Berawal di Mesir Berakhir di Palestina
Bab I: Flash Back
Artikel ini dimulai dari sebuah kisah
Nabi yang menjadi pengikat tiga agama besar di dunia saat ini: Nabi
Ibrahim as. Membicarakan Yahudi adalah terasa kurang bila tidak
membicarakan terlebih dahulu Nabi mulia ini. Sejarawan banyak yang
sepakat bahwa Nabi Ibrahim as lahir di tanah yang kini penuh dengan
kekakacauan, Irak tepatnya di kota Ur, Kaldan di bagian selatan Irak. Ur
terletak di pinggiran sungai Eufrat yang terkenal itu. Ada sebagian
lagi mengatakan beliau lahir di kota Kutsa, selatan Irak. Sebagai tempat
kelahiran Nabi Ibrahim as, kota ini juga masih menyimpan puing-puing
reruntuhan akan pengorbanan Nabi Ibrahim as ke dewa-dewa atas perbuatan
beliau yang menghancurkan patung.
Puing-puing reruntuhan ini masih tersisa
hingga sekarang dan diberi nama Tel Ibrahim. Saat Nabi Ibrahim as
hidup, yang memegang kekuasaan adalah raja Namrud bin Kana’an bin Kusyi.
Singkat kata, setelah beliau selamat dari kobaran api besar yang
dijadikan sebagai “penebusan dosa” untuk para dewa, Nabi Ibrahim as pun
hijrah. Hal ini disebabkan selama ini kaumnya tidak pernah menghiraukan
dakwah beliau. Beliau hijrah merupakan sebuah keniscayaan dari sejarah
para nabi. Pada masa selanjutnya, Nabi Yakub, Nabi Musa, Nabi Isa dan
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam semuanya pernah berhijrah.
Nabi Ibrahim as hijrah ke tanah Syam (Suriah sekarang) dan tinggal di
Haran, sebelah utara Syam. Tetapi di sini para penduduknya juga tidak
menghiraukan dakwah beliau. Beliau pun berhijrah ke tanah Kana’an
(Palestina).
Di tanah Kan’aan ini beliau mendakwakan
tauhid bahwa hanya Allah semata yang patut disembah. Suatu saat tanah
Kana’an mengalami masa kekeringan dan paceklik. Nabi Ibrahim as pun
bersama istrinya, Sarah pergi menuju Mesir. Pada saat itu Mesir sudah
maju dan makmur di bawah kekuasaan raja (Fir’aun) Sanusart II dan
Sanusart III. Wilayah kekuasaan Fir’aun pada saat itu membentang hingga
Syam (Suriah).
peta Mesir kuno
Selama di Mesir inilah Nabi Ibrahim as
mendapatkan istri keduanya yang bernama Hajar, yang menurut beberapa
riwayat adalah seorang budak dari Fir’aun tetapi ada juga yang
mengatakan Hajar adalah anak kandung Fir’aun dari rahim selirnya. Mana
yang benar antara kedua riwayat ini bukan itu yang menjadi perdebatan.
Inti sejarahnya adalah dari kedua rahim istri nabi Ibrahim as inilah
dunia saat ini menjadi sebuah wacana pertempuran tiga ideologi besar:
Yahudi, Nashrani dan Islam.
Selanjutnya, Nabi Ibrahim as kembali
lagi ke Kan’an (Palestina) dan singgah di Hebron. Di tanah Kana’an ini
beliau sempat mengunjungi bebarapa tempat seperti Beersheba, AL Quds, el
Khali dan tempat lainnya.
Dari istri kedua beliau, Hajar, Nabi
Ibrahim as mendapatkan keturunan Ismail dan dari istri pertama, Sarah,
beliau mendapatkan keturunan Ishak, yang kedua-duanya kelak menjadi
seorang nabi pula. Kemudian Nabi Ishak as mendapatkan putra bernama
Yakub as yang mempunyai nama julukan Israel.
Untuk nama Israel ini, di dalam Al
Qur’an hanya disebutkan sekali saja untuk merujuk ke Nabi Yakub as yaitu
di surat 3 ayat 93. Silakan Anda mengecek ayat tersebut.
Nabi Yakub as dilahirkan di Palestina
pada abad kedelapan sebelum Masehi, atau kira-kira pada tahun 1750
sebelum Masehi. Menurut riwayat beliau hijrah ke tanah Haran. Di tanah
baru ini beliau menikah dan dikarunia dua belas putra: Simeon (Samson),
Reuben, Levy, Judah, Issachar, Zebulun, Dan, Naphtali, Gad dan Asher.
Sedangkan putra terakhir beliau Benyamin, dilahirkan di tanah Kana’an
(Palestina), setelah Nabi Yakub as kembali bersama anak-anaknya ke
Sa’ir, dekat el Khalil (Hebron).
Yakub dan keluarganya selanjutnya hijrah
ke Mesir seperti kejadian yang dialami oleh Nabi Ibrahim as, masa
paceklik. Selanjutnya di Mesir inilah Al Qur’an mengisahkan bagaimana
kehidupan Nabi Yusuf as dalam surat Yusuf.
Dan atas kebaikan Nabi Yusuf as inilah
anak-anak nabi Yakub as dan semua keturunannya hidup dengan tenang. Dan
inilah babak awal dari masa Bani Israel. Hal ini dikatakan demikian
karena semua keturunan Nabi Yakub as disebut Bani Israel.
Sejarah Bani Israel pun dimulai dari Mesir. Dan Sejarah besar pun mulai terukir di tanah ini hingga nanti ke Palestina.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Mesir-Palestina merupakan dua tanah sejarah semenjak Nabi Ibrahim as hingga sekarang.
Dan judul artikel ini adalah tepat
karena dari Mesirlah awal sejarah besar terukir dan di Palestinalah
akhir sejarah akan diukir.
Sysru pernah berkata tentang Athena, “ketika kita menjejakkan kaki kita di sini, maka kita tengah berjalan di atas sejarah.”
Kalimat Sysru di atas tepat juga untuk
dilabelkan ke artikel ini: tanah Mesir-Palestina, adalah dua tanah yang
akan menjadi sejarah akan berawal sejarah Bani Israel dan berakhirnya
Yahudi.
Bab II : Bani Israel di Mesir
Para sejarawan berpendapat ketika nabi
Yakub as dan semua keluarganya hijrah ke Mesir, Mesir saat itu di bawah
pemerintahan dinasti Hyksos pada abad kesembilan belas sebelum Masehi
(1878-1580).
Hyksos adalah bangsa penggembala asal
Asia yang hijrah ke Mesir. Kisah klasik suatu bangsa pindah adalah masa
paceklik. Bangsa ini berhasil memanfaatkan kelemahan penguasa Mesir pada
saat itu dan membentuk empat dinasti penguasa Mesir selanjutnya.
Selama masa dinasti Hyksos, Bani Israel
hidup dalam keadaan aman dan makmur. Singkat kata, Ahmes berhasil
mengalahkan dinasti Hyksos pada abad keenam belas dan mengusir mereka.
Maka Mesir kembali di bawah pemerintahan bangsa asli Mesir dan membentuk
dinasti XVIII.
Dinasti penguasa Mesir baru ini melihat
bahwa Bani Israel lebih berpihak ke Hyksos dari pada ke mereka, maka
dinasti ini pun mulai merasa resah akan keberadaan Bani Israel di Mesir.
Sebagai bahan tambahan saling berganti
masa penguasa tanah Mesir berikut penulis sajikan kepada Anda silsilah
masa kekuasaan Mesir.
Periode sebelum masa dinasti 3500-3100 sebelum Masehi
Periode dinasti awal 3100-2686 sebelum Masehi
- 'Scorpion'
Dinasti pertama c.3100-2890 sebelum Masehi
- Narmer
- Menes (Hor-Aha)
- Djer
- Wadj (Djet)
- Den
- Anendjib
- Semerkhet
- Qa'a
Dinasti kedua c.2890-2686 Sebelum Masehi
- Hotepsekhemwy
- Raneb
- Nynetjer
- Seth-Peribsen
- Khasekhemwy
- Kerajaan Tua c.2686-2181 Sebelum Masehi
Dinasti ketiga c.2686-2613 sebelum Masehi
- Sanakhte (Nebka) (c.2688-2668)
- Djoser (c.2668-2649)
- Sekhemkhet (Djoser Teti) (c.2649-2641)
- Khaba (c.2641-2637)
- Huni (c.2637-2613)
Dinasti keempat c.2613-2494 sebelum Masehi
- Snofru (c.2613-2589)
- Khufu (Cheops) (c.2585-2566)
- Djedefre (c.2566-2558)
- Khafre (Rekhaf) (c.2558-2532)
- Menkaure (Mykerinos) (c.2532-2514)
- Shepseskaf (c.2514-2494)
Dinasti V c.2494-2345 sebelum Masehi
- Userkaf (c.2494-2487)
- Sahure (c.2487-2475)
- Neferirkare Userkhau (c.2475-2455)
- Shepseskare (c.2455-2448)
- Raneferef (c.2448-2445)
- Niuserre (c.2445-2421)
- Menkauhor (c.2421-2413)
- Djedkare (c.2413-2381)
- Unas (Wenis) (c.2381-2345)
Dinasti VI c.2345-2181 sebelum Masehi
- Teti (c.2345-2313)
- Pepi I Meryre (c.2313-2279)
- Merenre (c.2279-2270)
- Pepi II Neferkare (c.2279-2181)
- Periode pertengahan awal c.2181-2040 sebelum Masehi
Dinasti VII / VIII c.2181-2173 sebelum Mas
- Wadjkare Qakare Iby
Dinasti IX /X c.2160-2040 sebelum Masehi
- Meryibre Kheti (Akhtoy) I
- Merykare
- Kanrferre
- Nebkaure Kheti (Akhtoy) II
- Wahkare Kheti (Akhtoy) III
- Merikare 11th Dynasty c.2133-1991 sebelum Masehi
- Intef I (Inyotef I) Sehertawy (c.2133-2123)
- Intef II (Inyotef II) Wahankh (c.2123-2074)
- Intef III (Inyotef III) Nakhtnebtepnefer (c.2074-2066)
- Mentuhotep I ? (c.2066-2040)
Kerajaan masa pertengahan c.2040-1786 sebelum Masehi
Dinasti XI
- Mentuhotep II Nebhepetre (c.2040-2010)
- Mentuhotep III Sankhkare (c.2010-1998)
- Mentuhotep IV Nebtawyre (c.1998-1991)
Dinasti XII c.1991-1786 sebelum Masehi
- Amenemhet I Sehetepibre (c.1991-1962)
- Senusret I Kheperkare(c.1962-1917)
- Amenemhet II Nubkaure (c.1917-1882)
- Senusret II Khakhperre (c.1882-1878)
- Senusret III Khakaure (c.1878-1841)
- Amenemhet III Nimaatre (c.1841-1796)
- Amenemhet IV Maakherure (c.1796-1790)
- Queen Sobeknerfu Neferusobek (c.1790-1786)
Periode pertengahan kedua c.1786-1567 sebelum Masehi
Dinasti XII (kira-kira ada 70 raja) c.1786-1633 sebelum Masehi
- Wegaf Khawitawire (c.1783 - 1779)
- Amenemhet V Sekhemkare
- Harnedjheriotef Hetepibre
- Sobekhotep I Khaankhre (ca.1750)
- Hor
- Amenemhet VII Sedjefakare
- Sobekhotep II Sekhemre-Khutawy (ca.1745)
- Khendjer
- Sobekhotep III
- Neferhotep I Khasekhemre (c.1723-1713)
- Sobekhotep IV Merihotepre Khaneferre (c.1713)
- Iaib (c.1713-1703)
- Ay Merneferre (c.1703-1680)
- Neferhotep II
dan lebih dari delapan raja pada dinasti XIV c.1786-1603 sebelum Masehi
Nehesy dinasti XV c.1674-1567 sebelum Masehi
- Hyksos kings
- Sheshi (Salitis?)
- Yakubber (Bnon?)
- Khyan (Apachnan)
- Apepi I (Apophis)
- Apepi II (Khamudi?) (c.1542-1532)
Dinasti XVI c.1684-1567 sebelum Masehi Raja-raja Hyksos
- Anather
- Yakobaam ?
- Dinasti XVII c.1650-1567 sebelum Masehi
- Sobekemsaf I
- Sekhemre Wadjkhau
- Sobekemsaf II
- Intef VII
- Tao I Seakhtenre
- Tao II Sekenenre
- Kamose Wadjkheperre
patung raja-raja (Firaun) Mesir
Kerajaan Baru c.1570-1070 sebelum Masehi
Dinasti XVIII c.1570-1293 sebelum Masehi
- Ahmose I Nebpehtyre (c.1570-1546)
- Amenhotep I Djeserkare (c.1546-1527)
- Thutmose I Akheperkare (c.1527-1515)
- Thutmose II Akheperenre (c.1515-1498)
- Queen Hatshepsut Maatkare (c.1498-1483)
- Thutmose III Menkhepere (c.1504-1450)
- Amenhotep II Akheperure (c.1450-1412)
- Thutmose IV Men-khepru-Re (1412-1402)
- Amenhotep III Nebmaatre (c.1402-1364)
- Amenhotep IV/Akhenaten Neferkheperure (c.1350-1334)
- Smenkhkare Ankhheperure (c.1334)
- Tutankhamen Nebkheperoure (c.1334-1325)
- Ay Kheperkheperure (c.1325-1321)
- Horemheb Djeserkheperure (c.1321-1293)
Dinasti XIX c.1293-1185 sebelum Masehi
- Ramses I Menpehtyre (c.1293-1291)
- Seti I Merienptah Menmaatre (c.1291-1278)
- Ramses II Meriamen Usermaatre Setepenre (c.1279-1212)
- Merneptah Hetephermaat Baenre Meriamen (c.1212-1202)
- Amenmes Heqawaset Menmire Setepenre (c.1202-1199)
- Seti II Merenptah Userkheperure Setepenre (c.1199-1193)
- Merneptah Siptah Sekhaenre/Akhenre (c.1193-1187)
- Queen Twosret Setepenmut Sitre Meriamen (c.1187-1185)
Dinasti XX c.1185-1070 sebelum Masehi
- Sethnakhte Userkhaure Setepenre (c.1185-1182)
- Ramses III Usermaatre Meriamen (c.1182-1151)
- Ramses IV Usermaatre/Heqamaatre-Setepenamen (c.1151-1145)
- Ramses V Usermaatre Sekheperenre (c.1145-1141)
- Ramses VI Nebmaatre Meriamen (c.1141-1133)
- Ramses VII Usermaatre Setepenre Meriamen (c.1133-1128)
- Ramses VIII Usermaatre Akhenamen (c.1128-1126)
- Ramses IX Neferkare Setepenre (c.1126-1108)
- Ramses X Khepermaatre Setepenptah (c.1108-1098)
- Ramses XI Menmaatre Setepenptah (c.1098-1070)
Periode pertengahan ketiga c.1070-664 sebelum Masehi
- High Priests (Thebes)
- Dinasti XXI sementara ada di Tanis
- Herihor Siamun Hemnetjertepyenamun (c.1080-1074)
- Piankh (c.1074-1070)
- Pinedjem I Meriamen Khakheperre Setepenamun (c.1070-1032)
- Masaherta (c.1054-1046)
- Djedkhonsefankh (c.1046-1045)
- Menkheperre (c.1045-992)
- Smendes II (c.992-990)
- Pinedjem II (c.990-969)
- Psusennes (c.969-959)
Dinasti XXI
- Tanite c.1070-945 sebelum Masehi
- Nesbanebded Hedjkheperre Setepenre (Smendes I) (c.1070-1043)
- Nephercheres (Neferkare-hekawise Amenemnisu Meramun (c.1043-1039)
- Psusennes I Akheperre Setepenamun (c.1039-1000)
- Amenemope Usimare Setepenamun (c.1000-991)
- Osorkon the elder (Osochor) (c.991-985)
- Psinaches (c.985-976)
- Psusennes II Titkheprure (c.976-962)
- Siamun Nutekheperre Setepenamun Siamun Meramun (c.962-945)
Dinasti XXII
- Bubastite c.945-730 sebelum Masehi
- Sheshonq I Hedjkheperre Setepenre (c.945-924)
- Osorkon I Sekhemkheperre Setepenre (c.924–889)
- Sheshonq II Hekakheperre Setepenre (ca. 890)
- Takelot I Usimare (c.889–874)
- Osorkon II Usimare Setepenamun (c.874–850)
- Harsiese (ca. 865)
- Takelot II Hedjkheperre Setepenre (c.850–825)
- Sheshonq III Usimare Setepenamun (c.825–773)
- Pamai (c.773–767)
- Sheshonq V Akheperre (c.767–730)
- Osorkon IV (c.730–712)
Dinasti XXIII
- Tanite c.817-730 sebelum Masehi
- Pedibastet Meriamen Usermaatre Setepenre(c.818–793)
- Iuput I (ca. 800)
- Sheshonq IV Usermaatre Meriamen (c.793–787)
- Osorkon III Usermaatre Setepenamen (c.787–759)
- Takelot III Usermaatre (c.764–757)
- Rudamon Usermaatre Setepenamen (c.757–754)
- Iuput II Meriamen sibastet Usermaatre (c.754–712)
- Nimlot (ca. 740)
- Peftjauabastet Nefer-ka-re (c.740–725)
- Thutemhat (ca. 720)
- Pedinemti (ca. 700)
Dinasti XXIV c.720-714 sebelum Masehi
- Shepsesre Tefnakht (c.724-717)
- Wahkare Bakenrenef (c.717-712)
- Dinasti XXV 747-656 sebelum Masehi
- Piye Usimare Sneferre (Piankhi) (747-716)
- Shabaka Neferkare Wahibre (716-702)
- Shebitku Djedkaure Menkheperre (702-689)
- Taharka Khunefertemr (689-663)
- Tanutamun Bakare (663-656)
- Periode dinasti terakhir 664-332 sebelum Masehi
Dinasti XXVI 664-525 sebelum Masehi
- Necho I (664-656)
- Psammetic I Wahemibre Psamtek (656-609)
- Necho II Wahemibre Neko (609-594)
- Psammetic II Neferibre Psamtek (594-587)
- Wahibre (Haaibre) (Apries) (587-569)
- Ahmose II Khnemibre (Amasis) (569-526)
- Psammetic III Ankhkaenre (526)
Dinasti XXVII 525-404 sebelum Masehi
- Cambyses II (525-522)
- Darius I (521-486)
- Xerxes (486-465)
- Artaxerxes I (465-424)
- Darius II (423-405)
- Artaxerxes II (405-359)
Dinasti XXVIII 404-399 sebelum Masehi
- Amenirdis (Amyrtaeus) (404-399)
- Dinasti XXIX 399-380 sebelum Masehi
- Nefaarud I (Nepherites I) (399-393)
- Psammuthis Userre Setepenptah Pasherienmut (ca. 392)
- Hakor Khnemmaere Setpenkhnum (Achoris) (392-380)
- Nefaarud II (Nepherites II) (380)
Dinasti XXX 380-343 sebelum Masehi
- Nakhtnebef Kheperkare (Nectanebo I) (380-362)
- Djedhor (362-360)
- Nekhtharehbe Snedjemibre Setpenanhur (Nectanebo II) (360-343)
Dinasti XXXI 343-332 sebelum Masehi
- Artaxerxes III (343-338)
- Arses (338-336)
- Darius III (336-332)
- Periode Romawi Kuno Raja-raja Masedonia
- Alexander the Great (332-323)
- Philip III Arrhidaeus (323-317)
- Alexander IV Aegus (317-311)
Dinasti Ptolemaik 323-30 sebelum Masehi
- Ptolemy I Soter (305-282)
- Ptolemy II Philadelphus (284-246)
- Arsinoe II (278-270)
- Ptolemy III Euergetes I (246-222)
- Bernice II (246-221)
- Ptolemy IV Philopator (222-205)
- Ptolemy V Epiphanes (205-180)
- Harwennefer (205-199)
- Ankhwennefer (199-186)
- Cleopatra I (194-176)
- Ptolemy VI Philometor (180-164)
- Cleopatra II (175-115)
- Ptolemy VII Neos Philopator (164-145)
- Ptolemy VIII Euergetes II (145)
- Cleopatra III (142-101)
- Ptolemy IX Soter II (116-80)
- Ptolemy X Alexander I (107-88)
- Ptolemy XI Alexander II (80)
- Ptolemy XII Neos Dionysos (80-51)
- Queen Bernice IV (58-55)
- Ptolemy XIII (51-47)
- Queen Cleopatra VII (51-30)
- Ptolemy XIV (47-44)
- Ptolemy XV (44-30)
Kembali ke nasib Bani Israel, pada masa
dinasti XIX berkuasa, tepatnya pada masa Ramses II, Bani Israel
mengalami masa-masa yang paling sulit dalam kehidupan mereka.
Hal ini disebabkan pada masa sebelumnya,
orang-orang Mesir mendapatkan perlakuan yang berbeda dalam masa dinasti
Hyksos dan juga semakin banyaknya populasi mereka hingga menjadi begitu
dominan dalam masyarakat.
Dan ketika Ramses II berkuasa, Bani
Israel dijadikan budak yang hina dengan hak-hak kehidupan yang begitu
jauh dari orang-orang Mesir pada umumnya. Di samping alasan di atas,
Bani Israel dijadikan budak karena manuver-manuver mereka yang mencoba
untuk mengkudeta dinasti XIX tersebut.
ilustrasi perbudakan terhadap Bani Israel
ilustrasi Bani Israel menjadi budak dan mendapatkan hukuman
Dalam keadaan tertekan inilah, tampillah
putra terbaik dari Bani Israel yang kemudian dijadikan oleh Allah
menjadi nabi sekaligus pembebas Bani Israel dari kehinaan yaitu Nabi
Musa as.
Bab III: Penindasan dan Eksodus
Penindasan Firaun atas Bani Israel begitu hebat, hingga Allah sendiri menggunakan kalimat,
"..mereka menyiksa kalian dengan siksa yang pedih…Pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhan"(QS Ibrahim 14:6)
Penindasan tidak hanya berupa fisik
dengan menjadikan mereka budak tetapi juga berlanjut terhadap generasi
mereka. Firaun dalam sejarah yang masyhur ia adalah Ramses II, juga
memerintahkan untuk membunuh anak laki-laki Bani Israel dan para
perempuannya dipermalukan. Dalam konteks modern, mempermalukan perempuan
berarti dijadikan pelacur atau dijadikan obyek senonoh dalam bentuk
tarian setengah telanjang atau dijadikan pelayan dengan pakaian setengah
telanjang.
Itu semua dilakukan oleh Firaun tanpa
ampun. Setelah lama menjadi budak, kira-kira hampir 400 tahun lamanya,
Bani Israel pun akhirnya mendapatkan seorang penolong yang pernah
menjadi anak angkat Firaun sendiri yaitu Musa. Nama Musa sendiri adalah
dari bahasa Kopti tua, gabungan di antara dua kata, Mu dan Sa. Mu
artinya air dan Sa artinya pohon. Jadi Musa berarti pohon air. Demikian
yang penulis nukil dari tafsir Al Azhar milik ulama panutan penulis,
Buya Hamka di juz ke-9.
Horus, salah satu Dewa Mesir. Kini dipakai menjadi simbol negara termasuk Indonesia
Beliau dinamai demikian sebab di waktu
bayi beliau dilemparkan oleh ibunya ke sungai Nil dengan diletakkan di
dalam sebuah peti kayu, lalu dipungut oleh puteri Firaun kemudian
dipelihara yang oleh Allah menjadikan Musa the enemy of Firaun’s enemy.
Singkat kata, setelah adu kekuatan antara sihir dan mukjizat Allah di
hadapan seluruh rakyat Mesir, Firaun semakin gusar akan kehadiran Nabi
Musa as di Mesir dengan misinya : Pembebasan Bani Israel. Kegusaran
Firaun bukan hanya terletak pada tiada artinya kekuasaanya di mata Nabi
Musa as akan halnya ia sebagai Tuhannya bangsa Mesir, tetapi juga akan
tiadanya Bani Israel di tanah Mesir.
Apalah artinya seorang raja diraja tanpa
budak belian yang hina? Tidak ada seorang pun yang jadi raja jika tidak
ada yang menjadi budak. Prinsip sederhana ini merupakan alasan Firaun
untuk tidak melepaskan Bani Israel dari tanah Mesir. Bani Israel dihina
tapi juga dibutuhkan. Bani Israel ditindas tapi juga berguna atas nama
pembangunan. Sebuah kisah klasik hingga di zaman modern: suatu bangsa
ditindas akan hak-haknya tapi dibutuhkan dalam perekonomian atas nama
Negara. Kita dapat melihatnya sekarang maka kaum buruh dengan upah yang
murah tapi tidak diperhatikan akan hak-haknya. Meski demikian, para
buruh tersebut sangat dibutuhkan untuk menggerakkan roda perekonomian
Negara. Menjadi budak di Negara sendiri? Boleh jadi demikian.
Kembali ke nasib Bani Israel.
Pembangunan piramid dan bangunan besar lainnya di Mesir pastilah
membutuhkan tenaga yang banyak tapi murah dari ongkos kas negara. Dan
itu jelas didapatkan dari tenaga Bani Israel. Sebuah bangsa yang begitu
besar populasinya semenjak dinasti Hyksos. Maka Allah mengurus Nabi Musa
as untuk membebaskan Bani Israel dari perbudakan. Pembaca yang budiman,
pembebasan Nabi Musa as ini meliputi dua hal. Yang pertama pembebasan
secara fisik dari perbudakan. Dan yang kedua pembebasan secara spiritual
dari budak hawa nafsu dengan bertauhid kepada Allah semata. Hanya Allah
sajalah yang patut disembah dan dipuja.
Apis, dewa yang kemudian menjadi model sapi betina Samiri (lihat surat Al Baqarah)
Dengan petunjuk Allah, Nabi Musa as
mulai melakukan manuver politik dengan menggalang kekuatan untuk
siap-siap eksodus besar-besaran dari Mesir. Tetapi langkah Nabi Musa as
ini pun mulai dikeluhkan oleh Bani Israel sendiri. Ibarat kata, mereka
seperti anjing yang tercepit di pintu pagar. Tidak ditolong anjing
tersebut kesakitan tetapi jika ditolong pun ia akan menggigit. Nah, Bani
Israel megeluh akan perjuangan Nabi Musa as ini direkam dalam Al Qur’an
dalam surat ke-7 ayat 129,
”Mereka (Bani Israel) berkata, ”Telah disakiti kami sebelum engkau datang kepada kami, dan sesudah engkau mendatangi kami. ”
Dengan keteguhannya dan dengan optimisme
berlandaskan iman, Nabi Musa as menyakinkan Bani Israel bahwa ia akan
membimbing mereka ke tanah yang dijanjikan, Kana’an, Palestina sekarang
ini. Tetapi, pembaca yang budiman, ada hal yang perlu ditekankan akan
hal ini. Tanah atau bumi yang dijanjikan oleh Allah melalui Nabinya
hanyalah untuk hamba-hamba Allah siapa saja yang Dia inginkan. Dengan
kata lain, hanya bangsa yang beriman kepada Allahlah maka bumi atau
tanah di manapun berada untuk dihuni, digarap dan dijadikan tempat untuk
beribadah kepada Allah. Dengan demikian tanah Palestina adalah tanah
yang dijanjikan untuk semua bangsa yang beriman (bertauhid) kepada
Allah.
Bukan hanya untuk Bani Israel semata!
Untuk mempertegas hal ini silakan buka surat ke-7 (al-'Araf) ayat ke-128
dan surat ke-21 (al-Anbiya) ayat ke-41. Kembali ke kisah Nabi Musa as,
Nabi Musa as membawa misi untuk melepaskan Bani Israel dari penindasan
Firaun juga membawa misi lain yaitu dakwah tauhid. Sudah bukan rahasia
lagi kalau bangsa Mesir begitu percaya dengan dewa-dewa. Di samping
percaya dengan dewa-dewa, mereka juga percaya dengan kekuatan sihir yang
menurut mereka adalah bentuk pertolongan dari para dewa. Berkaitan
dengan ini, maka Firaun meminta para ahli sihirnya untuk bertarung
dengan kekuatan yang dibawa oleh Nabi Musa as. Maka terjadilah
pertarungan terbuka antara Nabi Musa as dan para ahli sihir tersebut.
ilustrasi Nabi Musa as dan ahli sihir di hadapan Firaun
Singkat kata, para ahli sihir tersebut
kalah. Maka kalahlah pula Firaun atas kekuatannya yang diwakilkan kepada
para ahli sihirnya. Perlu pembaca ketahui bahwa ahli sihir di zaman
Firaun memiliki kedudukan lebih dekat daripada para jenderal perang atau
pejabat besar lainnya. Ini diperkuat oleh Al Qur’an dalam surat ke-7
(al-'Araf) ayat ke-110 ketika Firaun meminta perintah kepada ahli sihir
atas kekuatan yang dibawa Nabi Musa as berupa tongkat yang menjadi ular.
Anubis, Dewa Kematian
Luar biasa! Firaun meminta perintah dari
ahli sihir, bukan dirinya yang memberi perintah. Dapat Anda bayangkan
betapa powerful-nya para ahli sihir tersebut di mata Firaun! Tapi apa
yang terjadi ketika mereka kalah dihadapan Nabi Musa as? Ibarat pepatah,
sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah yang terjadi pada Firaun. Ahli
sihir yang sudah kalah tadi juga membelot secara ideologi. Tepat
dihadapan Firaun!
Khnum, Dewa Ram.
Dewa ini menjadi simbol organisasi
rahasia Yahudi Firaun yang kekuatannya diwakilkan pada ahli sihir
tercoreng dua kali secara beruntun. Kemarahan yang begitu besar pun
terlontarkan. Dan ekses ini pun berlanjut ke Bani Israel. Bani Israel
pun melontarkan marahnya kepada Nabi Musa as akan semuanya ini. Melihat
hal ini, maka Allah memberi perintah kepada Nabi Musa as. Dan perintah
dari Allah untuk ini hanya satu : Segera keluar dari tanah Mesir!
Eksodus terbesar dalam sejarah pun terjadi.
Bani Israel dengan di bawah komando Nabi
Musa as mulai keluar dari tanah Mesir. ilustrasi Bani Israel sedang
eksodus Sebuah eksodus Bani Israel yang sangat bersejarah dan sekaligus
berbahaya ! Bersejarah, karena inilah langkah awal mereka mulai
mengawali sebuah kehidupan baru hingga masa kini. Bersejarah, karena
inilah awal mereka menjadi sebuah bangsa yang benar-benar memiliki
sebuah tanah sendiri, bukan tanah bangsa lain. Dan tanah tersebut adalah
Kana’an, Palestina. Bersejarah, karena inilah awal mereka menjadi
sebuah bangsa yang mulai terkuak kedoknya yang pembangkang, penakut,
sombong, tamak terhadap dunia, pembunuh, tukang adu domba dan sebagainya
yang dapat kita rasakan hingga masa sekarang ini.
Osiris, salah satu dewa Mesir
Bersejarah karena inilah awal mereka
akan terpecah menjadi dua kekuatan besar di masa sekarang ini selain
agama Islam, Yahudi dan Nashrani. Bersejarah karena mereka menjadi
bangsa yang merdeka. Bukan lagi menjadi budak hina. Berbahaya, karena
mereka pasti diburu oleh tentara Firaun untuk dibunuh karena keluar dari
Mesir. Berbahaya, karena mereka baru kali ini menggembara di belantara
padang pasir tanpa pengalaman sama sekali hidup dalam dunia padang
pasir. Berbahaya, karena mereka akan menghadapi semuanya, tanah yang
dijanjikan, hidup bebas, ideologi tauhid dengan taruhan nyawa.
Tetapi Bani Israel tidak punya pilihan
lain. Eksodus atau tidak sama sekali! Ingin membuat sejarah baru atau
terkubur oleh sejarah itu sendiri di tanah Mesir. Nabi Musa as pun mulai
mengantarkan mereka menuju tanah baru. Dan itu harus dimulai dengan
menyeberangi Laut Merah. Ketika sampai di hadapan Laut Merah ini pun ada
di antara mereka mulai menggerutu. Di depan laut terbentang luas
sementara mereka tidak punya kapal atau perahu untuk menyeberang. Di
belakang tentara Firaun siap menggorok leher mereka.
Kembali mereka menyalahkan Nabi Musa as
atas tersudutnya keadaan mereka. Dan kembali, sejarah besar terjadi. Dan
ini pun hanya sekali dalam hidup. Bila eksodus besar-besaran ini hanya
terjadi dalam sekali di sejarah manusia, maka laut yang terbelah juga
terjadi hanya sekali dalam sejarah. Memang kehidupan Bani Isarel penuh
dengan sejarah besar. Eksodus, laut terbelah adalah bagian dari sejarah
besar mereka. Dengan terbelahnya laut Merah atas pertolongan Allah
dengan melalui ketukan tongkat musa, maka selamatlah Bani Israel dari
kejaran Firaun.
ilustrasi terbelahnya laut Merah
Nasib Firaun sendiri? Mati secara
menggenaskan di lautan yang ia akui di bawah kekuasaannya bersama
seluruh tentaranya ketika mencoba melewati jalan yang sama ditempuh oleh
Bani Israel. Dan mayatnya ini tetap diselamatkan oleh Allah sebagai
bukti kekuasaan Allah atas manusia paling sombong yang pernah lahir di
dunia.
ilustrasi Bani Israel sedang menyeberangi laut Merah
Menurut sejarah, hanya mayat Firaun
Ramses II ini sajalah yang di paru-parunya terdapat bekas rendaman air
laut. Adapun mumi yang lain tidak ditemui hal ini. Ini yang membuat para
ahli sejarah Mesir Kuno menyakini jika Ramses II adalah Firaun yang
mengejar Nabi Musa as.
Terlepas dari itu semua, sejarah kehidupan Bani Israel memasuki babak baru.
Dan artikel ini akan menguak bagaimana
watak asli mereka hingga mampu merubah wajah dunia ini menjadi baik dan
buruk. Itu semua berawal dari eksodus mereka. Dan sejarah besar ini
telah berawal di Mesir !
Bab IV: Masa Pengasingan, Bani Israel dan Ilmu Sihir
Dalam bab sebelumnya penulis telah
menyajikan kepada Anda eksodus Bani Israel. Kini kita akan melihat satu
sisi kehidupan Bani Israel dalam pengasingan mereka. Setelah Bani Israel
selamat dari kejarahan Firaun, muncullah sekelompok orang yang
menentang Nabi Musa as dan Nabi Harun as. Kelompok ini dikenal keras
kepala dan berlumuran dosa. Tingkah pola mereka yang congkak ini nampak
ketika Nabi Musa as mengajak kaumnya untuk masuk ke Kana’an (Palestina
sekarang) Jawaban dari kaumnya dapat Anda baca di surat ke-5
(al-Ma'idah) ayat ke-22.
Intinya adalah Bani Israel ingin masuk
ke Kana’an tanpa bersusah payah melawan musuh yang ada di tanah
tersebut. Toh, menurut mereka selama ini Allah telah banyak membantu
mereka dari kejaran Firaun, terutama terbelahnya laut Merah. Demikianlah
pendapat mereka. Kalimat yang terlontarkan dari mereka sangat tidak
layak.
”Pergilah Engkau dan Tuhanmu dan berperanglah kalian berdua. Sesungguhnya kami hanya duduk menanti saja.”
Demikianlah jawaban dari Bani Israel.
Secara fisik mereka telah merdeka. Tetapi secara jiwa mereka masih tetap
budak yang hina. Mereka hanya menanti kemenangan tanpa perlawanan, dan
bermimpi di siang bolong bahwa toh Tuhan akan pasti memberi mereka tanah
itu seperti yang dijanjikan. Bila memang demikian, tentu Tuhan tidak
perlu repot-repot menyuruh berperang. Inilah pikiran picik dan sekaligus
memperlihatkan sifat mereka yang penakut, tidak memiliki harga diri dan
semau gue. Akhirnya, Allah membiarkan mereka selama 40 tahun menjadi
pengembara di padang pasir tanpa bisa memasuki tanah Kana’an.
40 tahun ini merupakan makna bahwa Allah
akan menghilangkan satu generasi yang berjiwa kecil tadi dan akan
menggantikan generasi lain yang tangguh dan benar-benar tidak tersisa
sedikit pun jiwa budak hina dahulu. Sebelum mereka berhasil masuk ke
tanah kana’an, Nabi Musa as wafat terlebih dahulu. Namun, banyak kisah
di dalam Al Qur’an yang mengkisahkan beberapa kejadian yang terdapat di
dalam Al Qur'an.
Patung sapi emas
Kejadian ini terkait hingga hari ini.
Dan yang populer adalah cerita penyembahan anak sapi. Penyembahan anak
sapi ini terjadi ketika Nabi Musa as harus bertemu dengan Allah selama
40 hari. Selama itu pulalah terjadi penyelewengan di Bani Israel. Anak
sapi yang terbuat dari emas bukanlah ide yang timbul begitu saja dari
diri Samiri, sang tokoh pembuatnya. Seperti yang kita ketahui
sebelumnya, Bani Israel telah lama tinggal di negeri Mesir, sebuah
negeri yang penuh dengan dewa-dewa. Dan kontak budaya serta agama Mesir
dengan Bani Israel telah terjalin lama. Dan dari sebagian Bani Israel
inilah masih ada yang menyimpan budaya lokal Mesir, penyembahan terhadap
dewa.
Uncle Sam atau Paman Sam
Tokoh Samiri sendiri di angkat oleh
Allah dalam Al Qur'an bukanlah hanya sekedar nama. Ia rupanya memiliki
ilmu sihir, sebuah ilmu wajib dipelajari di Mesir, dan belum hilang pula
kepercayaannya terhadap kekuatan dewa yang ia yakini, meski ia melihat
dengan mata kepala sendiri bagaimana Firaun mati tenggelam dan bagaimana
pula ular-ular, sebuah makhluk binatang yang menjadi simbol kekuatan di
Mesir, milik para ahli sihir kalah oleh tongkat Nabi Musa as. Samiri
rupanya masih menyimpan keyakinan pagan.
Dalam masa selanjutnya, ribuan tahun
hingga kini, ilmu sihir, ular dan simbol-simbol peradaban Mesir kuno ini
masih digunakan oleh Yahudi dalam organisasi rahasianya (pembaca harap
sabar untuk masuk pada artikel ini. Penulis akan menyajikannya kepada
Anda. Untuk saat ini Anda harus tahu lebih dahulu sejarah panjang Bani
Israel ini. Dan adalah bukan hal yang aneh jika Allah mengangkat kisah
Nabi Musa as lebih banyak dari pada nabi-nabi yang lain karena ini
terkait dengan zaman hari ini. Mengapa demikian, pastikan Anda mengikuti
terus artikel ini).
Samiri juga tahu kalau bukan hanya
dirinya yang masih menyimpan keyakinan pagan Mesir ini. Ia dengan cerdik
menggunakan kesempatan emas tanpa kehadiran Nabi Musa as. Adapun Nabi
Harun as, Samiri tahu kalau beliau tidak 'sekeras karakternya' seperti
Nabi Musa as. Kisah tentang ini dapat Anda baca lebih jauh di surat
Thoha surat ke-20 (Thaha) ayat ke-85 hingga ke-98.
ilustrasi penyembahan anak sapi oleh Bani Israel
Selanjutnya dari kisah Samiri ini adalah
ia diusir oleh Nabi Musa as. Tidak dijelaskan selanjutnya bagaimana
nasib Samiri. Tetapi yang menarik adalah timbul pertanyaan, apakah
Samiri diusir diikuti pula oleh sebagian Bani Israel yang percaya pada
apa yang Samiri bawa? Jika tidak, mengapa budaya bangsa India hari ini
sama dengan cerita dalam Al Qur'an, penyembahan (anak) sapi. Perlu
diselidiki lebih lanjut oleh para sejarawan kaitan yang begitu erat
antara Mesir kuno dan India hari ini. Kita tahu kalau sungai Nil
merupakan sungai suci bagi bangsa Mesir. Dan sungai Gangga di India pun
demikian.
Hapi dewa sungai Nil
Gangga, dewi sungai Gangga
Kita tahu kalau sapi adalah dewanya bangsa Mesir dan sapi pulalah binatang suci umat Hindu.
Apis, dewa berbentuk sapi bangsa Mesir
Nandini, sapi tunggangan dewa agama hindu
Kita tahu kalau ular kobra adalah simbol
kekuatan bagi Firaun dan tukang sihir di Mesir dan ular kobra pulalah
binatang yang begitu dekat dengan budaya India.
Lihatlah Apopis, dewa ular bangsa Mesir ada persamaan dengan Dewa Siwa, perhatikan ular kobra yang ada di leher.
Dewa Siwa
Kita tahu kalau bangsa Mesir percaya dewa matahari Ra dan Hindu percaya pada dewa Surya.
Ra, dewa matahari bangsa Mesir kuno
Surya, dewa matahari agama Hindu
Selengkapnya lihat gambar berikut akan dewa-dewa bangsa Mesir kuno
Apakah Samiri dan pengikutnya
menyeberang ke India dan membentuk peradaban dan agama baru di sana?
Biarkan ini menjadi pekerjaan rumah para sejarawan untuk membuktikannya.
Kembali kepada kisah penyembahan sapi.
Bangsa Mesir telah lama percaya akan penyembahan sapi dan Samiri
menggunakan ilmu sihirnya untuk membuktikan bahwa budaya Mesir kunolah
yang menolong mereka dari bencana Firaun. Ini dikatakan olehnya dalam Al
Qur'an:
"Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa tetapi Musa telah lupa" (QS Thaha 20:88)
Perhatikan kalimat Samiri: Musa telah lupa.
Samiri tahu kalau dulu Nabi Musa as
pernah dibesarkan di lingkungan istana Mesir yang penuh dengan ukiran
dewa-dewa. Dan Samiri tahu jika Nabi Musa as dulu pernah lama tinggal di
Mesir dan hidup serta bergaul dengan budaya Mesir. Dan tentu Nabi Musa
as tahu persis akan Apis, dewa sapi bangsa Mesir. Maka ia mengatakan
kalau Nabi Musa as lupa. Lupa akan budaya dan dewa Mesir.
Tetapi Samiri lupa jika Nabi Musa as bukanlah penyembah dewa!
Penyembahan Bani Israel kepada anak sapi
hasil ilmu sihir Samiri merupakan bukti bahwa Bani Israel percaya akan
sihir begitu kuat. Mengapa dapat dikatakan demikian?
Mereka dengan jelas-jelas melihat
kekuatan Allah melalui terbelahnya laut Merah tetapi tidak percaya akan
keberadaan Allah itu sendiri. Ini dapat Anda tinjau di surat Al Baqarah
ayat ke-55.
Dan ayat ini merupakan petunjuk bagi
kita bahwa Bani Israel yang diteruskan hingga kini adalah pelopor aliran
filsafat empirisme.
Dan untuk menghapus keyakinan mereka
pada kekuatan sapi ini, maka Allah membuat skenario akan terbunuhnya
salah seorang Bani Israel. Dan untuk mengetahui siapa pembunuhnya
tersebut mereka harus memotong seekor sapi!
Tetapi oleh Bani Israel mereka mengajak debat, sebagai keengganan mereka untuk melakukannya.
Keengganan ini ada dua. Pertama untuk
menutupi pembunuh sesungguhnya dan yang kedua ada yang merasa 'kualat'
memotong sapi yang dulu mereka percayai sebagai binatang suci. Kalaupun
sapi itu dipotong, yang mereka tahu adalah dengan ritual ala bangsa
Mesir kuno bukan dengan ritual baru ala syariah Nabi Musa as.
Keengganan mereka ini dapat dibaca pula di surat Al Baqarah ayat ke-67 hinga ke-74.
Ada satu hal dalam ayat tersebut di
atas. Bani Israel tidak hanya pelopor aliran filsafat empirisme, tetapi
juga aliran rasionalisme dengan mencoba berdebat dalam pemotongan sapi
betina yang menurut mereka tidak masuk akal.
Demikianlah kisah Bani Israel dalam pengasingan yang mempertontonkan sebagian dari mereka yang percaya akan sihir.
Kedekatan Bani Israel dengan ilmu sihir
ini akan kembali hadir di zaman kita saat ini. Ada terdapat istilah
Kabbalah, sebuah aliran kuno bangsa Mesir yang dihidupkan kembali oleh
Yahudi dan juga simbol-simbol bangsa Mesir kuno lainnya yang terkait
dengan mistik dan sihir.
Bab V: Zaman Setelah Nabi Musa as
Nabi Musa as wafat sebelum beliau
menginjakkan kakinya di tanah Kana'an. Adapun nasib Bani Israel sendiri
dipimpim oleh Yusya' bin Nuh atau dalam Bible beliau disebut Joshua.
Menurut para ahli tafsir, beliaulah yang menemani Nabi Musa as dalam
surat al Kahfi ayat ke-60 dan 62. Di bawah kepemimpinan Yusya' bin Nuh
ini, Bani Israel mulai menyusun serangan dalam satu pasukan generasi
baru setelah empat puluh tahun lamanya mereka terlunta-lunta di padang
pasir. Pada tahun 1190 sebelum Masehi, beliau berhasil menaklukkan musuh
dan menduduki kota Jericho.
Kemudian mereka menyerang kota Adi,
sebelah Ramallah, dan berusaha menaklukan al Quds (yang ketika itu
menjadi ibu kota bangsa Yabus). Namun, beliau gagal. Jumlah pasukan yang
lebih kecil dari musuh membuat mereka terhalang untuk menguasai semua
wilayah di Kana'an (Palestina). Yusha bin Nuh adalah seorang pahlawan
yang gagah berani dan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad nama beliau disebut oleh Rasul sebagai berikut:
"Sesungguhnya matahari belum pernah ditahan bagi manusia kecuali untuk Yusya'di hari-hari pertempurannya merebut kota al Quds."
Sepeninggal Yusya', Yahudi dipimpin oleh
sekelompok pemimpin yang dikenal dengan sebutan "Para Hakim", dan zaman
mereka ini dikenal dengan nama "Zaman Para Hakim". Kondisi masyrakat
Bani Israel ketika di Palestina kembali mengalami penyelewengan moral
serta agama. Dan hal ini lebih akut dan sulit untuk diperbaiki. Sepuluh
perintah Allah dari Nabi Musa as dalam Taurat banyak yang diselewengkan.
Memang mereka menguasai tanah Palestina, tetapi kesatuan dan kekuatan
mereka lemah akibat dari perbuatan mereka sendiri yang lebih
mementingkan nafsu diri sendiri.
Di saat itulah banyak kabilah-kabilah
badui yang menyerang mereka. Dalam keadan terjepit, Allah melahirkan di
tengah-tengah mereka Para Hakim. Dan kepemimpinan mereka ini tidak
berdasarkan hak warisan keturunan. Mereka mendapatkan posisi ini setelah
melewati serangkaian ujian berat. Dengan adanya ujian ini, lahirlah
para pahlawan Bani Israel. Karena itu dalam satu waktu, bisa saja
terdapat beberapa hakim yang maju bersama-sama memerangi musuh-musuh
mereka. Dan pemerintahan para hakim ini berlangsung selama 150 tahun.
Dari sekian para hakim, yang terkenal adalah:
1. Gideon
Ia berusaha menyatukan Bani Israel di
bawah kekuasaannya. Namun, watak keras kepala Bani Israel telah
menenggelamkan rasa persatuan dan solidaritas mereka. Inilah faktor yang
menghambat tujuan Gideon.
ilustrasi Gideon sedang menyerang
2. Samson
Ia adalah seorang yang keras dan kuat.
Banyak peran yang dilakukannya dalam memerangi bangsa Filistine. Dalam
film Samson and Delillah beliau digambarkan tidak terhormat karena
gara-gara wanita beliau terhina.
3. Samuel
Ia adalah seorang pemimpin agama yang
kemudian dijadikan Nabi. Beliaulah yang merupakan kisah di mana Thalut
menjadi jenderal untuk berperang dengan Jalut di surat Al Baqarah ayat
ke-246 hingga 251. Pada masa beliau, Bani Israel dalam masa-masa sulit
sebagai sebuah bangsa besar. Mereka ingin agar kejayaan sebagai sebuah
bangsa besar dapat terwujud. Dan ini hanya diraih dengan berperang
melawan musuh-musuh mereka. Karena itulah, mereka meminta kepada Nabi
Samuel untuk menentukan seorang raja bagi mereka yang dapat memimpin dan
berperang melawan musuh-musuh mereka. Selanjutnya Anda dapat merujuk ke
surat al Baqarah ayat ke-246 hingga 251.
4. Deborah
Beliau adalah seorang wanita yang kuat
dan nekatan. Ia mampu mengambil peran laki-laki dalam berbagai
peperangan. Ia adalah seorang wanita keturunan Ephraem. Masa Para Hakim
ini berlangsung hingga berdirinya kerajaan Bani Israel. Jumlah mereka
sampai lima belas hakim di antara mereka yang telah disebutkan di atas
adalah Tashnael, Ahor, Shamago, Yadan, Yefta dan lain-lain. Para
sejarawan mengatakan bahwa pada zaman Para Hakim, Bani Israel mirip
dengan Amerika Serikat: setiap wilayah satu suku dipimpin oleh beberapa
pembesar suku. Suku-suku ini semuanya saling berhubungan dan disatukan
oleh satu ikatan. Jika Anda membaca Kitab Para Hakim di Bible, Anda akan
mendapatkan kesimpulan bahwa masa ini adalah masa terburuk Bani Israel.
Kejahatan dan kemungkaran tersebar, patung-patung disembah, orang-orang
saleh dibunuh dan perzinaan semarak. Akibat dari penyimpangan akidah
dan moral, Bani Israel tertimpa banyak cobaan dan serangan musuh. Puncak
dari keputus-asaan mereka ini disampaikan melalui dialog di surat al
Baqarah tadi. Maka Allah memilih Thalut atau Saul sebagai pemimpin
perang.
ilustrasi Thalut diresmikan menjadi
pemimpin perang oleh Nabi Samuel Dan jadilah beliau pemimpin Bani Israel
untuk berperang. Dan ini terjai pada 1025 sebelum Masehi. Thalut atau
Saul adalah raja pertama Bani Israel. Namun, beliau tidak pernah berada
di ibu kota. Hidupnya lebih banyak dihabiskan di tenda militer dan medan
pertempuran. Musuh-musuhnya tidak pernah memberi kesempatan untuk
membentuk entitas sebuah kerajaan.
Peperangan beliau yang termashur adalah
ketika berhadapan dengan Jalut atau Goliath. Tidak hanya karena pasukan
yang dibawanya yang sedikit melawan pasukan berjumlah besar, tetapi juga
tampilnya seorang anak muda yang berhasil membunuh Jaluth atau Goliath,
Daud yang kemudian juga menjadi raja sekaligus nabi.
Nabi Daud as atau David lahir di kota
Betlehem. Beliau adalah Daud bin Yussa. Di masa remajanya beliau adalah
penggembala kambing, sebuah profesi para nabi dan rasul sebelum di
angkat menjadi nabi atau rasul. Nabi Daud as menjadi raja setelah Thalut
wafat. Beliau menjadi raja pada tahun 1044 sebelum Masehi hingga 963
sM. Kira-kira 40 tahun masa pemerintahan beliau. Pada tujuh tahun
pertama pemerintahannya, el Khalil (Hebron) adalah ibu kota kerajaan.
Namun, pada tahun-tahun berikutnya, ibu kota kerajaan dipindahkan ke
Yerusalem. Pada masa pemerintahannya, beliau berhasil menaklukkan dan
mengusir bangsa Yabus dari kota al Quds pada tahun 995 sM.
Beliau adalah pendiri kerajaan Islam
untuk Bani Israel di Palestina yang sesungguhnya. Kerajaan Islam?
Mungkin Anda bertanya demikian. Mengapa disebut kerajaan Islam? Pembaca
yang budiman, semua Nabi dari Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam membawa satu misi tunggal yang sama: Tiada
Tuhan selain Allah. Dan ini adalah tauhid. Dan inti dari Islam. Yang
membedakan hanyalah syariat. Syariat Nabi Musa as dan Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berbeda, karena kondisi waktu dan tempat
serta memang itu adalah ketetapan Allah. Maka kita pun harus bangga
bahwa pendiri kerajaan dan kejayaan Islam pertama di bumi Palestina
adalah Nabi Daud as. Ini penting untuk disampaikan di sini.
Karena bumi Allah ini hanya untuk orang
muslim untuk diolah sesuai titah pertama: khalifatullah fil ardh. Maka
gaungkan bahwa Nabi Daud as dan Nabi Sulaiaman as adalah pendiri
kejayaan umat Islam Bani Israel di Palestina. Nantinya, apabila ada
selain umat Islam yang ingin menginjakkan kakinya di tanah suci
Palestina ia harus bertauhid. Jika tidak, maka bangsa manapun tidak
pantas berada di Palestina sebagai penguasa. Inilah apa yang disampaikan
oleh Nabi Musa as pertama kali kepada Bani Israel untuk mengusir bangsa
Filistine dari Palestina. Karena misi sentral Nabi Musa as adalah
tauhid dan bangsa Filistine saat itu adalah bangsa berideologi pagan.
Dan ini akan berlanjut di masa mendatang
ketika semua umat Islam harus berhadapan dengan bangsa non Muslim di
Palestina untuk pengusiran besar-besaran demi kesucian tanah Palestina
dan demi tauhid Islam yang dibawa oleh Nabi Musa as hingga Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Ini juga penting disampaikan di sini
bahwa nabi Daud as adalah beragama Islam. Maka jika Geert Wilders dalam
wawancaranya mengatakan I don't hate moslem but I hate Islam,
maka ia telah membenci apa yang dibawa oleh Nabi Musa as dan Nabi Daud
as. Dan kalimat Geert Wilders tersebut pun dalam konteks agar umat Islam
mengganti agamanya.
Karena yang ia "bakar" adalah lumbung
yang bernama Islam sementara isinya tidak dibakar. Padahal bila
seseorang tidak ingin terbakar olehnya ia harus keluar dari lumbung
tersebut. Ini artinya ia harus keluar dari agama Islam. Sebuah kalimat
bersayap agar umat Islam berganti agama atau tidak beragama Islam!
Setelah Nabi Daud as wafat, maka sebagai penggantinya adalah Nabi
Sulaiman as. Zaman beliau ini secara umum adalah zaman tenang baik
secara politik, sosial dan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan Nabi Daud
as telah menghilangkan segala rintangan dan menaklukkan seluruh kekuatan
politik. Dengan demikian, Nabi Sulaiman as dapat berkonsentrasi pada
pembangunan dan perluasan kerajaan Beliau menjadi raja pada tahun 963
hingga wafat pada tahun 923 sM.
Kejayaan kerajaan Islam zaman Nabi Sulaiman as
ini merupakan hal yang wajar. Di satu sisi karena masa tenang secara
politik juga karena Nabi Sulaiman as memohon agar beliau diberi sebuah
masa kerajaan yang hebat hingga tidak ada lagi Nabi sesudahnya yang
diberi anugerah seperti beliau. Artinya, semasa hidup Nabi sesudah Nabi
Sulaiman as tidak memiliki apa yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman as
Permintaan beliau terbatas pada nabi bukan umat. Sebab kejayaan umat
Islam zaman sesudah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lebih
besar dan hebat dari kerajaan Islam zaman Nabi Sulaiman as. Dan pada
masa ini beliau membangun sebuah masjid yang diklaim oleh Yahudi sebagai
kuil. Istilah kuil lebih dekat kepada agama pagan, sementara masjid
lebih dekat istilahnya kepada Islam.
Maket
ilusi Yahudi-Zionis akan kuil(?) Nabi Sulaiman as. Perhatikan bagaimana
kuil tersebut menyimbolkan agama pagan dari pada agama Islam (tauhid).
Jika memang Nabi Sulaiman as membangun
sebuah masjid tentu masjid tersebut bukanlah tempat menyimpan harta yang
banyak. Sebab di zaman sekarang banyak Yahudi yang menduga di bawah
reruntuhan kuil itu terdapat harta Nabi Sulaiman as yang kini di atasnya
berdiri masjid al Aqsa. Sebagai seorang muslim dan Nabi, raja Sulaiman
tidaklah mungkin menyimpan harta kekayaannya di kuilnya. Menurut Sayid
Quthub dalam tafsirnya, beliau mengatakan:
"Tidak semua penduduk bumi menjadi tentara Nabi Sulaiman, karena kerajaannya tidak lebih dari apa yang ada sekarang dikenal dengan Palestina (ini benar menurut penulis, karena ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Sulaiman hanya untuk Bani Israel dan tanah Palestina sebagai misi warisan dari Nabi Musa dan bukan untuk menguasai seluruh jazirah Timur Tengah. Karena itu tadi, dakwah Islam Nabi Sulaiman terbatas pada bangsa Israel, demikian pendapat penulis yang setuju dengan pendapat Sayid Quthub). Juga tidak semua jin dan burung ditundukkan bagi Nabi Sulaiman, hanya beberapa kelompok dari mereka."
Demikian pendapat Sayid Quthub. Sebagai
kata penutup untuk bab ini, Nabi Sulaiman inilah yang menjadi sasaran
fitnah Yahudi Zionis di masa mendatang sebagai penguasa ilmu sihir dan
pelindung setan. Fitnah terus berlangsung dengan ilusi tentang kuil yang
sejatinya hanyalah sebuah masjid untuk beribadat. Tetapi oleh
Yahudi-Zionis dijadikan alasan untuk meruntuhkan masjid al Aqsa dan
mendirikan kerajaan setan berlandaskan ilmu sihir Kabbalah.
Gambar ilusi kuil Nabi Sulaiman as
Hal ini disampaikan oleh Allah dalam
surat al Baqarah ayat ke-102 tentang fitnah atas Nabi Sulaiman as yang
penyembah Iblis dan pelindung setan serta memiliki ilmu sihir penerus
ilmu sihir Kabbalah.
Bab VI: Awal Kejatuhan Bani Israel
Dan telah kami tetapkan terhadap (Bani Israel) dalam kitab itu :
"Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak (generasi) dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid (al Aqsa), sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai." (QS Bani Israil 17:4-7)
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memberitahukan bahwa sesunguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (Bani Israel) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; diantaranya ada yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk agar mereka kembali (kepada kebenaran)" (QS al-‘Araf 7:167-168)
Dalam bab ini, penulis akan memberikan
pengantar awal kejatuhan dari Bani Israel setelah wafatnya Nabi
Sulaiman as. Yang perlu Anda ketahui pula bahwa agama Islam itu telah
pecah menjadi golongan-golongan yang jauh dari ajaran awalnya itu
bermula pada Bani Israel. Jika selama ini Anda mengetahui bahwa Syiah,
Ahmadiyah adalah "sempalan" dari agama Islam, maka sebenarnya agama
Yahudi dan Nashrani juga aliran yang telah menyimpang dari agama Islam
semenjak wafatnya Nabi Sulaiman as.
Yahudi dan Nashrani, kedua-duanya
merupakan agama yang keluar dari ajaran Nabi Musa as yang mana nota bene
Nabi Musa as membawa dogma Tiada Tuhan Selain Allah.
Dan ini inti agama Islam. Bila Anda membaca ayat surat ke-17 (Bani
Israil) di atas tadi maka ada dua kali hukuman Allah atas Bani Israel.
Dalam tafsir al Azhar, milik ulama karismatik Buya Hamka, ini
ditafsirkan sebagai hukuman yang menimpa Bani Israel pada masa-masa
pengusiran, pembunuhan dan pembantaian pada zaman Nebukanedzar. Tetapi
pertanyaanya adalah kapan masa hukuman pertama dan hukuman kedua?
Menurut penulis, hukuman pertama dan kedua ini dibagi menurut zaman
kedatangan sebelum dan sesudah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam.
Hukuman pertama adalah semua pengusiran,
pembunuhan dan pembantaian Bani Israel pada masa sebelum Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Dan masa kejayaan pertama mereka pun
sebelum risalah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: Nabi
Sulaiman as.
Sementara hukuman kedua adalah masa
setelah risalah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, baik itu
yang dilakukan oleh Hitler maupun oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam sendiri ketika tiga suku Yahudi di kota Madinah diusir. Dan
ini belum berakhir. Sebab seperti yang Allah tegaskan di ayat tadi,
mereka akan dihabisi di Palestina pada saatnya nanti di masa mendatang.
Janji Allah akan ditetapi dalam bentuk pemusnahan Bani Israel yang
diwakili oleh Yahudi (Zionis) dan kaum Nashrani yang membantu mereka di
tanah suci Palestina:
"Dan apabila datang saat hukuman
bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk
menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid (al Aqsa),
sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk
membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai."
Dan kejayaan kedua Bani Israel adalah
pada saat ini, yang mana diwakili oleh Amerika Serikat, Inggris, Uni
Eropa, dan pastinya, Israel (Yahudi yang terpencar keseluruh dunia).
Sampai sejauh ini penulis belum membahas tentang Yahudi secara spesifik.
Penulis masih menyebut nama sebagai Bani Israel saja. Memang Bani
Israel ini pecah menjadi dua kubu besar dengan bendera agama sempalan
dari Islam yang dibawa oleh Nabi Musa as, Nabi Daud as, Nabi Sulaiman
as, Nabi Daniel, Nabi Samuel, Nabi Yahya as (Nabi Yohanes sang
Pembaptis) Nabi Isa as, dan Nabi umat Bani Israel lainnya, yang semuanya
tentu membawa satu dogma: Tiada Tuhan Selain Allah dengan syariah yang
berbeda pada kondisi waktu dan tempat.
Sebagai
pengantar masuk pada babak penting ke bentuk agama Yahudi dan Nashrani
ini, penulis sengaja memberikan kepada Anda bagaimana kutukan dan
hukuman Allah terhadap Bani Israel. Disebutkan dalam al Qur'an secara
umum, tetapi oleh Bibel lebih terperinci. Hukuman abadi terhadap Bani
Israel. Lalu bagaimana dengan kita, umat Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi wa Sallam, umat Islam secara keseluruhan? Kata Buya Hamka dalam
tafsirnya, Bani Israel dikisahkan oleh Allah sebagai bahan pelajaran dan
hikmah untuk kita agar kita tidak seperti mereka. Ingat apa yang
terjadi di Spanyol (al Andalusia) adalah hukuman Allah atas umat Islam,
persis apa yang terjadi pada Bani Israel.
Bagaimana hukuman Allah pertama untuk Bani Israel ini? Mengapa mereka dihukum?
Bab 7: Lahirnya nama Yahudi untuk Bani Israel
Peta kerajaan Judah (Yahuda) dan Israel
Pasca wafatnya Nabi Sulaiman as pada 931 sM, Rehoboam, salah satu
putranya, naik tahta untuk menjadi raja. Ketika ia menjadi raja, para
tetua Israel menjumpainya untuk menuntut ganti rugi atas keluhan-keluhan
politis dan religius. Dan sang juru bicara mereka adalah Jeroboam,
seorang jenderal Israel yang telah kembali dari pengasingannya di Mesir
karena melarikan dari kegagalan kudeta atas kekuasaan pemerintahan Nabi
Sulaiman as.
Rehoboam menolak mendengarkan suara
konsiliasi dan moderat. Sebaliknya, ia mengirimkan angkatan bersenjata
melawan Israel namun ia kalah telak. Kekalahan ini dimanfaatkan oleh
Jeroboam untuk membentuk kerajaan baru, kerajaan Israel.
Pecahlah kerajaan yang telah dirintis
oleh Nabi Daud as hingga Nabi Sulaiman as menjadi dua kerajaan baru:
Judah (Yahuda) dengan rajanya Rehoboam di wilayah Selatan dengan ibu
kotanya Jerusalem dan Israel di wilayah Utara dengan ibu kotanya Syakem
dan rajanya adalah Jeroboam.
Kerajaan Judah didukung oleh dua suku
dari bani Israel sementara kerajaan Israel didukung oleh 10 suku.
Perpecahan ini terus berlangsung hingga 100 tahun lamanya. Kerajaan
Israel merupakan kerajaan yang rawan di mana penguasanya rata-rata hanya
mampu bertahan selama 11 tahun. Semuanya, ada 9 dinasti, jatuh-bangun
sepanjang 212 tahun periode monarki. Dan bahkan ada satu dinasti saja
yang mampu bertahan hanya dalam waktu 7 hari.
Hanya sedikit dari kesembilan raja yang
menempati tahta wafat karena sebab-sebab alamiah, sakit atau tua.
Sejarah kerajaan Judah tak kalah riuhnya. 20 raja memegang kekuasaan
rata-rata bertahan selama 17 tahun, akan tetapi semuanya dari dinasti
yang sama. Dengan pecahnya kerajaan Palestina ini, maka musuh-musuh Bani
Israel di masa Nabi Sulaiman as bersiap-siap untuk menaklukkan mereka.
Dalam diri Bani Israel sendiri mulailah pula kerusakan secara sosial dan
religius terjadi.
Mereka mulai melupakan ajaran-ajaran
dari Taurat yang dibawa oleh Nabi Musa as serta beberapa petunjuk dari
Nabi Daud as dan Nabi Sulaiaman as. Bahkan ada sekelompok Bani Israel
yang masih percaya kepada ilmu sihir Mesir kuno mulai berani tampil. Dan
mereka mengklaim bahwa ilmu sihir ini legal secara hukum Taurat karena
Nabi Sulaiman as memiliki tentara dari bangsa Jin yang menurut mereka
adalah tidak mungkin seorang manusia dapat memerintah bangsa Jin jika
tidak memiliki ilmu sihir.
Inilah yang disinggung oleh Allah dalam
Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 102. Dan mereka ini yang mempelajari
ilmu sihir ini menyampaikannya secara lisan dan sembunyi-sembunyi karena
setelah kejadian yang menimpa Samiri dengan patung anak sapi emasnya
ilmu sihir ini harus disampaikan secara rahasia. Kepercayaan ilmu sihir dengan penyampaian secara lisan inilah kemudian disebut dengan Kabbalah.
Kabbalah sendiri berarti "secara lisan". Dan ilmu sihir ini terus
diwariskan secara rapi dan rahasia hingga wafatnya Nabi Sulaiman as
mereka mulai berani tampil secara terang-terangan.
Simbol Kabbalah yang dinisbatkan pada kejayaan negara Israel
Tidak hanya penggunaan ilmu sihir saja,
tetapi The Ten Commandement pun mulai mereka tidak jalani. Akibatnya,
mereka mulai pecah secara religius dan sosial hingga dua kerajaan kecil
berdiri di tengah-tengah musuh yang siap menyerang mereka. Pada 721 sM,
bangsa Assyria menaklukkan kerajaan Israel. Tinggalah kerajaan Judah
bertahan hingga pada 586 sM bangsa Babilonia menyerang dan menghancurkan
kerajaan Judah beserta masjid yang dibangun oleh Nabi Sulaiman as.
Kerajaan Israel yang jatuh ke tangan Assyria ini membuat gatal bagi
kerajaan Mesir hanya sebagai penonton saja.
Padahal mereka tahu kalau tanah
Palestina adalah daerah yang strategis. Maka pada 608 datanglah Fir'aun
dari Mesir untuk menyerang kerajaan Judah dan selanjutnya menyerang ke
wilayah Utara bekas kerajaan Israel yang telah dicaplok lebih dahulu
oleh Assyria. Perang hebat terjadi antara Mesir dan Assyria sedangkan
Bani Israel hanya sebagai tumbal besarnya. Ibarat dua gajah besar yang
bertarung maka sang pelanduk yang menerima akibatnya. Melihat Mesir
menyerang Assyria, Raja Nebukhanedzar dari kerajaan Babilonia tidak bisa
berpangku tangan mengingat kerajaannya telah memiliki hubungan baik
dengan kerajaan Assyria.
Maka perang besar pun tidak terelakkan.
Bani Israel yang telah dicaplok oleh Assyria kemudian diserang lagi oleh
bangsa Mesir kemudian bangsa Babilonia merasa bahwa semuanya tidak ada
yang baik bagi mereka. Sekali dijajah tetaplah mereka bukan tuan rumah
bagi tanah mereka sendiri. Dapat Anda bayangkan bagaimana mereka dijajah
secara beruntun oleh tiga bangsa besar di zamannya tersebut : Assyria,
Mesir dan Babilonia. Tetapi inilah janji Allah. Ingat bacalah kembali
artikel sebelumnya. Bani Israel akan terhina jika mereka tidak
melaksanakan janji Allah dalam Taurat yang dibawa oleh Nabi Musa as.
Pada penjajahan bangsa Babilonia inilah mereka mulai mengenal apa yang
dinamakan diaspora.
Diaspora adalah istilah di mana Bani
Israel mulai berpencar di mana-mana tanpa memiliki tanah sendiri. Mereka
hanya dianggap sebagai pendatang saja. Inilah janji Allah seperti yang
disebutkan dalam Taurat dan Al Qur'an. Nebukhanedzar lalu membunuh raja
terakhir dari kerajaan Judah Shidqiya bin Yawaqem, meruntuhkan masjid,
menawan para penduduknya dan membawanya ke Babilonia.
patung raja Nebukhanedzar
Babilonia adalah sebuah kerajaan dengan
agama pagan sebagai agama utama. Di negeri baru ini Bani Israel pun
mulai tercemar dengan ide-ide baru dari kebudayaan Babbilonia ini.
Kehancuran Palestina dengan segala kepercayaan mereka, masjid dan
hilangnya Tabut, tempat menyimpan Taurat Nabi Musa as, membuat mereka
mulai mencari jati diri baru agar nilai-nilai Taurat tidak hilang di
negeri orang. Mulailah mereka menyusun Taurat yang telah hilang
dicabik-cabik semenjak diserang Assyria.
Pada tahun 538 sM, bangsa Persia tampil
di muka bumi ini dengah gagahnya menaklukkan kerajaan Babilonia. Dengan
sang raja Cyrus, bangsa Persia dari ras Arya ini membawa nasib baru bagi
Bani Israel.
ilustrasi Cyrus The Great
Tidak ada bendanya dengan bangsa
Babilonia, kerajaan Persia pun beragama pagan. Sebuah kepercayaan sangat
bertentangan dengan keyakinan yang dibawa oleh Nabi Musa as. Karena
Bani Israel memiliki kepercayaan yang berbeda dan mereka ada yang tetap
bertahan pada keyakinannya ini maka bangsa Persia menyebut mereka
sebagai bangsa Yahudi, sebuah nama yang dinisbatkan dari Yahuda. Sejak
saat itu bergantilah penyebutan mereka dari Bani Israel menjadi Yahudi,
sebuah nama untuk ras dan sekaligus agama (keyakinan).
Dan nama Yahudi ini khas bagi mereka di
zaman tersebut karena mengingat pada masa tersebut pada umumnya
bagsa-bangsa lain memiliki keyakinan pagan (percaya pada dewa-dewa)
sementara Bani Israel hanya percaya pada satu Tuhan (monoteis). Nama
Yahudi adalah sebuah nama untuk ras sekaligus agama. Dan ini
satu-satunya yang ada di dunia. Sebagaimana kita ketahui agama Islam
diamanatkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dari
bangsa Arab, tetapi nama Arab hanya untuk penyebutan bangsa dan tidak
ada agama Arab. Demikian halnya dengan agama Nashrani, Hindu dan Budhha.
Tetapi Yahudi adalah unik. Ras sekaligus agama dari satu nama.
Dalam artikel sebelumnya, penulis telah
menyajikan kepada Anda akan asal-usul lahirnya nama panggilan YAHUDI
untuk Bani Israel. Kini Anda kami ajak untuk menyelami sisi gelap dari
bangsa Yahudi ini dalam penyelewengannya terhadap Taurat.
Bab VIII: Lahirnya Taurat Versi Baru
Pada masa pengasingan di Babilonia, masa
raja Nebukhanedzar, bangsa Yahudi (Bani Israel) telah kehilangan jati
diri mereka, baik sebagai satu bangsa maupun secara religius. Sebagai
bangsa, mereka dipaksa untuk mengikuti tradisi-tradisi baru di
Banilonia. Secara religius, mereka juga dipaksa untuk mengikuti sistem
paganisme-penyembahan banyak dewa.
Melihat hal ini, banyak di antara para
rabi Yahudi kuatir akan identitas mereka yang monotheis yang berdasarkan
pada risalah Nabi Musa as dalam Taurat.
Malangnya, ketika bangsa Babilonia
menyerang, risalah ini banyak yang hilang dan juga para rabi yang hafal
banyak yang meninggal karena penyerbuan dan pembunuhan.
Atas inisiatif para rabi yang tersisa
maka mereka menuliskan ulang isi Taurat yang aslinya sudah
tercabik-cabik oleh raja Nebukhanedzar.
Hasilnya?
Seperti yang tercatat dalam sejarah hari
ini, Taurat yang ditulis ulang oleh para rabi ini jauh dari keaslian.
Sederhana saja mencari jawabannya. Bagaimana mungkin seorang manusia
dapat menceritakan alur cerita kehidupannya hingga ia wafat dan
dikuburkan?
Inilah yang terjadi, dalam Taurat Nabi
Musa "dikisahkan" wafat hingga dikuburkan, sedangkan kata Taurat aslinya
adalah risalah yang dibawa oleh Nabi Musa.
Lebih fatal lagi, banyak nabi dalam Taurat (Perjanjian Lama) pernah berbuat salah yang jauh dari sifat kesuciannya yang luhur.
Ini sebenarnya tidaklah mengherankan
jika kita mengikuti alur pola pikir mereka. Begini, menurut mereka, jika
kita dapat mengambil kesimpulan demikian, para nabi saja pernah berbuat
dosa, maka umatnya pun tidak mengapa berbuat dosa karena pasti diampuni
oleh Tuhan.
Penyerbuan Babilonia adalah ulah mereka
yang telah berbuat dosa. Namun selanjutnya ini dilihat kecil oleh bangsa
Yahudi karena mereka menyakini kalau nabi saja berbuat dosa, jadi
pantas saja jika rabi, hakim, umat biasa berbuat dosa pula.
Sebagai bahan renungan bagi bangsa
Yahudi adalah seperti ucapan Nabi Jeremiah as kepada raja Nebukhanedzar:
"Jangan kalian pikir bahwa kalian telah mengalahkan Bani Israel dengan
kekuatan kalian. Sesungguhnya ini adalah azab yang disebabkan dosa-dosa
mereka yang terlalu banyak".
Ingin tahu isi Perjanjian Lama yang berisikan dosa-dosa para Nabi? Berikut penulis sajikan kepada Anda.
1. Nabi Nuh dalam Kejadian 9: 20-26
Nuh menjadi petani; dialah yang
mula-mula membuat kebun anggur. Setelah ia minum anggur; MABUKLAH ia dan
TELANJANG dalam kemahnya. Maka Ham, bapak Kana'an itu, melihat AURAT
ayahnya. Lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar. Sesudah
itu, Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu
mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi AURAT
ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat AURAT
ayahnya. Setelah Nuh sadar dari MABUKNYA dan mendegar apa yang dilakukan
anak bungsunya terhadapnya, berkatalah ia, "Terkutuklah Kana'an,
hendaklah ia menjadi yang paling hina bagi saudara-saudaranya. Lagi
katanya, "Terpujilah Allah, Tuhan Sem, tetapi hendaklah Kana'an menjadi
hamba baginya.
(ini adalah isi Taurat yang menunjukkan
kebencian terhadap Kana'an karena sebelum Bani Israel masuk ke tanah
Kana'an, bangsa Filistin/Kana'an adalah penguasa tanah ini yang
selanjutnya dalam sejarah menjadi nama tanah Palestina yang juga diambil
dari nama Filistine)
2. Nabi Luth dalam Kejadian 19: 30-38
Oleh sebab Luth tidak berani tinggal di
Zoar, pergilah ia bersama kedua anak perempuannya meninggalkan negeri
itu menuju sebuah pegunungan untuk menetap di sana. Anak perempuan Luth
yang tua berkata kepada yang muda, "Ayah kita memang telah tua, tetapi
tidak ada laki-laki lain di sini yang akan menghampiri kita seperti
layaknya laki-laki dan perempuan. Marilah lita beri ayah kita minuman
anggur agar kita bisa TIDUR DENGANYA dan MENDAPAT KETURUNAN darinya.
Maka pada malam harinya, kakak-beradik itu memberi ayah mereka minuman
anggur; lalu masuklah yang tua untuk TIDUR dengan ayahnya, sedangkan
ayahnya sendiri tidak sadar lagi apa yang terjadi karena MABUK. Keesokan
harinya, berkatalah si kakak kepada adiknya, "Tadi malam aku telah
BERSETUBUH (BERZINA-penulis) dengan ayah. Bagaimana kalau malam nanti
kita memberinya lagi minuman anggur supaya engkau bisa juga melakukan
apa yang telah aku lakukan tadi malam."Maka pada malam harinya, mereka
kembali memberi ayah mereka minuman anggur, lalu masuklah anak yang muda
untuk TIDUR dengan ayahnya, sedangkan ayahnya sendiri juga tidak sadar
lagi apa yang terjadi karena MABUK. Lalu mengandunglah kedua anak Luth
itu dari ayah mereka. Yang tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan
menamainya Moab; dialah nenek moyang bangsa Moab yang sekarang. Yang
mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami;
dialah nenek moyang dari Bani Amon yang sekarang.
(ini adalah isi Taurat untuk mewujudkan
keinginan para Rabi Yahudi untuk mendiskreditkan bani Moab dan Bani Amon
yang merupakan musuh bebuyutan mereka. Apabila Rout (yakni nenek dari
Nabi Daud as dan nenek moyang Nabi Isa as) adalah anak dari Moab, maka
ini berarti bahwa para pengarang kitab Taurat itu telah menjadikan
mereka semua sebagai keluarga pezina)
3. Nabi Musa dalam Ulangan 32: 49-52
Pada hari itu juga Tuhan berfirman
kepada Musa, "Naiklah ke bukit Abrahim yang ada di negeri Moab, sebelah
kota Jeriko, lalu pandanglah dari puncak bukit itu tanah Kan'an
(Palestina) yang kelak Kuberikan kepada orang-orang Israel. Engkau akan
mati di atas bukit yang akan kau naiki itu, supaya engkau dikumpulkan
kepada kaum leluhurmu, sama seperti Harun, saudaramu, yang mati di bukit
Hor lalu dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. Ini adalah karena engkau
telah BERKHIANAT kepada-Ku di tengah-tengah orang Israel dan TIDAK LAGI
MENGHORMATI kekudusan-Ku di tengah-tengah mereka. Engkau boleh melihat
negeri itu terbentang di depanmu, tetapi tidak boleh masuk ke sana, ke
negeri yang kuberikan kepada Israel.
(ini adalah isi Taurat yang benar-benar
keji terhadap Nabi mereka yang mulia, Nabi yang membebaskan mereka dari
Fir'aun. Kitab ini menuduh bahwa Nabi Musalah yang telah membuat patung
ular dari tembaga yang disucikan dan dijadikan sesembahan oleh Bani
Israel seperti dalam Raja-Raja II 18:4 yaitu: Dan (Hizkia) yang
menghancurkan ular tembaga yang DIBUAT Nabi Musa, sebab sampai pada masa
itu orang Israel memang masih memuja dan menyembah patung yang mereka
beri nama dengan Nehustan itu.)
4. Nabi Harun dalam Keluaran 32: 1-6
Ketika bangsa itu melihat bahwa Nabi
Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka
mengerumuni harun dan berkata kepadanya, "Buatkanlah sebuah tuhan untuk
kami yang akan menuntun jalan kami! Sebab, Musa pemimpin kami, tidak ada
di samping kami. Ia telah pergi meninggalkan kami, dan kami tidak tahu
apa yang telah terjadi dengannya." Lalu berkatalah Harun kepada mereka,
"Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada di telinga istri-istri dan
anak-anakmu, lalu kumpulkanlah semuanya kepadaku!" Maka seluruh bangsa
itu menanggalkan anting-anting emas yang ada di telinga mereka dan
membawanya kepada Harun. Setelah semua emas itu berada di tangan Harun,
IA MULAI MENGOLAHNYA MENJADI SEBUAH PATUNG BERBENTUK SEEKOR ANAK LEMBU.
Kemudian ia berkata kepada mereka, "Hai Bani Israel, INILAH TUHANMU,
yang telah menuntunmu keluar dari tanah Mesir!" Ketika Harun melihat
orang-orang berkumpul kepadanya, DIDIRIKAN OLEHNYA MEZBAH DI DEPAN ANAK
LEMBU ITU. Kemudian ia berseru, "Besok hari raya bagi Tuhan!" Dan
keesokan harinya, mereka langsung mempersembahkan hewan-hewan kurban
untuk patung tersebut.
(Sebuah isi Taurat yang sangat menghujat
seorang Nabi. Padahal orang lain yaitu Samiri yang membuat patung anak
sapi itu. Ini hanyalah alasan bagi Yahudi jika sesat maka Nabi Harun
lebih sesat lagi dari mereka. Jadi jika Yahudi berbuat dosa maka PASTI
diampuni lha wong Nabi saja yang nyata-nyata suci malah membuat patung
sembahan, gimana mereka yang awam! Inilah alur logika sesat mereka yang
membuat mereka "halal" berbuat dosa besar)
Masih ada lagi kekejian Yahudi terhadap
Nabi Daud yang dinyatakan berzina. Ini tidak mengherankan bagi Yahudi
karena silsilah yang mereka buat berasal dari anak Nabi Luth (baca di
Samuel II).
Singkat kata, jika Yahudi berbuat dosa
maka hal ini biasa karena nabi-nabi mereka pun juga demikian. Dosa bagi
mereka hal yang sepele dan mereka menyakini pasti diampuni. Syirik,
mabuk, berzina, dan dosa lainnya adalah biasa bagi Yahudi, karena para
nabi pernah melakukannya juga.
Sungguh benar-benar keji terhadap kesucian Nabi!
Pada artikel di atas penulis telah
menyajikan kepada Anda akan penyelewengan Yahudi akan isi Taurat. Dan
menurut sejarah yang menjadi penanggung jawab awal penyusunan awal
Taurat setelah masa penghancuran Nebukhanedzar adalah dua orang Rabi
yaitu Ezra dan Nehemia yang dianggap sebagai Nabi oleh Yahudi. Kini
Penulis sajikan kepada Anda sebuah kitab yang dianggap lebih suci
daripada Taurat itu sendiri yaitu Talmud.
Bab IX: Lahirnya Talmud, Kitab Hitam Yahudi
Pada masa Cyrus the Great, bangsa Yahudi diperbolehkan pulang ke tanah Palestina setelah masa pengasingan mereka di Babylonia. Seperti masa saat ini yang mana gerakan Zionis meminta semua Yahudi kembali ke Palestina tetapi tidak semua Yahudi mau mengikuti ajakan ini karena merasa sudah nyaman di negeri lain, Yahudi di masa Cyrus pun demikian. Tidak semua bangsa Yahudi mau kembali ke Palestina mengingat mereka telah memiliki rumah dan pekerjaan yang tetap serta kehidupan yang lebih baik dari pada di Palestina yang mana mereka harus membangun kehidupan mereka dari awal kembali.
Melihat hal ini, maka para Rabi yang
mempunyai semangat persatuan, mulai gusar karena bangsa Yahudi yang
terpencar-pencar di negeri orang tidak juga ingin kembali satu ke tanah
Palestina. Maka, mereka membuat satu doktrin yang mana doktrin ini terus
dipertahankan hingga hari ini dengan jubah Zionis. Doktrin tersebut
adalah bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan dan Palestina
adalah tanah yang dijanjikan oleh Tuhan dan tidak ada kejayaan bangsa
Yahudi kecuali bersatu di Palestina dengan bernostalgia akan Haikal dan
kejayaan kerajaan Nabi Sulaiman.
Untuk "melegalkan" doktrin ini bahwa ia
adalah perintah Tuhan, maka para rabi membungkusnya dengan istilah
"Taurat tidak tertulis" atau dengan kata lain wahyu Tuhan yang
difirmankan kepada Musa tetapi tidak tertulis. Untuk memudahkan Anda,
seperti hadits Qudsi. Bedanya, Wahyu klaiman rabi ini tidak memiliki
dasar riwayat dan sama sekali baru terdengar di masa Cyrus, tidak di
masa Nabi Musa yang jauh telah wafat sebelumnya. Dan kini tiba-tiba ada
istilah wahyu tidak tertulis.
Untuk "melegalkan" hal ini, maka para
rabi mengajarkannya secara lisan dan terbatas. Dan dipioniri oleh Ezra
dan Nehemia yang telah menyusun lebih dahulu Taurat versi baru, maka
Ezra dan Nehemia juga mengajarkan "Taurat Lisan" ini. "Taurat Lisan" ini
terus diajarkan untuk menumbuh-kembangkan semangat nasionalisme bangsa
Yahudi secara turun-temurun.
Ilustrasi Ezra
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa
sampai perlu para rabi membuat "Taurat Lisan" ini? Jawaban yang mungkin
adalah karena bangsa Yahudi pada saat itu tidak memiliki seseorang yang
dapat dijadikan pemimpin semenjak hancurnya dua kerajaan kecil mereka.
Krisis kepemimpinan inilah yang ingin dibangun oleh rabi. Dan memang
dalam "Taurat Lisan" tersebut ada disebutkan jika tidak menaati apa yang
disampaikan oleh rabi maka termasuk dosa besar.
"Taurat Lisan" ini selanjutnya diberi
nama Talmud. Sebuah kitab inspirasi Zionis hari ini. Mengapa demikian?
Sebab dalam Talmud disebutkan bahwa bangsa selain Yahudi adalah binatang
dan najis. Sebuah rasisme yang sangat luar biasa dari sebuah bangsa
yang terhina oleh dosa mereka sendiri. Untuk lebih jelas mengenai kitab
Talmud penulis sarankan kepada Anda untuk membaca buku karya Prof. DR.
Muhammad Abdullah asy-Syarqawi dengan judul "Talmud, Kitab Hitam Yahudi
Yang Menggemparkan". Dan bagi Anda yang dapat ingin referensi langsung
tentang Talmud, penulis sarankan untuk membuka situs
www.sacred-texts.com, di situs ini Anda dapat mendownload isi dari kitab
Talmud.
Ilustrasi Nehemia
Seperti yang penulis sampaikan pada bab
sebelumnya bahwa Yahudi tidak hanya memiliki kitab ajaran tertulis yang
telah dimodifikasi ulang oleh Ezra dan Nehemia, tetapi mereka juga
memiliki kita “Taurat Lisan” yaitu Talmud.
Talmud terdiri dari dua bagian utama
yaitu Mishnah dan Gemara meski masih ada lagi lampiran-lampiran dan
tafsiran-tafsiran lain di luar dua bagian utama tersebut. Mengapa
terjadi demikian? Hal ini disebabkan ada beberapa rabi yang mengklaim
apa yang ia sampaikan juga merupakan “Taurat Lisan” Nabi Musa. Tidaklah
mengherankan sebab sejarah awal Talmud ini berasal dari inspirasi
manusia yang mana manusia sejatinya memiliki motif masing-masing. Ezra
dan Nehemia, dua rabi memodifikasi Taurat awal memiliki motifasi untuk
menyatukan bangsa Yahudi yang telah terpencar-pencar dan memiliki
kepercayaan ala Babilonia dan Persia. Tentu saja langkah kedua rabi
tersebut yang memiliki “Taurat Lisan” ini diikuti oleh rabi lain dengan
pengklaiman yang sama: mendapat inspirasi dari Tuhan untuk menyampaikan
“Taurat Lisan”.
Dengan demikian, Talmud memiliki isi
yang beragam dan satu sama lain isinya ada yang berbeda. Dalam
sejarahnya pula, agama Yahudi memiliki dua aliran kitab Talmud: versi
Babilonia dan versi Palestina. Dalam versi Babilonia, Mishnah dibagi
menjadi Sura, Pumbaditha, dan Neherdea dan dalam versi Palestina Mishnah
dibagi menjadi Tiberias, Jamina dan Lydia.
Mishnah adalah bagian pertama dan yang
paling utama dari isi Talmud. Mishnah ditulis dalam bahasa Ibrani baru
(new Hebrew) yang telah terpengaruh oleh bahasa Yunani, Latin dan
Persia. Tiga bangsa dari tiga bahasa tadi ini memang pernah menjajah
bangsa Yahudi cukup lama.
Mishnah terdiri dari enam bagian yaitu:
1. Zeraim. Bagian ini terdiri dari 11 risalah. Kesebelas risalah itu adalah:
- a. Berakhoth, tentang pemberian berkah dan doa-doa juga membahas tentang aturan upacara keagamaan.
- b. Peah, tentang masalah tanah perkebunan dan hasilnya.
- c. Demai, tentang masalah subhat.
- d. Kilaim, tentang masalah percampuran
- e. Schebiith, tentang hukum berkaitan hari Sabtu.
- f. Terumoth, tentang masalah persembahan, kurban, dan apa saja yang dapat diersembahkan kepada rabi.
- g. Maaseroth, tentang pajak sepersepuluh persen dari harta yang dimiliki yang wajib diserahkan kepada anggota keluarga Lewi (:kabilah Ibrani).
- h. Maaser Schemi, tentang pajak juga.
- i. Chaalah, tentang keju dan bagian-bagiannya yang wajib diberikan kepada para rabi.
- j. Orlah, tentang kaum yang tidak dikhitan (kaum paganis atau non-Yahudi)
- k. Bikhurim, tentang buah tanaman pertama yang wajib diserahkan kepada para rabi.
Dari risalah Zeraim ini dapat Anda
bayangkan bagaimana powerful-nya para rabi. Memang semenjak awal
penyusunan Taurat, para rabi mengambil alih kekosongan figur yang dapat
mempersatukan Yahudi setelah dihancur-leburkan oleh Nebukhanedzar. Tidak
ada tokoh yang disegani dan dihormati inilah para rabi menyusun Taurat
dan membuat “Taurat Lisan” atau Talmud sebagai kekuatan religius meski
Talmud sejatinya bukan risalah Nabi Musa yang diturunkan oleh Allah
kepada beliau. Talmud hanyalah akal-akalan rabi untuk menjadi pemimpin
atau tokoh yang dihormati.
Selanjutnya bagian kedua dari Mishnah adalah:
2. Moed. Moed berisikan tentang puasa dan hari-hari besar. Bagian ini terdiri dari 12 risalah yaitu :
- a. Scabbath, tentang berbagai perbuatan yang diharamkan pada hari Sabtu.
- b. Erubhin, tentang segala perintah dan larangan tentang makanan pada malam Sabtu.
- c. Pesachim, tentang hari raya Paskah Yahudi.
- d. Schekalim, tentang besar, panjang dan sifat-sifat bendul.
- e. Ioma, tentang berhubungan dengan “Hari Kaffarat” (Hari Penebusan Dosa) dan berbagai kewajiban yang harus dilakukan.
- f. Sukkah, tentang kemah yang dipakai oleh kaum Yahudi sebagai Candi Berpindah (Tabernacle) setelah runtuhnya Haikal Sulaiman. Risalah ini juga membahas hukum-hukum yag berhubungan dengan upacara keagamaan di kemah atau candi.
- g. Betsah, membahas perbuatan yang haram dan yang mubah yang dilakukan pada setiap hari-hari besar.
- h. Rosh Haschanah, tentang tahun baru Ibrani atau upacara yang dilakukan pada tahun baru.
- i. Taanith, tentang puasa dan segala permasalahanannya.
- j. Megillah, tentang pembacaan buku Ester dan hal-hal yang berhubungan dengan upacara keagamaan pada hari raya Purim.
- k. Moed Katon, tentang hari raya kedua (Minor Feast) dan membahas tentang segala aturan yang berhubungan dengan hari-hari pertama pada perayaan Paskah Yahudi dan perayaan Succoth.
- l. Chagigah, tentang perbandingan antara tiga hari raya yaitu Paskah, Succoth, dan hari raya Kemah atau Candi.
3. Nashim. Bagian ini berisi berbagai
undang-undang tentang wanita, seperti pernikahan, perceraian, kewajiban
wanita, shalat wanita, dan segala masalah yang berhungan dengan mereka.
Ini terdiri dari 7 risalah, yang salah satunya yang terkenal adalah
Abhodah Zarah (penyembah berhala). Risalah ini menjadi landasan bagi
orang-orang Yahudi dalam memperat hubungan mereka dengan agama-agama
berhala. Agama berhala di sini maksudnya - menurut mereka - adalah semua
agama selain Yahudi. Seperti yang telah mereka alami kalau mereka telah
dijajah oleh berbagai bangsa yang beragama pagan dari Mesir, Assyria,
Babilonia, Persia dan Yunani, maka kontak antara agama mereka dan agama
pagan ini sangat kental. Belum lagi mereka percaya bahwa Nabi Sulaiman
sendiri sebagai Nabi yang membolehkan untuk melakukan sihir dan kontak
gaib. Hal ini dalam Al Qur’an dibantah oleh Allah dalam Al Baqarah ayat
ke-102.
Ketujuh risalah dari Nashim adalah:
- a. Jebbamoth, tentang saudara-saudara perempuan suami atau saudara-saudara perempuan istri.
- b. Kethuboth, tentang akad nikah
- c. Gittin, khusus membahas masalah perceraian.
- d. Nedarim, khusus tentang masalah nadzar.
- e. Nasir, khusus tentang apa-apa yang telah dinadzarkan.
- f. Sotah, tentang perempuan yang dianggap pezina.
4. Nazikin. Bagian ini khusus
berhubungan dengan masalah kejahatan atau krimininalitas, baik pidana
maupun perdata. Bagian ini terdiri dari 10 risalah yaitu.
- a. Baba Kama atau Pengantar Pertama. Tentang kejahatan dan kezaliman, serta cara-cara mengatasinya.
- b. Baba Metsia atau Pengantar Pertengahan. Tentang aturan-aturan yang berhubungan dengan barang-barang temuan, amanat, jual-beli, penyewaan, peminjaman, dan jasa.
- c. Baba Bathra atau Pengantar Penutup. Ini membahas tentang aturan-aturan yang berhubungan dengan harta perniagaan dan modal yang pada umumnya didapatkan melalui aturan konvensional. Ini juga membahas tentang pembagian harta warisan.
- d. Sanhendrin, tentang mahkamah atau peradilan yang mencakup hakim, jaksa, terdakwa dan sebagainya.
- e. Makkoth, tentang hukuman cambuk bagi para kriminal.
- f. Schebuoth, tentang masalah sumpah.
- g. Edaioth, tentang masalah kesaksian.
- h. Horaioth, tentang pengadilan yang menangani kasus-kasus yang dihadapkan ke meja hijau.
- i. Abhodah Zarah, tentang paganisme (hukum penyembahan berhala).
- j. Abhoth, tentang berbagai hukum yang berkaitan dengan orang tua dan nenek moyang. Risalah ini juga dinamakan Pirke Abhoth.
5. Kodashim. Bagian ini membahas masalah sesembahan, kurban, dan semua upacara keagamaan. Ini terdiri dari 11 risalah yaitu.
- a. Zebbachim, tentang sesembahan, hewan-hewan mana yang layak dijadikan sesembahan.
- b. Chullin, tentang perkara najis dan tradisi menyembelih hewan yang disembelih untuk dikonsumsi sehari-hari.
- c. Menachoth, tentang tata cara penghidangan daging dan makanan cair.
- d. Bekhoroth, tentang anak pertama, baik anak pertama sendiri atau anak pertama dari binatang piaraan.
- e. Erakhin, mengenai penyucian batin agar pelakunya hanya mengkhususkan kehidupan dirinya hanya untuk Allah.
- f. Temurah, tentang barter atau tukar menukar harta benda.
- g. Meilah, tentang dosa dan hal-hal yang dapat mengotori kesucian.
- h. Kerithuth, tentang pajak atau pungutan yang wajib dibayarkan untuk menebus dosa-dosa yang telah dilakukan.
- i. Tamid, tentang kurban harian, yakni membahas tentang tata cara pengabdian pada Candi yang berhubungan dengan persembahan pagi dan sore setiap hari.
- j. Middoth, tentang ukuran dan bentuk candi secara geometri. Candi yang dimaksud adalah Haikal Sulaiman.
- k. Kinnim, tentang sembelihan-sembelihan yang berhubungan burung-burung dan yang dipersembahkan kepada orang-orang miskin.
6. Toharoth. Bagian ini berisi tentang
masalah thaharah yang berkaitan dengan kesucian lahir dari benda-benda
najis. Bagian ini berisi 12 risalah yaitu.
- a. Kelim, tentang bejana yang dapat dijadikan sebagai alat untuk bersuci pada upacara keagamaan.
- b. Oholoth, tentang kemah dan tempat tinggal serta masalah kotoran dan penyuciannya.
- c. Negaim, tentang air yang ada di kolam atau sumur.
- d. Parah, tentang sapi kecil dan pemakaian abu bangkainya untuk bersuci.
- e. Tohoroth, tentang bersuci dari najis.
- f. Mikvaoth, membahas tentang keadaan sumur atau ruangan yang layak dijadikan sebagai tempat membersihkan diri.
- g. Inddah, tentang masalah haid dan najis-najis yang keluar dari tubuh wanita.
- h. Makschirin, tentang ramuan-ramuan.
- i. Zabhim, tentang air mani, air kencing, dan kotoran lain yang keluar dari tubuh.
- j. Tebihul Iom, tentang mandi setiap hari.
- k. Iadaim, tentang tangan dan tata cara membersihkannya dari segala najis.
- l. Oketsin, tentang buah-buahan dan kulitnya serta bagaimana cara membuang najisnya menurut aturan agama.
Dengan demikian secara keseluruhan
Mishnah terdiri dari 63 risalah yang masing-masing memiliki ayat
tertentu yang disebut dengan Perakim.
Bab XI: Sejarah Talmud dan Kaitanya Dengan Zionis
Setelah penulis sampaikan kepada Anda
isi dari Mishnah, kini penulis sajikan kepada Anda bagian utama yang
kedua dari Talmud yaitu Gemara. Gemara merupakan syarah, penjelasan,
komentar, tafsir atau catatan pinggir dari Mishnah. Gemara lahir
dikarenakan begitu banyaknya teks-teks yang masih global yang tidak
jelas penafsirannya dalam kitab Mishnah. Ini bukanlah hal yang
mengherankan karena Mishnah lahir dari inspirasi rabi yang berbeda-beda
yang masing-masing merasa memiliki otoritas sebagai “penyampai Taurat
Lisan” ini padahal sejatinya kitab itu lahir dari kepentingan pribadi
para rabi. Cukup lama waktu yang dibutuhkan oleh para rabi dalam
menyelesaikan pembuatan kitab Gemara ini, yakni sekitar empat abad dari
abad ke-2 Masehi hingga akhir abad ke-6. Menurut sejarah Yahudi sendiri,
orang pertama yang melakukan syarah terhadap Mishnah adalah dua putra
rabi Judah Hanasi, Rabi Gamaliel dan Rabi Simeon. Kemudian ini
diteruskan oleh Rabi Ashi di Sura, sebuah kota yang terletak di tepi
sungai Eufrat pada tahun 365 M sampai 435 M. Dan disempurnakan oleh Rabi
Abino dan terakhir oleh Rabi Jose pada tahun 498 M.
Ada hal yang mendasar dari syarah
Mishnah ini atau Gemara yaitu ia ditulis dalam bahasa Aramaika (Aramaic.
Bagi Anda yang ingin tahu bagaimana bahasa Aramaika ini dapat Anda
ketahui melalui film karya Mel Gibson: The Passion of Christ ) sedangkan
Mishnah ditulis dalam bahasa Ibrani. Dan bahasa Ibrani yang digunakan
pada Mishnah adalah bahasa Ibrani baru yang tidak sama dengan bahasa
Ibrani yang digunakan pada Kitab Perjanjian Lama. Sebab, ketika Mishnah
dituliskan, Bani Israel tidak lagi menggunakan bahasa Ibrani sehari-hari
melainkan bahasa Aramaika. Bahasa Ibrani pada waktu itu hanyalah mereka
gunakan untuk kepentingan menulis hal-hal yang berkaitan dengan
keagamaan saja. Bahasa Ibrani yang mereka gunakan telah bercampur dengan
bahasa-bahasa bangsa yang telah menjajah mereka yaitu Yunani, Latin
(Romawi) dan Persia.
Dalam sejarahnya, Talmud ada dua versi
yaitu Talmud Palestina dan Talmud Babilonia. Talmud Palestina memiliki
masa penyusunan yang cukup lama yaitu dari abad ke-2 hingga abad ke-5 M.
Rabi yang menyusun Talmud ini bukanlah rabi-rabi Palestina melainkan
rabi-rabi kerajaan yang diketuai oleh Jochana. Adapun Talmud Babilonia
berawal pada abad ke-4 dan berakhir pada abad ke-6 dengan menggunakan
bahasa Aramaika dan Talmud ini bukanlah karya satu tangan rabi melainkan
banyak rabi dengan zaman yang berbeda-beda.
Gemara memiliki lampiran-lampiran yang
disebut dalam bahasa Ibrani dengan Tosephoth. Rabi Chaia dianggap
sebagai tokoh pertama yang memberikan komentarnya pada Gemara, dan
komentarnya tersebut dinamakan dengan Baraietoth atau pendapat-pendapat
murni yang disusupkan ke dalamnya. Ini berupa tafsiran dan penjelasan
yang diberikan ulama terhadap Mishnah di luar sekolah pembelajaran agama
Yahudi.
Semua komentar dan pendapat tersebut
menjadi lengkap setelah adanya pendapat sampingan dalam bentuk
komentar-komentar pendek atau prinsip sederhana yang dinamakan Piske
Tosephoth. Talmud yang terdiri dari Mishnah dan Gemara ini menjadi
sebuah kitab yang begitu tambun, tetapi belum tersusun rapi karena
begitu banyak komentar-komentar sampingan. Adalah Rabi Ishaq ben Ya’qub
menerbitkan Talmud kecil yang dinamakan Hilkhoth yang berarti tradisi,
sunnah atau adat. Rabi ini banyak menghapus teks-teks yang berisi
perdebatan panjang yang menjemukan. Usahanya ini mendapat tentangan dari
mayoritas sekte dalam agama Yahudi. Adalah Rabi Maimonides (Moses ben
Maimon) pada tahun 1180 (576 H) mengeluarkan karyanya yang mashur yang
berjudul Mishnah Torah yang berarti “Pengembalian Undang-Undang”. Kitab
ini juga masyhur dengan sebutan Iad Chazakah yang berarti “Tangan yang
Kuat”.
Ilustrasi Rabi Maimonides
Rabi Maimonides, yang mendapat julukan
Si Rajawali Candi Yahudi karena begitu besar jasanya dalam menyusun
Talmud yang hingga kini ini sebagai bahan rujukan utama, menyertakan
bahasan filsafat besar di dalam karyanya tersebut.
Pada tahun 1240 M muncul sebuah kitab
Talmud yang sudah disederhanakan di bawah pengawasan Rabi Ya’qub Ben
Asher. Rabi ini merubah karya Rabi Maimonides dengan menghapuskan begitu
banyak undang-undang. Para rabi berkonsensus untuk menamakan teks
gubahan ini dengan nama Arbaa Turim yang berarti “Undang-Undang Talmud
yang Empat”.
Setelah berlalu sekian lama, oleh karena
adanya kontradiksi yang jelas antara faksi Fashi, Maimonides dan Asher,
muncullah kebutuhan yang tinggi untuk mengadakan sebuah kitab Talmud
yang mengandung berbagai solusi dan hukun-hukum praktis ringkas. Seorang
rabi dari Palestina yang bernama Joseph ben Ephraim Caro segera memulai
pekerjaan besar dan menghasilkan sebuah kitab yang bernama Shulhan
Arukh (Set Table) yang berisi berbagai komentar terhadap kitab Arbaa
Turim.
Akan tetapi tidak semua Yahudi, yang
terpecah menjadi Yahudi Timur dan Barat, menerimanya. Yahudi Barat tidak
menerima kitab Shulhan Arukh ini. Oleh karena itu, Rabi Musa Isirlisi
menyusun sebuah kitab yang berisi komentar-komentarnya terhadap kitab
Shulhan Arukh dengan nama Darakhi Musa yang berarti “Jalan Musa”. Dan
Kitab ini ternyata diterima oleh kalangan Yahudi Barat.
Bab XII: Sejarah Talmud dan Kaitannya Dengan Zionis
Selain Taurat dan Talmud ada juga kitab
lain yang sama pentingnya bagi Yahudi yaitu Zohar. Menurut para rabi
Yahudi, kitab ini merupakan Mishnah ketika Nabi Musa berada di gunung
Sinai. Beliau tidak mendiktekannya kepada Joshua (Jusa’ bin Nuh) atau
kepada tetua Bani Israel tetapi kepada Nabi Harun secara langsung. Lalu
Nabi Harun mendiktekannya kepada Eliyazar sehingga ajaran-ajaran lisan
ini dikitabkan dan dinamakan Zohar yang berarti Cahaya. Kitab ini
menjelaskan dan komentar terhadap Taurat.
Di samping itu ada lagi empat kitab
kecil lainnya yang sebelumnya tidak termuat dalam kitab Talmud, tapi
para rabi era terakhir menggabungkannya ke dalam Talmud. Empat kitab
tersebut adalah:
a. Masikhith Sufisrim, tentang para penulis.
b. Ibihil Rabiti, tentang hukum pandai besi.
c. KalAllah, tentang pesta (perayaan) dan hukum-hukumnya.
d. Masikhith Dirikh Iritis, yang artinya Petunjuk Hidup, dan kitab ini terbagi lagi menjadi:
1. Rabbah, bagian utama
2. Zuta, bagian tengah.
Seperti yang penulis sampaikan kepada
Anda bahwa begitu banyak rabi yang mengarang kitab Talmud dan ini
mengakibatkan begitu banyak kitab yang disebut sebagai Talmud dan
masing-masing memiliki peran penting bagi Yahudi. Di antara kitab-kitab
tersebut adalah:
Biar, berisi tentang pemberitahuan, penjelasan, dan komentar di atas komentar.
Halakhoth, karya Hil
Khoth yang berarti hukum-hukum dan usulan-usulan. Kitab ini ditulis oleh
beberapa rabi yaitu: Musa ben Maimon (Maimonides), Beshai, Edels, Moses
of Kotzen, Kimchi, dan lainnya. Pada sebagian besar masalah, kitab ini
mengutip dari kitab Maimonides, Hilkoth Akum yaitu makalah berisi
berbagai pendapat tentang bintang, planet, dan derajat bangsa-bangsa.
Dan ada juga risalah lainnya bernama Hilkhoth Maakhaloth Asavoroth,
yaitu makalah tentang makanan haram.
Iuchasin atau juga disebut Sepher Iu Chasin
yaitu makalah tentang keturunan. Membahas tentang sejarah bangsa Yahudi
yang suci sejak permulaan dunia sampai tahun 1500 M. Kitab ini
diterbitkan di Karaku pada tahun 1580 M.
Jalkut sebuah komentar
biasa dari berbagai kitab masa lalu disusun oleh Shimeon of Frankfurt.
Kandungan kitab ini tidak ada yang bersifat leterlek tapi hanya bersifat
kiasan.
Ked Hakkemach, kitab ini mengandung tentang tempat-tempat dan kondisi alam lahut sesuai dengan susunan abjad. Penyusunnya adalah Rabi Bishai.
Maagen Abraham, penyusunnya adalah Barizula.
Mizbeach Hazzahabh yang
berarti “Penyembelihan Emas”. Penyusunnya adalah Rabi Shilimon ben Rabi
Mordecai. Kitab ini dicetak di Basel pada tahun 1602 M.
Machzor, tentang berbagai shalat pada hari hari perayaan besar.
Menorath Hammaor yang
berarti tatakan cahaya lilin. Kitab yang ditulis berdasarkan Talmud ini
memuat komentar-komentar majazi dan sejarah terhadap keseluruhan Talmud.
Penyusunnya adalah Rabi Ishaq Ayuhab dan dicetak pada tahun 1544 M.
Maine Haieshuah yang
berarti sumber-sumber mata air yang setia. Kitab yang disusun oleh Rabi
Ishaq Abribanil dan dicetak pada tahun 1551 M. Kitab ini berisi
komentar-komentar menarik tentang kitab Daniel, seorang Nabi bagi Bani
Israel. Padanya juga terdapat perdebatan-perdebatan sengit melawan kaum
Nashrani.
Mikra Gedolah yang
berarti Pertemuan Besar. Sebuah kitab suci berbahasa Ibrani disertai
dengan komentar-komentar Rabi Solomon Iarachi dan Rabi Ezra.
Maschima Iesshuah yang
berarti kabar gembira untuk selamat dari dosa. Mengandung berbagai
keterangan tentang semua nabi. Juga berisi tentang masalah selamat dari
dosa pada masa depan. Penyusunnya adalah Rabi Abarbaniel.
Nizzachoni yang berarti
kemenangan. Kitab ini mendebat kaum Kristiani dan empat Injil pertama
dari kitab Perjanjian Baru yang berbicara tentang kehidupan, kematian,
dan kebangkitan Isa Al Masih. Penyusunnya adalah Rabi Libman dan dicetak
pada tahun 1559 M.
Sepher Ikkari, berisi
berbagai akidah dasar atau tentang butir-butir iman. Kitab ini
mengandung serangan fanatis sekali terhadap agama Kristen.
En Israel, sebuah kitab
terkenal yang terdiri dari dua juz. Juz kedua bernama Beth Jacob
(keluarga Ya’qub) dan berisi tentang sebagian besar kisah Talmud yang
menyenangkan. Dicetak di Venesia pada tahun 1547 M.
Scaare Ohar yang
berarti limpahan embun. Sebuah kitab terkenal yang dianggap sebagai
kunci membuka kitab Zohar dan kitab-kitb serupa. Penyusunnya adalah Rabi
Shiphitil Horoyits.
Toldoth Ieschu yang
berarti keturunan Yesus. Kitab ini merupakan risalah kecil namun penuh
dengan makian dan kutukan, berbagai dusta dan perselisihan tentang kisah
Isa Al Masih.
Demikianlah begitu banyaknya kitab
Talmud beserta versinya. Melihat hal ini maka tidaklah mengherankan jika
ini menimbulkan permasalahan besar yaitu timbulnya sekte-sekte antara
yang menerima Talmud dan yang menolaknya.
Dalam sejarah Yahudi ada tiga sekte
utama yang mulai timbul semenjak Rabi Ezra memulai penulisan Taurat dan
juga mengajarkan “Taurat Lisan” atau Talmud. Rabi Ezra yang paling
bertanggung jawab akan rusaknya agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Musa
as.
Nabi Ibrahim, Nabi Musa as hingga Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah satu akidah dan satu agama
yaitu agama Islam karena inti dari agama ini adalah Tiada Tuhan selain
Allah. Dan ketika akidah yang telah dibawa oleh Nabi Musa ini dirusak
dari dalam oleh Rabi Ezra dengan menyebutkan agama ini menjadi agama
Yahudi dengan berpegangan pada Taurat karya modifikasinya dan Talmud
dalam bentuk dakwah secara lisan maka agama Islam pecah pertama kali
menjadi sekte adalah buah tangan dari para rabi.
Dalam Al Qur’an, Allah menyebut kaum
Nabi Musa ini dengan tiga nama yaitu: Bani Israel, Yahudi dan Ahlul
Kitab. Masing-masing penyebutan ini dalam Al Qur’an memiliki konteks
tersendiri.
Jika Allah menyebut Bani Israel adalah
ketika mereka semua masih dalam satu akidah, agama Islam yang belum
pecah menjadi firqah atau golongan baru meski panggilan ini selalu
diikuti oleh kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan kepada mereka agar
mereka bersyukur. Dan penyebutan ini melingkupi semua anak keturunan
dari Nabi Ya’qub tidak peduli mereka beriman atau tidak. Hanya saja
penyebutan ini mengingatkan kepada mereka akan begitu legendarisnya
nikmat Allah yang telah diberikan kepada mereka agar mereka tetap ingat
pada satu jalan: Islam.
Adapun penyebutan Yahudi ini sebagai
penyebutan mereka yang telah keluar dari agama Islam yang mereka sendiri
tahu betul bahwa misi Nabi Musa hanyalah ini sebagai mana tersebutkan
dalam Ten Commandments ayat pertama.
Dan ketika mereka patuh pada rabi yang
telah membuat kitab suci yang sejatinya bukan dari Allah dan tidak
mengikuti ajaran murni Nabi Musa maka mereka sendiri disebut beryahudi
bukan berislam lagi. Hal ini pantas dilabelkan kepada mereka sebab Islam
hanya pantas bagi yang memegang teguh ajaran utama: Tiada Tuhan selain Allah.
Dan doktrin ini di antaranya adalah tidak menyembah selain kepada Allah
semata. Dan sebagian Bani Israel menyembah kepada para rabinya yang
telah nyata-nyata membuat-buat kitab suci. Inilah yang sempat ditanyakan
oleh para sahabat bagaimana Bani Israel menyembah kepada para rabi
mereka. Jawaban Rasul adalah karena mereka tahu kalau rabi tersebut
mengarang kitab dan dikatakan kitab dari Allah dan juga mereka tahu
kalau para rabi berbuat dosa tetapi mereka diam saja dan bahkan patuh
begitu saja. Sebagai bahan pengingat Anda bacalah ayat Al Qur’an di At
Taubah ayat 31:
“Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi) dan rahib-rahibnya (Nashrani) sebagai Tuhan selain Allah, dan (juga) Al Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Maha Esa; Tidak ada tuhan selain Dia. Maha Suci Dia dari apa yang mereka persekutukan.”
Di ayat ke-34 surat yang sama (dan juga bacalah artikel sebelum ini akan isi Talmud tentang pemberian harta wajib kepada rabi):
“Wahai orang-orang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim (Yahudi) dan rahib-rahib (Nashrani) mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.”
Dan tentang Taurat serta Talmud yang
dikarang oleh para rabi, Allah menyatakannya dalam Al Qur’an di surat Al
Baqarah ayat ke-78 dan-79:
“Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak memahami kitab (Taurat) kecuali hanya berangan-angan dan mereka hanya menduga-duga.”“Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri) kemudian berkata;”Ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka celakalah mereka, karena tulisan mereka, dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat.”
Agama Yahudi adalah “agama” yang pertama
kali menyimpang dari Islam dan inilah sebuah kerusakan besar dari buah
tangan Bani Israel. Selain membunuh para nabi merupakan kerusakan yang
mereka timbulkan karena para nabi mengajak mereka ke jalan Islam bukan
agama Yahudi, Bani Israel juga adalah pelopor pembuat sempalan-sempalan
dalam agama Islam.
Mereka tidak hanya membuat agama baru
yaitu Yahudi tetapi dari agama baru ini pula timbul sekte-sekte baru
lagi yang semuanya jauh dari apa yang disampaikan oleh Nabi Musa.
Sekte-sekte yang ada dalam agama Yahudi
ada 8, tetapi tidak semua Bani Israel mengikuti agama Yahudi ini yang
berlandaskan fatwa sesat rabi yang dimulai dari rabi Ezra.
Dari golongan yang tetap mengikuti
ajaran murni Nabi Musa ini disebut Essene atau Al Qurraiyin atau Qumrn.
Golongan inilah yang berpegang teguh pada kemurnian Taurat hingga datang
Nabi Isa dan mereka menjadi pengikut setia beliau.
Adapun sekte yang terkenal adalah
Phareesis (al Farisiyyun) dan Sadduccees (as Shadduqiyyun). Sekte
Phareesis adalah sekte yang menerima Talmud sebagai kitab suci di
samping Taurat. Untuk menjamin kesucian Talmud ini mereka menyatakan
bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan para rabi. Sedangkan Sadduccees
tidak percaya kepada Talmud. Sekte ini mengingkari adanya hari kiamat,
penghisaban dan hari akhir, baik surga dan neraka. Sekte ini tidak
condong pada gerakan-gerakan revolusi atau garis keras, tetapi lebih
condong untuk taat pada hukum yang berlaku selama agama Yahudi itu
dihormati. Nabi Isa as memiliki hubungan yang baik dengan mereka, sebab
beliau menyerang sekte Pharissee yang mana sekte ini menerima kekuasaan
Kaisar Romawi. Namun, sikap sekte Sadducce yang ingkar hari akhir
menjadi sebab perpecahan di antara mereka dan akhirnya ada di antara
mereka yang menentang keras dakwah Nabi Isa.
Bab XIII: Sejarah Talmud dan Kaitannya dengan Zionis
Zionisme adalah akidah dan manhaj Yahudi
yang tertera secara global di dalam kitab Perjanjian Lama dan secara
rinci di Talmud. Akidah dan manhaj Zionisme ini yang berdiri atas
keyakinan bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa yang paling utama di dunia,
mereka dasarkan kepada sebuah perintah Tuhan kepada Nabi Ibrahim as
untuk meninggalkan negeri asalnya yang terletak antara dua sungai menuju
negeri Kan’an untuk menetap di sana. Ini menurut keyakinan mereka yang
dipelopori oleh Rabi Ezra, adalah sebuah janji Tuhan kepada Bani Israel
bahwa Kan’an (atau Palestina saat ini) adalah milik mereka, dan bukan
milik bangsa lain meski nama Palestina saat ini adalah diambil dari
bangsa Philistine yang mendiami tanah Kan’an sebelum Bani Israel.
Nama gerakan ini diambil dari sebuah
bukit Sion. Filsafat Zionisme memandang bahwa orang Yahudi tidak akan
mungkin menemukan jati dirinya kecuali di negeri Isarel, dan bahwa Allah
tidak akan mungkin disembah kecuali di negeri Israel.
Zionisme yang mulai diletupkan oleh Rabi
Ezra yang melihat Bani Israel tercerai-berai setelah hancur oleh bangsa
Babilonia dan mendapat izin dari kerajaan Persia, adalah filsafat
pengembalian bangsa Yahudi ke tanah Palestina untuk mendirikan kerajaan
Israel Raya.
Bangunan filsafat Zionisme berdiri atas
pemikiran fanatisme terhadap ras Yahudi dan atas tafsiran pembangkangan
Yahudi, yaitu tidak taat kepada Yahweh (Nama Tuhan agama Yahudi) dengan
cara mengkhianati bangsa atau ras Yahudi dan berbaur dengan bangsa Goyim
(nama panggilan orang non-Yahudi oleh Yahudi), lalu memakai adat
istiadat mereka.
Bangunan filsafat Zionisme juga berdiri
atas pemikiran tentang adanya suatu kelompok Yahudi yang tidak berdosa,
tidak mengkhianati ras Yahudi, dan hanya memperhatikan kepentingan
Yahudi, lalu Yahweh akan mengirim seorang penyelamat (messias) atau
orang yang mendapat petunjuk (al mahdi) pada mereka untuk mengembalikan
kerajaan Israel Raya. Sang penyelamat ini akan kembali membangun sebuah
kerajaan teladan yang wajib direalisasikan agar keadilan dunia merata,
lalu Yahweh akan ridha pada mereka sehingga bumi akan mengeluarkan susu
dan madunya.
Zionisme tidak hanya terbangun dari
penafsiran salah akan Taurat (Taurat yang dimaksud ini adalah “karya”
dari rabi Ezra dan Nehemia), ideologi ini juga terinspirasi lebih nyata
dalam Talmud. Ini bukanlah hal yang mengejutkan. Ketika Rabi Ezra dan
Nehemia mulai menyusun Taurat mereka juga mulai menyampaikan “Taurat
Lisan” kepada Bani Israel dan menyebutkan bahwa inilah saat kebangkitan
kembali kejayaan Bani Israel dengan satu nama agama baru dan ras baru:
Yahudi.
Untuk menyebutkannya secara
terang-terangan di Taurat adalah tidak mungkin, maka para rabi
menyatakan bangunan ideologi tersebut dalam “Taurat Lisan” atau Talmud.
Meski ideologi Zionisme belum memiliki
nama ini pada zaman tersebut, namun cikal-bakal gerakan ini mulai
bangkit perlahan-perlahan di zaman penjajahan bangsa Romawi. Di zaman
inilah awal gerakan Zionisme yang masih prematur dan belum mengakar.
Seperti yang penulis sampaikan pada
artikel sebelumnya, ideologi ini lahir dari keprihatinan para rabi (Ezra
dan Nehemia) yang melihat Bani Israel terjajah tidak ada habisnya dan
mereka berada di negeri Babilonia di bawah kekuasaan bangsa Persia.
Jauh dari tanah Palestina, mendapatkan
pengaruh paganisme, tercerai-berai baik ikatan keluarga maupun religius
dan tidak memiliki tokoh pemersatu membuat semua ini sebagai inspirasi
bagi para rabi untuk menyatukan mereka seperti zaman Nabi Daud as.
Beliau adalah satu-satunya tokoh pemersatu sekaligus pembawa kejayaan
Bani Israel di tanah Palestina. Dan para rabi mengambil alih ketokohan
Nabi Daud as yang tidak hanya seorang Nabi tapi sekaligus seorang
pemimpin dan raja, dalam struktur bangsa Yahudi: pemimpin spiritual
sekaligus pemimpin umat dalam politik.
Oleh karenanya, dalam Talmud begitu
besar kekuasaan para rabi ini. Dan rabi melihat ini sebagai peluang
untuk mencapai “angan-angan di siang bolong” bahwa Yahudi harus menjadi
pemimpin dunia. Sebuah mimpi yang terbangun dari lintas zaman penjajahan
dari bangsa-bangsa lain.
Sebagai gambaran utuh berikut penulis
sajikan kepada Anda runtutan zaman penjajahan yang diderita oleh Bani
Israel dan Yahudi secara beruntun:
- Kerajaan Babilonia (586-538 sM)
- Kerajaan Persia (538-330 sM)
- Kerajaan Yunani (330-323 sM)
- Kerajaan Yunani dinasti Ptolemaik (323-200 sM)
- Kerajaan Yunani dinasti Seleucid (200-167 sM)
- Kerajaan Yunani dinasti Maccabee (167-63 SM)
- Imperium Romawi (63 sM-638 M)
Seiring berjalanya waktu, keberadaan
rabi yang menyampaikan Talmud semakin beragam, seiring itu pula terjadi
pertentangan dan timbul sekte-sekte. Dan kepemimpinan rabi pun semakin
tidak memiliki kewibawaan.
Untuk menyelesaikan masalah penting ini
yaitu kekosongan kepemimpinan, maka dihembuskan oleh para rabi akan ide
Raja keturunan Nabi Daud yang disebut Al Masih al Muntadhor, Al Masih
yang Ditunggu-tunggu.
Mahdisme atau Mesianisme adalah falsafah
atau akidah kaum Yahudi. Mereka berpendapat bahwa al Masih adalah juru
selamat yang akan membebaskan kaum Yahudi dari perbudakan dan
penganiayaan bangsa-bangsa lain. Kehadiran al Masih ini akan membawa
mereka kepada keadilan dan kedamaian, dan bumi akan menjadi subur.
Konsep al Masih yang merupakan keturunan dari Nabi Daud inilah yang
membuat para rabi untuk membuat konsep kerja yang lebih nyata tapi
dibungkus dalam kesucian, maka lahirlah kitab Talmud tersebut.
Adapun dalam praktik langsung di
lapangan dalam bentuk non-religius maka lahirlah konsep politik jahat
Zionis alam kerangka kerja yang terkenal : The Protocol of Learned
Elders of Zion.
Protokol ini yang sudah masyhur dan
terkuak oleh sejarah inilah kerangka kerja Zionis di dunia saat ini. Dan
protokol inilah diterjemahkan secara sempurna oleh Yahudi di Amerika
Serikat dalam politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan seluruh elemen
kehidupan.
Sebelum penulis sajikan kepada Anda isi
keseluruhan dari protokol tersebut, ada baiknya penulis sajikan kepada
Anda terlebih dahulu isi kitab Talmud yang menjadi inspirasi isi dari
protokol tersebut.
Berikut beberapa kutipan yang penulis
sajikan kepada Anda (jika Anda ingin mengecek secara langsung isi Talmud
dalam versi bahasa Inggris silakan buka situs www.sacred-text.com):
Sanhedrin, hal 2 no 58:
Bani Israel lebih tinggi derajatnya di
sisi Allah daripada malaikat. Jika seorang Yahudi memukul orang Yahudi,
maka seolah-olah orang itu telah memukul Tuhan. Kaum Yahudi adalah
bagian dari Allah, seperti seorang anak merupakan bagian dari bapaknya.
Oleh karena itu, apabila seorang non-Yahudi memukul orang Yahudi maka
orang itu harus dihukum mati.
Bayamut, no 6:
Kaum Yahudi akan menjadi bernajis
apabila ia menyentuh kuburan orang-orang non-Yahudi karena mereka itu
adalah binatang, bukan manusia.
(dalam kitab Bibel, Keluaran pasal 12
ayat 16: Hari-hari raya yang suci bukanlah dijadikan untuk orang-orang
asing dan bukan pula untuk anjing-anjing)
Sanhendrin (74b) Tosepoth:
Hubungan seksual orang Goyim adalah seperti hubungan seksual binatang.
Orang Goyim adalah istilah dalam agama
Yahudi untuk panggilan orang-orang non-Yahudi, baik itu secara ras
maupun agama. Pada awalnya, istilah Goyim ini dinisbahkan kepada
orang-orang Nashrani, namun seiring waktu Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi wa Sallam menyebarkan Islam dan mulai menguak kebohongan dan
kejahatan mereka, maka istilah Goyim ini semakin melebar tidak hanya
untuk kaum Kristiani tetapi juga untuk orang Islam dan secara umum
non-Yahudi.
Dalam istilah Yahudi Madinah, istilah
Goyim ini mereka ganti dengan istilah ummi, yaitu orang yang buta huruf
dan tidak memiliki kitab petunjuk. Sebagaimana yang Allah rekam kalimat
mereka ini dalam ayat ke- 75 surta Ali Imran berikut ini:
“Hal demikian karena mereka mengatakan bahwa tidak ada dosa atas kami terhadap orang-orang ummi.”
Abhodah Zorah (22b):
Mengapa orang Goyim itu najis? Karena
tidak berada pada Gunung Sinai. Karena ketika ular memasuki Siti Hawa,
ia menuangkan najis. Akan tetapi, orang-orang Yahudi sudah bersuci
darinya ketika mereka berdiri di atas gunung Sinai, sedangkan orang
Goyim tidak demikian pada waktu itu di atas gunung Sinai, maka mereka
tidak menjadi suci.
Masih banyak lagi isi dari Talmud yang
begitu rasialis dan provokatif untuk mencela dan menghina orang
non-Yahudi. Belum lagi pemutar-balikan hukum riba yang merupakan salah
satu hukum dari Ten Commandments ini dirubah oleh mereka dalam Talmud
hingga kini riba menjelma secara sistematis dalam perekonomian dunia
dalam jubah perbankan dan kapitalisme.
Bab XIV: Sejarah Talmud dan Kaitannya dengan Zionisme
Penerapan riba merupakan inovasi
terbesar oleh Yahudi yang bertahan ratusan tahun dan riba pula menjadi
malapetaka umat manusia saat ini. Kita tidak boleh lupa bagaimana
hancurnya ekonomi Indonesia karena sistem bank ala riba ini pada tahun
1998. Kekuatan ekonomi negara-negara maju saat ini sangat bergantung
pada sistem perbankan riba ini, dan dibalik itu semua adalah Yahudi
penggagas utama pencipta “pelegalan riba” sebagai pusat ekonomi dunia.
Sistem riba yang telah diterapkan oleh Yahudi ketika Islam belum datang
di kota Madinah menjadi tidak berkutik ketika Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi wa Sallam menerapkan sistem peminjaman dan perekonomian yang
sangat bertolak belakang dengan sistem riba. Akibatnya adalah sistem
pasar umat Islam lebih berkembang daripada sistem pasar Yahudi yang
lebih bersifat monopoli dan kapitalis. Konsep kapitalis ini sebenarnya
sudah ada di zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam namun
saat itu ini belum berwujud teori dalam sebuah ilmu pembelajaran
ekonomi. Walau demikian, Yahudi telah menerapkannya untuk mencari untung
(kata lain dari penambahan modal) secara tidak adil.
Ilustrasi sistem kapitalis
Dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam ketika berada di Madinah beliau tidak hanya membangun masjid
sebagai sentral dakwah Islam, tetapi juga membuat sistem perekonomian
umat dengan membangun pasar untuk umat Islam. Yahudi melihat sistem
pasar ini jelas jengkel dan kesal, tetapi di hadapan Nabi mereka bermuka
manis. Mengapa demikian? Mereka jengkel dan kesal (dan ini bagian dari
akumulasi kejengkelan mereka terhadap Nabi dan umatnya hingga mereka
berontak dari piagam Madinah), karena sistem yang mereka bangun selama
ini diacak-acak oleh Nabi tetapi di satu sisi mereka tidak berani beradu
argumentasi dengan Nabi karena Nabi, melalui ilmu dari Allah,
mengetahui isi kitab mereka yang melarang riba dan juga di satu sisi
bertentangan dengan syariat riba ini. Berikut penulis sajikan kepada
Anda ayat-ayat yang ada di Taurat berkaitan dengan riba:
Keluaran 22: 25
“Jikalau kamu memberi pinjaman uang
kepada umatku, yaitu kepada orang miskin yang ada di antara kamu, maka
jangan kamu menjadi baginya sebagai penagih hutang yang keras dan jangan
ambil bunga daripadanya.”
Imamat Orang Lewi 35-37
“Maka jikalau saudaramu telah
menjadi miskin dan tangannya gemetar sertamu, maka hendaklah engkau
memegang akan dia, jikalau ia orang dagang atau orang menumpang
sekalipun supaya iapun boleh hidup sertamu” “Maka jangalah kamu
mengambil daripadanya bunga atau laba yang terlalu, melainkan takutlah
kamu akan Allahmu, supaya saudaramu boleh hidup sertamu.” “Jangan kamu
memberikan uangmu kepadanya dengan makan bunga dan makananmu pun jangan
engkau berikan kepadanya dengan mengambil untung.”
Demikianlah, kemudian mengapa Yahudi
melanggar akan syariat riba ini yang ditetapkan kepada mereka melalui
Nabi Musa? Adalah ayat yang membolehkan riba ini, tetapi ayat ini
bercirikan rasialis yang mana orang Yahudi boleh menerapkan riba kepada
orang non-Yahudi. Ayat ini benar-benar “berhawa” Talmud dan ayat ini
boleh dicurigai sebagai inovasi rabi Ezra ketika menulis Taurat. Berikut
ayat yang dimaksud.
Ulangan Fasal 23 ayat 20:
“Maka daripada orang lain bangsa
boleh kamu mengambil bunga, tetapi dari saudaramu tidak boleh kamu
mengambil dia, supaya diberkati Tuhan Allahmu akan kamu dalam segala
perkara pegangan tanganmu dalam negeri, yang kamu tuju sekarang hendak
mengambil dia akan bahagianmu pusaka.”
Ayat inilah menjadi senjata pamungkas
mereka dalam menerapkan riba kepada non Yahudi. Dan dibalik ini ada
semangat Zionisme yang kini diterapkan dalam sistem perbankan dunia,
tidak terkecuali di negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia,
Indonesia. Meski di Indonesia telah ada bank syariah dengan semangat
menghilangkan praktik simpan-pinjam ala riba tetapi sejatinya sistem
perbankan ini belumlah murni lepas dari jeratan perbankan dunia ala
Yahudi. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan sistem peredaran uang masih
dalam bentuk bank note yang merupakan inovasi terbesar ala Yahudi dalam
pertukaran di dunia jual-beli.
Dan uang bank note ini masih tetap
dikontrol oleh Yahudi baik dalam bentuk Dollar, Euro maupun
Poundsterling. Berbeda dengan zaman Nabi, yang mana Yahudi tidak
berkutik dengan sisitem riba karena pada saat itu belum ada uang dalam
bentuk bank note melainkan dalam bentuk emas dan perak atau dinar dan
dirham. Dan sejatinya inilah alat pertukaran jual-beli yang benar dan
bukan dalam bentuk bank note yang dicetak dengan sangat murah dari segi
ongkos percetakannya di Amerika dalam bentuk dollar tetapi menjadi
sebuah kertas yang bernilai berlipat-lipat bagi mata uang lain, termasuk
rupiah, meski ongkos percetakan antara dollar dan rupiah tidak j
auh beda. Sebuah sistem jual-beli yang
tidak adil dan dalam jual-beli dengan sistem yang tidak adil atau
berimbang ini juga disebut dengan riba.
Uang Dollar yang dicetak dengan ongkos
murah menjadi bernilai berlipat-lipat bagi Rupiah, berbeda dengan
penggunaan emas dan perak yang mana nilai jual-belinya tetap sama di
belahan dunia manapun. Akan tetapi ini jelas-jelas dihindari oleh
Yahudi. Sebagai alasan bahwa sistem jual-beli dan pasar tetap berbasis
emas dan perak maka mereka membuat peraturan bahwa bank tetap membuat
bank note dengan menyesuaikan simpanan cadangan emas dan peraknya. Maka
tidaklah mengherankan jika negara besar seperti Amerika yang sistem
ekonominya ala riba Yahudi ini rakus akan tambang emas dan perak sebagai
penguat di balik peredaran bank note mereka yang sejatinya tidak ada
artinya sama sekali bagi orang lain.
Hal ini disebabkan mereka menguasai emas
dan perak sementara orang lain diberi kertas ala cetakan modern tetapi
jauh nilainya dari nilai emas dan perak. Dan janganlah Anda heran jika
Amerika begitu ngotot untuk tetap menguasai Freeport sebagai lahan harta
karun mereka untuk menguasai jaringan sistem ala riba ini. Dengan
sistem ekonomi ala riba ini maka tidaklah mengherankan jika begitu
banyak pelaku ekonomi yang sukses secara luar biasa dengan total
kekayaan yang mengagumkan.
Banyak orang-orang kaya keturunan Yahudi
dalam daftar orang kaya di dunia dan juga banyak yang sukses dengan
bisnisnya yang sebagian besar produknya beredar luas di Indonesia.
Penguasaan emas dan perak ini, baik masih berupa tambang maupun yang
sudah jadi dan disimpan secara rahasia dan rapi di bank, merupakan salah
satu dari protokol Zinonisme yang legendaris itu dan merupakan kekuatan
mereka dalam penguasaan ekonomi dunia. Anda tidak percaya? Silahkan
tetapi yang jelas bahwa bangsa Indonesia terpuruk perekonomiannya ini
tidak terlepas dari sistem riba ini dan kerakusan pemain ekonominya
dalam mencari untung (baca: riba) dalam perekonomian ala kapitalis.
Bab XV Sejarah Talmud dan Kaitannya dengan Zionisme
Di atas penulis telah menyampaikan
bagaimana Yahudi berkecimpung dalam bisnis riba yang menggurita. Ini
memang diilhami dari isi Talmud yang memberi mereka "syariah" untuk
melakukan hal tersebut. Bisnis riba ini kemudian menjadi satu aksi yang
lebih hebat lagi dalam bentuk Zionisme yang tercantum dalam Protokol
Zionisme.
Seperti yang telah beredar luas di
internasional, buku karya Henry Ford yang berjudul "The International
Jew", mengungkap banyak hal sepak terjang Yahudi di dunia internasional
termasuk landasan ideologi mereka di gerakan Zionis. Oleh Prof. Dr.
Ahmad Syalabi dalam bukunya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
berjudul "Sejarah Yahudi dan Zionisme", beliau membagi dua bagian dari
24 protokol yang ada. Bagian pertama membahas posisi bangsa Yahudi di
dunia ini sebelum merealisasikan tujuannya, sedangkan bagian kedua
membahas tentang posisi dan kedudukan Yahudi setelah menjadi penguasa
dunia ini.
Menurut beliau, 10 protokol pertama
dikategorikan masuk ke dalam bagian pertama dan sisinya masuk ke bagian
kedua. Prinsip dasar dari ideologi Zionis ini adalah: 1. non-Yahudi,
yang kemudian disebut goyim atau dalam istilah Arab yang dikutip dalam
Al Qur'an disebut ummi, ini semua sebagai manusia kafir 2.
Yahudi,manusia pilihan Tuhan. Protokol Zionis ini tidak semua penulis
sajikan dalam artikel ini. Protokol yang penulis sajikan kepada Anda
adalah protokol yang penulis kutip dari buku Henry Ford yang diklaim
oleh Yahudi sebagai buku penyebar fitnah. Berikut penulis sajikan kepada
Anda isi protokol dari "The Protocols of The Meetings of The Elders of
zion".
Henry Ford
Protokol I: Doktrin Dasar
1. Kesampingkan frase-frase halus yang
ada di setiap pikiran yang ingin kita bicarakan: dengan
perbandingan-perbandingan dan pengambilan kesimpulan-kesimpulan yang
akan kita lawan terhadap kenyataan sekitar.
2. Apa yang akan saya kemukakan adalah
tentang sistem kita dari dua sudut pandang, sudut pandang kita sendiri
dan sudut pandang Goyim.
3. Harus dicatat bahwa manusia yang
berinsting buruk jumlahnya lebih banyak daripada yang berinsting baik,
dan karena itu, hasil yang terbaik dalam memimpin mereka akan tercapai
melalui kekerasan dan teror, bukan melalui diskusi akademis. Setiap
orang mengincar kekuasaan, setiap orang akan menjadi diktator jika dia
mampu, dan jarang memang orang yang hendak mengorbankan kesejahteraan
semua orang demi mengamankan kesejahteraan mereka sendiri.
4. Apa yang telah menahan binatang
pemangsa yang disebut manusia? Apa yang telah disajikan untuk menuntun
mereka hingga saat ini?
5. Pada awal terbentuknya struktur
masyarakat, manusia menjadi korban kekuatan buta dan brutal: kemudian
hukum - dengan kekuatan yang sama namun menjijikkan. Saya menarik
kesimpulan bahwa menurut hukum alam, kebenaran terletak di dalam
kekuatan.
6. Kebebasan politik memang merupakan
ide tapi bukan kenyataan. Ide ini harus diketahui bagaimana
melaksanakannya kapan pun dibutuhkan dengan umpan sebuah ide untuk
menarik massa kedepan satu pihak demi menghancurkan pihak lain yang
memegang kekuasaan. Tugas ini lebih mudah ditawarkan jika pihak lawan
telah terpengaruh dengan ide kebebasan yang disebut liberalisme, dan,
demi sebuah ide, bersedia menyerahkan beberapa kekuasaannya.
Di sinilah muncul kemenangan teori kita,
dengan cepat mengambil alih kendali pemerintahan yang telah menurun,
dengan hukum kehidupan, mengejar dan menyatukan semua dengan sebuah
tangan baru, karena kekuasaan besar negara buta tidak dapat bertahan
satu haripun tanpa pedoman, dan penguasa baru hanya cocok di posisi lama
yang telah diperlemah oleh liberalisasi.
Peta rencana Zionis menguasai wilayah Timur Tengah
7. Pada hari kekuasaan ketika kita telah
mengganti bahwa penguasa-penguasa yang liberal adalah kekuasaan emas.
Waktu adalah ketika Iman berkuasa. Ide kemerdekaan tidak mungkin
terwujudkan karena tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana
menggunakannya di dalam keterbatasannya. Cukup sudah membiarkan rakyat
memilih pemerintahan mereka sendiri dalam jangka waktu tertentu karena
mereka akan berubah menjadi kumpulan orang yang tidak teratur. Sejak
saat itu, kita membawa perselisihan yang segera akan berkembang menjadi
pertempuran antar kelas-kelas sosial, di tengah kehancuran negara-negara
dan kepentingan mereka pun berkurang bak timbunan debu.
Demkianlah isi sebagian dari protokol I yang terdiri dar 29 butir poin-poin penting.
Apa yang terpenting di sini adalah
penguasaan Yahudi terhadap emas bukanlah semata karena aturan perbankan
bahwa setiap bank harus memiliki cadangan emas untuk mencetak mata
uangnya, tetapi lebih jauh dari itu, penguasaan emas adalah bagian
terpenting dari gerakan Zionis.
Oleh karenanya, tambang emas di provinsi
Papua begitu kuat dikuasai oleh Amerika, menjadi mesin uang bagi
perbankan ala Yahudi di Amerika. Menurut data yang dirilis oleh situs
remi WALHI, Freeport McMoran (FM), perusahaan induk PT. Freeport
Indonesia mengangkangi tambang emas terbesar di dunia dengan cadangan
terukur kurang lebih 3046 ton emas, 31 juta ton tembaga, dan 10 ribu ton
lebih perak tersisa di pegunungan Papua. Berdasarkan perhitungan kasar,
cadangan ini diperkirakan masih akan bisa dikeruk hingga 34 tahun
mendatang.
Foto Penambangan emas di Freeport
Menurut catatan Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM), sejak 1991 hingga tahun 2002, PT Freeport
memproduksi total 6.6 juta ton tembaga, 706 ton emas, dan 1.3 juta ton
perak. Dari sumber data yang sama, produksi emas, tembaga, dan perak
Freeport selama 11 tahun setara dengan 8 milyar US$. Sementara
perhitungan kasar produksi tembaga dan emas pada tahun 2004 dari lubang
Grasberg setara dengan 1.5 milyar US$. Berdasarkan laporan pemegang
saham tahun 2005, nilai investasi FM di Indonesia mencapai 2 milyar
dollar.
Freeport merupakan perusahaan emas
penting di Amerika karena merupakan penyumbang emas nomor 2 kepada
industri emas di Amerika Serikat setelah Newmont. Pemasukan yang
diperoleh Freeport McMoran dari PT Freeport Indonesia, dan PT.
Indocopper Investama (keduanya merupakan perusahaan yang beroperasi di
Pegunungan Tengah Papua) mencapai 380 juta dollar (hampir 3.8 trilyun)
lebih untuk tahun 2004 saja. Keuntungan tahunan ini, tentu jauh lebih
kecil pendapatan selama 37 tahun Freeport beroperasi di Indonesia.
Untuk artikel berikutnya kita akan
mencoba mengupas tuntas tentang sejarah FREEMASONRY dan kiprahnya
didunia saat ini dari segi politik, social, ekonomi, budaya, dll.
Tidak ada komentar
Posting Komentar