John L. Esposito, Professor Religion and Director of Center for
International Studies at the College of the holly cross, mengatakan
bahwa hampir keseluruhan perkawinan Nabi Muhammad saw. adalah mempunyai
misi sosial dan politik (political and social motives) (Islam The
straight Path, Oxford University Press, 1988).
Dalam sejarah hidup
nabi Muhammad, nabi baru melakukan poligami setelah istri pertama beliau
yaitu Khadijah wafat. Selama Khadijah hidup nabi selalu setia
menemaninya. Kematian Khadijah merupakan pukulan berat bagi perjuangan
dakwah nabi. Setelah kematian Khadijah barulah nabi Muhammad melakukan
poligami dengan berbagai alasan dari politik sampai ekonomi yang intinya
melakukan perlindungan bagi sang istri juga kerabatnya.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa
jumlah istri yang dipoligami nabi lebih dari 4 (total sekitar 11)?.
Padahal dalam surat An-Nisa 4 :3 dikatakan maksimal 4.Untuk meluruskan persepsi ini alangkah baiknya jika kita
melihat lagi ayat An-Nisa 4 : tersebut dibawah ini:
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya (QS An-Nisa 4 :3).
Jika kita perhatikan dengan teliti ayat
diatas sebenarnya sudah jelas sekali penjelasannya. Jika anda membaca,
maka anda akan menemukan kata “Jika kamu takut tidak akan berlaku adil”.
Nah, kepada siapakah kata-kata itu ditujukan?. Kata itu ditujukan
kepada pengikut nabi Muhammad. Jadi batasan jumlah 4 istri itu berlaku
bagi pengikut nabi bukan termasuk nabi. Mengapa?. Karena nabi adalah
orang teradil sepanjang sejarah hidup manusia.. Itulah mengapa Allah
mengangkat Nabi saat usia 40 tahun. Dan itulah mengapa banyak para nabi
Allah seperti Daud, Ibrahim dll, berpoligami dan ada yang lebih dari 4.
Itu karena mereka benar-benar orang yang adil. Poligami Nabi Muhammad
memiliki pengertian sbb:
1. soal menikahi janda…banyak manusia gak
mau karena alasan ini itu, dan nabi udah mengajari ribuan tahun lalu
agar tidak ada keberatan bagi kita untuk menikahi janda
2. Nabi menikahi istri pertama (Khadijah) yang usianya hampir 2 kali usia nabi,…supaya tak ada keberatan bagi kita untuk menikahi wanita yang lebih tua.
3.Nabi menikahi Aisyah yang masih muda,…agar para gadis tak ada keberatan jika dilamar oleh duda (pemuda) yang sudah berumur!.
4.Nabi menikahi bekas budak..biar tak ada keberatan bagi kita untuk menikahi hamba sahaya
5. dll
2. Nabi menikahi istri pertama (Khadijah) yang usianya hampir 2 kali usia nabi,…supaya tak ada keberatan bagi kita untuk menikahi wanita yang lebih tua.
3.Nabi menikahi Aisyah yang masih muda,…agar para gadis tak ada keberatan jika dilamar oleh duda (pemuda) yang sudah berumur!.
4.Nabi menikahi bekas budak..biar tak ada keberatan bagi kita untuk menikahi hamba sahaya
5. dll
Semuanya adalah istri-istri nabi yang dinikahi
dalam nuansa poligami. Dan perlu dipraktekkan oleh nabi sebagai teladan
dan biar tidak dibilang teori saja. Jadi jika nabi berpoligami untuk
alasan seks, 11 aja tidak cukup,…ada ribuan wanita bahkan ratusan ribu
yang mengantri disana jika nabi mau.
KESIMPULAN :
Jaman sekarang memang ada pergeseran
paradigma poligami agaknya, yaitu jika nabi berpoligami dengan beberapa
wanita dengan status yang beda agar tak ada keberatan bagi pengikutnya
untuk menikahi mereka (mencontohi), maka pengikutnya memandang poligami
untuk untuk membantu menghidupi beberapa wanita yang kurang beruntung
(kalo mampu dan dengan cara menikah tidak apa2) dan ini lah poligami
yang dianjurkan buat pengikutnya, dan celakanya lagi ada yang
berpoligami karena banyak uang dan tergiur sama kecantikan wanita, meski
selama dilakukan dengan pernikahan tidak dilarang. cuma poligami itu
berat, buktinya istri2 nabi tetep cemburu sebagai manusia. Tentu nabi
sadar beratnya poligami, dan tentu nabi melakukan itu dengan praktek
karena nabi adalah teladan.
Kalau nabi mengatakan kepada pengikutnya
untuk menikahi janda tua atau bekas hamba sahaya tetapi tanpa praktek
dari nabi sendiri, bisa saja para pengikutnya mengecap nabi cuma banyak
bicara.
Nabi-nabi di Perjanjian Lama (Alkitab Injil) juga melakukan poligami dengan alasan yang mungkin berbeda-beda. Antara lain :
Nabi Yakub berpoligami dengan empat istri yaitu Lea, Rahel,
Bilha, dan Zilpa (Kejadian 29:31-32, 30:34, 30:39).
Nabi Ibrahim menikahi dua istri yakni Sara (Kejadian
11:29-31) dan Hagar (Kejadian 16), serta memiliki seorang gundik
(Kejadian Kentura, Kejadian 12:1). Nabi Musa juga memiliki dua istri,
salah satunya bernama Zipora (Keluaran 18:2 dan Bilangan 12:1). Bahkan,
Simson menikah beberapa kali (Hakim-hakim 14:10, 16:1-4).
Nabi Sulaiman alias Salomo menikah dengan 700 istri dan 300
gundik (I Raja-raja 11:1-3), yang diikuti anak kandungnya, Rehabeam
dengan memoligami 18 istri dan 60 gundik (2 Tawarikh 11:21).
Nabi Daud menikahi banyak perempuan (I Samuel 25:43-44, 27:3,
30:5, II Samuel 3:1-5). Di antaranya adalah Ahinoam, Abigail, Maacha,
Hadjit, Edjla, Michal dan Batsyeba (II Samuel 16:22).
Pada dasarnya poligami yang dilakukan para nabi, terutama nabi Muhammad
adalah 1000 contoh buat 1 atau 4 contoh. Ada banyak alasan yang harus
dipraktekkan nabi dalam poligami. Dan
pengikutnya boleh melakukan jika ada alasan-alasan yang dipraktekkan
nabi. Jadi jika pengikutnya cuma menemukan 1 alasan, maka mana bisa
mengambil 4 alasan yang mana 3 lainnya cuma diada-adakan
. Maksudnya jika pengikutnya cuma menemukan 1 alasan untuk menikah
dengan 1 wanita, maka mana bisa menambah 3 wanita tanpa alasan yang
dicontohkan nabi. Ya misalnya mentang-mentang kaya lalu poligami.
Pada dasarnya lelaki dan wanita memang berkecenderungan untuk menikah.
Nah terkadang banyak dari kita tidak menemukan alasan yang sebenarnya
mengapa kita harus menikah. Terkadang alasannya , misalnya :
- takut terjerumus perzinaan
- mencari harta warisan
- alasan cinta
- alasan kesepian
- alasan mencari gadis cantik
- dan alasan tidak berkualitas lainnya
- mencari harta warisan
- alasan cinta
- alasan kesepian
- alasan mencari gadis cantik
- dan alasan tidak berkualitas lainnya
Nah umumnya manusia sekarang akan memilih 1 alasan dulu yang
menguntungkan, lalu kalau bisa akan memilih alasan lainnya yang juga
menguntungkan untuk menambah 1 lagi istri tanpa mempedulikan letak nilai
ibadahnya. Kalau menikah untuk tujuan ibadah maka alasannya harus
membuat diri kita menikah untuk lebih dekat kepada Allah. Nah bagaimana
cara kita membuat pernikahan sebagai sarana ibadah?.
Tidak sekedar sarana penyalur nafsu dan alasan tak berkualitas lainnya?.
Ini yang harus kita lakukan.
-
Bagi para nabi boleh menikahi wanita lebih dari 4
-
Bagi pengikut nabi yang bisa berlaku adil boleh menikahi wanita maksimal 4
-
Bagi pengikut nabi yang takut tidak bisa berlaku adil maka cukup menikahi 1 wanita saja.Setuju???kalau nggak setuju bearti anda pengikut kaum dajjal.
Tidak ada komentar
Posting Komentar