NURHASAN ALUBAIDAH PENDIRI ALIRAN ISLAM JAMAAH/ LDII DENGAN SEJUMLAH ULAR DI TANGAN DAN BADANNYA, KOK PIYE MASA ADA USTADZ JADI TUKANG OBAT....
PAK ASNAWI - siapa yang ga’ kenal dengan nama beliau, nama beliau selalu disebut-sebut sebagai konco dekat Mbah Nurhasan. Maka ada saksi hidup dan mereka langsung bertanya kepada Mbah Asnawi tentang peranan Nurhasan Madigol semasa di Makkah…
Pemuda-pemuda ini mempersaksikan dengan bersumpah DEMI ALLAH, dengan diskusi mereka sama Pak Asnawi sebelum Mbah Asnawi meninggal.
Dalam dialog ini dihadiri langsung oleh mereka dan menjadi saksi-saksi adalah :
Henry Gunawan Ardhi – 081320527727 -02270005354.
Fery Nayoan Ardy – 081374706995 – 0818231851.
Abu Abdurrohman – 085717848282.
Kejadian ini terjadi pada tanggal 20 Maret 2003 Jamnya Ba’da dzuhur sampai ‘asar, di kediaman beliau pondok Balung Jeruk-Pare Kediri.
Pertama : Apa benar Pak Nurhasan itu pernah mengimami di Masjidil Harom?
Jawab beliau: “Oh ya, tapi mengimami aku sholat keri (sholat yang ketinggalan). Jadi Abah kuwi ngimami aku sholate wong keri alias imam kedua”. Jadi ga’ benar Pak Nurhasan itu mengimami di masjidil harom.”
Kedua : Apa benar Pak Nurhasan itu pernah mau dijadikan juru hukum/qodhi di Makkah?
Jawab beliau: “Ora bener kuwi, sebape wong kono wis ono generuse dewe tur pinter-pinter, nggak koyo Indonesia pada waktu itu goblok-goblok.” (“Tidak benar itu, sebab orang sana sudah ada generasi penerusnya sendiri bahkan pintar-pintar, tidak seperti Indonesia pada waktu itu bodoh-bodoh.”).
Ketiga : Apa benar Pak Nurhasan itu pernah mau dijadikan orang kerajaan? Jawabnya: “Iku luwih ora bener maneh, merga’ne aku ambe’ Abah lan konco-konco liyane ning kamar dikunci ko njero, la awa’e dewe guyonan, guyoni Abah, dilo’ne King-King King,kuwi boso inggris sing artine rojo, lah sing wong jobo kamar kuwi kerungu diarani Abah arep dadi wong kerajaan Saudi.” (“Itu lebih tidak benar lagi, karena aku dan Abah (Nurhasan) dan teman-teman lainnya di dalam kamar dikunci dari dalam, lha kami bergurau, mencandai Abah, disebut King-King King, itu bahasa Inggris yang artinya raja, lah yang orang di luar kamar itu dengar, dianggap Abah akan jadi orang kerajaan Saudi.”).
Ke empat : Apa benar Pak Nurhasan itu masuk sumur zam zam utk mengambil timba yang banyak ketinggalan di dalam sumur.
Jawabnya : “Ora bener kuwi,sebape sejarahe sumur zam zam kuwi ora ene’ sing leboni wong,merga’no sempit, dadi piye le arep njuku’, wong sumure sempit ora iso dileboni wong”. (“Tidak benar itu, karena sejarahnya sumur zam zam itu tidak ada orang yang memasukinya, karena sempit, jadi bagaimana mau mengambil, orang sumurnya sempit tidak bisa dimasuki orang.”
Ke lima : Apa bener Abah kuwi lulusan terbaik Darul Hadits?
Jawab beliau : “Ora bener, merga’ne Abah ningkono dodolan liwet. Jarang ngajine akeh dodolane
(lebih banyak waktunya utk jualan daripada mengaji).
(“Tidak benar, karena Abah di sana jualan nasi liwet. Jarang mengaji, banyak jualannya.”).
HADOOH TO PIYE TOKOHNYA TUKANG JUALAN DODOL LIWET.....
Semoga jadi rujukan ilmiah….
Dicantumkan airmataku mengalir di 21:24
Rabu, 29 Juni 2011
PAK ASNAWI - siapa yang ga’ kenal dengan nama beliau, nama beliau selalu disebut-sebut sebagai konco dekat Mbah Nurhasan. Maka ada saksi hidup dan mereka langsung bertanya kepada Mbah Asnawi tentang peranan Nurhasan Madigol semasa di Makkah…
Pemuda-pemuda ini mempersaksikan dengan bersumpah DEMI ALLAH, dengan diskusi mereka sama Pak Asnawi sebelum Mbah Asnawi meninggal.
Dalam dialog ini dihadiri langsung oleh mereka dan menjadi saksi-saksi adalah :
Henry Gunawan Ardhi – 081320527727 -02270005354.
Fery Nayoan Ardy – 081374706995 – 0818231851.
Abu Abdurrohman – 085717848282.
Kejadian ini terjadi pada tanggal 20 Maret 2003 Jamnya Ba’da dzuhur sampai ‘asar, di kediaman beliau pondok Balung Jeruk-Pare Kediri.
Pertama : Apa benar Pak Nurhasan itu pernah mengimami di Masjidil Harom?
Jawab beliau: “Oh ya, tapi mengimami aku sholat keri (sholat yang ketinggalan). Jadi Abah kuwi ngimami aku sholate wong keri alias imam kedua”. Jadi ga’ benar Pak Nurhasan itu mengimami di masjidil harom.”
Kedua : Apa benar Pak Nurhasan itu pernah mau dijadikan juru hukum/qodhi di Makkah?
Jawab beliau: “Ora bener kuwi, sebape wong kono wis ono generuse dewe tur pinter-pinter, nggak koyo Indonesia pada waktu itu goblok-goblok.” (“Tidak benar itu, sebab orang sana sudah ada generasi penerusnya sendiri bahkan pintar-pintar, tidak seperti Indonesia pada waktu itu bodoh-bodoh.”).
Ketiga : Apa benar Pak Nurhasan itu pernah mau dijadikan orang kerajaan? Jawabnya: “Iku luwih ora bener maneh, merga’ne aku ambe’ Abah lan konco-konco liyane ning kamar dikunci ko njero, la awa’e dewe guyonan, guyoni Abah, dilo’ne King-King King,kuwi boso inggris sing artine rojo, lah sing wong jobo kamar kuwi kerungu diarani Abah arep dadi wong kerajaan Saudi.” (“Itu lebih tidak benar lagi, karena aku dan Abah (Nurhasan) dan teman-teman lainnya di dalam kamar dikunci dari dalam, lha kami bergurau, mencandai Abah, disebut King-King King, itu bahasa Inggris yang artinya raja, lah yang orang di luar kamar itu dengar, dianggap Abah akan jadi orang kerajaan Saudi.”).
Ke empat : Apa benar Pak Nurhasan itu masuk sumur zam zam utk mengambil timba yang banyak ketinggalan di dalam sumur.
Jawabnya : “Ora bener kuwi,sebape sejarahe sumur zam zam kuwi ora ene’ sing leboni wong,merga’no sempit, dadi piye le arep njuku’, wong sumure sempit ora iso dileboni wong”. (“Tidak benar itu, karena sejarahnya sumur zam zam itu tidak ada orang yang memasukinya, karena sempit, jadi bagaimana mau mengambil, orang sumurnya sempit tidak bisa dimasuki orang.”
Ke lima : Apa bener Abah kuwi lulusan terbaik Darul Hadits?
Jawab beliau : “Ora bener, merga’ne Abah ningkono dodolan liwet. Jarang ngajine akeh dodolane
(lebih banyak waktunya utk jualan daripada mengaji).
(“Tidak benar, karena Abah di sana jualan nasi liwet. Jarang mengaji, banyak jualannya.”).
HADOOH TO PIYE TOKOHNYA TUKANG JUALAN DODOL LIWET.....
Semoga jadi rujukan ilmiah….
Dicantumkan airmataku mengalir di 21:24
Rabu, 29 Juni 2011
Tidak ada komentar
Posting Komentar