(The Satanic Origin of Modern Cult-ure)
Life imitates satanic art.
Oleh: Henry Makow Ph.D.
Kultur-modern dirancang
untuk memasukkan masyarakat dunia ke dalam sebuah kelompok pemuja Setan,
Illuminati. Di bawah kedok "sekularisme" yang tujuannya adalah untuk
menyangkal keimanan manusia kepada Tuhan dan menurunkan derajat
kemanusiaannya menjadi manusia yang bersifat binatang yang dijinakkan.
Kita dapati
simbol-simbol yang sebenarnya merupakan RACUN terpampang di atas pintu
Universitas, bioskop dan galeri seni. Hal yang sama juga kita temukan
pada, musik, TV kita dan video.
Pada tahun 1920-an, pemimpin Komunis
Internasional menegaskan bahwa masyarakat Barat terlalu kuat untuk
ditaklukkan. Oleh karena itu perlu untuk melemahkannya dengan cara
merubah lembaga budaya - keluarga, pendidikan, agama, seni, media massa,
dan pemerintah.
Upaya yang mereka lakukan untuk sebagian besar telah berhasil. Sementara itu mereka mempertahankan lembaga-lembaga ini dalam format yang mereka kehendaki, mereka secara halus telah merubah kontennya. Upaya yang dilakukan ini seperti hantaman sebotol aspirin dengan arsenik. Tujuannya adalah untuk secara bertahap meracuni, melumpuhkan dan pada akhirnya menghancurkan.
Kami menyadari bahwa sebagian besar
daripada para pemimpin politik dan budaya Barat adalah pengecut, curang,
pengkhianat, penjahat, penipu oportunis, mereka dihargai dengan
seberapa banyak kerugian yang bisa mereka lakukan terhadap korbannya
(non-pemuja setan).
Kegagalan kita dalam memerangi
Komunisme adalah karena kesalahan dalam memahami sifat sebenarnya dari
Komunisme. Komunisme sebenarnya meruapakan ciptaan pemuja setan
(Kabbalah) yang diberdayakan oleh bankir internasional Yahudi
Illuminati. Komunisme dirancang dalam rangka untuk memusatkan semua
kekayaan yang ada di dunia di bawah kontrol mereka, yang pada akhirnya
mereka mengurangi jumlah penduduk dunia serta memperbudaknya. Lambang
Bintang Merah Komunisme juga merupakan simbol peribadatan kepada Setan.
Komunisme yang merupakan sebuah virus kejahatan, dewasa ini telah
berubah bentuk menjadi yang tak terhitung jumlahnya (seperti fe-manism) dan "hak-hak gay" yang menipu atau mengelabui lebih banyak orang daripada sebelumnya.
Peradaban Barat dibangun di atas dasar
agama Kristen dengan pemikiran bahwa Tuhan itu nyata, sebenarnya
Realitas Tertinggi adalah keimanan kepada Tuhan. Melalui jiwa yang
beriman, individu biasa dapat membedakan mana yang merupakan Kehendak
Tuhan tanpa mediasi dari otoritas duniawi. Inilah sebabnya mengapa para
bankir membenci Kristen.
Tuhan mengajarkan Kebenaran, Cinta,
Keindahan dan Kebaikan yang kita inginkan. Pesan-pesan moral inilah yang
menghalangi sebuah kelompok kecil yang memonopoli kekayaan dunia. Jadi
para bankir menghimpun kekuatan untuk menghancurkan keyakinan agama kita
terhadap Pesan-pesan Ilahi ini dengan mempromosikan Darwinisme,
Eksistensialisme dll. Merekalah yang menciptakan peperangan, depresi
dan teror agar kita meminta kepada mereka "antidotenya - yaitu sesuatu
yang mencegah atau melawan efek yang merugikan atau yang tidak
diinginkan " berupa: Tata Dunia Baru atau the New World Order.
Dalam esai cemerlang berjudul, "The Frankfurt School and Political Correctness" Michael Minnichino menggambarkan bagaimana sebagian besar gerakan intelektual dan artistik modern di abad ke-20 yang masih dipraktekkan sampai dengan hari ini, mereka benar-benar terinspirasi oleh para pemikir Komintern (Komunis Internasional) yaitu para agen yang dibiayai oleh penguasa bank. Beberapa dari mereka benar-benar bekerja untuk badan Intelijen Soviet (NKVD - Narodnyy Komissariat Vnutrennikh Del) sampai dengan tahun 1960-an.
Dia menulis: "Tugas [dari Sekolah
Frankfurt] yang utama adalah untuk merusak warisan Yahudi-Kristen
melalui" penghapusan budaya "... dan berikutnya adalah untuk menentukan
bentuk-bentuk budaya baru yang akan meningkatkan alienasi penduduk,
sehingga menciptakan sebuah "barbarisme baru." ... tujuan dari seni, sastra dan musik modern adalah untuk menghancurkan potensi semangat seni, sastra dan musik ... "
Dana berasal dari "berbagai universitas
Jerman dan Amerika, Yayasan Rockefeller, Komite Yahudi Amerika, beberapa
badan intelijen Amerika ..."
Gerakan subversif ini "mewakili hampir
seluruh dasar teoritisi dari semua kecenderungan estetika politik yang
sebenarnya yang sekarang mewabah di universitas" Mereka terkait dengan
Post Modernisme, Feminisme, Studi Budaya, Dekonstruksionisme, Semiotika,
dll
Keuntungan yang dihasilkan mereka adalah
memisahkan kita dari kebenaran, kesatuan masyarakat dan warisan budaya.
Mereka menegaskan bahwa realitas tidak dapat diketahui dan bahwa
penulis dan seniman hanya menggambarkan diri mereka sendiri. Sebagai
contoh, postmodernis Hayden White
menulis, "kisah sejarah adalah fiksi verbal, yang isinya tidak lebih
daripada dibuat-buat ketimbang ditemukan ... kebenaran dan realitas
merupakan senjata utama otoriter zaman kita." Dengan kata lain, kita
tidak bisa mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi di masa lalu
(sejarah yang disuguhkan kepada kita adalah persis berupa pemikiran yang
mereka inginkan.)
Postmodernisme merupakan bagian dari
agenda otoriter. Demikian pula Sekolah Frankfurt memperjuangkan gagasan
bahwa "otoritarianisme" penyebabnya adalah agama, kepemimpinan
laki-laki, pernikahan dan keluarga, padahal hal-hal tersebut sebenarnya
yang menjunjung tinggi kehidupan masyarakat.
Akibatnya, universitas-unuversitas menjadi enemy territory dan sang profesor biasanya menjadi penghalang dalam mempelajari materi yang benar.
Konspirasi Purba
Komunisme merupakan produk dari sebuah
konspirasi kuno dalam melawan Tuhan dan manusia. Orang-orang Yahudi
Farisi menolak Kristus karena ia mengajarkan bahwa Tuhan adalah Maha
Kasih Sayang dan semua manusia adalah sama di mata Tuhan.
"Munculnya Kristus dianggap sebagai
bencana nasional bagi orang Yahudi, terutama untuk para pemimpin
mereka," tulis Leon de Poncins. "Sampai kemudian akhirnya mereka sendiri
menjadi the Sons of the Covenant; mereka sendiri telah menjadi imam
tinggi dan sebagai penerima manfaat ...."
Dia melanjutkan: "Permusuhan tidak dapat
dielakan, sehingga agama Yahudi menentang agama Kristen selama 2000
tahunan dan hal tersebut merupakan kunci dan pendorong utama daripada
subversi yang dilakukannya pada zaman modern ... [Yahudi] membela diri
dengan alasan dalam upaya melawan dunia mitos roh ... mereka merupakan
pemalsu ketidakpercayaan; mereka semua yang secara mental memberontak
menyebar dalam Kristen baik secara rahasia ataupun terang-terangan ...
"( Judaism and the Vatican, pp.111-113.)
Saya menduga bahwa Mahdiisme Yahudi
mungkin hanya sebagai sebuah alat para bankir internasional, yang
merupakan cara dalam upaya untuk mengkonsolidasikan kekuasaan mereka.
Para bankir dan sekutunya dewasa ini sedang menciptakan sebuah Tata
Dunia Baru atau the New World Order, sistem ini hanya peduli sedikit
saja terhadap prinsip-prinsip demokrasi. Mereka akan menjadi dewa.
Nathan Rothschild (1777 -1836)
terkenal dengan ucapannya: "Saya tidak peduli boneka apa yang didudukkan
di atas takhta Kerajaan Inggris untuk memerintah Kekaisaran. Orang yang
mengontrol suplai uang Inggris mengendalikan Kekaisaran Inggris dan
Saya mengontrol suplai uang Inggris.."
Selain Mahdiisme Yahudi, Freemasonry
merupakan alat para bankir. Freemasonry memgang peran penting dalam
menghancurkan monarki Kristen di Jerman, Austria dan Rusia serta
memundurkan Gereja Katolik. Hal ini juga merupakan gambaran yang
diungkapkan dalam The Red Symphony.
Dalam Encyclical Humanum Genus
(1884) Paus Leo XIII menulis bahwa tujuan utama Freemason adalah "untuk
mencabut sepenuhnya tatanan agama dan moral seluruh dunia, yang
keberadaannya telah dibawa oleh agama Kristen ... Ini berarti bahwa
fondasi dan hukum-hukum struktur masyarakat baru akan diambil dari
naturalisme murni. "
Sekali lagi Paus Leo XIII mengatakan:
"Freemasonry merupakan personifikasi Revolusi permanen; yang merupakan
jenis masyarakat terbalik yang bertujuan untuk melaksanakan penguasaan
okultisme kepada masyarakat seperti yang kita kenal, dan satu-satunya
raison d'etre dari unsur utamanya adalah memerangi Tuhan dan Gereja-Nya.
"(De Poncins, Freemasonry dan Vatikan, hal. 45)
Dalam Freemasonry and the Vatican,
Leon de Poncins yang dalam menjelaskannya menggunakan sumber-sumber
Yahudi menyatakan bahwa Freemasonry berkaitan erat dengan agama Yahudi.
Misalnya, Rabi Elle Benamozegh menulis:. "Teologi Masonik cukup baik
sesuai untuk Kabbalah,,, (Israel et L'Humanite, p.73)
De Poncins mengutip sebuah artikel yang
ditulis pada tahun 1861 dalam Parisian Jewish Review La Verite
Israelite: "Rupanya semangat Freemasonry adalah merupakan agama Yahudi
dalam keyakinan yang paling mendasar; ide-idenya adalah Yahudi,
bahasanya adalah Yahudi, organisasinya adalah Yahudi ... "
De Poncins menulis bahwa baik tujuan
Freemasonry maupun agama Yahudi adalah penyatuan dunia di bawah hukum
Yahudi. (Freemasonry and the Vatican, hal. 76)
Kesimpulan
Sama seperti kita membutuhkan makanan
sehat dan olahraga, pikiran dan jiwa kita juga membutuhkan kebenaran dan
keindahan. Kita perlu melihat kehidupan yang dilukiskan dengan secara
jujur dan dengan kekuatan nyata diidentifikasi. Sebaliknya, kita dengan
sengaja ditipu dan diturunkan martabaynya oleh kelompok kecil elit
keuangan dengan berbagai rencana jahatnya. Kuda jantan putih (jiwa kita)
yang diberi makanan diet dengan serbuk gergaji.
Apakah itu media massa atau sekolah,
kita dibombardir dengan propaganda yang dirancang untuk menghasilkan
keterasingan dan disfungsi. Kita harus melindungi diri kita sendiri dari
racun ini sebelum terlambat.
Kabar baiknya adalah bahwa budaya
modern, berdasarkan premis tidak ada tujuan yang melekat atau desain
positif dalam kehidupan manusia, telah diungkapkan sebagai rencana
jangka panjang psy-op Illuminati yang dirancang untuk menurunkan moral
kami. Upaya itu akan gagal.
(For More on the Illuminati program.)
Sumber: Henry Makow Ph.D
Tidak ada komentar
Posting Komentar