Leigh mengatakan bahwa para Kesatria Templar membangun semacam sistem kapitalis abad pertengahan, dan pada kelanjutannya mengembangkan sistem perbankan modern dengan ciri transaksi berbasis bunga, sehingga dalam waktu singkat Kesatria Templar menjadi sangat makmur.

Tahun 1187, pada pertempuran yang dikenal dengan Pertempuran Hattin, Shalahuddin Al Ayyubi berhasil menduduki lagi Yerusalem. Setelah kekalahan ini sebagian besar tentara salib kembali ke Eropa, dan demikian pula dengan para Ksatria Templar.

Dari sinilah dimulai penyebaran para Ksatria Templar ke seluruh Eropa dan dunia. Tempat pertama bagi Kesatria Templar untuk menancapkan kukunya adalah Perancis. Mereka mulai menanamkan pengaruhnya di bidang pemerintahan maupun di lingkungan bisnis dan pemodal.

Menjelang Perang Salib Kedua, Ksatria Templar terus membangun kekuatannya. Salah satu aturan yang harus mereka patuhi adalah, pantang menyerah kecuali jumlah mereka jauh di bawah jumlah pasukan musuh. Mereka pun berhasil membangun bank untuk para peziarah yang ingin menabung aset-asetnya.

Kekuatan politik Ordo Templar ini menyusahkan raja-raja Eropa. Namun, ada sisi lain yang lebih mengganggu terutama bagi kalangan kependetaan. Ordo Templar perlahan-lahan menyeleweng dari iman Kristen. Sewaktu masih di Yerusalem, mereka telah mengadopsi doktrin-doktrin mistik asing. Desas-desus yang beredar juga mengatakan mereka menyelenggarakan ritual-ritual aneh sebagai penjelmaan doktrin mereka. Perdebatan berlanjut tentang apakah tuduhan tentang ajaran sesat memang layak dikenai menurut ukuran masa itu. Di bawah siksaan, sebagian kaum Templar mengaku bahwa mereka menyembah kepala manusia dan sebuah agama misteri yang dikenal sebagai BAPHOMET (lambang ini pula yang dijadikan sampul buku Protocols of the Elders of Zion 1992 di Russia).

"Baphomet" Simbol Penyembah Satanisme

Keruntuhan kaum Templar mungkin dimulai oleh masalah pinjaman. Filipus IV, Raja Perancis membutuhkan uang tunai untuk peperangannya dan meminta bantuan uang dari kaum Templar. Mereka menolak. Raja berusaha meminta Paus mengucilkan kaum Templar karena penolakan ini, tetapi Paus Bonifasius VIII menolak. Filipus mengirim penasihatnya Guillaume de Nogaret, dalam upaya menculik Paus. Paus Bonifasius VIII meninggal hanya sebulan kemudian karena terkejut atas usaha itu dan perlakuan yang buruk. Paus berikutnya, Paus Benediktus XI, mencabut pengucilan atas Filip IV tetapi menolak untuk membebaskan Nogaret. Timbul kecurigaan bahwa Paus meninggal karena diracuni oleh agen Nogaret. Paus berikutnya, Paus Klemens V, setuju atas tuntutan-tuntutan Filipus IV terhadap kaum Templar, dan belakangan memindahkan takhta kepausan ke Avignon. 
 
Pada 13 Oktober 1307, Raja Philip IV memerintahkan penangkapan terhadap Ksatria Templar Prancis beserta pimpinannya, Jacques de Molay. Sebanyak 54 ksatria dihukum mati di Perancis oleh penguasa Perancis dengan tuduhan pengajar-pengajar sesat setelah menyangkal kesaksian-kesaksian awal mereka yang disampaikan di hadapan Komisi Kepausan. Hukuman mati ini didorong oleh keinginan Filipus untuk mencegah lebih banyak kaum Templar memiliki gagasan-gagasan yang berani.  Keseluruhan Ksatria Templar di Perancis secara berbarengan ditawan oleh agen-agen Filipus, kemudian disiksa agar mengakui adanya ajaran sesat antikristus di kalangan Ordo itu. 

Pada umumnya orang berpendapat bahwa Filipus, yang merebut perbendaharaan dan menghancurkan sistem perbankan biara, iri terhadap kekayaan dan kekuasaan kaum Templar, dan berusaha mengendalikannya untuk dirinya sendiri. Kejadian-kejadian ini dan aset-aset perbankan kaum Templar yang asli untuk para deposan yang mendadak berpindah-pindah, adalah dua dari banyak perubahan ke arah sistem persetujuan militer untuk mendukung uang Eropa, dan menyingkirkan kekuasaan ini dari ordo-ordo Gereja. 

Menyaksikan nasib kaum Templar, para Hospitaller St. Yohanes dari Yerusalem dan Rhodes dan Malta juga merasa harus meninggalkan usaha perbankan mereka. Banyak dari harta kaum Templar di luar Perancis dialihkan oleh Paus kepada para Ksatria Hospitaller, dan banyak Ksatria Templar yang masih tersisa juga diterima menjadi anggota Hospitaller.  

Banyak raja dan kaum bangsawan yang mendukung para Ksatria itu saat itu, dan baru membubarkan ordo tersebut di wilayah mereka ketika mereka diperintahkan oleh Paus Klemens V. Robert si Bruce, Raja Skotlandia, telah dikucilkan dari gereja, dan karena  tidak mau mendengarkan perintah Paus. Di Portugal, nama Ordo ini diubah menjadi Ordo Kristus. Di Spanyol, di mana raja Aragon juga menentang penyerahan warisan kaum Templar kepada kaum Hospitaller (seperti yang diperintahkan oleh Paus klemens V), Ordo Motesalah yang mengambil alih aset-aset kaum Templar.

Dua Ksatria Ordo Bait Allah
dibakar pada salib oleh
dari naskah abad ke-15 Perancis

Mereka didakwa memuja setan, anti kristus dan menghina kristen. Raja Philip akhirnya mendesak Paus Klemens V untuk mengadakan penyelidikan. Namun pada 1310, para Ksatria Templar itu dibakar hidup-hidup di Paris.
 
Paus Klemens V membubarkan Ksatria Templar pada 1312. Kebanyakan dari mereka tertangkap, namun ada sebagian yang berhasil lolos dan menutupi jejak. 

Menurut tesis yang berdasarkan pada berbagai dokumen sejarah, para pelarian ini berlindung di Skotlandia yang merupakan satu-satunya kerajaan  Eropa yang tidak mengakui kekuasaan Gereja Katolik pada abat itu. Mereka menyusun lagi kekuatan di bawah perlindungan Raja Robert the Bruce. Kemudian mereka menemukan sebuah penyamaran yang tepat dengan menyusup ke dalam serikat pekerja terkemuka di Kepulauan Inggris, yaitu lodge (pemondokan) para tukang batu. Dalam waktu singkat mereka menguasai lodge ini. Di awal era modern, nama lodge ini diganti menjadi Lodge Masonik. inilah awal berubahnya nama Ksatria Templar menjadi Mason, atau sekarang lebih popular disebut Freemasonry, sebuah organisasi rahasia dengan visi besar.
Sebuah Ilustrasi Dari Lodge Masonik Perancis Abad 17

Banyak sejarawan sepakat, Ksatria Templar sudah dibubarkan 700 tahun yang lalu, namun beberapa orang yakin bahwa ordo itu masih ada dan bergerak secara rahasia di era modern. Pada abad ke-18, organisasi Freemasonry / illuminati menghidupkan simbol-simbol dan tradisi Ksatria Templar.

Freemasonry adalah sebuah organisasi persaudaraan yang awal tidak jelas antara akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17, namun sejak didirikan pada tanggal 1 Mei tahun 1776 pada level internasional. 

Freemasonry / Illuminati dipercaya sedang berusaha mendorong terciptanya  Tatanan Dunia Baru. Dalam konteks ini, Illuminati biasanya digambarkan sebagai versi modern dan pemerintahan dunia yang universal di bawah kendali doktrin mereka. Selama ratusan tahun, Freemasonry / Illuminati ini  berevolusi menjadi sebuah kelompok persuadaraan yang para anggotanya  banyak memiliki pengaruh besar dan kekuasaan. 

House Of Temple, Markas Freemasonry di Washington DC

Mungkin ini yang menyebabkan  teori konspirasi berkembang subur. Jejak-jejak aktivitas Freemasonry / Illuminati ditemukan di berbagai belahan dunia yang menandakan betapa luasnya wilayah penyebaran pengaruh mereka. Di Amerika, 14 dari 44 presidennya adalah Mason termasuk George Washington, Andrew Jackson, Franklin D Roosevelt, dan Harry S Truman. 18 Wakil presiden Amerika, 9 dari 56 penandatangan deklarasi kemerdekaan Amerika, 18 Senator, 76 anggota DPR dan 35 hakim agung di Amerika juga merupakan Mason.

“Saat ini paling sedikit sekitar sepertiga dari presiden Amerika adalah anggota persaudaraan, jadi merupakan sebuah tradisi substansial bagi para politisi untuk terlibat di dalam
Freemasonry / Illuminati.” Kata salah seorang mason.

Di Inggris, Sebagian raja, ratu dan perdana menterinya adalah Mason, termasuk Winston Churchill dan pangeran Philip. Dalam bidang ekonomi, keluarga super kaya seperti Rockefeller, Chrysler, Hilton, JC Penney dan bahkan kolonel Sanders diketahui sebagai Mason. Di bidang music ada Beethoven, Mozart, Hendel dan Haydn. Dalam dunia sastra, ada Rudyard Kipling, Shakespeare, Voltaire, Tolstoy dan Sir Arthur Conan Doyle. Bahkan arsitek Menara Eiffel, Patung Liberty, Gedung Putih dan juga Mt Rushmore juga adalah anggota Freemasonry. Sungguh pengaruh yang sangat luas di berbagai kalangan.

Freemasonry / Illuminati ini juga diduga berada dibalik gejolak dan peristiwa-peristiwa revolusi penting di berbagai Negara seperti Perancis, Turki, Inggris dan bahkan Indonesia. Di Indonesia, jejak-jejak Freemasonry dapat ditemukan meskipun memang tidak tertulis dalam sejarah. 

Buku-buku yang mengungkap tentang sejarah keberadaan jaringan Freemason di Indonesia sejak masa penjajahan tersebut, sampai saat ini masih bisa dijumpai di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Majalah resmi Freemason Hindia Belanda yang terbit di Semarang pada 1895 sampai awal tahun 1940-an, yaitu Indisch Macconiek Tijdschrift (Majalah Freemason Hindia), juga masih tersimpan rapi di sana.


 Foto Para Grand Master
Freemasonry di Life Magazine

Memang pada awalnya Freemasonry diketahui sebagai organisasi rahasia. Namun pada perkembangan selanjutnya hingga hari ini, Freemasonry yang di kenal sebagai perkumpulan rahasia tampak tidak terlalu menjadi rahasia lagi. Lihat saja, saat ini kita sudah dapat menemukan website resmi organisasi ini. Para Grand Master-nya pun tidak segan berpose di Life Magazine dengan formasi piramid yang merupakan salah satu simbol Freemasonry.

Tidak ada komentar

Posting Komentar