Para Ulama dan Da’i Sunni di Iran Dibantai
Kita mulai kisah “pembersihan” ini dengan “penjagalan” dan pembantaian yang telah dilakukan oleh pemerintah Ayatullah Khomaini terhadap para ulama Sunny dan para da’inya, baik yang ada di dalam negeri Iran ataupun yang sedang berada di luar negeri. Hal itu dilakukan dengan cara menggantung atau membunuh para ulama Sunny yang mempunyai peran dalam dakwah Islam. Sebagian orang mungkin beranggapan bahwa dakwah mereka menyentuh politik dan rezim Iran, sehingga pemerintah mengambil tindakan seperti yang dilakukan sekarang ini (pembantaian). Padahal, yang dimaksud dakwah Islam tersebut dan yang sekarang dilakukan para ulama Sunny di Iran adalah hanya sebatas penjelasan tentang hubungan manusia dengan Tuhannya dan kewajiban-kewajibannya terhadap Allah SWT, tidak mengisyaratkan atau menyindir masalah politik pemerintahan. Akan tetapi, dakwah semacam inipun tidak melegakan dada para penguasa Teheran.
Untuk mengetahui keganasan dan kekejian mereka, yaitu apabila seorang ulama atau da’i menyampaikan ceramah tentang keutamaan-keutamaan seorang shahabat – semoga Allah meridhoi mereka – khususnya shahabat yang ada dalam black list mereka, seperti Umar bin Khattab dan Mu’awiyyah – semoga Allah meridhoi keduanya –, maka hal ini cukup untuk mengeluarkan si penceramah dari kediamannya ke dalam “rahmat penjagalan” mereka. Seperti yang dilakukan pemerintah Iran terhadap Syaikh Dusat Muhammad yang berusia 60 tahun lebih, karena beliau telah menyusun sebuah buku kecil dengan judul: “Keutamaan Ummul Mukminin, ‘Aisyah ra.”, sebagai jawaban terhadap tuduhan-tuduhan Syi’ah dan propagandanya, baik melalui buku-buku terbitan mereka ataupun melalui media informasi. Ketika pemerintah mengetahui dicetaknya buku tersebut – yang tentu saja buku tersebut tidak dicetak di Iran, karena dilarang – lalu penguasa menangkap Syaikh Dusat Muhammad dengan tuduhan telah mencetak buku tersebut. Kemudian beliau dipenjarakan selama empat tahun dan dibuang ke Asfahan. Keputusan pengadilan tersebut tidak keluar kecuali setelah beberapa bulan menjalani siksaan cemeti algojo pemerintah Ayatullah.
Jika sedemikian kejinya reaksi pemerintah Iran terhadap “kakek tua” yang hampir mati dalam kasus pencetakan buku yang berisi pembelaan terhadap Ummul Mukminin, ‘Aisyah ra., maka bisa dibayangkan oleh para pembaca, kira-kira keganasan dan kekejian seperti apa yang mereka lakukan kepada kalangan ulama dan da’i muda serta yang lainnya. Apalagi kepada orang yang sudah dicap dengan tuduhan yang lebih besar dari pada ini, seperti “kaki tangan Amerika” atau dengan tuduhan sebagai pengikut Wahabi, yang merupakan penjahat peringkat pertama di hadapan pemerintah Teheran.
Sesungguhnya “pembersihan” para Ulama Sunny tersebut dimaksudkan pemerintah Iran untuk menciptakan agar Sunny tanpa pemimpin agama, untuk mempermudah pemerintah Teheran dalam proses pen-Syi’ah-an Ahli Sunnah dan memasukkan mereka ke dalam aqidah Syi’ah sebagaimana yang dilakukan oleh para pendahulu mereka dari Dinasti Shofawi. Mereka yang telah menerapkan politik tersebut (melibas dan membersihkan para Ulama, para Da’i, para Cendekiawan, dan para Politikus Ahlu Sunnah) berhasil melakukan perubahan mendasar pada jumlah kaum Sunny di Iran yang awalnya merupakan mayoritas penduduk sebanyak 80 % menjadi minoritas sebanyak 30 % saja.
Yang menggelikan dan sekaligus menyakitkan bahwa ternyata pemerintah Iran dalam melakukan penangkapan dan eksekusi mati terhadap para ulama dan da’i Ahli Sunnah –setelah diteliti dengan seksama – mereka tidak memiliki dasar alasan yang kuat untuk itu, selain hanya tuduhan sebagai pengikut Wahabi, sebagaimana pengakuan mereka. Tuduhan Wahabi seperti ini biasa mereka arahkan kepada setiap Sunny yang memiliki aktivitas dakwah dan pendidikan di tengah kaum Sunnah, khususnya alumni Universitas Islam di Arab Saudi. Ini adalah cerita tentang orang-orang yang tertangkap di dalam negeri.
Adapun nasib orang-orang yang berhasil lari dan hijrah ke luar negeri seperti Pakistan dan negara lain, maka pemerintah Iran tidak hanya mengusirnya dari rumah dan kampung halaman mereka, tetapi mengejarnya ke mana saja mereka hijrah, lalu membunuhnya, seperti nasib yang menimpa Syaikh Abdul Malik Malazadah, Abdul al Nashr, dan Jamsyid Zahi (semoga Allah meridhoi mereka) yang terbunuh di tempat hijrah mereka di Pakistan, di kota Karachi bulan Syawal tahun 1416 H. Mereka dibunuh dengan cara yang menunjukkan gejolak kebencian yang memuncak dari para pelakunya. Hal itu tampak pada cara pembunuhan yang sangat sadis, yakni masing-masing ditembak sebanyak 90 kali tembakan, ditambah dengan satu tembakan terakhir yang biasa dilakukan oleh para penembak jitu Iran, yaitu mengarahkan tembakan tersebut ke bagian kepala sebagai penentu kematiannya. Praktek pembunuhan tersebut tidak hanya terbatas pada pembunuhan terhadap para ulama saja, namun juga dilakukan untuk menghabisi nyawa orang awam dari Ahlu Sunnah dan juga terhadap orang-orang yang berhasil meloloskan diri ke daerah lain untuk menyelamatkan agamanya. Di samping itu juga, tidak lepas dari hukuman mati seperti yang menimpa kepada Abdul Hamid An Nutami yang dibunuh dengan cara diracun di rumahnya pada tahun 1415 H, karena beliau termasuk salah seorang yang ditakuti oleh Iran dengan kedudukan beliau di kabilahnya (sukunya), yang telah berkali-kali mampu mengumpulkan kabilahnya untuk mengadakan perlawanan terhadap kejahatan yang dilakukan negara.
Seperti yang dialami juga oleh Jumuah Salazarhi, yang meninggal di Pakistan pada tahun 1417 H setelah tiga hari diculik dari rumahnya, dan dengan bentuk pembunuhan yang sama. Penggunaan bentuk penyiksaan keji seperti itu – sebelum menghabisi korban dengan tembakan yang mematikan – tiada lain kecuali untuk menanamkan rasa takut dalam hati setiap orang yang coba-coba untuk menyalahi aqidah Syi’ah dan setiap orang yang coba-coba menentang semua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Maka akhirnya, mereka menyerah terhadap semua kebijakan dari pemerintah dengan melaksanakan segala hal yang mendatangkan kebaikan bagi pemerintah, seperti menjadi mata-mata atau kaki tangan pemerintah, baik di dalam ataupun di luar Iran.
]Cara pemerintah Iran melakukan penculikan seperti ini, tidak hanya di luar negeri saja, tetapi juga dilakukan di dalam negeri. Karena khawatir (kejahatan mereka) tercium media massa karena dipicu oleh operasi mereka di luar negeri, sehingga berakibat memburuknya hubungan diplomasinya dengan negara-negara tetangga yang Sunny; maka pemerintah Iran berusaha untuk melaksanakan cara baru di dalam negeri tanpa melalui proses hukum, yaitu dengan mengeksekusi korban secara langsung, tapi dengan tuduhan pencurian dan perampokan. Proses seperti inilah yang sebenarnya telah menimpa As Syaikh Sholih Dhiya’i di Bandar Abbas, Dr. Ahmad Mirin, dan As Syaikh Abdus Sattar Bazarkazadah, As Syaikh Abdul Wahid Qolandarzahi di Balusytan, Ustadz Faruq Firsan di Kurdistan, As Syaikh Al Lihyari di Khurasan, dan ulama dan da’i lainnya, yang tidak diketahui identitas dan keadaan mereka, seperti As Syaikh Habibullah Husain di Balusytan.
Walhasil, sebenarnya operasi pembantaian para ulama dan da’i Ahli Sunnah adalah politik pemerintah Iran, yang intinya untuk menghapus ajaran Sunnah di tengah komunitas Sunny dan memaksakan aqidah Syi’ah terhadap mereka melalui cara keji seperti ini.
Berikut beberapa nama para da’i yang dieksekusi mati, dibunuh dalam penculikan, dipenjara dan masih hidup sampai sekarang, serta orang-orang yang hilang di tangan penguasa dan tidak diketahui rimbanya sampai sekarang, di antaranya:
1)Nama : Bahman Syakuri
Daerah asal : Thowalish
Usia : Tiga Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1989
Catatan : Beliau adalah seorang ulama terkemuka di daerahnya, beliau juga aktivis dakwah dari kalangan Ahli Sunnah di sana. Ditangkap dengan tuduhan Wahabi, kemudian di hukum mati.
2) Nama : As Syaikh Maulawi Abdul Aziz Surbazy Balusytan
Daerah asal : Balusytan
Usia : Tiga Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1989
Catatan : Beliau salah seorang pemimpin besar Ahlu Sunnah di Iran, beliau berandil besar dalam menentang undang-undang khusus yang berkaitan dengan hak-hak Ahlu Sunnah, terutama dengan pertemuan-pertemuan yang diadakan dengan tujuan pembentukan undang-undang yang terkenal dengan sebutan pertemuan “Majelis Khobaar Kan”. Beliau juga mempunyai pengaruh yang sangat besar di antara kaum Sunny di Iran dan Pakistan. Beliau adalah Mudir Madrasan Diniyyah Zahi. Pemerintah merasa takut, karena jika beliau memimpin kabilah-kabilah Balusytan yang bersenjata, maka mereka akan tunduk kepada perintah (komando) beliau. Pembantaian fisik terhadap para ulama Sunny bermula sepeninggal beliau yang dibunuh dengan cara suntikan beracun ketika beliau dalam perawatan dokter di kota Masyihad.
3) Nama : As Syaikh Abdul Wahab Khofi
Daerah asal : Khurasan
Usia : Dua Puluhan
Cara Pembuhuhan : Penganiayaan
Tahun : 1990
Catatan : Beliau mempunyai peran yang sangat nyata dalam menyebar luaskan problematika Sunnah di Iran kepada umat Islam di luar Iran, terutama sekali di Pakistan. Beliau dieksekusi 15 hari setelah kepulangannya dari Pakistan dengan tuduhan sebagai “Pengikut Madzhab Wahabi”.
4) Nama : As Syaikh Qudrotullah Ja’fari
Daerah asal : Khurasan
Usia : Dua Puluhan
Cara Pembuhuhan : Penyiksaan
Tahun : 1990
Catatan : Beliau dieksekusi setelah kepulangannya dari Pakistan (dalam rangka belajar), dengan tuduhan yang sama seperti yang dikenakan kepada As Syaikh Abdul Wahab Khofi (yaitu pengikut madzhab Wahabi).
5) Nama : As Syaikh Nashir Subhani
Daerah asal : Kurdistan
Usia : Tiga Puluhan
Cara Pembuhuhan : Penyiksaan
Tahun : 1992
Catatan : Beliau adalah pemimpin Ahlu Sunnah di Kurdistan. Beliau banyak menyampaikan kajian dan ceramah, kemudian dieksekusi karena bantahan beliau terhadap Khomaeni dalam bukunya “Pemerintahan Islam” yang menghina Sayyidina Umar dengan kata-kata yang keji dan kotor, serta menuduh kafir. Lalu beliau dibunuh di dalam penjara, dan tidak diperbolehkan bagi sanak famili dan kerabatnya untuk melihat jenazahnya atau hanya sekedar untuk mensholatinya.
6) Nama : Dr. Mudhofaryan
Daerah asal : Syiraz
Usia : Lima Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1992
Catatan : Beliau termasuk cendekiawan Syi’ah terkemuka yang berprofesi sebagai dokter ahli bedah jantung dan beliau menjabat juga sebagai Ketua Ikatan Dokter di Syiraz. Kemudian beliau menganut madzhab Ahlu Sunnah wal Jama’ah, dan merombak rumahnya menjadi sebuah masjid, padahal pihak pemerintah pada waktu itu tidak memperbolehkan Ahlu Sunnah untuk mendirikan masjid di Syiraz. Tapi, setelah beliau menganut madzhab Ahlu Sunnah wal Jama’ah, banyak para pemuda Syi’ah masuk ke dalamnya, hal itu tentu saja menimbulkan kemarahan pemerintah dan menjadikannya alasan untuk menahan beliau dan mengeksekusinya. Setelah sebelumnya beliau dibebaskan terlebih dahulu.
7) Nama : Barqo’i
Daerah asal : Teheran
Usia : Tujuh Puluhan
Cara Pembuhuhan : Diracun
Tahun : 1992
Catatan : Beliau termasuk Pemuka Ulama Syi’ah dan peneliti yang ulung. Penelitian beliau mengarah pada pengungkapan hakikat-hakikat madzhab Syi’ah, sehingga beliau menjawab dan menjelaskan kebohongan setiap ideologi serta aqidah Syi’ah yang menyalahi Qur’an dan Sunnah. Beliau telah menyusun beberapa buah buku tentang hal itu, jasa beliau adalah menterjemahkan kitab Minhaju As Sunnah karangan Ibnu Taimiyah ke dalam bahasa Parsi. Karena aktivitasnya itu, beliau dimasukkan ke dalam penjara. Kemudian akhirnya pemerintah menghabisi beliau dengan cara meracuninya, karena takut akan bahaya yang akan ditimbulkannya.
8) Nama : As Syaikh Ahmad Mufti Zaadah
Daerah asal : Kurdistan
Usia : Lima Puluhan
Cara Pembuhuhan : Penyiksaan
Tahun : 1993
Catatan : Beliau pendiri Pergerakan Sunny pertama di Iran, yang diberi nama “Syuraya Syams”, beliau juga pendiri pergerakan Pemuda “Al Qur’an” yang dinisbatkan kepada materi pembahasan di dalam kajian tafsir Al Qur’an Al Karim. Beliau telah membuat perjanjian dengan Khomaeni sebelum sukses melakukan revolusinya, yaitu untuk menguasai wilayah Kurdistan dan menahan warganya agar tidak memisahkan diri dari Iran. Sebagai kompensasinya, Khomaeni berjanji akan menjamin hak-hak Ahlu Sunnah wal Jama’ah dalam undang-undang dan memberikannya dengan sempurna tanpa membedakan antara Sunny dan Syi’ah. Akan tetapi, Khomaeni mengkhianatinya, sehingga beliau memimpin oposisi Ahlu Sunnah untuk menentang undang-undang negara. Karena itu beliau dipenjarakan, lalu dikeluarkan beberapa hari kemudian, dan setelah 10 tahun, beliau dibunuh.
9) Nama : As Syaikh Abdus Sattar Bazarkazadah
Daerah asal : Balusytan
Usia : Enam Puluhan
Cara Pembuhuhan : Diracun
Tahun : 1993
Catatan : Beliau musyrif (Penanggung jawab) dan Imam Besar di kota Iran, Syahr Balusytan. Beliau selalu menolak permintaan pemerintah agar para pemuka agama Syi’ah diperbolehkan menyampaikan materi keagamaan di masjidnya. Kemudian beliau ditahan dan dilepas setelah diberi suntikan beracun, lalu beliau meninggal beberapa hari setelah pembebasannya.
10) Nama : As Syaikh Dhiyaa’i
Daerah asal : Hurmuzkan
Usia : Lima Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1994
Catatan : Beliau pemilik sekolah yang cukup besar di wilayahnya dan mempunyai pengaruh di masyarakat. Beliau sering diancam pemerintah agar menutup sekolahnya, tetapi beliau menolaknya. Beliau dibunuh dengan satu peristiwa yang direkayasa oleh mereka setelah beberapa hari dalam tahanan dan jenazahnya yang mulia dilempar ke jalanan.
11) Nama : As Syaikh Al Lahyari
Daerah asal : Khurasan
Usia : Empat Puluhan
Cara Pembuhuhan : Diracun
Tahun : 1994
Catatan : Beliau mempunyai peran besar dalam bidang penterjemahan buku-buku Islam ke dalam bahasa Parsi. Beliau dibunuh setelah disuntik dengan jarum beracun.
12) Nama : As Syaikh Dr. Ahmad Mirin
Daerah asal : Balusytan
Usia : Lima Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau meraih Doktor Hadits dari Universitas Islam di Madinah Al Munawwarah. Beliau memimpin sekolah agama di kota Zar Abad. Beliau ditangkap di lapangan udara sepulang dari Dubai, kemudian selang beberapa hari jenazahnya yang mulia dilempar di jalanan. Seperti biasanya, pemerintah menolak adanya keterlibatan mereka dalam peristiwa tersebut.
13) Nama : As Syaikh Malik Abdul Mulazadah
Daerah asal : Balusytan
Usia : Empat Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau adalah anak pertama Syaikh Maulawi Abdul Aziz, dan lulusan Universitas Islam Madinah Al Munawwarah. Beliau memiliki kegiatan dakwah yang menonjol di tengah-tengah mahasiswa dan cendekiawan Iran, sebagaimana beliau juga mempunyai kedudukan yang mulia sepeninggal ayahnya di kalangan kabilah Balusytan. Lalu beliau hijrah ke Pakistan setelah mendapatkan tekanan yang sangat kuat, di sana beliau memiliki aktivitas dan peranan yang sangat penting dalam menjelaskan aqidah Sunnah di dunia Islam dengan cara mencetak buku-buku kecil dan buletin-buletin yang berkaitan dengan masalah tersebut. Beliau dihadapkan dengan beberapa percobaan pembunuhan di Pakistan, dan yang terakhir adalah di kota Karachi beliau dibunuh ketika sedang mengendarai mobilnya.
14) Nama : As Syaikh nashr Jamsyid Zahi
Daerah asal : Balusytan
Usia : Dua Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau hijrah ke Pakistan setelah rumahnya diserang Angkatan Penjaga Revolusi, kemudian bermulazamah (tinggal untuk menimba ilmu) pada Syaikh Abdul Malik, sampai terjadi peristiwa pembunuhan terhadap dirinya dan diri Syaikh Abdul Malik – semoga Allah memberikan rahmat kepada keduanya –.
15) Nama : As Syaikh Abdus Sattar
Daerah asal : Balusytan
Usia : Lima Puluhan
Cara Pembuhuhan : Diracun
Tahun : 1996
Catatan : Beliau termasuk salah seorang Imam Masjid yang berpengaruh di kota Khosa di Balusytan. Ditangkap dari rumahnya dan meninggal di penjara setelah disuntikkan racun ke dalam tubuhnya.
16) Nama : As Syaikh Faruk Farsyad
Daerah asal : Kurdistan
Usia : Tiga Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau mempunyai peranan yang sangat besar dalam dakwah dan memiliki tempat kajian keagamaan di wilayahnya. Beliau ditahan dan disiksa ketika sedang membangunkan murid-murid dan saudara-saudaranya untuk makan sahur di bulan suci Ramadhan. Beliau dibunuh setelah mendapatkan penyiksaan. Beliau termasuk murid Syaikh Ahmad Muftizadah yang paling menonjol.
17) Nama : Maulawi Qalandari Zahi
Daerah asal : Balusytan
Usia : Lima Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau Imam masjid di kota Khosa di Balusytan. Dibunuh dengan tembakan maut ketika beliau dalam perjalanan pulang dari masjid.
18) Nama : As Syaikh Robi’i
Daerah asal : Kurdistan
Usia : Enam Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dihukum Mati
Tahun : 1996
Catatan : Beliau adalah Imam Masjid Jami’ di kota Karamsyah, pusat wilayah Kurdistan. Di setiap akhir ceramahnya beliau selalu mengkritik polecy pemerintah yang anti Sunnah dan mengkritik acara serial televisi yang mengangkat sosok Imam Ali, yang menghina aqidah Sunnah dengan penghinaan yang keji dan mencela para shahabat dengan celaan dan hinaan yang membuat berdiri bulu roma. Kemudian beliau dijebloskan ke dalam penjara dan dijatuhi hukuman mati beberapa hari setelah penahanannya.
19) Nama : As Syaikh Abdul Aziz Khadimi
Daerah asal : Balusytan
Usia : Tiga Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau seorang lulusan Universitas Islam di Madinah Al Munawawarah, beliau juga bekerja sebagai guru di kota Zahidan, pusat Balusytan. Beliau mengkritik serial TV tentang Imam Ali di hadapan salah seorang dosen Syi’ah di Universitas tersebut, dimana serial tersebut telah menyiarkan celaan yang pedas terhadap para shahabat. Dan kritikan tersebut mengakibatkan beliau diciduk dari rumahnya pada malam hari dan raib dalam beberapa hari. Jenazahnya yang mulia ditemukan di lempar di jalanan.
20) Nama : Musthofa Nashiri
Daerah asal : Balusytan
Usia : Enam Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau Imam masjid di Balusytan. Suatu ketika beliau diminta datang ke Teheran, lalu di sana diberi suntikan beracun, akhirnya meninggal dunia beberapa hari setelah penyuntikkan tersebut.
21) Nama : Ibrahim Madani
Daerah asal : Balusytan
Usia : Dua Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau alumnus Universitas Islam di Madinah al Munawwarah tahun 1995. Beliau juga memiliki kegiatan dakwah di antara para pemuda muslim, dan dibunuh ketika sedang mengendarai sepeda motornya di sebuah pasar.
22) Nama : Abdullah Syirbazi
Daerah asal : Balusytan
Usia : Dua Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau alumnus Universitas Islam di Madinah Al Munawwarah. Beliau dibunuh karena mengadakan kegiatan dakwah di daerahnya sendiri.
23) Nama : Maulawi Dada Karim
Daerah asal : Balusytan
Usia : Empat Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau adalah orang yang berani mengkritik pemerintah yang selalu melakukan kezhaliman-kezhaliman dan melanggar hak-hak Ahlu Sunnah. Karena kritikannya itu, beberapa kali beliau dipenjarakan, lalu dibunuh ketika sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya dengan ranjau yang telah dipersiapkan oleh pemerintah.
Berikut daftar nama para Ulama dan Da’i yang ditahan pada masa kekuasaan Ayatullah Khomaeni, di antaranya :
Untuk mengetahui keganasan dan kekejian mereka, yaitu apabila seorang ulama atau da’i menyampaikan ceramah tentang keutamaan-keutamaan seorang shahabat – semoga Allah meridhoi mereka – khususnya shahabat yang ada dalam black list mereka, seperti Umar bin Khattab dan Mu’awiyyah – semoga Allah meridhoi keduanya –, maka hal ini cukup untuk mengeluarkan si penceramah dari kediamannya ke dalam “rahmat penjagalan” mereka. Seperti yang dilakukan pemerintah Iran terhadap Syaikh Dusat Muhammad yang berusia 60 tahun lebih, karena beliau telah menyusun sebuah buku kecil dengan judul: “Keutamaan Ummul Mukminin, ‘Aisyah ra.”, sebagai jawaban terhadap tuduhan-tuduhan Syi’ah dan propagandanya, baik melalui buku-buku terbitan mereka ataupun melalui media informasi. Ketika pemerintah mengetahui dicetaknya buku tersebut – yang tentu saja buku tersebut tidak dicetak di Iran, karena dilarang – lalu penguasa menangkap Syaikh Dusat Muhammad dengan tuduhan telah mencetak buku tersebut. Kemudian beliau dipenjarakan selama empat tahun dan dibuang ke Asfahan. Keputusan pengadilan tersebut tidak keluar kecuali setelah beberapa bulan menjalani siksaan cemeti algojo pemerintah Ayatullah.
Jika sedemikian kejinya reaksi pemerintah Iran terhadap “kakek tua” yang hampir mati dalam kasus pencetakan buku yang berisi pembelaan terhadap Ummul Mukminin, ‘Aisyah ra., maka bisa dibayangkan oleh para pembaca, kira-kira keganasan dan kekejian seperti apa yang mereka lakukan kepada kalangan ulama dan da’i muda serta yang lainnya. Apalagi kepada orang yang sudah dicap dengan tuduhan yang lebih besar dari pada ini, seperti “kaki tangan Amerika” atau dengan tuduhan sebagai pengikut Wahabi, yang merupakan penjahat peringkat pertama di hadapan pemerintah Teheran.
Sesungguhnya “pembersihan” para Ulama Sunny tersebut dimaksudkan pemerintah Iran untuk menciptakan agar Sunny tanpa pemimpin agama, untuk mempermudah pemerintah Teheran dalam proses pen-Syi’ah-an Ahli Sunnah dan memasukkan mereka ke dalam aqidah Syi’ah sebagaimana yang dilakukan oleh para pendahulu mereka dari Dinasti Shofawi. Mereka yang telah menerapkan politik tersebut (melibas dan membersihkan para Ulama, para Da’i, para Cendekiawan, dan para Politikus Ahlu Sunnah) berhasil melakukan perubahan mendasar pada jumlah kaum Sunny di Iran yang awalnya merupakan mayoritas penduduk sebanyak 80 % menjadi minoritas sebanyak 30 % saja.
Yang menggelikan dan sekaligus menyakitkan bahwa ternyata pemerintah Iran dalam melakukan penangkapan dan eksekusi mati terhadap para ulama dan da’i Ahli Sunnah –setelah diteliti dengan seksama – mereka tidak memiliki dasar alasan yang kuat untuk itu, selain hanya tuduhan sebagai pengikut Wahabi, sebagaimana pengakuan mereka. Tuduhan Wahabi seperti ini biasa mereka arahkan kepada setiap Sunny yang memiliki aktivitas dakwah dan pendidikan di tengah kaum Sunnah, khususnya alumni Universitas Islam di Arab Saudi. Ini adalah cerita tentang orang-orang yang tertangkap di dalam negeri.
Adapun nasib orang-orang yang berhasil lari dan hijrah ke luar negeri seperti Pakistan dan negara lain, maka pemerintah Iran tidak hanya mengusirnya dari rumah dan kampung halaman mereka, tetapi mengejarnya ke mana saja mereka hijrah, lalu membunuhnya, seperti nasib yang menimpa Syaikh Abdul Malik Malazadah, Abdul al Nashr, dan Jamsyid Zahi (semoga Allah meridhoi mereka) yang terbunuh di tempat hijrah mereka di Pakistan, di kota Karachi bulan Syawal tahun 1416 H. Mereka dibunuh dengan cara yang menunjukkan gejolak kebencian yang memuncak dari para pelakunya. Hal itu tampak pada cara pembunuhan yang sangat sadis, yakni masing-masing ditembak sebanyak 90 kali tembakan, ditambah dengan satu tembakan terakhir yang biasa dilakukan oleh para penembak jitu Iran, yaitu mengarahkan tembakan tersebut ke bagian kepala sebagai penentu kematiannya. Praktek pembunuhan tersebut tidak hanya terbatas pada pembunuhan terhadap para ulama saja, namun juga dilakukan untuk menghabisi nyawa orang awam dari Ahlu Sunnah dan juga terhadap orang-orang yang berhasil meloloskan diri ke daerah lain untuk menyelamatkan agamanya. Di samping itu juga, tidak lepas dari hukuman mati seperti yang menimpa kepada Abdul Hamid An Nutami yang dibunuh dengan cara diracun di rumahnya pada tahun 1415 H, karena beliau termasuk salah seorang yang ditakuti oleh Iran dengan kedudukan beliau di kabilahnya (sukunya), yang telah berkali-kali mampu mengumpulkan kabilahnya untuk mengadakan perlawanan terhadap kejahatan yang dilakukan negara.
Seperti yang dialami juga oleh Jumuah Salazarhi, yang meninggal di Pakistan pada tahun 1417 H setelah tiga hari diculik dari rumahnya, dan dengan bentuk pembunuhan yang sama. Penggunaan bentuk penyiksaan keji seperti itu – sebelum menghabisi korban dengan tembakan yang mematikan – tiada lain kecuali untuk menanamkan rasa takut dalam hati setiap orang yang coba-coba untuk menyalahi aqidah Syi’ah dan setiap orang yang coba-coba menentang semua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Maka akhirnya, mereka menyerah terhadap semua kebijakan dari pemerintah dengan melaksanakan segala hal yang mendatangkan kebaikan bagi pemerintah, seperti menjadi mata-mata atau kaki tangan pemerintah, baik di dalam ataupun di luar Iran.
]Cara pemerintah Iran melakukan penculikan seperti ini, tidak hanya di luar negeri saja, tetapi juga dilakukan di dalam negeri. Karena khawatir (kejahatan mereka) tercium media massa karena dipicu oleh operasi mereka di luar negeri, sehingga berakibat memburuknya hubungan diplomasinya dengan negara-negara tetangga yang Sunny; maka pemerintah Iran berusaha untuk melaksanakan cara baru di dalam negeri tanpa melalui proses hukum, yaitu dengan mengeksekusi korban secara langsung, tapi dengan tuduhan pencurian dan perampokan. Proses seperti inilah yang sebenarnya telah menimpa As Syaikh Sholih Dhiya’i di Bandar Abbas, Dr. Ahmad Mirin, dan As Syaikh Abdus Sattar Bazarkazadah, As Syaikh Abdul Wahid Qolandarzahi di Balusytan, Ustadz Faruq Firsan di Kurdistan, As Syaikh Al Lihyari di Khurasan, dan ulama dan da’i lainnya, yang tidak diketahui identitas dan keadaan mereka, seperti As Syaikh Habibullah Husain di Balusytan.
Walhasil, sebenarnya operasi pembantaian para ulama dan da’i Ahli Sunnah adalah politik pemerintah Iran, yang intinya untuk menghapus ajaran Sunnah di tengah komunitas Sunny dan memaksakan aqidah Syi’ah terhadap mereka melalui cara keji seperti ini.
Berikut beberapa nama para da’i yang dieksekusi mati, dibunuh dalam penculikan, dipenjara dan masih hidup sampai sekarang, serta orang-orang yang hilang di tangan penguasa dan tidak diketahui rimbanya sampai sekarang, di antaranya:
1)Nama : Bahman Syakuri
Daerah asal : Thowalish
Usia : Tiga Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1989
Catatan : Beliau adalah seorang ulama terkemuka di daerahnya, beliau juga aktivis dakwah dari kalangan Ahli Sunnah di sana. Ditangkap dengan tuduhan Wahabi, kemudian di hukum mati.
2) Nama : As Syaikh Maulawi Abdul Aziz Surbazy Balusytan
Daerah asal : Balusytan
Usia : Tiga Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1989
Catatan : Beliau salah seorang pemimpin besar Ahlu Sunnah di Iran, beliau berandil besar dalam menentang undang-undang khusus yang berkaitan dengan hak-hak Ahlu Sunnah, terutama dengan pertemuan-pertemuan yang diadakan dengan tujuan pembentukan undang-undang yang terkenal dengan sebutan pertemuan “Majelis Khobaar Kan”. Beliau juga mempunyai pengaruh yang sangat besar di antara kaum Sunny di Iran dan Pakistan. Beliau adalah Mudir Madrasan Diniyyah Zahi. Pemerintah merasa takut, karena jika beliau memimpin kabilah-kabilah Balusytan yang bersenjata, maka mereka akan tunduk kepada perintah (komando) beliau. Pembantaian fisik terhadap para ulama Sunny bermula sepeninggal beliau yang dibunuh dengan cara suntikan beracun ketika beliau dalam perawatan dokter di kota Masyihad.
3) Nama : As Syaikh Abdul Wahab Khofi
Daerah asal : Khurasan
Usia : Dua Puluhan
Cara Pembuhuhan : Penganiayaan
Tahun : 1990
Catatan : Beliau mempunyai peran yang sangat nyata dalam menyebar luaskan problematika Sunnah di Iran kepada umat Islam di luar Iran, terutama sekali di Pakistan. Beliau dieksekusi 15 hari setelah kepulangannya dari Pakistan dengan tuduhan sebagai “Pengikut Madzhab Wahabi”.
4) Nama : As Syaikh Qudrotullah Ja’fari
Daerah asal : Khurasan
Usia : Dua Puluhan
Cara Pembuhuhan : Penyiksaan
Tahun : 1990
Catatan : Beliau dieksekusi setelah kepulangannya dari Pakistan (dalam rangka belajar), dengan tuduhan yang sama seperti yang dikenakan kepada As Syaikh Abdul Wahab Khofi (yaitu pengikut madzhab Wahabi).
5) Nama : As Syaikh Nashir Subhani
Daerah asal : Kurdistan
Usia : Tiga Puluhan
Cara Pembuhuhan : Penyiksaan
Tahun : 1992
Catatan : Beliau adalah pemimpin Ahlu Sunnah di Kurdistan. Beliau banyak menyampaikan kajian dan ceramah, kemudian dieksekusi karena bantahan beliau terhadap Khomaeni dalam bukunya “Pemerintahan Islam” yang menghina Sayyidina Umar dengan kata-kata yang keji dan kotor, serta menuduh kafir. Lalu beliau dibunuh di dalam penjara, dan tidak diperbolehkan bagi sanak famili dan kerabatnya untuk melihat jenazahnya atau hanya sekedar untuk mensholatinya.
6) Nama : Dr. Mudhofaryan
Daerah asal : Syiraz
Usia : Lima Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1992
Catatan : Beliau termasuk cendekiawan Syi’ah terkemuka yang berprofesi sebagai dokter ahli bedah jantung dan beliau menjabat juga sebagai Ketua Ikatan Dokter di Syiraz. Kemudian beliau menganut madzhab Ahlu Sunnah wal Jama’ah, dan merombak rumahnya menjadi sebuah masjid, padahal pihak pemerintah pada waktu itu tidak memperbolehkan Ahlu Sunnah untuk mendirikan masjid di Syiraz. Tapi, setelah beliau menganut madzhab Ahlu Sunnah wal Jama’ah, banyak para pemuda Syi’ah masuk ke dalamnya, hal itu tentu saja menimbulkan kemarahan pemerintah dan menjadikannya alasan untuk menahan beliau dan mengeksekusinya. Setelah sebelumnya beliau dibebaskan terlebih dahulu.
7) Nama : Barqo’i
Daerah asal : Teheran
Usia : Tujuh Puluhan
Cara Pembuhuhan : Diracun
Tahun : 1992
Catatan : Beliau termasuk Pemuka Ulama Syi’ah dan peneliti yang ulung. Penelitian beliau mengarah pada pengungkapan hakikat-hakikat madzhab Syi’ah, sehingga beliau menjawab dan menjelaskan kebohongan setiap ideologi serta aqidah Syi’ah yang menyalahi Qur’an dan Sunnah. Beliau telah menyusun beberapa buah buku tentang hal itu, jasa beliau adalah menterjemahkan kitab Minhaju As Sunnah karangan Ibnu Taimiyah ke dalam bahasa Parsi. Karena aktivitasnya itu, beliau dimasukkan ke dalam penjara. Kemudian akhirnya pemerintah menghabisi beliau dengan cara meracuninya, karena takut akan bahaya yang akan ditimbulkannya.
8) Nama : As Syaikh Ahmad Mufti Zaadah
Daerah asal : Kurdistan
Usia : Lima Puluhan
Cara Pembuhuhan : Penyiksaan
Tahun : 1993
Catatan : Beliau pendiri Pergerakan Sunny pertama di Iran, yang diberi nama “Syuraya Syams”, beliau juga pendiri pergerakan Pemuda “Al Qur’an” yang dinisbatkan kepada materi pembahasan di dalam kajian tafsir Al Qur’an Al Karim. Beliau telah membuat perjanjian dengan Khomaeni sebelum sukses melakukan revolusinya, yaitu untuk menguasai wilayah Kurdistan dan menahan warganya agar tidak memisahkan diri dari Iran. Sebagai kompensasinya, Khomaeni berjanji akan menjamin hak-hak Ahlu Sunnah wal Jama’ah dalam undang-undang dan memberikannya dengan sempurna tanpa membedakan antara Sunny dan Syi’ah. Akan tetapi, Khomaeni mengkhianatinya, sehingga beliau memimpin oposisi Ahlu Sunnah untuk menentang undang-undang negara. Karena itu beliau dipenjarakan, lalu dikeluarkan beberapa hari kemudian, dan setelah 10 tahun, beliau dibunuh.
9) Nama : As Syaikh Abdus Sattar Bazarkazadah
Daerah asal : Balusytan
Usia : Enam Puluhan
Cara Pembuhuhan : Diracun
Tahun : 1993
Catatan : Beliau musyrif (Penanggung jawab) dan Imam Besar di kota Iran, Syahr Balusytan. Beliau selalu menolak permintaan pemerintah agar para pemuka agama Syi’ah diperbolehkan menyampaikan materi keagamaan di masjidnya. Kemudian beliau ditahan dan dilepas setelah diberi suntikan beracun, lalu beliau meninggal beberapa hari setelah pembebasannya.
10) Nama : As Syaikh Dhiyaa’i
Daerah asal : Hurmuzkan
Usia : Lima Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1994
Catatan : Beliau pemilik sekolah yang cukup besar di wilayahnya dan mempunyai pengaruh di masyarakat. Beliau sering diancam pemerintah agar menutup sekolahnya, tetapi beliau menolaknya. Beliau dibunuh dengan satu peristiwa yang direkayasa oleh mereka setelah beberapa hari dalam tahanan dan jenazahnya yang mulia dilempar ke jalanan.
11) Nama : As Syaikh Al Lahyari
Daerah asal : Khurasan
Usia : Empat Puluhan
Cara Pembuhuhan : Diracun
Tahun : 1994
Catatan : Beliau mempunyai peran besar dalam bidang penterjemahan buku-buku Islam ke dalam bahasa Parsi. Beliau dibunuh setelah disuntik dengan jarum beracun.
12) Nama : As Syaikh Dr. Ahmad Mirin
Daerah asal : Balusytan
Usia : Lima Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau meraih Doktor Hadits dari Universitas Islam di Madinah Al Munawwarah. Beliau memimpin sekolah agama di kota Zar Abad. Beliau ditangkap di lapangan udara sepulang dari Dubai, kemudian selang beberapa hari jenazahnya yang mulia dilempar di jalanan. Seperti biasanya, pemerintah menolak adanya keterlibatan mereka dalam peristiwa tersebut.
13) Nama : As Syaikh Malik Abdul Mulazadah
Daerah asal : Balusytan
Usia : Empat Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau adalah anak pertama Syaikh Maulawi Abdul Aziz, dan lulusan Universitas Islam Madinah Al Munawwarah. Beliau memiliki kegiatan dakwah yang menonjol di tengah-tengah mahasiswa dan cendekiawan Iran, sebagaimana beliau juga mempunyai kedudukan yang mulia sepeninggal ayahnya di kalangan kabilah Balusytan. Lalu beliau hijrah ke Pakistan setelah mendapatkan tekanan yang sangat kuat, di sana beliau memiliki aktivitas dan peranan yang sangat penting dalam menjelaskan aqidah Sunnah di dunia Islam dengan cara mencetak buku-buku kecil dan buletin-buletin yang berkaitan dengan masalah tersebut. Beliau dihadapkan dengan beberapa percobaan pembunuhan di Pakistan, dan yang terakhir adalah di kota Karachi beliau dibunuh ketika sedang mengendarai mobilnya.
14) Nama : As Syaikh nashr Jamsyid Zahi
Daerah asal : Balusytan
Usia : Dua Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau hijrah ke Pakistan setelah rumahnya diserang Angkatan Penjaga Revolusi, kemudian bermulazamah (tinggal untuk menimba ilmu) pada Syaikh Abdul Malik, sampai terjadi peristiwa pembunuhan terhadap dirinya dan diri Syaikh Abdul Malik – semoga Allah memberikan rahmat kepada keduanya –.
15) Nama : As Syaikh Abdus Sattar
Daerah asal : Balusytan
Usia : Lima Puluhan
Cara Pembuhuhan : Diracun
Tahun : 1996
Catatan : Beliau termasuk salah seorang Imam Masjid yang berpengaruh di kota Khosa di Balusytan. Ditangkap dari rumahnya dan meninggal di penjara setelah disuntikkan racun ke dalam tubuhnya.
16) Nama : As Syaikh Faruk Farsyad
Daerah asal : Kurdistan
Usia : Tiga Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau mempunyai peranan yang sangat besar dalam dakwah dan memiliki tempat kajian keagamaan di wilayahnya. Beliau ditahan dan disiksa ketika sedang membangunkan murid-murid dan saudara-saudaranya untuk makan sahur di bulan suci Ramadhan. Beliau dibunuh setelah mendapatkan penyiksaan. Beliau termasuk murid Syaikh Ahmad Muftizadah yang paling menonjol.
17) Nama : Maulawi Qalandari Zahi
Daerah asal : Balusytan
Usia : Lima Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau Imam masjid di kota Khosa di Balusytan. Dibunuh dengan tembakan maut ketika beliau dalam perjalanan pulang dari masjid.
18) Nama : As Syaikh Robi’i
Daerah asal : Kurdistan
Usia : Enam Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dihukum Mati
Tahun : 1996
Catatan : Beliau adalah Imam Masjid Jami’ di kota Karamsyah, pusat wilayah Kurdistan. Di setiap akhir ceramahnya beliau selalu mengkritik polecy pemerintah yang anti Sunnah dan mengkritik acara serial televisi yang mengangkat sosok Imam Ali, yang menghina aqidah Sunnah dengan penghinaan yang keji dan mencela para shahabat dengan celaan dan hinaan yang membuat berdiri bulu roma. Kemudian beliau dijebloskan ke dalam penjara dan dijatuhi hukuman mati beberapa hari setelah penahanannya.
19) Nama : As Syaikh Abdul Aziz Khadimi
Daerah asal : Balusytan
Usia : Tiga Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau seorang lulusan Universitas Islam di Madinah Al Munawawarah, beliau juga bekerja sebagai guru di kota Zahidan, pusat Balusytan. Beliau mengkritik serial TV tentang Imam Ali di hadapan salah seorang dosen Syi’ah di Universitas tersebut, dimana serial tersebut telah menyiarkan celaan yang pedas terhadap para shahabat. Dan kritikan tersebut mengakibatkan beliau diciduk dari rumahnya pada malam hari dan raib dalam beberapa hari. Jenazahnya yang mulia ditemukan di lempar di jalanan.
20) Nama : Musthofa Nashiri
Daerah asal : Balusytan
Usia : Enam Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau Imam masjid di Balusytan. Suatu ketika beliau diminta datang ke Teheran, lalu di sana diberi suntikan beracun, akhirnya meninggal dunia beberapa hari setelah penyuntikkan tersebut.
21) Nama : Ibrahim Madani
Daerah asal : Balusytan
Usia : Dua Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau alumnus Universitas Islam di Madinah al Munawwarah tahun 1995. Beliau juga memiliki kegiatan dakwah di antara para pemuda muslim, dan dibunuh ketika sedang mengendarai sepeda motornya di sebuah pasar.
22) Nama : Abdullah Syirbazi
Daerah asal : Balusytan
Usia : Dua Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau alumnus Universitas Islam di Madinah Al Munawwarah. Beliau dibunuh karena mengadakan kegiatan dakwah di daerahnya sendiri.
23) Nama : Maulawi Dada Karim
Daerah asal : Balusytan
Usia : Empat Puluhan
Cara Pembuhuhan : Dibunuh
Tahun : 1996
Catatan : Beliau adalah orang yang berani mengkritik pemerintah yang selalu melakukan kezhaliman-kezhaliman dan melanggar hak-hak Ahlu Sunnah. Karena kritikannya itu, beberapa kali beliau dipenjarakan, lalu dibunuh ketika sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya dengan ranjau yang telah dipersiapkan oleh pemerintah.
Berikut daftar nama para Ulama dan Da’i yang ditahan pada masa kekuasaan Ayatullah Khomaeni, di antaranya :
Berikut daftar nama para Ulama dan Da’i yang ditahan pada masa kekuasaan Ayatullah, di antaranya:
No.
|
Nama
|
Wilayah
|
1.
|
Maulawi Muhyidin
|
Balusytan
|
2.
|
As Syaikh Dusat Muhammad
|
Balusytan
|
3.
|
Maulawi Ibrahim Damini
|
Balusytan
|
4.
|
Maulawi Abdul Mazid Marodhizi
|
Balusytan
|
5.
|
Maulawi Ahmad Naru’i
|
Balusytan
|
6.
|
Wahid Bakhsa Lasakarzahi
|
Balusytan
|
7.
|
Iqbal Iwabi
|
Balusytan
|
8.
|
Yusuf Kardahani
|
Balusytan
|
9.
|
Anwar Dahwari
|
Balusytan
|
10.
|
Faishol Sabahiyan
|
Balusytan
|
11.
|
Habibullah Husain Bar
|
Balusytan
|
12.
|
Abdul Aziz Qondabi
|
Balusytan
|
13.
|
Hafidz Arob
|
Balusytan
|
14.
|
Maulawi Ghulam Muhammad
|
Khurasan
|
15.
|
Maulawi Abdul
|
Khurasan
|
16.
|
Aziz Syaikh Jami’i
|
Khurasan
|
17.
|
Maulawi Quraisyi
|
Turkamansahra
|
18.
|
Abdullah Qahsatani
|
Harmazkan
|
Semua
nama-nama yang kami sebutkan di atas, baik yang dibunuh ataupun yang
dipenjarakan, sangat sedikit bila dibandingkan dengan korban yang
lainnya (dari orang-orang yang dipenjarakan), yang tidak dimasukkan
dalam daftar nama di atas. Karena mereka sebagai para ulama dan da’i
yang masyhur, maka pemerintah tidak dapat merahasiakan nama-nama mereka
itu. Adapun yang dipenjarakan dari aktivis pemuda Sunny, nama-nama
mereka tidak dapat diketahui kecuali oleh keluarga mereka, dan jumlahnya
sangat banyak bila dibandingkan dengan jumlah para ulama. Siapa yang
ingin mengetahui data tersebut lebih mendetail, silahkan datang ke
penjara-penjara Syi’ah di wilayah-wilayah Sunny, atau silahkan Anda baca
daftar yang ada di tempat pemakaman Ahlu Sunnah.
Post a Comment