Menjawab Konsep Allah Tritunggal Ajaran Kristen (Bagian 3)

J a w a b a n  3 :

Sebelumnya baca dulu "Menjawab Konsep Allah Tritunggal Ajaran Kristen (Bagian 1 dan Bagian 2)"  dibagian ini akan menjelaskan secara lengkap, yaitu  dan gamblang : 

Pengaruh Pagan Di Ajaran Tritunggal

Para imam Mesir kuno memiliki inisial IHS inisial dari trinitas pagan (Isis, Horus & Seb) pada wafer bulat untuk memperingati dewa matahari dan mereka memakannya setiap tahun pada tanggal 25 Desember. Mereka percaya bahwa dewa matahari sedang bereinkarnasi di dalamnya, untuk itu mereka makan wafer dewa ini. Mereka kembali memperlakukan kematian Nimrod pada "pohon" pada 25 Maret (Paskah) dan percaya bahwa ia akan bereinkarnasi pada tanggal 25 Desember  Kegiatan ini disebut sebagai "Mass" atau "Massacre" (pembantaian)

Saat ini, inisial yang sama IHS muncul pada Wafer Ekaristi Katolik. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa imam memiliki kekuatan untuk menarik Yesus turun dari singgasananya dan disalibkan lagi dan lagi pada setiap misa, menyatakan Katekismus tentang Kristus :

"Pada setiap massa, ia melakukan fungsi korban lagi ..."

Tritunggal Katolik diam-diam menyamar dari trinitas yang berbeda dari apa yang kebanyakan orang Kristen percaya :

Paus sebagai "Bapa Suci," Yesus sebagai berhala dewa matahari (reinkarnasi dari Tammuz), dan Maria sebagai Roh Kudus. Oleh karena itu, Isis (Maria), Horus (Yesus), Seb (Paus/Bapa). 



Digambarkan di sini adalah "Tritunggal" Bapa (Nimrod), Bunda (Semiramis), dan Anak (Tammuz). Kaisar Romawi Konstantin meminjam mitos pagan dan berasimilasi dengan Mesias. Dia mengganti  nama Nimrod, "Bapa Suci" (setiap Paus diduga reinkarnasi dari Nimrod dewa matahari). Kata "Paus" dalam bahasa Latin adalah Pappas yang berarti "Bapa" (Pater dalam bahasa Yunani). Konstantin juga mengganti nama Semiramis  menjadi "Maria" atau Roh Kudus. Dia juga mengganti nama Tammuz menjadi "J'Zeus."
 
 

Asal usul Nama Jesus, apakah dari Zeus?

Orang-orang Yunani menyebut dewa tertinggi mereka "Zeus" tetapi ketika mereka menerima Yesus sebagai Mesias mereka di abad ke-1, mereka mulai menempatkan huruf "Y" di depan Zeus sebagai Y'Zeus. Dari kata Y'Zeus, menjadi Ieosus untuk diucapkan dalam bahasa Yunani. Kemudian ketika terjemahan Bible dalam bahasa Inggris diterbitkan dengan mesin cetak, huruf baru telah ditambahkan ke dalam alfabet yaitu huruf "J" dan itu dimaksudkan untuk memiliki suara "Y". Dari sana J'Zeus atau Ieosus menjadi Jeosus dalam bahasa Yunani sebagai transliterasi untuk Yosua. Transliterasi Yunani Yosua seharusnya terdengar seperti "Yeosus" atau Ieosus tetapi dengan berjalannya waktu dalam budaya Amerika, huruf "J" mulai mengambil pengucapan suara keras "G". Oleh karena itu hari ini, nama Yesus terdengar lebih seperti "Geezus" daripada "Yaysoos" Yunani atau Yosua Ibrani. "Geezus" berarti tidak ada orang yang tinggal di Israel atau berbicara Ibrani.  Berikut ini bukti bahwa nama Zeus ada dalam Alkitab King James tahun 1611.




Dalam bahasa Latin istilah "Io" berarti "hujan es" atau  "pujian." Karena itu pada tanggal 25 Desember di Roma Kuno, orang akan memberikan pujian kepada dewa Saturnus pada tanggal 25 Desember karena mereka akan meneriakkan  "Io, Saturnalia, Io, Saturnalia!" adalah hari untuk kemabukan,  pengorbanan anak dan pesta pora. Kemudian dewa pagan Romawi  Jupiter & berhala Yunani dewa Zeus digabung menjadi J'Zeus dan frase "Io Zeus, Zeus Io" dulu juga digunakan  untuk memberi pujian terhadap "Zeus." Jadi , Io Zeus adalah hal yang sama seperti Ieosus yang berarti "Puji Zeus!"

Nama Yesus dalam bahasa Aram (bahasa asli Yesus) adalah EESHO, sedangkan di agama Islam sebagai ISA.  




Memahami Asal Usul Nasrani

Matius, siapa yang tidak mengenal orang yang diduga salah satu murid Yesus. Matius sebagai orang yang mengaku sebagai murid Yesus berulang kali melakukan upaya agar Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama ada hubungan serius. Yang dilakukan Matius adalah menggambarkan Yesus sebagai “Pemenuhan akan Nubuatan” sebagai harapan bagi bangsa Yahudi. Tetapi apa yang dilakukan Matius ternyata menimbulkan kecurigaan yang besar, dimana Matius menuliskan nubuatan tentang Yesus yang terbukti salah. Di sinilah terletak kesalahan tersebut.

Mat. 2:23 Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Perhatikanlah ayat tersebut diatas. Dikatakan bahwa Ia (Yesus) akan disebut “Orang Nazaret”. Yang menarik adalah bahwa tak satupun ayat di Perjanjian Lama mengatakan hal ini. Tak ada nubuatan di Perjanjian Lama bahwa akan ada orang yang dipanggil sebagai “Orang Nazaret”.

Menurut Arkeologi, kota Nazareth tidak ada pada jaman yesus, kota ini muncul sekitar abad 3 M. Hal ini mengindikasikan bahwa ayat yang menyinggung mengenai “Kota Nazareth” merupakan catatan kemudian (jauh setelah Yesus Wafat). Kemungkinan nama ini diambil dari nama sekte Nazarenes yang tinggal di daerah tersebut. Apa nama daerah yang ditempati oleh sekte Nazarenes masih belum jelas.

Di ayat diatas dikatakan “Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia (Yesus) akan disebut “Orang Nazaret”. Nah jika para nabi di Perjanjian Lama tidak mengatakan apapun soal “Orang Nazaret” bukankah berarti ini suatu nubuatan Palsu. Alias Matius berusaha membohongi orang-orang Yahudi.

Kisah Para Rasul 24:5 Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani.

Di ayat diatas dikatakan sebagai “bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani.”. Tentu kita tahu bahwa tokoh yang dimaksud adalah Yesus. Yesus orang Nazaret.

Yang menjadi bahan kajian selanjutnya adalah siapa itu “Orang Nazaret”?. Kisah awal mula mereka bisa dibaca dalam Kisah Para Rasul 1:13-16. Mereka adalah murid-murid Yesus, Maria, Ibu Yesus serta saudara-saudara Yesus. Banyak yang mengidentikkan “Orang Nazaret” sebagai Nazarenes. Mereka ini pada prinsipnya merupakan sekte yang berbeda dengan Yahudi pada umumnya tetapi termasuk kaum Yahudi. Dan bahasa yang mereka gunakan adalah Aramaic, bahasa yang digunakan Yesus.

Menurut Josephus, ada 4 sekte dalam masyarakat Yahudi pada permulaan Masehi yaitu : Farisi, Saduki, Essene dan Zealot. Pengikut awal Yesus menamakan diri mereka Nazarenes (Nashara/Nasrani), yang mungkin termasuk Ebionite di dalamnya. Antara Nazarenes dan Ebionite terkadang agak membingungkan. Apakah Ebionite merupakan sempalan dari Nazarenes?. Yang jelas keduanya sangat erat hubungannya meski banyak perdebatan yang mewarnainya.

Asal kata Ebionite dari kata Yahudi ’Evyonim” berarti “yang tertindas/miskin”, sedangkan Nazarene berarti “Cabang”. Makna Nazarenes kemungkinan bentuk terbaik dan terluas dari sebuah pergerakan (Jasmani), sedangan Ebionite lebih mengacu ke bentuk : Jalan, kependetaan,dll (ruhani). Jika dipahami kemungkinan Nazarenes adalah sebutan bagi Pergerakan Politik kaum Ebionite.

Nazarene/Ebionite didirikan oleh orang-orang Israel pengikut Yohanes Pembaptis di daerah Palestina. Kemudian kepemimpinan dilanjutkan oleh Yesus, lalu dipimpin oleh “James si adil” yang merupakan saudara tertua Yesus. Tahun 62 M, James dibunuh oleh pendeta tinggi Ananus. Kemudian Simeon (sodara kedua Yesus) menggantikan James. Tahun 106 M, Kaisar Trajan menyalib Simeon. Kepemimpinan dilanjutkan oleh Judas saudara Yesus. Disini tampak bahwa kepemimpinan di dalam mereka bersifat kedinastian (Dinasty Yesus).

Kata Eessene kemungkinan berasal dari kata “Ossim” yang berarti “Pelaku Taurat”. Essene-lah yang mengumpulkan atau menulis “Dead Sea Scroll”. Mereka hidup menyebar di kota-kota Palestina dan Syria dan di padang gurun. Sekte Essene menggunakan bahasa Aramaic, yaitu bahasa yang digunakan Yesus. Pada masa Yesus ada 3 kelompok Essene yang berbeda :

- Theraputae Mesir; tempat dimana anak yatim Yesus dan keluarganya melarikan diri selama pemerintahan Herodes.
- Essenes Qumran (Dead Sea Scrolls), Biarawan dimana Yohanes Pembaptis ada didalamnya.
- Nazarenes Gunung Carmel, Sebuah desa tempat keluarga yang kooperatif, tempat Yesus mengajar dan hidup

Di catatan dalam “Dead Sea Scroll” itulah ternyata didapatkan keterangan bahwa sebenarnya Yesus itu seorang manusia biasa yang diberi mukjizat. Bukti bahwa Yesus adalah seorang manusia biasa karena beliau dalam catatan “Dead Sea Scroll” dikatakan menikah dengan Maria Magdalena.

Essene memiliki interprestasi sendiri atas Taurat dan sangat bertentangan dengan beberapa kelompok, diantaranya dengan para pendeta korup di Yerusalem, dengan Herodes, bahkan dengan kaum Farisi yang dianggap melakukan kompromi dengan kepercayaan Helenistik atau kekuatan Romawi. Pergolakan antar sekte untuk berebut pengaruh lah salah satu alasan Yesus dibunuh.  

LUKAS 11 : 45-57
Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu.Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: “Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat.Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.”

Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa-apa,dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.”Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu,dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.

Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: “Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?”Sementara itu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi telah memberikan perintah supaya setiap orang yang tahu di mana Dia berada memberitahukannya, agar mereka dapat menangkap Dia.

Jadi pembunuhan Yesus bukanlah keinginan Allah, tetapi merupakan rencana dari para Imam-Imam tetua Yahudi yang tidak ingin posisinya tergeser karena adanya pengajaran Yesus.

Pergerakan Yahudi dibawah kepemimpinan Yesus menggunakan dasar-dasar dari Essene yang mana Yesus sebagai Guru bagi mereka. Dan dari Essene inilah kemungkinan menjadi dua cabang yaitu Nazarenes dan Ebionite.

Pada awal Kristen, kaum Nazarenes begitu antusias menyebarkan ajaran Yesus kepada orang-orang Yahudi, diantaranya dengan memberikan pemahaman bahwa Yesus adalah nubuatan (Mesiah) bagi kaum Yahudi.

Tetapi setelah Paulus memasukkan Non-Yahudi (Gentile) kedalam Kristen pertentangan mulai terjadi. Kaum Nazarenes ingin agar Non-Yahudi disunat untuk keselamatan. Tetapi Paulus tidak setuju. Kemudian diadakan sidang di Yerusalem tetapi akhirnya dimenangkan oleh Paulus. Bahwa orang non-Yahudi tidak harus di sunat tetapi tetap mengikuti hukum Musa (Kisah Para Rasul 15:1-29)

Pada awal kekristenan, kaum Nazarenes masih memiliki kedudukan yang tinggi, karena lebih mengenal Yesus. Tetapi karena kegiatan Paulus sangat tinggi dalam menyebarkan Kristen ke golongan Non-Yahudi, lambat laun golongan Nazarenes mulai kehilangan pengaruh. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengeksklusifkan diri dan mengasingkan diri dari penganut Kristen baru yang merupakan Non-Yahudi. Apalagi setelah tahun 66 M timbul pemberontakan Yahudi terhadap Romawi di Palestina. Kaum Nazarenes terdampar di daerah Pella (timur sungai Yordan). Pengaruh Nazarenes makin hilang dalam Kekristenan. Dan Nazarenes tidak menganggap Paulus sebagai Rasul. Apalagi setelah Paulus membatalkan beberapa hukum Taurat (Galatia 2:16),(Galatia 3:24-25),(Galatia 5:4),(Roma 3:27-28) dan (Efesus 2:15),dll.

Banyak kaum terpelajar menduga bahwa sebagian Nazarenes sekarang lebih dikenal sebagai Ebionite. Mereka mengakui Yesus sebagai Mesiah tetapi Yesus adalah manusia normal, mengakui hukum Yahudi, mempunyai Kitab tersendiri dan menolak Paulus. Karena alasan ini pada abad ke-4 Uskup Epifanius menganggap aliran ini sebagai Bid’ah.

Tahun 380 M, Saint Jerome pernah mengabarkan mereka terkonsentrasi di Gurun Syria. Setelah abad ke-4 kelompok ini seakan menjadi asing dan terkucilkan dari dunia kekristenan bahkan diduga punah. Tetapi ada sebuah legenda bahwa ada Nazarenes yang didirikan oleh murid  Yesus yaitu Thomas sekitar tahun 52 M di Malabar (India).  Kemungkinan Thomas bermigrasi ke Malabar dan meninggal disana. Hal ini terbukti ada umat Kristen di Malabar yang secara keyakinan belum tersentuh oleh perkembangan Kristen modern sampai kedatangan Portugis dibawah Vasco de Gama. Dan orang India yang pertama menjadi Muslim berasal dari daerah ini. Kelompok lainnya yang diduga kelanjutan dari Nazarenes adalah Nazorean Gunung Carmel.

Al Quran memberitakan tentang Nasrani (Nashaaraa) diantaranya dalam ayat berikut :

"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang nasrani“. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri". 
[QS 5:82] 
 
"Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang nasrani berkata: “Al Masih (Yesus) itu putera Allah”. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?" 
[QS 9:30]

"Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh , mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
" [QS 2:62] 
 
Penafsiran Nasrani di Al-Quran bisa bermakna ganda, yang pertama bisa mengacu ke Nazarenes, yang kedua mengacu ke Nasrani setelah abad 3 M. Karena ayat-ayat Al-Quran itu berkonteks. Sehingga dalam memahami ayat-ayat Al-Quran yang memuat kata Nasrani, kita harus memperhatikan konteksnya, apakah itu mengacu ke Nasrani awal (Nazarenes) atau nasrani kemudian (Nasrani setelah abad 3 M). Misalnya dalam QS 9:30 diatas, kata Nasrani jelas mengacu ke versi setelah abad 3 M, karena setelah abad 3 M lah getol ide Yesus sebagai anak Tuhan / Tuhan.


Apakah Yesus Mempunyai Ayah Biologis Bernama Yusuf (Dilahirkan Dari Hasil Hubungan Biologis Dan Bukan Dari Kelahiran Perawan)?

Terkadang aku bertanya mengapa harus Yohanes yang membaptis Yesus, mengapa Yohanes begitu spesial, mengapa Yohanes hampir mirip dengan Yesus. Dari sini apakah proses kelahiran Yesus juga hampir sama kejadiannya dengan Yohanes?

Mat. 11:11 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.

Ayat diatas sangatlah luar biasa menurutku, karena di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis. Sehingga Yohanes bisa dikatakan lebih hebat dari Yesus, karena Yesus juga dilahirkan dari seorang perempuan. Inilah Kisah Kelahiran Yohanes :

Lukas 1:36-37 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

Di akhir ayat 36 diatas disebutkan dengan kalimat “yang disebut mandul itu”, mengapa?. Sebenarnya Elizabeth adalah wanita mandul yang akhirnya memperoleh anak. Di Al Quran kisah Yohanes ini disebutkan sebagai berikut :

Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya (Yohanes), yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.” Zakaria berkata : “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul?” Berfirman Allah: “Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya”. [QS 3.39-40]

Sekarang mari kita lihat proses kelahiran Yesus menurut Alkitab Injil :

Menurut Talmud , Pesachim 113a : Nikahilah anak gadis sesegera mungkin meski itu budak sekalipun.

Ayat diatas dapat dipahami bahwa seorang gadis yang sudah matang (menstruasi) harus segera mungkin dinikahi meski itu budak. Dan kita tahu waktu pertama menstruasi masing-masing wanita beda-beda. Tetapi kurang lebih usia 10–14 tahun. Dan kita harus tahu bahwa di daerah-daerah yang masih konservatif dan tradisional, pernikahan muda itu sudah biasa.

Sekarang mari kita baca pernikahan Yusuf dengan Maria ibu Yesus. Menurut Chatolic Encyclopedia yang isinya catatan awal Kristen termasuk yang di apokrifakan (DISINI), dikatakan sebagai berikut :

“Ketika berumur 40 tahun, Yusuf menikahi seorang wanita bernama Melcha atau beberapa orang menyebutnya Escha, dan lainnya menyebut Salome. Mereka hidup 49 tahun bersama dan mempunyai 6 anak, 2 wanita dan 4 lelaki, yang termuda adalah James. Setahun setelah istrinya meninggal, para pendeta mengumumkan ke negara Judea bahwa mereka diharapkan menemukan pria terhormat di seluruh Judea untuk mengawini Maria. Setelah berumur 11 sampai 14 tahun , Yusuf yang saat itu berumur 90 tahun, pergi ke Yerusalem sebagai salah satu kandidat. Keajaiban Tuhan memilihkan Yusuf sebagai calon Maria. 2 tahun kemudian isyarat itu terjadi. Jadi kita sekarang tahu bahwa Maria mempunyai suami yaitu Yusuf yang merupakan ayah Yesus.

Lukas 3:23 Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf


Kesimpulannya,  adalah Y u s u f yang berumur 90 tahun menikahi Maria ibunda Yesus yang berumur sekitar 11 sampai 14 tahun.


Umat Kristen sering menggunakan ayat Yesaya 7:14 untuk mendukung pendapat mereka bahwa Maria ibu Yesus adalah seorang perawan yang tak tersentuh laki-laki saat mengandung.  Apakah benar demikian?

Arikel ini aku ringkas dari artikel miliknya Dennis Bratcher yang bisa and baca DISINI. Artikel milik Dennis Bratcher tersebut berbahasa Inggris dan tentu dalam menterjemahkannya aku agak lumayan kesulitan. Jika disuruh menterjemahkan Novel Harry Potter mungkin lebih mudah. Itu karena dalam menterjemahkan juga harus memahami filosofinya. Untuk itu bagi anda yang bisa lebih baik dalam menterjemahkannya, bisa ditulis di kolom komentar. Adapun artikel itu aku ringkas sebagai berikut :


YESAYA 7:14

hinneh ha‘almah harah veyoledet ben; veqara’t shemo ‘immanu ’el

KJV   : Behold, a virgin shall conceive and bear a son, and shall call his name Immanuel.
NRSV : Look, the young woman is with child and shall bear a son, and shall name him Immanuel.

(Terjemahan Indonesia :.... Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan dia Imanuel)


Ayat di atas memiliki 5 bagian :

hinneh, sebuah partikel yang dapat diterjemahkan sebagai "lihat!" atau "lihatlah!" Namun, dapat melayani fungsi gramatikal lain dalam bahasa Ibrani.ha'almah, kata benda feminin dengan kata sandang tertentu, "perempuan muda." Kata benda ini secara tradisional telah diterjemahkan sebagai "perawan", namun penelitian mengungkapkan bahwa semakin besar kemungkinan berarti "seorang wanita muda usia menikah" (yaitu, cukup tua untuk memiliki anak) tanpa indikasi khusus dari apakah dia masih perawan . Hal ini tercermin dalam banyak terjemahan modern.harah, baik dalam bentuk kata kerja tunggal maskulin dalam perfect tense menandakan arti tindakan selesai "ia dikandung." Hal ini dapat digunakan secara metaforis seperti dalam Mazmur 07:15. Atau itu adalah kata sifat feminin yang berarti "hamil." Namun, karena konteksnya menentukan penggunaan dalam bahasa Ibrani, dan tidak ada referen maskulin dalam konteks ini, ini harus menjadi kata sifat feminin memodifikasi ha'almah kata benda feminin. Dengan kata lain, seperti tersebut dalam teks, itu bukan kata kerja sama sekali, tapi sebuah kata sifat yang harus diterjemahkan "hamil [wanita muda]."veyolédet, sebuah participle tunggal feminin dari kata kerja "untuk melahirkan," dengan awalan penghubung. Awalan itu dapat diterjemahkan "dan" dalam beberapa kasus, tetapi juga melayani fungsi tata bahasa dan sintaksis lainnya.ben, kata benda yang berarti tunggal maskulin "anak".

Dalam Yesaya 7:14 kata hinneh diikuti oleh partisip tunggal feminin "melahirkan" (yoledet). Subyek dari kontruksi kalimat adalah kata benda "perempuan muda" (ha'almah). Jika kita memahami sintaks kalimat ini, kemudian hinneh ditambah fungsi partisip sebagai kata kerja utama, kalimat akan berbunyi : "Wanita muda akan melahirkan." Kata sifat kemudian akan menggambarkan "perempuan muda" sebagai "hamil." Keanehan dari konstruksi kalimat ini adalah penanda penghubung (ve) sebelum partisip, yang biasanya tidak akan terjadi pada kalimat ini.

Sehingga dalam terjemahan selanjutnya ditulis sebagai berikut :

Dalam text Ibrani diartikan sebagai : “The pregnant young woman is about to give birth to a son” (Wanita hamil yang masih muda akan melahirkan anak laki-laki)

Dalam text Inggris diartikan sebagai : "The young woman who is pregnant is about to give birth to a son . . ." (Wanita muda yang sedang hamil akan melahirkan anak laki-laki)

Di sini, penjajaran "wanita muda" dan "hamil" dapat dipahami sebagai "perempuan muda [adalah] hamil."

Sebagai pembanding ayat misalnya Yesaya 7:14 dengan Hakim-hakim 13:3, dimana dalam terjemahan bahasa inggris secara penulisan gramatikal hampir sama, yaitu :

KJV (Yesaya 7:14): Behold, a virgin shall conceive and bear a son, ....
NRSV (Hakim-hakim 13:3) : ".....for you shall conceive and bear a son...."
artinya : ..engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki ...

Pada ayat Hakim-hakim 13:3 jika secara lengkap ditulis akan berbunyi sebagai berikut :

13:3 Dan Malaikat TUHAN menampakkan diri kepada perempuan itu dan berfirman kepadanya, demikian: "Memang engkau mandul, tidak beranak, tetapi engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.

Penekanan dalam Yesaya 7:14 adalah bukan pada keperawanan ibu, tetapi pada kelahiran imanen anak dan nama anak.

Yesus memang terlahir karena Mukjizat, jika bukan karena "Kelahiran Perawan" lalu apa?. Nah letak mukjizatnya kemungkinan sama dengan yang dialami oleh Yohanes diatas. Dalam artian proses mengandungnya Maria kemungkinan sama dengan yang dialami oleh Elizabeth. Tetapi mungkin anda akan bertanya, apakah Maria mandul?. Sebenarnya bukan Maria tetapi kemungkin Yusuf suami Maria.

Lukas 1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

Kedua ayat diatas menerangkan bahwa Malaikat Jibril (Gabriel) menginformasikan bahwa Maria akan mempunyai anak. Tetapi Maria menjawab “bagaimana mungkin orang yang belum bersuami mempunyai anak (Maria mengira mempunyai anak saat itu juga)?”. Malaikat menjawab : “Atas kuasa Allah hal itu akan terjadi” (Yang dimaksudkan Malaikat nanti setelah menikah)

Kita bisa mentafsirkannya sebagai berita yang disampaikan Jibril kepada Maria untuk masa yang akan datang, yaitu setelah Maria bersuami. Karena pengartian yang sebenarnya bukan Yesus dilahirkan dari Seorang Perawan tetapi Yesus dilahirkan dari wanita dewasa (sudah bisa melahirkan). Wanita yang sudah bisa melahirkan bisa saja sudah 1 tahun menikah atau lebih (sudah tidak perawan). Kalau diibaratkan itu wanita yang baru bisa hamil setelah satu bulan menikah atau lebih.  Dan ini sebenarnya lebih sesuai dengan Kesaksian Lukas daripada saksi yang lain.


MENURUT LUKAS
Lukas 1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. => Merujuk ke waktu depan, dimana menurut Lukas Maria hamil setelah bertunangan dan hidup sebagai suami istri dengan Yusuf.

Agar lebih jelas sebaiknya kita baca ayat-ayat Lukas sebelumnya :

1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
1:30 Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.

Seperti kita ketahui bahwa umat Yahudi menuduh Maria Berzina. Tuduhan ini bisa kita lihat dalam 2 sisi. Baik dari sisi Lukas atau Matius.

dari sisi Lukas latar belakang tuduhan Zina kepada Maria kesimpulan sementaranya adalah kita baca lagi kisah dimana umur Yusuf 90 -92 tahun saat menikahi Maria yang berumur sekitar 11-14 tahun. seorang pria berumur 90 tahun tentulah seorang yang sudah tua sekali. dan Maria umurnya sangat muda sekali. Manusia yang berumur tua sekali kemungkinan sudah tidak memproduksi sperma yang aktif dan wanita berumur 11-14 tahun kemungkinan juga belum menghasilkan sel telur secara sempurna.

Jadi ada kemungkinan di awal-awal pernikahan Yusuf dan Maria mereka mengalami nasib seperti Elizabeth dan Zakaria dimana tidak punya anak. Dan Yusuf  sudah yakin tidak akan bisa mempunyai anak. Tetapi karena saat Maria bertunangan dengan Yusuf (Lukas 1:26-30) Malaikat Jibril pernah mengabarkan bahwa Maria akan punya anak, maka Maria mengandung dalam pernikahan mereka. Dan orang-orang Yahudi menjadi bertanya-tanya…… “bagaimana mungkin Maria bisa punya anak (mengingat usia Yusuf)?”, sehingga beredarlah kabar bahwa Maria berzina dengan orang lain untuk memperoleh anak.  Sehingga Yusuf merasa malu dan berniat menceraikan Maria.

Matius 1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Atas fitnah orang-orang Yahudi bahwa Maria telah berzina, Bible tidak mempunyai jawabannya. Al-Quran lah yang meiliki jawaban atas hal itu. Sebagaimana firman Allah :

maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan. (QS. 19:29).

Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. (QS. 19:30-33).


MENURUT MATIUS
Dari sudut pandang Matius memang ayat-ayat Lukas  diatas akan terkesan bertolak belakang dengan ayat-ayat dari Matius 1: 18-23

1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

Dari penjelasan diatas tampak bahwa saksi antara LUKAS dan MATIUS bertolak belakang.

MENURUT LUKAS MARIA HAMIL SETELAH BERTUNANGAN DAN MENIKAH DENGAN YUSUF, SEDANGKAN MENURUT MATIUS MARIA SEBELUM BERTUNANGAN DAN MENIKAH DENGAN YUSUF SUDAH HAMIL DULUAN

Dari sini tampak Jelas bahwa mengandungnya Maria lebih kuat setelah dia menikah dengan Yusuf daripada tidak. Karena jika sebelum menikah Maria sudah mengandung dan tuduhan Zina dilontarkan orang Yahudi, maka Maria tidak akan bisa lolos meski Bayi Yesus membela dan kemungkinan bisa dihukum rajam sampai mati, mengingat hukum taurat keras. Tetapi bahwa ternyata Maria diselamatkan oleh ucapan bayi Yesus (Dalam Al-Quran) dimana juga diperkuat bahwa Maria memang sudah menikah dengan Yusuf dan bahwa kehamilannya merupakan mukjizat seperti halnya Elizabeth istri Zakaria.

Jadi ayat Matius 1:18 kemungkinan masih lemah dalam hal ini (alias tidak memberikan informasi yang akurat!). Hal ini bisa kita baca secara lengkap  pada Lukas 1 :26-36, dimana berita kehamilan Maria diberitakan oleh Malaikat Gabriel setelah Maria bertunangan dengan Yusuf. Sedangkan menurut Matius 1:18, Maria sudah hamil saat bertunangan dengan Yusuf.



Imanuel Bukan Berati Yesus Adalah Tuhan

Umat Kristen sering mengkaitkan kata "Emanuel atau Imanuel" sebagai bukti bahwa Yesus adalah Tuhan. Sekarang mari kita lihat makna dari "Emanuel atau Imanuel" sehingga kita bisa tahu makna yang sesungguhnya.

Imanuel berarti “Tuhan bersama kita”. Apa yang ada dibenak anda ketika membaca atau mendengar kalimat “Tuhan bersama kita”?. Kalimat ini mengindikasikan suatu konteks motivasi (sebuah kalimat motivasi) atas masalah yang sedang dihadapi oleh pengikut Tuhan (orang yang beriman). Kata ini adalah kata yang sangat universal dan menembus batas waktu. Kita atau siapapun ketika dililit masalah padahal kita tidak bersalah, akan berusaha menguatkan diri dengan perkataan “Tuhan bersama kita”.Misalnya :

Anda dan orang tercinta anda sedang menghadapi masalah berat, entah berupa fitnah atau ancaman pembunuhan, menghadapi masalah diatas anda akan menguatkan diri anda dan orang tercinta disekeliling anda dengan perkataan "Jangan takut, Tuhan bersama kita". Ini sebagai bentuk pembelaan terhadap diri anda dan bahwa Tuhan akan membela anda karena Tuhan tahu anda tidak bersalah atau Tuhan tahu anda adalah orang yang benar atau beriman. Bahwa Tuhan akan selalu membela orang yang beriman.

Sekarang mari kita lihat konteks makna dari "Emanuel atau Imanuel" terhadap diri Yesus. Sehingga kita bisa tahu mengapa Yesus dikatakan "Emanuel/Imanuel". Sebelumnya mari kita baca ayat-ayat Alkitab Injil berikut ini :

Bilangan 14:9 Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka.”

Yosua 1:9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.”

Yesaya 41:10 Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Yeremia 1:19 Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.”

Hagai 2:4 Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam,

Ayat-ayat diatas mengatakan “Tuhan menyertai engkau” hal ini sinkron dengan perkataan “Tuhan bersama kita”. Hal ini penting bagi kita untuk lebih bisa memandang secara lebih luas makna “Imanuel” dalam Bible. Dalam Perjanjian Lama kata “Imanuel” disinggung secara nyata dalam ayat sebagai berikut :

Yesaya 7:14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia IMANUEL.

Pada ayat diatas kata “Imanuel” jelas sekali disinggung. Tetapi jika diperhatikan lebih seksama makna kata “Imanuel” yang berarti “Tuhan bersama kita” banyak terdapat dalam beberapa ayat Perjanjian lama sebagai janji bahwa Tuhan akan bersama orang yang teguh pada-Nya, misalnya :

KEPADA ISHAK
Kejadian 26:3 Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau,...

Kejadian 26:24 Lalu pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: “Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau;...


KEPADA YAKUB
Kejadian 28:15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ....
Kejadian 31:3 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yakub: “Pulanglah ke negeri nenek moyangmu dan kepada kaummu, dan Aku akan menyertai engkau.”

KEPADA MUSA
Keluaran 3:12 Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu,...(Janji kepada Musa)

KEPADA YOSUA
Yosua 1:5 Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau;...

Yosua 3:7 Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.

KEPADA SAUL
1 Samuel 10:7 Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu, lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu, sebab Allah menyertai engkau.

KEPADA DAUD
2 Samuel 7:9 Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi.

KEPADA GIDEON
Hakim-hakim 6:12 Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.”

KEPADA MARIA
Lukas 1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”

BAHKAN KEPADA PAULUS
Kisah Para Rasul 18:10 Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.

Kalimat “Tuhan menyertai engkau” dalam ayat-ayat diatas tentu berdasarkan berbagai konteks yang timbul saat itu. Dalam Perjanjian Baru kata “Imanuel” juga muncul dalam Matius 1:23“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia IMANUEL” –yang berarti: Allah menyertai kita.

Bagaimana konteks kata “Imanuel” dalam Matius 1:23 diatas?. Dalam falsafah Yahudi yang penuh perumpamaan, anak adalah salah satu perumpamaan. Dimana anak usia dewasa identik dengan umur 12 tahun. Seorang anak yang belum dewasa belumlah tahu perbuatan baik dan jahat. Dan inilah yang dijadikan dasar perumpamaan dalam Yesaya 7 :16-17 :

7:16sebab sebelum anak itu tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik, maka negeri yang kedua rajanya engkau takuti akan ditinggalkan kosong.7:17TUHAN akan mendatangkan atasmu dan atas rakyatmu dan atas kaum keluargamu hari-hari seperti yang belum pernah datang sejak Efraim menjauhkan diri dari Yehuda–yakni raja Asyur.”

Dengan demikian dalam ayat diatas menegaskan bahwa sebelum waktu 12 tahun raja Asyur akan meninggalkan Yehuda. Saat itu merupakan masa yang genting dimana Yehuda membutuhkan sebuah kekuatan yang besar agar terhindar dari serangan Asyur dan Israel. Saat-saat genting itulah Nabi Yesaya berkata :

Yesaya 7:14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia IMANUEL.

Tentu makna Imanuel diatas bukan merujuk ke Yesus, jika merujuk ke Yesus bukankah menunggu waktu 700-an tahun. Sebelum Yesus datang tentu Kerajaan Yehuda akan musnah dahulu. Menurut literatur Yahudi, Nabi Yesaya ketika peristiwa ini terjadi ditemani oleh anaknya yang bernama “Maher-Syalal Hash-Bas” (Yesaya 8 :1-3). Jadi sesungguhnya makna “Imanuel” dalam Yesaya 7:14 adalah kiasan “Tuhan bersama kita” yang juga bersamaan penggunaan anak dari nabi Yesaya “Maher Syalal Hash-Bas”. Coba perhatikan ayat berikut:

Yesaya 8:18 Sesungguhnya, aku dan anak-anak yang telah diberikan TUHAN kepadaku adalah tanda dan alamat di antara orang Israel dari TUHAN semesta alam yang diam di gunung Sion.

Jadi makna Imanuel dalam Yesaya 7:14 itu identik dengan anak sebelum umur 12 tahun dimana untuk memanggil Bapa-Ibu saja belum tahu, yang dijadikan kiasan oleh nabi Yesaya atas anaknya sendiri, coba perhatikan ayat Yesaya berikut :

8:3Kemudian aku menghampiri isteriku; ia mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: “Namailah dia: Maher-Syalal Hash-Bas,8:4sebab sebelum anak itu tahu memanggil: Bapa! Ibu! maka kekayaan Damsyik dan jarahan Samaria akan diangkut di depan raja Asyur.”8:5TUHAN melanjutkan lagi firman-Nya kepadaku:8:6“Oleh karena bangsa ini telah menolak air Syiloah yang mengalir lamban, dan telah tawar hati terhadap Rezin dan anak Remalya,8:7sebab itu, sesungguhnya, Tuhan akan membuat air sungai Efrat yang kuat dan besar, meluap-luap atas mereka, yaitu raja Asyur dengan segala kemuliaannya; air ini akan meluap melampaui segenap salurannya dan akan mengalir melampaui segenap tebingnya,8:8serta menerobos masuk ke Yehuda, ibarat banjir yang meluap-luap hingga sampai ke leher; dan sayap-sayapnya yang dikembangkan akan menutup seantero negerimu, ya IMANUEL!”

Dalam Perjanjian Lama, penggunaan kata anak-anak dalam sebuah ayat merupakan hal yang umum. Itu merupakan bagian dari hubungan religiusitas bahwa anak merupakan lambang kesucian tanpa dosa. Coba kita perhatikan ayat dibawah ini (Hosea 1:3-10) :

1:3Maka pergilah ia dan mengawini Gomer binti Diblaim, lalu mengandunglah perempuan itu dan melahirkan baginya seorang anak laki-laki.1:4Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: “Berilah nama Yizreel kepada anak itu, sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel.1:5Maka pada waktu itu Aku akan mematahkan busur panah Israel di lembah Yizreel.”1:6Lalu perempuan itu mengandung lagi dan melahirkan seorang anak perempuan. Berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: “Berilah nama Lo-Ruhama kepada anak itu, sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kaum Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka.1:7Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda dan orang-orang berkuda.”1:8Sesudah menyapih Lo-Ruhama, mengandunglah perempuan itu lagi dan melahirkan seorang anak laki-laki.1:9Lalu berfirmanlah Ia: “Berilah nama Lo-Ami kepada anak itu, sebab kamu ini bukanlah umat-Ku dan Aku ini bukanlah Allahmu.” 1:10Tetapi kelak, jumlah orang Israel akan seperti pasir laut, yang tidak dapat ditakar dan tidak dapat dihitung. Dan di tempat di mana dikatakan kepada mereka: “Kamu ini bukanlah umat-Ku,” akan dikatakan kepada mereka: “Anak-anak Allah yang hidup.”

Di ayat yang lain dikatakan sebagai berikut :

Yesaya 7

7:3Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: "Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu,

7:13Lalu berkatalah nabi Yesaya: "Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?

7:14Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.

7:16 sebab sebelum anak itu tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik, maka negeri yang kedua rajanya engkau takuti akan ditinggalkan kosong.

Kemudian anda bacalah Yesaya bab 8 dibawah ini :

8:3 Kemudian aku (Yesaya) menghampiri isteriku; ia mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Namailah dia: Maher-Syalal Hash-Bas,

8:4 sebab sebelum anak itu tahu memanggil: Bapa! Ibu! maka kekayaan Damsyik dan jarahan Samaria akan diangkut di depan raja Asyur."

8:7 sebab itu, sesungguhnya, Tuhan akan membuat air sungai Efrat yang kuat dan besar, meluap-luap atas mereka, yaitu raja Asyur dengan segala kemuliaannya; air ini akan meluap melampaui segenap salurannya dan akan mengalir melampaui segenap tebingnya,

8:8 serta menerobos masuk ke Yehuda, ibarat banjir yang meluap-luap hingga sampai ke leher; dan sayap-sayapnya yang dikembangkan akan menutup seantero negerimu, ya Imanuel!"

Lalu yang menjadi pertanyaan adalah apa konteks Matius menggunakan kata “Imanuel” dalam Matius 1:23?. Coba perhatikan ayat Matius berikut :

1:20 Tetapi ketika ia (Yusuf) mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.1:21Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”1:22Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:1:23“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” –yang berarti: Allah menyertai kita.

Coba perhatikan, dalam Matius 1:21 Jelas sekali anak yang akan dilahirkan oleh Maria akan dinamai Yesus. Lalu mengapa tiba-tiba Imanuel melompat ke ayat Yesaya 7:14 (lihat Matius 1:23)?. Sepertinya ada suatu konteks disini dimana Yusuf merasa kebingungan atas apa yang dihadapi atau dialami oleh Maria, dimana Maria mengandung dan difitnah oleh orang Yahudi bahwa Maria telah berzina. Oleh karena Yusuf tidak ingin namanya ikut tercemar atas Maria dia ingin menceraikannya. Tetapi datanglah Malaikat yang menguatkan diri Yusuf dengan kata “Imanuel”. Sehingga Yusuf pun mengurungkan niatnya.

Dalam konteks yang lain dalam Perjanjian Baru (Matius), Yesus menyuruh muridnya menyebarkan Injil, tentu ada beberapa murid yang bertanya : “Bagaimana kami dapat melakukan itu”. Maka Yesus menjawab “Tuhan akan menyertai”.

28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Kalimat “Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman “ tentu merujuk pada Bapa, bukannya Yesus. Karena hal ini senada dengan ayat Keluaran berikut, dimana Musa seakan tidak percaya bagaimana ia harus membawa keluar bangsa Israel dari Mesir :

3:11 Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?”


3:12 Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”

Kesimpulannya, Matius berusaha untuk menghubungkan Konteks “Tuhan bersama kita” dalam perjanjian baru dengan Perjanjian Lama!. Bahwa Tuhan selalu hadir sepanjang sejarah peradaban manusia!.




Yesus Mengaku Sebagai Mesias Bukan Allah

Orang Kriten mengatakan Yesus adalah Allah. Apakah benar?. Apakah di Alkitab Injil Yesus mengaku sebagai Allah? tak satupun. Sekarang coba kita pahami artikel ini.

Salah satu ungkapan yang paling sering dilontarkan Yesus bukannya mengaku sebagai Allah tetapi sebagai anak Allah. Orang Islam tentu akan alergi dengan kata yang satu ini yaitu “Anak Allah”. Kata ini merupakan kata yang umum digunakan di Perjanjian Lama dan Baru baik di Kristen atau Yahudi. Dan baik orang Islam ataupun orang Kristen sering keliru dalam memaknai kata tersebut. Kata “Anak Allah”, bagi Muslim yang kurang paham atau Kristen yang kurang paham sering mempersepsikan hal ini sebagai ungkapan “Biologis”. Sebagai ungkapan Bapak yang melahirkan Anak atau Anak yang dilahirkan Bapak.




Di Al-Quran sendiri tak ada ungkapan bahwa sebab kekafiran mereka (Kristen) karena menganggap Yesus (Isa) sebagai “Anak Allah”. Tetapi kekafiran orang Kristen di Al-Quran disebutkan karena mereka menganggap Yesus (Isa) sebagai bagian dari Allah (Trinitas) dan terlebih menganggap Yesus (Isa) sebagai Tuhan itu sendiri.

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera maryam”…….
[QS 5:17] 
 
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai ‘Isa putera maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?”. ‘Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”. 
[QS 5:116] 
 
Secara filosofi, ajaran hubungan Tuhan dengan manusia yang saleh pada umat Yahudi sangatlah tinggi. Saking tingginya hubungan yang erat antara Tuhan dan manusia yang saleh begitu erat dan menyatu dalam kesatuan religius yang penganalogiannya diluar bahasa sastra yang tak semestinya.

Saking tingginya maka orang yang saleh bisa disebut tuhan (t kecil / Ilah) bagi manusia yang lain, ini bisa kita lihat dalam kisah Musa. Mengenai “t kecil” atau tUHAN.

Keluaran 7:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah (seharusnya ditulis Ilah) bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.

Yoh 10:35-36 Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah (Allah memakai a kecil, seharusnya Ilah/tUHAN)–sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan–, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?

Bacalah kedua ayat diatas. Di Yohanes 10:35 dikatakan sebagai berikut : “ Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah ”, sekarang coba anda baca Keluaran 7:1 “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu”. Sudahkahkah anda membacanya?. Sudah jelas bukan mengapa Musa bisa disebut sebagai Allah!.

Sekarang coba anda baca Yohanes 10:36 “ masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah ! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Sudahkah anda membacanya?. Sudah jelas bukan mengapa Yesus bisa mengaku sebagai anak Allah!.

Kedua analogi diatas tentu hanya bisa dipahami oleh mereka yang mengerti benar hubungan Allah dengan para nabinya. Musa sebagai Ilah bukan berarti Musa sebagai Tuhan dan Yesus (Isa) sebagai anak bukan berarti Yesus itu Anak “Biologis” Tuhan. Itu hanya saking tingginya filososfi dalam bangsa Yahudi.

Salah satu alasan mengapa Yesus atau Musa hanya diturunkan bagi bangsa Yahudi adalah karena hanya bangsa Yahudilah yang paling mengerti makna “Ilah manusia” dan “anak Tuhan” dalam konsep hubungan religius dengan Tuhan. Itulah mengapa Yahudi sejati tidak pernah mengakui Tuhan telah beravatar (menjelma) menjadi manusia. Yahudi cuma mengenal konsep Mesias (utusan) bagi manusia. Perhatikan ayat Alkitab Injil berikut :

Yoh 10:23-24 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.”

Yoh 10:25 Yesus menjawab mereka: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,

Dalam ayat diatas jelas sekali bahwa orang-orang Yahudi bertanya kepada Yesus apakah Yesus itu Mesias, lalu Yesus menjawab aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya. Jawaban Yesus mengindikasikan bahwa Yesus mengaku sebagai Mesias. Sekali lagi Yesus mengaku sebagai Mesias bukan Tuhan. Jika demikian mengapa orang-orang Yahudi mau menyingkirkan Yesus?. Hal itu terjadi karena pada ayat selanjutnya Yesus mengatakan bahwa beliau dan Tuhan adalah satu dan beliau adalah anak Tuhan.

Aku dan Bapa adalah satu.”(Yohanes 10:30)

Pengaruh ajaran pagan dari Romawi dan Yunani yang sudah lama menduduki kawasan Yahudi membuat orang-orang Yahudi sukar mencerna kata-kata ini. “Aku dan Bapa adalah satu” adalah kalimat yang susah dimengerti oleh mereka. Yesus menerangkan bahwa maksud Aku dan Bapa adalah satu sebagai satu tujuan. Bahwa orang-orang yang saleh dan beriman berada dalam naungan Tuhan. Sehingga orang-orang yang beriman itu seolah-olah satu dengan Tuhan. Anda bisa membaca lebih jelas seterusnya  (Disini)

Mengapa Yesus mengatakan Aku dan Bapa satu?. Mengapa tidak mengatakan Aku adalah Tuhan?. Hal ini karena Yesus sadar dirinya adalah Mesias. Dan Mesias dalam pemahaman Yahudi adalah seseorang yang diutus/dikirim oleh Tuhan untuk menjadi raja atau panglima perang bagi mereka yang akan melepaskan mereka dari penjajahan asing.. Yesus pun sebagai Mesias adalah raja bagi bangsa Yahudi. Anda  perhatrikan ayat Alkitab Injil berikut :
YOHANES
19:15 Maka berteriaklah mereka: “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Haruskah aku menyalibkan rajamu?” Jawab imam-imam kepala: “Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!”

Didalam Bible Yesus memang mengaku sebagai raja orang Israel dan bahwa dia hanya diutus untuk orang Israel saja. Inilah yang membuat para Imam merasa terusik akan hegemoni mereka terhadap Israel oleh kehadiran Yesus.

MATIUS
2:2 dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.”
15:24 Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”
10:5 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,
10:6 melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

YOHANES
1:49 Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!”
10:7 Maka kata Yesus sekali lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu (Israel).
19:3 dan sambil maju ke depan mereka berkata: “Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya.
12:13 mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!”
19:19 Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi.”

MARKUS
15:12 Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka: “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?”

LUKAS
23:3 Pilatus bertanya kepada-Nya: “Engkaukah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus: “Engkau sendiri mengatakannya.”

Bagaimana dengan ayat dibawah ini:

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Matius 28:19)
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.(Markus 16:15)

Ayat diatas merupakan ayat tambahan,mengapa?. Karena Yesus hanya diutus kepada Israel dan Konsep Trinitas (Bapa, Anak dan Roh Kudus) tidak pernah diajarkan oleh Yesus. Perlu diketahui bahwa ajaran para nabi Israel dari Ishak hingga Yesus adalah untuk Israel. Kalo ajaran Yesus untuk seluruh dunia, maka dialah yang pertama kali membelot dari Israel. Mengapa ada ajaran untuk membawa ajaran Yesus keluar dari Israel?. Karena hal itu tidak mungkin untuk mengabarkan Ajaran Yesus kedalam bangsa Israel sendiri (Yerusalem) karena perlu anda tahu saat itu pengikut Yesus diburu dan dibunuh oleh Paulus dan antek-anteknya (Romawi). Dengan demikian pengikut Yesus harus mengabarkannya ke luar Israel untuk mendapat pengikut. Dan lagi perintah ini keluar setelah Yesus disalib bukan sebelum disalib. Dan bukankah jika Yesus menampakkan diri setelah disalib seharusnya dia sendiri yang pergi keluar Israel?. Mengapa malah menyuruh anak buah yang belum tentu bagus kualitasnya. Mengapa setelah itu Yesus malah menghilang seolah-olah lepas tangan (melarikan diri) yang mengakibatkan banyak korban jiwa.

Tetapi ada suatu pemahaman lain soal dua ayat diatas. Di ayat Matius 10:6 dikatakan " melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel". Di dalam Kisah Rasul 16:6 juga dikatakan " Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia".

Diketahui bahwa bangsa Israel tidak hanya menghuni kawasan Israel sekarang tetapi menyebar keseluruh bangsa. Jadi konteks untuk menyebarkan Bible ke seluruh bangsa kemungkinan untuk Ras Yahudi yang tinggal di negara-negara lain. Karena kemungkinan Ras Yahudi di luar Yerusalem (Israel sekarang) lebih bisa menerima ajaran Yesus. Meski di dalam ayat Kisah Rasul 16:6 ada sebuah pertanyaan, mengapa mereka dilarang untuk memberitakan Injil di Asia?. Apakah tak ada umat Yahudi di Asia saat itu?

Jika demikian adanya bahwa Yesus hanya diutus untuk menjadi raja Israel dan untuk bangsa Israel mengapa orang-orang diluar bangsa Israel pada memperjuangkan Yesus sebagai Tuhannya?.

Setelah Yesus diangkat ke langit oleh Allah, ada dua kubu besar yang ingin meneruskan misi para nabi ke seluruh dunia yaitu Paulus dan Nabi Muhammad. Keduanya sama-sama berlandaskan Kitab orang Israel, tetapi manakah yang merupakan buah yang baik?. Jadi pada dasarnya di dunia ini ada dua agama besar yaitu pengikut Paulus (Kristen) dan pengikut nabi Muhammad (Islam). Sedangkan pengikut Yesus adalah orang2 Israel sendiri pada jaman dahulu saat Yesus masih hidup.

Jadi Aku dan Bapa satu yaitu satu dalam kosmos ruhani religius layaknya sepasang suami istri atau sepasang kekasih. Jadi Aku dan Bapa adalah satu bukan satu oknum tetapi satu religiusitas. Seperti halnya orang-orang Kristen yang ada dalam satu gereja merasa dirinya satu iman. Tetapi mereka bukan satu manusia melainkan banyak. Lihat ayat berikut :

Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. (Yohanes 17:22-23)

Tetapi sekali lagi pengaruh pagan yang kuat membuat orang-orang Yahudi susah memahami perkataan Yesus. Umat Yahudi pada saat itu sudah ratusan tahun dibawah pengaruh Yunani dan Romawi, sehingga ada kesan pemahaman tauhid mereka teracuni, dan yang terjadi selanjutnya adalah mereka ingin mencelakai Yesus.

Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?. Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.”(Yohanes10:31-33)

Jadi alasan utama kaum Yahudi ingin mencelakai Yesus yang berakhir dengan usaha membunuh Yesus diatas Salib adalah kesalahpahaman dari kaum Yahudi terhadap Yesus. Kaum Yahudi menuduh Yesus menyamakan dirinya dengan Allah.



Ayat-ayat Perjanjian Baru Yang Tidak Mengakui Yesus Sebagai Tuhan 
 
Saudara-saudara Kristen yang berpaham Yesus adalah Tuhan sering mengatakan Yesus adalah Tuhan. Atau bagian dari Tuhan (Trinitas/Tritunggal). Benarkah?

Pada saat Yesus akan ditangkap tentara Romawi, Yesus berdoa kepada Bapa, "Maka Ia (Yesus)  maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya : "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Matius 26:39

Ayat diatas menerangkan adanya pembicaraan antara "Aku" dan "Engkau". Jika Yesus adalah Tuhan maka tidak mungkin Tuhan bicara kepada Tuhan.Tidak mungkin anda berbicara dan mengadu kepada anda sendiri, karena jika anda Tuhan, maka anda sudah tahu siapa anda!

Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah (Bapa)  saja. Markus 10:17-18,  dan Yesus bukanlah Allah

Yesus pernah mengatakan kepada murid-muridnya bahwa mereka telah mendengar, Yesus akan pergi tetapi akan kembali. Kemudian Yesus berkata :" Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku". Yohanes 14:28. Nah disini sudah jelas bahwa Yesus mengatakan ada yang lebih besar dari beliau. Sedangkan kalau Tuhan itu satu, maka Tuhan tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Karena Tuhan tidak terbagi.

Pada suatu saat orang-orang Yahudi bertanya kepada Yesus, siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka: "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu?. Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia.". Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa(Allah). Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia. Nah kalimat "Bahwa Akulah Dia" sering disalahpahami kaum Kristen bahwa Yesus adalah Bapa (Allah). Sekarang mari kita pahami siapa "AKU" sebenarnya.

Anda bisa membaca artikel tentang siapa "AKU" Salah satu alasan mengapa umat Kristen menganggap Yesus sebagai Tuhan adalah karena menurut mereka Yesus sudah ada sebelum Abraham (Nabi Ibrahim). Apakah demikian?. Mari kita baca artikel ini.

Keluaran 3:13 Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? –apakah yang harus kujawab kepada mereka?”

Keluaran 3:14 Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.”

Kedua ayat diatas menjelaskan kebingungan Musa terhadap kaum Yahudi. Musa bingung sekiranya orang-orang Yahudi bertanya siapa nama Tuhannya (Tuhan Musa) apa yang harus dijawab oleh Musa. Lalu Allah mengatakan : “AKU ADALAH AKU”. Hal ini menjelaskan bahwa Tuhan punya banyak nama Indah, apalah nama-Nya yang penting secara hakiki merujuk ke Tuhan yang satu dan Maha Kuasa (tauhid).

Hal diatas terulang lagi dijaman Yesus. Ketika orang-orang Yahudi mencobai keimanan Yesus dan bertanya tentang Tuhan mereka. Orang-orang Yahudi mempertanyakan jati diri Yesus yang selama itu mengaku sebagai mesias.

Yohanes 8:53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?”

Yohanes 8:54 Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami,

Dalam kedua ayat diatas Yesus menjelaskan siapa yang lebih besar. Orang-orang Yahudi bertanya “Adakah Engkau lebih besar dari bapa kita Abraham?”. Yesus menjawab “Tentang siapa kamu berkata : Dia adalah Allah kami (kita)“. Jadi yang lebih besar adalah Allah sang Bapa.

Yohanes 8:57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Apakah engkau telah melihat Abraham?”

Yohanes 8:58 Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.”

Yesus begitu dengan mudah menerangkan tentang Abraham, tentang siapa yang lebih besar dan lainnya. Orang-orang Yahudi sedikit frustrasi, lalu mereka bertanya : “Apakah engkau telah melihat Abraham?”. Pertanyaan ini dikeluarkan karena Abraham hidup ribuan tahun sebelum Yesus, kok bisa-bisanya Yesus tahu soal Abraham. 

Lalu Yesus menjawab “Sesungguhnya sebelum Abraham Aku telah Ada”. Jawaban ini ada korelasi dengan jawaban dalam Yohanes 8:53-54, dimana Yesus menjawab “Dialah Allah kami (kita)”. Kalau diformulakan menjadi sebagai berikut:

Yahudi (Yohanes 8:53) : “Apakah Engkau lebih besar dari Abraham?” (X1)
Yesus (Yohanes 8:54)  : “Yang lebih besar adalah Allah kami (kita)!” (Y1)
Yahudi (Yohane 8:57)  : “Apa engkau telah melihat Abraham?” (X2)
Yesus (Yohanes 8:58)  : “Sebelum Abraham adalah Aku”.(Y2)

Jadi Y1=Y2=ALLAH. Hal ini punya korelasi dengan jawaban Allah kepada Musa saat Musa bertanya pada Allah nama apa yang harus dia sebut jika orang-orang Yahudi bertanya akan nama Tuhannya (Tuhan Musa), Yaitu AKU ADALAH AKU (Keluaran 3:14).

Mengapa Yesus menjawab sebelum Abraham adalah AKU?. Bahwa dalam konteks ayat itu (Yohanes 8:54)  Yahudi bertanya: “Apakah  engkau telah melihat abraham?”. Jika Yesus menjawab “Iya” maka akan ada alasan bagi Yahudi untuk menuduh Yesus kerasukan Setan. Karena bagaimana mungkin orang bisa melihat orang lain yang sudah mati ribuan tahun lalu.

Yohanes 8:48 Orang-orang Yahudi menjawab Yesus: “Bukankah benar kalau kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan setan?”

Jadi sebelum abraham adalah AKU merupakan jawaban kepada Yahudi bahwa memang benar Yesus itu utusan Tuhan (Bapa). Dan bukan sedang kerasukan setan.

Yohanes 8:49 Jawab Yesus: “Aku tidak kerasukan setan, tetapi Aku menghormati Bapa-Ku dan kamu tidak menghormati Aku.

Keluaran 3:14 mempunyai konteks yang sama dengan Yohanes 8:54, dimana AKU = ALLAH. Jadi dalam Yohanes 8:54 kata “AKU” bukanlah merujuk ke YESUS, Tetapi merujuk ke ALLAH Tuhan kami (kita). Ketika Yesus berkata “Tuhan kami (kita)” berarti Yesus ikut didalam “kami (kita)”. Jadi Allah itu juga Tuhan sembahan Yesus.

Setelah anda membaca dan memahaminya anda akan mengerti bahwa yang dimaksud "AKU" adalah Allah. Kemudian Yesus melanjutkan ucapan beliau : "dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku" Yohanes 8:25-28.

Di lain kesempatan Yesus pernah berkata kepada murid-muridnya : "Tetapi tentang hari dan saat itu (hari Kiamat) tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri." Matius 24:36

Nah ayat ini mengatakan bahwa Anak tidak tahu akan hari kiamat tetapi hanya Bapa. Kita tahu bahwa kaum nasrani menganggap Yesus sebagai "Anak" dan Allah sebagai "Bapa" dimana dalam pemahaman Tritunggal mereka sama-sama Tuhan. Nah jika sama-sama Tuhan mengapa hanya Bapa yang tahu?.

Yesus berteriak : “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?” Artinya : Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mt 27:46; Mk 15:34; Lk 23:46). 


Ini mengindikasikan bahwa Yesus dan Allah tidak sederajad. 
 

Tidak ada komentar

Posting Komentar