Surat Buat Ahok sebagai jawaban "Saya gak suka ada kolom agama di KTP, bodo amat"
Dalam Al-Quran yang merupakan kitab suci orang Islam terdapat konsep Ketuhanan yang sempurna, singkat dan mudah dipahami. Konsep tersebut terdapat dalam surah Al-Ikhlas 112 :1-4
QS 112 : 1: Dia-lah Allah; Yang Maha Esa
Apakah maksudnya esa?. Apakah Yesus satu-satunya yang dianggap Tuhan?. Ternyata ada yang lain yang dianggap Tuhan yaitu Budha, Syech Siti Jenar, Al-Halaj, Begawan Rajnees, dll yang belum tersebut. Tapi seupama anda keberatan dan anda merasa manusia yang anda anggap Tuhan adalah satu-satunya, mari kita ke test yang ke-2
QS 112 : 2 : Allah adalah Tuhan yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu.
Apakah semua manusia saat para Tuhan diatas hidup bergantung semua pada mereka???. Yesus saat itu ada di Yerusalem di Israel. Apakah saat itu orang Jepang bergantung pada Yesus???. Demikin juga berlaku buat Budha, Syech Siti Jenar, Al Halaj, Begawan Rajnees dll. Okelah mungkin kita akan meloloskan mereka pada test ke-2 ini. Mari ke test yang ke-3
QS 112 : 3 : Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan
Yesus, Budha, Syech Siti Jenar, Begawan Rajness, dll mempunyai awal dan akhir. Dilahirkan dari seorang wanita dan mengalami kematian nantinya. Pertengahan tahun 1981 Begawan Rajness membuat markas yang dikenal sebagai Rajneespuram di kota Osho Amerika. Saat dikubur, tertera tulisan di nisannya “Rajnees tidak pernah lahir dan mati, pernah singgah di planet Bumi pada tanggal 11 Des 1931-19 Jan 1990”. Mereka lupa menulis di batu nisannya bahwa Rajnees pernah ditolak masuk ke 21 negara karena tidak punya Visa (bayangkan ada Tuhan mengemis Visa).
QS 112 : 4 : Dan tidak ada seorangpun / sesuatupun yang setara dengan Dia
Kalau ada Tuhan yang kekuatannya diperbandingkan dengan sesuatu berarti dia bukan Tuhan. Kalau ada yang mengatakan Tuhan kekuatannya 100 ribu kali Arnold Swarzeneger atau 1 juta kali kekuatan Arnold Swarzeneger berarti dia bukan Tuhan. Tuhan tidak dapat dibandingkan dengan sesuatu. Yesus, Rajnees, Budha, Syekh Siti Jenar, Al-Halaj bukankah semuanya berbentuk manusia, yang makan, minum, tidur, dan disusui saat masih bayi. Waktu masih kecil semuanya bermain-main layaknya anak-anak kecil dll. Semuanya setara sebagai manusia (bermata, bertangan dan kaki) yang punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Manusia itu bertingkat baik dari kemampuan intelektual atau spiritual. Ada yang tidak mampu dan sangat mampu. Orang yang tidak mampu sering mengangkat orang yang sangat mampu sebagai Tuhan!
Kita juga tidak bisa menghubungkan Tuhan dan ruang waktu. Ada yang beranggapan Tuhan perlu ruang, karena segala sesuatu membutuhkan ruang terlebih dahulu baru kehadiran ujud atau fisik sesuatu. Sekali lagi yang butuh ruang dan waktu adalah makhluk Tuhan. Tak ada yang setara dengan Tuhan, bahwa Tuhan diluar nalar manusia. Bahwa jika Tuhan butuh ruang berarti sama dengan makhluk-Nya dan ini menyalahi konsep no 4 diatas.
Mungkin anda akan bertanya, Jika Tuhan hanya 1 mengapa ada manusia yang beruntung di dunia meski beda agama?. Itu karena Rahmat Tuhan Maha Luas. Tuhan memberi 1% rahmatnya untuk dunia beserta makhluk-Nya dengan adil. Bahwa siapa yang berusaha bisa mendapatkan. Sedangkan yang 99% rahmat-NYA untuk kehidupan setelah mati, tetapi hanya untuk mereka yang di dunia benar-benar beribadah kepada Tuhan yang 1, yang sejati.
Dari Kitab Riyadhus Sholihiin tentang Rahmat Allah :
Dari Abu Hurairah r.a., katanya : "Saya mendengar Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam bersabda :"Allah menjadikan kerahmatan itu sebanyak seratus (100) bagian, olehNya ditahanlah yang sembilan puluh sembilan (99) dan diturunkanlah ke bumi yang satu (1) bagian saja. Maka dari kerahmatan yang satu (1) bagian itu sekalian makhluk dapat saling sayang-menyayangi, sehingga seekor binatangpun pasti mengangkat kakinya dari anaknya karena takut kalau akan mengenai - menginjak - anaknya itu."
Dalam riwayat lain disebutkan: “Sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki sebanyak seratus kerahmatan dan oleh-Nya diturunkanlah satu bagian dari seratus kerahmatan itu untuk diberikan kepada golongan jin, manusia, binatang dan segala yang merayap. Maka dengan satu kerahmatan itu mereka dapat saling kasih mengasihi, dengannya pula dapat saling sayang menyayangi, bahkan dengannya pula binatang buas itu menaruh iba hati kepada anaknya. Allah mengakhirkan yang sembilan puluh sembilan kerahmatan itu yang dengannya Allah akan merahmati hamba-hambaNya pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaih)
Apakah maksudnya esa?. Apakah Yesus satu-satunya yang dianggap Tuhan?. Ternyata ada yang lain yang dianggap Tuhan yaitu Budha, Syech Siti Jenar, Al-Halaj, Begawan Rajnees, dll yang belum tersebut. Tapi seupama anda keberatan dan anda merasa manusia yang anda anggap Tuhan adalah satu-satunya, mari kita ke test yang ke-2
QS 112 : 2 : Allah adalah Tuhan yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu.
Apakah semua manusia saat para Tuhan diatas hidup bergantung semua pada mereka???. Yesus saat itu ada di Yerusalem di Israel. Apakah saat itu orang Jepang bergantung pada Yesus???. Demikin juga berlaku buat Budha, Syech Siti Jenar, Al Halaj, Begawan Rajnees dll. Okelah mungkin kita akan meloloskan mereka pada test ke-2 ini. Mari ke test yang ke-3
QS 112 : 3 : Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan
Yesus, Budha, Syech Siti Jenar, Begawan Rajness, dll mempunyai awal dan akhir. Dilahirkan dari seorang wanita dan mengalami kematian nantinya. Pertengahan tahun 1981 Begawan Rajness membuat markas yang dikenal sebagai Rajneespuram di kota Osho Amerika. Saat dikubur, tertera tulisan di nisannya “Rajnees tidak pernah lahir dan mati, pernah singgah di planet Bumi pada tanggal 11 Des 1931-19 Jan 1990”. Mereka lupa menulis di batu nisannya bahwa Rajnees pernah ditolak masuk ke 21 negara karena tidak punya Visa (bayangkan ada Tuhan mengemis Visa).
QS 112 : 4 : Dan tidak ada seorangpun / sesuatupun yang setara dengan Dia
Kalau ada Tuhan yang kekuatannya diperbandingkan dengan sesuatu berarti dia bukan Tuhan. Kalau ada yang mengatakan Tuhan kekuatannya 100 ribu kali Arnold Swarzeneger atau 1 juta kali kekuatan Arnold Swarzeneger berarti dia bukan Tuhan. Tuhan tidak dapat dibandingkan dengan sesuatu. Yesus, Rajnees, Budha, Syekh Siti Jenar, Al-Halaj bukankah semuanya berbentuk manusia, yang makan, minum, tidur, dan disusui saat masih bayi. Waktu masih kecil semuanya bermain-main layaknya anak-anak kecil dll. Semuanya setara sebagai manusia (bermata, bertangan dan kaki) yang punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Manusia itu bertingkat baik dari kemampuan intelektual atau spiritual. Ada yang tidak mampu dan sangat mampu. Orang yang tidak mampu sering mengangkat orang yang sangat mampu sebagai Tuhan!
Kita juga tidak bisa menghubungkan Tuhan dan ruang waktu. Ada yang beranggapan Tuhan perlu ruang, karena segala sesuatu membutuhkan ruang terlebih dahulu baru kehadiran ujud atau fisik sesuatu. Sekali lagi yang butuh ruang dan waktu adalah makhluk Tuhan. Tak ada yang setara dengan Tuhan, bahwa Tuhan diluar nalar manusia. Bahwa jika Tuhan butuh ruang berarti sama dengan makhluk-Nya dan ini menyalahi konsep no 4 diatas.
Mungkin anda akan bertanya, Jika Tuhan hanya 1 mengapa ada manusia yang beruntung di dunia meski beda agama?. Itu karena Rahmat Tuhan Maha Luas. Tuhan memberi 1% rahmatnya untuk dunia beserta makhluk-Nya dengan adil. Bahwa siapa yang berusaha bisa mendapatkan. Sedangkan yang 99% rahmat-NYA untuk kehidupan setelah mati, tetapi hanya untuk mereka yang di dunia benar-benar beribadah kepada Tuhan yang 1, yang sejati.
Dari Kitab Riyadhus Sholihiin tentang Rahmat Allah :
Dari Abu Hurairah r.a., katanya : "Saya mendengar Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam bersabda :"Allah menjadikan kerahmatan itu sebanyak seratus (100) bagian, olehNya ditahanlah yang sembilan puluh sembilan (99) dan diturunkanlah ke bumi yang satu (1) bagian saja. Maka dari kerahmatan yang satu (1) bagian itu sekalian makhluk dapat saling sayang-menyayangi, sehingga seekor binatangpun pasti mengangkat kakinya dari anaknya karena takut kalau akan mengenai - menginjak - anaknya itu."
Dalam riwayat lain disebutkan: “Sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki sebanyak seratus kerahmatan dan oleh-Nya diturunkanlah satu bagian dari seratus kerahmatan itu untuk diberikan kepada golongan jin, manusia, binatang dan segala yang merayap. Maka dengan satu kerahmatan itu mereka dapat saling kasih mengasihi, dengannya pula dapat saling sayang menyayangi, bahkan dengannya pula binatang buas itu menaruh iba hati kepada anaknya. Allah mengakhirkan yang sembilan puluh sembilan kerahmatan itu yang dengannya Allah akan merahmati hamba-hambaNya pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaih)
Tidak ada komentar
Posting Komentar