Kesetaraan Gender adalah Paham Liberalisme

 Kesetaraan Gender adalah Paham Liberalisme

- Kaum liberalisme punya banyak racun pemikiran untuk umat Muslim, yang paling sering diangkat adalah pluralism, demokrasi, kesetaraan gender dll.

- lihat aja daftar LSM yang dibiayai ford foundation, USAID, AUSAID, dll, semua isu yang diangkat adalah isu yang serupa.

- khusus akhir-akhir ini, isu kesetaraan untuk gender hendak diangkat menjadi UU, lewat RUU KKG (keadilan dan kesetaraan gender).

- dengan UU KKG ini, kaum liberalis mencoba meliberalkan perempuan.

- dari hukum Allah, mensekulerisasi perempuan Muslim, atas nama gender.

- pada intinya RUU KKG ini berniat menyamakan hak dan kewajiban antara lelaki dan wanita, membuat semua sama antara lelaki dan wanita

- dan isu gender ini pernah diusung pentolan JIL, musdah mulia, dalam FLA (fikih lintas agama) yang mengusulkan kesetaraan dalam agama Islam.

- kaum liberalis ini menganggap bahwa Al-Qur’an dan syariat Islam adalah sumber bias untuk gender (perlakuan tak setara terhadap perempuan).

- misal, kaum liberalis mengguggat hak bagi waris lelaki yang 2x lipat wanita, talaq yang ada di tangan lelaki, poligami

- juga menggugat kiprah politik perempuan, bolehnya memukul istri dalam syariat Islam, dan mengusulkan aturan-aturan itu dicabut

- inilah semangat yang juga ditanamkan di dalam RUU KK kesetaraan gender, intinya membebaskan wanita agar berpikir seperti wanita2 barat kapitalis

- karena itu perlu sy sedikit share tentang sejarah kemunculan isu feminisme/kesetaraan gender, supaya jelas bagi kita sikapinya

- jauh sebelum hari ini, bias gender sebenarnya sudah terjadi ketika masa dark ages di eropa, abad petengahan, yaitu 5 – 15 M

- saat itu gereja menjadi badan terkuat setelah landlord, agama katolik menjadi agama negara, dan aturan gereja adl mutlak

- termasuk anggapan gereja saat itu adalah menganggap kesetaraan gender wanita sebagai aib, penyebab adam diusir dari surga, container of satan kata mereka

- maka mulaikesetaraan gender wanita diperlakukan berbeda, masyarakat mengadopsi anggapan katolik, lalu anggap wanita warga kelas dua, dibawah laki-laki

- begitulah dalam sejarah yunani, romawi, lalu kristen katolik, wanita tak berhenti dianggap sebagai bawahan pria, sub-ordinat

- untuk gender wanita dieksploitasi secara seksual dipatung-patung, lukisan-lukisan, dan menjadi objek nafsu pria, tidak lebih dari itu

- untuk gender wanita dianggap beban karena tak mampu mencari nafkah, dikuasai laki-laki, dan boleh diperlakukan semena-mena

- bahkan di eropa, penyihir wanita dinamai witches, makna konotatif yang kasar dibanding wizard atau magician yang merupakan penyihir laki-laki

- wanita tak diperbolehkan belajar, ahli-ahli kimia wanita dianugrahi gelar witches dan dihukum bakar, tidak dengan pria

- singkat cerita, gender wanita betul-betul menderita, dosa sejak lahir, karena kristen menganggap merekalah sebab keluar dari surga

- ditambah sekulerisasi barat yang akhirnya menjadikan standar kebahagiaan terletak pada harta, jabatan dan kenikmatan dunia

- maka lahirlah gerakan feminisme di barat, sekali lagi, lahirlah feminisme di dunia barat, karena mereka merasa diperlakukan tidak adil

- mereka mendesak bahwa gender laki-laki dan gender wanita harusnya punya akses yang sama terhadap harta, kerja dan semua kebebasan lainnya

- bila laki-laki boleh kerja maka wanita juga, laki-laki boleh berpolitik maka wanita juga, laki-laki boleh senang-senang bercinta, wanita juga, begitu isu setara gender

- hasilnya setara gender?, rusaklah tatanan hidup, angka perceraian meningkat, AS kampiun dalam hal perceraian, single parent meroket

- gara-gara setara gender, anak broken home menjamur, incest (seks antar keluarga) bermunculan, depresi dan stress perempuan meningkat

- mengapa itu terjadi? karena kesetaraan gender menyamakan antara lelaki dan wanita, padahal keduanya berbeda, punya jalur masing-masing

- cacatnya kapitalis adalah menganggap pria dan wanita sama, padahal sudah jelasjelas tak bisa disamakan secara gender

- cacatnya kapitalis adalah menjadikan standar kebahagiaan ada pada materi, dan ini tidak menguntungkan bagi gender wanita

- tapi inilah yg diinginkan kaum liberalis kapitalis, merusak tatanan masyarakat hingga mereka mengambil keuntungan, dan menjauhkan Islam

- jadi perlu dipertegas, bahwa masalah gender ini berasal dari tatanan hidup barat sekuler, bukan berasal dari Islam samasekali

- dalam Islam, justru ketika Islam datang, perempuan jauh dimuliakan dibanding hidupnya pada masa yang lalu, diangkat derajatnya

- Islam memandang pria dan wanita berbeda secara gender, namun mendapatkan akses yang sama terhadap kebahagiaan, yaitu ridha Allah Swt

- Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.(QS, 9:71)

- itulah bedanya, kapitalis menjadikan kebahagiaan pada materi, ini merugikan wanita | dalam Islam kebahagiaan adalah ridha Allah semata

- maka dalam Islam, perempuan bisa sama bahagia dengan laki-laki, tak perlu isu kesetaraan gender yang menyesatkan

- lelaki berlomba shaf paling depan, perempuan berlomba shaf dibelakang, keduanya mendapat ridha Allah, jalur masing2 sudah tetap

- lelaki berlomba syahid di medan jihad, perempuan berumrah mendapat pahala yang sama, jalurnya sudah ada, tak perlu disetarakan untuk gender

- lelaki mencari nafkah untuk keluarga, perempuan mengurus rumah dan keluarganya, semua dapat ridha, tak perlu berlomba di jalur yang sama

- subhanallah, itulah Islam, menggariskan untuk perempuan dan laki-laki ada jalur lomba sendiri-sendiri, nggak berantem, salah satu keadilan Allah

- dan malahan, bila ingin disetarakan gender, hasilnya jadi hancur | pria cari nafkah angkat-angkat barang, perempuan bisa menyamai? tidak

- perempuan melahirkan, laki-laki bisa menyamai? tidak | laki-laki memimpin kaumnya, bila wanita yg memimpin? stress dia

- jadi kerusakan tatanan hidup adl bila perempuan diminta masuk ke jalur yg gak cocok dengan default setting-nya, dan sebaliknya

- tak perlu kesetaraan gender, Allah yang lebih tahu tentang jalur perlombaan kebaikan bagi wanita/pria, bukan manusia yang mengetahui

- Allah yang menciptakan manusia termasuk perempuan, dan Allah yg lebih tau yg mana yg pantas bagi perempuan dan yang mana yang tidak

- beginilah sistem taghut, maunya mengganti aturan Allah dengan aturan manusia, setara gender, yang hasilnya malah merusak tatanan hidup

- Islam memuliakan wanita, tak ada yang lebih memuliakan wanita selain aturan Islam, yakin deh | yang lain kayak kesetaraan untuk gender merusak aja

- Islam memerintahkan wanita menutup aurat, dan tak banyak menampakkan dirinya, karena yg berharga memang harus dilindungi dan dijaga

- Islam menggariskan aktivitas wanita bersama-sam dengan jamaah wanita, karena Islam menghormati wanita, dia tak dikumpulkan dengan pria 

- Islam menaruh posisi ibu 3x lipat lebih dari posisi ayah, siapa yang harus ditaati ya Rasul? ibumu! ibumu! ibumu! lalu ayahmu!

- Rasul katakan "dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan wanita shalihah" (HR Muslim) | wee subhanaallah 

- Rasul ucapkan "Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya" (HR Ahmad) | Masya Allah

- tak seperti kapitalis liberal yang mengukur kecantikan dari lekuk tubuh, Islam mengukur lewat ketakwaannya, amal ibadahnya

- dan Islam menunjukkan pula bahwa pendukung pertama Rasul adl wanita, syahidah pertama jg wanita, Rasul wafat jg di pelukan wanita

- lalu mengapa poligami cuma laki-laki yang boleh? emang perempuan mau punya dikelilingi cowok banyak? fitrahnya nggak kan (emang gue cewek apaan)

- begitu jg waris lebih banyak laki-laki, karena harta itu dipakai untuk keluarganya, sedang warisan bagian wanita untuknya semata, adil kan 

- begitu juga pemukulan tehadap wanita bukan untuk kekerasan, tapi untuk ta’dib (mendidik) dan pukulan itu jg ada etikanya

- laki-laki baru boleh memukul bila istri maksiat dan 1) sudah dinasehati, 2) sudah didiamkan 3) sudah dipisah ranjang, tapi istri nggak taubat

- memukul istri jg nggak boleh di kepala, nggak boleh berbekas, dan nggak menyakitkan, masyaAllah, nah nah nah.. itulah Islam 

- karena suami adalah pemimpin istri, dia diserahkan wewenang oleh Allah agar suami menuntun istri ke surga Allah, menjaganya dari maksiat

- kesimpulannya, tak ada negara yg menerapkan kesetaraan gender lalu bener, yang ada tatanan hidupnya rusak, lihat aja AS bosnya feminis

- justru harkat martabat wanita diangkat dengan Islam, dengan penerapan syariat Islam dalam masa Khilafah Islam, wanita mulia

- setidaknya itulah yang bisa kita lihat di sejarah dan juga fakta saat ini, so go away kesetaraan gender, Islam tak perlu!

KESETERAAN ZENDER DIGANTI SAJA

- RUU ini bersifat sekular dan tidak berlandaskan nilai-nilai agama sehingga bertentangan dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, yakni pengakuan kepada Allah Yang Mahakuasa sebagai penganugerah nikmat kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  Padahal Pembukaan UUD 1945 menyatakan, bahwa bangsa Indonesia telah mengakui Allah SWT sebagai Tuhan mereka, dan seharusnya juga mengakui kedaulatan Allah Yang Maha Kuasa untuk mengatur kehidupan mereka.

- RUU ini terlalu memaksakan nilai-nilai lokal peradaban Barat yang sekular,  liberal, dan materialistik,  tentang konsep dan kedudukan perempuan,  menjadi nilai-nilai universal yang harus dipeluk oleh semua bangsa di dunia.

   berbagai bangsa memiliki nilai-nilai yang khas. Bangsa Indonesia yang telah mengakui kedaulatan Allah Yang Maha Kuasa, dalam pembukaan konstitusinya, seharusnya tidak mudah terseret arus globalisasi dan westernisasi yang terbukti telah menjerumuskan umat manusia ke jurang kehampaan dan ketidakpatian nilai, sehingga menjauhkan mereka dari kehidupan yang bahagia.

- RUU ini telah menafikan dan mengecilkan arti dan peran perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga, sebagai pendamping suami dan pendidik anak-anaknya. Partisipasi perempuan dalam pembangunan hanya diukur berdasarkan keaktifannya di ruang publik.  Sangat ironis, jika pandangan semacam ini diterapkan hanya untuk mengejar peringkat Human Development Index.

  Padahal, konsep dan cara pandang seperti ini akan memunculkan ketidakharmonisan dan bahkan penderitaan bagi perempuan itu sendiri, karena peran yang dijalankannya didapat melalui belas kasih dan pemaksaan porsi gender dan bukan karena kapabilitas dan kehormatan pribadinya.

- RUU ini bertentangan fitrah manusia yang telah dikaruniakan Allah Yang Maha Kuasa,  di mana laki-laki dan perempuan diciptakan dengan potensi masing-masing untuk saling melengkapi dan bekerjasama dalam berbagai aspek kehidupan.  Allah Yang Maha Kuasa telah menempatkan laki-laki sebagai pemimpin dan penganggung jawab keluarga yang wajib berlaku adil, beradab, dan penuh kasih sayang, dalam bermu’asyarah dengan perempuan.

Ganti RUU Kesetaran Gender dengan RUU "Keluarga Bahagia dan Sejahtera" sebagai alternatifnya.


Tidak ada komentar

Posting Komentar