Satanisme Penyembah Azazil, Syaitan, Iblis dan Menjadikannya Sebagai Tuhan

Setanisme, satanic, saetanism secara singkat dapat diartikan sebagai penyembahan Azazil, Syaitan, Iblis  dan menjadikannya sebagai tuhan. Selain menolak Allah, dan semua agama dan nilai keagamaan, gerakan jahat ini memiliki ajaran melaksanakan hal-hal yang oleh agama dianggap berdosa. Setanisme juga menerima setan, lambang kejahatan, sebagai pemimpin dan pembimbing.

Satanisme dalam bingkai sejarah telah menorehkan banyak fenomena– fenomena yang kemudian entah itu sedikit atau banyaknya, telah mempengaruhi dinamika kehidupan manusia hampir di seluruh belahan dunia. Memahami bahwa pengaruh tersebut dapat membawa dampak yang tidak kecil, maka urgensi untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman akan satanisme menjadi hal yang dipandang cukup perlu demi menumbuhkan kekuatan untuk menampik segala ekses negative dan sekaligus mencari solusi terbaik dalam mengatasi fenomena–fenomena  tersebut.

Satanisme jika kita pahami secara bahasa terdiri dari kata “satan” dan suffix “isme”. Kata “satan” sendiri memiliki dua asal  – usul, yang pertama adalah dari bahasa arab (Ų“ŁŠŲ·Ų§Ł† syaithon) yang memiliki arti “menentang”, “menyalahi”, atau “ingkar”, sedangkan yang kedua adalah dari bahasa ibrani  (הַשָּׂטָן ha-Satan) yang kurang lebih memiliki arti yang sama. Sedangkan suffix “isme” yang berasal dari bahasa yunani kuno -Ī¹ĻƒĪ¼ĻŒĻ‚ (ismos). memiliki beberapa fungsi, diataranya:

- Membentuk kata benda pada aksi atau proses atau hasil dari penyatuan dengan kata kerja tertentu.
- Membentuk nama sebuah system, aliran pemikiran, atau teori yang dinisbatkan pada subjek, objek, atau pada nama penemu/pendirinya.
- Menunjukkan sebuah aksi, tingkah laku, atau kondisi sebuah golongan.
- Menjelaskan pengelompokan, menjelaskan sebuah bentuk ajaran atau doktrin secara umum.
- Menunjukkan karakteristik sebuah bahasa.
- Menunjukkan ideology yang percaya akan superioritas sebuah golongan yang tercermin dari akar kata yang dipakai.
- Menunjukkan nama penyakit yang disebabkan oleh organisme tertentu.
- Mengindikasikan sebuah kepercayaan atau prinsip–prinsip tertentu.

Penjelasan secara bahasa saja tentu tidaklah mencukupi bagi kita untuk membuat sebuah konklusi baku tentang “apa itu satanisme”. Maka perlu kiranya bagi kita untuk melihat “satan” dari satanisme bukan hanya sebagai sebuah kata belaka, tapi juga sebagai entitas yang nyata.

“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 168).

Sejarah, Asal Muasal  Satanisme
Logo lama Procter & Gamble (1837-1985)
salah satu kasus setanisme
Sebagai sesosok entitas dan wujud, “satan” tentunya memiliki asal–usul yang menjelaskan tentang awal eksistensinya. Agama Kristen menjadikan Bible sebagai rujukan utama yang mengungkap asal–usul dari “satan” ini, baik dari Bible Old Testament ataupun Bible New Testament. Sedangkan Ummat Islam tentunya akan merujuk kepada Al Qur’an dalam mencari sumber informasi terpercaya tentang asal–muasal dari sosok “satan” yang juga dikenal dengan nama Azazil / Lucifer / Iblis.

Satan dikenal dalam ajaran Kristen sebagai sesosok makhluk yang pada mulanya berstatus sebagai malakim (bahasa Ibrani yang artinya “anggota majelis surga yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa yunani menjadi malak dan kemudian menjadi angelos yang menjadi akar kata untuk “angel”) yang memiliki posisi sangat dekat dengan Tuhan. Hingga akhirnya pada suatu ketika makhluk kepercayaan tuhan ini mendadak “jatuh” dari status asalnya menjadi figure antagonis yang jahat dan berbahaya.

Prof. Elaine Pagels dalam sebuah makalah berjudul “The Origin of Satan in Christian Tradition” memberikan kita setidaknya tiga versi sebab “kejatuhan” Satan.

“How, then, could one of God’s angels go wrong? Jewish story teller offered various theories. One group of stories takes its clue from Isaiah 14, suggesting that one of the angels high in hierarchy rebelled against the commander in chief and so was thrown out of heaven, demoted and disgraced (cf. John Milton’s Paradise Lost). A second group of stories was sparked by the story in Genesis 6, which tells how some of the “sons of God” fell in love with human women and violated divine order by mating with them. A third group of stories blames, in effect, sibling rivalry: the ancient Jewish Life of Adam and Eve, for example, says that after God created Adam, he called the angel together to admire his work and ordered them to bow down to their younger human sibling. Michael obeyed, but Satan refused, saying, “Why do you press me? I will not worship one who is younger than I am, and inferior; I am older than he; he ought to worship me!””.

Sedangkan ajaran Islam yang berpedoman Al Qur’an tentunya memiliki penjelasan yang berbeda tentang muasal dari Iblis (berasal dari golongan jin, dan bukan dari golongan malaikat sebagaimana disebutkan dalam Bible) yang karena penolakannya terhadap perintah Allah untuk bersujud memberikan penghormatan kepada Nabi Adam AS serta keangkuhannya, dikutuk dan dikeluarkan dari surga dan kemudian menjadi pemimpin besar dari seluruh golongan syaitan.

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Doa adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zalim.” (Surah Al Kahfi : 50)

“Dia (Allah) berfirman, “Wahai Iblis! Apa sebab kamu (tidak ikut) sujud bersama mereka?”. Ia (Iblis) berkata, “Aku sekali – kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. Dia (Allah) berfirman, “(Kalau begitu) keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk.” (Surah Al Hijr : 32 -34)

Setelah keterusirannya dari surga, maka sosok “satan” membuat sebuah misi utama yang dijadikan sebagai purpose of existence, yang tiada lain adalah untuk mempromosikan kejahatan dan menyesatkan manusia seluruhnya. Sebagaimana yang termaktub dalam Al Qur’an:

“Ia (iblis) berkata “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya” (Surah Al Hijr : 39)

Sedangkan dalam Bible New Testament disebutkan:

“ The coming (of the lawless one, the antichrist) is through the activity and working of Satan and will be attended by great power and with all shorts of (pretended) miracles and sign and delusive marvels—(all of them) lying wonders–. And by unlimited seduction to evil and with all wicked deception for those who are perishing (going to perdition) because they did not welcome the Truth but refused to love it that they might be saved”. (2 Thessalonians 2 : 9-10)


Okultisme dan Sihir Salah Satu Pengikut Ajaran Setanisme
Kaum Setanis, yakni para pengikut ajaran setanisme, sudah ada dan melaksanakan kegiatan mereka di setiap tahap sejarah dan dalam setiap peradaban, dari Mesir kuno sampai Yunani kuno, serta sejak Abad Pertengahan sampai hari ini.

Di antara abad ke-14 dan ke-16, para tukang sihir dan orang yang menolak agama sama-sama memuja setan. Setelah tahun 1880-an, di Prancis, Inggris, Jerman, dan sekaligus di berbagai negara lain di Eropa dan Amerika, Setanisme diatur dalam perkumpulan dan tersebar di kalangan orang yang mencari keyakinan dan agama lain.

Penyembahan setan terus berlanjut sejak abad ke-19, mula-mula sebagai Setanisme tradisional, lalu dalam aliran sesat yang lebih kecil yang merupakan pecahannya. Upacara kejam yang dilakukan oleh tukang sihir dan orang-orang tak bertuhan, pengorbanan anak dan orang dewasa kepada setan, perayaan Misa Hitam dan upacara Setanisme tradisional lainnya telah diwariskan diam-diam secara turun temurun.


Ilustrasi Ritual Pemuja Setan


Lambang Setanisme tradisional yang terpenting adalah dewa Romawi kuno Baphomet. Pada waktu itu, Baphomet menjadi lambang bagi orang yang memuja setan. Para ahli sejarah yang menelusuri asal-usul sosok berkepala kambing ini telah menemukan beberapa petunjuk penting tentang kegiatan Setanis.
Baphomet

Lambang Setanis terpenting kedua adalah pentagram, yaitu bintang bersegi lima di dalam lingkaran. Yang menarik, ada dua perkumpulan rahasia lainnya di samping para Setanis yang menggunakan Baphomet dan pentagram sebagai lambang. Yang pertama adalah perkumpulan Kesatria Biara Yerusalem (Knight Templars), yaitu perkumpulan yang dituduh oleh Gereja Katolik sebagai penyembah setan, dan dibubarkan pada tahun 1311. Perkumpulan lainnya adalah perkumpulan Mason yang telah bertahun-tahun lamanya menimbulkan rasa penasaran karena kerahasiaan dan upacaranya yang aneh.

Banyak ahli sejarah, yang telah menyelidiki masalah itu, percaya bahwa terdapat hubungan antara Kesatria Biara Yerusalem dengan perkumpulan Mason. Menurut mereka, kedua kelompok itu saling melanjutkan satu sama lain. Sesudah Kesatria Biara Yerusalem dilarang oleh Gereja, perkumpulan itu melanjutkan keberadaannya secara rahasia dan akhirnya berubah menjadi paham Mason. Yang pasti tentang Freemasonry adalah, perkumpulan ini bersifat amat rahasia, punya susunan organisasi, dengan anggota di seluruh pelosok dunia.

Uraian yang diberikan para ahli seperti Leo Taxil, yang pernah menjadi seorang Mason, namun telah keluar dari perkumpulan itu, mengatakan bahwa para Mason amat menghormati Baphomet dan melangsungkan upacara yang menyerupai tata-cara penyembahan setan. Kenyataan lain yang menimbulkan kecurigaan adalah bahwa banyak pengikut Setanisme yang kemudian menjadi anggota organisasi Masonis atau Free Mason.

Kini, para setanis telah meninggalkan upacara dan markasnya yang rahasia itu, untuk keluar ke jalan-jalan. Para Setanis dengan giat menyebarkan ajarannya di setiap negara. Baik melalui buku-buku, terbitan berkala, dan Internet sebagai usaha untuk mereka merekrut anggota baru.

Tak peduli di negara mana pun mereka berada, para Setanis menampilkan citra yang sama. Cara berpakaian berwarna hitam, asesoris, tata cara penyembahan, kesamaan surat yang mereka tinggalkan sebelum melakukan bunuh diri dan ciri lainnya menunjukkan bahwa Setanisme bukanlah gerakan biasa yang isinya penganggur, melainkan sebuah organisasi yang sengaja bersandar pada landasan pemikiran.

Konsepsi Awal Satanisme

Dari penjelasan singkat tentang apa, siapa dan bagaimana “satan” itu, setidaknya kini kita sudah mampu untuk membentuk sebuah konsepsi awal tentang bagaimana seharusnya kita memaknai satanisme. Karena jika ditilik secara bahasa asal mula konsepnya, satanisme dapat diartikan sebagai sebuah bentuk pemahaman dan kesadaran yang menjadikan satan baik itu secara sifat dan perilaku sebagai sebuah gerak bentuk kehidupan baik itu dilakukan secara berkelanjutan ataupun tidak berkelanjutan. Sederhananya, segala bentuk perilaku, sifat, perbuatan dan pemikiran yang berkolerasi dengan segala sifat, perilaku, perbuatan dan pemikiran satan adalah sebuah bentuk dari satanisme, bersetuju dengan satan dalam bidang apapun pada hakikatnya adalah satanisme.

Walau terkesan sangat melebar, sejatinya itu adalah konsepsi sesungguhnya tentang satanisme yang selama ini disekat dan dibatasi oleh terminology rancu seperti: “proses pengabdian dan penyembahan terhadap satan” atau “sebuah paham/agama yang terdiri dari berbagai macam keyakinan ideology, filosofis dan fenomena social. Salah satu karakteristiknya adalah pemujaan terhadap sesosok karakter bernama satan (baik secara simbolis maupun secara phisikis) atau tokoh – tokoh yang kiranya memiliki semangat pemberontakan dan semangat kebebasan yang sama”.

Dengan definisi satanisme diatas, tentunya kita dapat memahami bahwa gerakan yang berawal langsung dari satan ini sendiri telah ada seumuran dengan awal keberadaan manusia. Disetiap masa dan zaman, satanisme selalu ada sebagai gerakan penyesatan yang memang sudah dicanangkan oleh Iblis la’natullah alaih sejak awal keterusirannya dari surga, tapi tentunya gerakan penyesatan secara masal ini tidak lantas berjalan tanpa ada yang mencegahnya, karena Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasulnya agar menyeru ummat manusia agar selalu ingat akan fithrahnya sebagai hamba Allah dan selalu waspada terhadap tipu daya Iblis dan bala tentaranya yang terkutuk. Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an :

“Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)” (Al An’am: 112)

Teknik dan cara yang digunakan untuk menjerat manusia yang digunakan oleh beraneka macam bentuk dan rupanya, bisa berbentuk ilmu sihir (klenik), menuruti hawa nafsu dan kecintaan berlebihan terhadap dunia (materialisme), penolakan serta pengingkaran terhadap tuhan (atheism) dan segala rupa tipu daya lainnya yang sebenarnya hanya tipuan – tipuan lemah yang tak berdasar. Akan tetapi tipuan  – tipuan ini menjadi begitu berpengaruh ketika manusia lalai menggunakan akalnya secara sempurna dan lebih memilih untuk menuruti hawa nafsunya yang jauh dari akal sehat dan cahaya ilmu, sebagaimana yang Allah firmankan:

“Orang – orang yang beriman, mereka berperang dijalan Allah, dan orang – orang yang kafir berperang di jalan thaghut, maka perangilah kawan  – kawan setan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (Surah An Nisaa : 75)

“Dan sungguh, Iblis telah dapat meyakinkan terhadap mereka kebenaran sangkaannya, lalu mereka mengikuti, kecuali sebagaian dari orang–orang mukmin. Dan tidak ada kekuasaan (Iblis) terhadap mereka, melainkan hanya agar kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya akhirat dan siapa yang masih ragu–ragu terhadap (akhirat) itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu”. (Surah Saba : 20 -21)

Sudah banyak pelajaran dari kaum–kaum terdahulu yang telah dihancurkan dengan ‘azab Allah SWT karena kemaksiatan serta keingkaran mereka terhadap panggilan kebenaran, mulai dari kaum Nabi Nuh yang dibinasakan dengan banjir bandang, kaum Aad yang dibinasakan dengan angin topan, kaum Tsamud yang dibinasakan dengan halilintar dan gempa bumi, kau Saddum yang dibinasakan dengan hujan batu dan gempa bumi dan Bani Israil yang terusir dari Palestina. Kesemuanya ini disebabkan karena kebodohan mereka sendiri yang menolak serta mengingkari ajaran serta petunjuk Allah SWT yang disampaikan lewat para Nabi dan Rasul-Nya.

Ideologi Setanisme

Setan adalah sebutan, bagi makhluk-makhluk yang berusaha merusak kehidupan manusia. Setan bisa dalam bentuk jin dan manusia. Mereka bekerja siang dan malam tanpa kenal lelah untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah, agar umat manusia menjadi pengikutnya, sehingga menjadi teman mereka untuk hidup di neraka nanti, itulah inti tujuan sebenarnya.

Pada dasarnya aliran Setanisme dibagi menjadi dua macam, yaitu Teistik dan Atheistik. Aliran teistik atau biasa disebut juga Setanisme Tradisional, adalah suatu bentuk kepercayaan yang menganggap bahwa Setan sebagai dewa, sedangkan aliran Atheistik (Ateis) adalah suatu aliran kepercayaan yang tidak mengakui adanya Tuhan ataupun Dewa untuk disembah. Bahkan kaum setanisme tidak percaya adaya setan sebagai makhluk yang nyata. Meskipun disebut sebagai penyembah setan, tapi mereka tidak mengakui adanya setan. Bagi kaum setanis, setan hanyalah lambang yang menyatakan permusuhan terhadap agama dan prinsip kekerasan hati mereka.

Salah satu Aliran Setanisme Atheistik yang terkenal adalah Gereja Setan (the Church of Satan) yang didirikan oleh Anton Szandor LaVey (Anton LaVey), karena namanya aliran ini disebut dengan aliran LaVeyan.

Namun ciri utama dari para pengikut setanisme adalah, mereka Ateis (tidak mengakui adanya Tuhan), sekaligus materialis (hanya mengakui keberadaan benda belaka), mereka mengingkari adanya Tuhan dan semua makhluk ghaib.

Dalam sebuah tulisan yang berjudul “Pengantar Setan” yang diterbitkan gereja setan, para setanis sebenarnya adalah ateis.

Setanisme adalah agama yang tidak mengenal tuhan. Tidak ada yang perlu ditakuti selain akibat tindakan mereka sendiri. Kaum setanisme tidak percaya adanya Allah, malaikat, surga, atau neraka, iblis, setan, ruh jahat, ruh baik, peri atau makhluk ghaib lainnya. Setanisme bersifat ateis dan Otodeis : “Kami menyembah diri kami sendiri. ...Setanisme adalah materialis ... setanisme adalah lawan agama”. (Vexen Crabtree “A Description of Satanism”)

Jadi pada intinya, ini adalah pemikiran dan keyakinan dari filsafat kebendaan. Dalam buku Satanism : The Feared Religion (agama yang ditakuti), yang diterbitkan oleh gereja setan, pengertian setan bagi para penganut setanisme adalah “Setan adalah lambang manusia yang hidup seperti dituntun keangkuhan dan sifat jasmaniyahnya”. (peter H Gilmore, Satanism : The Feared Religion, marrimac book, 1992)

Adapun ungkapan sifat jasmaniah manusia sebenarnya menggabarkan inti setanisme. Para setanis percaya bahwa pada dasarnya manusia dalah binatang liar. Perinsip keyakinan ini amat ditekankan pada berbagai naskah setanis. Misal gereja setan sering menggunakan istilah “hewan jasmaniah” untuk menggambarkan manusia.

Sudut pandang ini terletak pada dasar kecenderungan periliaku ganas setanisme. Contohnya, para setanis menganggap serangan, pertumpahan darah, pemerkosaan adalah benar. Karena bagi mereka inilah perilaku alamiah binatang liar.

Bagi para setanis, seorang manusia adalah binatang buas yang hidup menurut nafsunya. Yang merupakan hal yang harus dia lakukan.

Dokumen yang berjudul “A Description of setanism”(Sebuah gambaran tentang setanisme), terbitan gereja setan, berkata tentang hal ini : “Semua manusia dan binatang berasal dari sumber yang sama dalam ilmu biologi murni. Setanisme adalah keyakinan bahwa manusia tidak lebih dari binatang tingkat yang lebih tinggi : kita tidak punya tempat khusus dalam penciptaan, selain telah beruntung karena telah berevolusi dan bertahan.” (Vexen Crabtree “A Description of Satanism)

Menurut Roald E Kristiansen yang menulis tesisnya tentang setanisme, menyatakan bahwa “Setanisme dapat dianggap sebagai sebuah agama Darwinistis sosial yang berupaya membela hak-hak golongan terkuat untuk menguasai yang lemah, karena itulah cara manusia untuk maju sebagai sejenis makhluk biologis, sehingga tetap memelihara perannya sebagai ujung tombak evolusi sosial dan alami” (Roald E Kristiansen, A study of Satanism on the internet in the 1990’s)


Dari Renaissance, Era Modern ke Postmodern 

SATANIC BIBLE
Ketika supremasi Gereja sebagai institusi keagamaan dan politik mulai melonggarkan cengkramannya (atau lebih tepatnya dipaksa untuk melonggarkan cengkraman) atas peradaban barat, di Eropa khususnya. Terjadilah ledakan euphoria berbentuk gerakan cultural bernama Renaissance. Segala bentuk ide – ide yang ditentang dan dianggap sesat oleh Gereja kini mulai berani secara terbuka untuk didiskusikan dan dibahas, termasuk yang menjadi isu paling hangat adalah tentang occultisme dan dunia perklenikan.

Efek nyatanya dapat dilihat dari tumbuh suburnya berbagai macam sekte–sekte serta aliran–aliran occultisme, ilmu–lmu sihir pelan–pelan dipraktikan walau masih secara sembunyi–sembunyi karena masih cukup kuatnya norma masyarakat sekitar yang menganggap tabu upacara–upacara yang penuh dengan ritual sihir, hingga akhirnya di penghujung abad ke 17 hal yang demikian tidaklah lagi menjadi tabu. Bahkan justru banyak dari keturunan dan kaum borjuis ikut andil dalam acara–acara klenik macam ini. Bahasa kerennya sedang “ngetrend”. Disini humanism mulai menyebar secara massif sekaligus destruktif.

Dan ketika mesin uap ditemukan dan Eropa mulai masuk ke era Industri, semangat occultisme yang sarat dengan konsep–konsep satanisme ini tidaklah kemudian menyurut tapi kemudian justru seolah–olah didukung oleh perkembangan sains yang melahirkan atheism, kepercayaan manusia kepada tuhan mulai luntur saat didepan matanya terpampang melimpahnya sumber daya serta kekayaan baru yang sebenarnya membutakan. Pengetahuan yang kemudian disalah gunakan tidaklah akan mendatangkan kebaikan, melainkan makin menjauhkan manusia dari Penciptanya.

Menjelang akhir abad ke 18, muncullah seorang tokoh occultis yang penuh dengan ide–ide satanis bernama Aleister Crowley. Lahir pada 12 Oktober 1875 di Warwickshire, Inggris dan wafat pada 1 Desember 1947 di East Sussex, Inggris, Crowley menjadi tokoh kenamaan bukan karena jasa– jasanya, melainkan justru karena ide–ide jahat yang ia tularkan lewat karya–karya tulisnya ataupun dari kelompok–kelompok yang ia dirikan.

“Do what thou wilt shall be the whole of the law” yang jika diterjemahkan adalah “Lakukan apa yang ingin kau lakukan adalah keseluruhan dari ketentuan (hukum) ”adalah salah satu kalimat yang berasal dari Aleister Crowley, kalimat ini mempromosikan individualitas dan egoism destruktif yang kemudian justru banyak diadopsi dan ditularkan lewat music dan lagu–lagu.

Walau mendirikan beberapa organisasi dan menulis beberapa buku tentang occultisme, Aleister Crowley tidak lantas mendirikan agama khusus satanisme yang kemudian didirikan oleh seseorang bernama Anton Szandor LaVey.

Satanisme setelah sekaian lama dilembagakan secara resmi oleh seorang pria bernama Anton Szandor LaVey yang lahir pada 11 April 1930 di Chicago, Illionis, Amerika Serikat dan wafat pada 29 Oktober 1997 yang awalnya berprofesi sebagai penulis dan pemusik.

Pada malam Walpurgisnatch (malam perayaan menyambut datangnya musim semi), Anton LaVey mencukur habis rambut kepalanya dengan dalih sebagai tradisi lama “executioner” dan kemudian mendeklarasikan berdirinya Gereja Setan dan mengklaim bahwa tahun 1966 sebagai “tahun pertama” bagi satan. Yang kemudian pada 1969 LaVey menerbitkan buku “The Satanic Bible”.

Dalam ajarannya, LaVey berpendapat bahwa “makhluk spiritual” apapu itu namanya, tidaklah ada. Bahkan satan sekalipun tidak diakui secara wujud oleh LaVey, ia berdalih bahwa Church of Satan yang ia dirikan bukanlah sebuah lembaga yang melakukan penyembahan terhadap satan, LaVey mengambil satan hanya sebagai figure inspirasi bagi gerakan satanis nya. Maka kemudian aliran satanisme yang didirikan oleh Anton LaVey ini biasa disebut dengan LaVeyan satanis. Dalam buku The Satanic Bilbe LaVey menulis:

“ Satanism is not a white light religion; it is a religion of the flesh, the mundane, the carnal – all of which are ruled by Satan, the personification of the Left Hand Path” (The Satanic Bible : The Book Of Lucifer)

Anton laVey dan Gereja Setannya merupakan hasil dari proses berkesinambungan dari kebingungan masyarakat barat dalam mencari pegangan hidup. Konsep – konsep postmodernisme yang anti kemapanan diserap oleh Anton LaVey  dari buah pemikiran Friedrich Nietzche yang terkenal dengan premis “Kematian Tuhan” dapat dilihat dari bagaimana LaVey menjadikan manusia sebagai makhluk yang seharusnya menjadi sentral dari segala sesuatu. “Manusia adalah sentra alam semesta, maka manusia selayaknya menjadikan dirinya sendiri sebagai pusat penyembahan”, sebuah kalimat yang secara gamblang menerjemahkan konsep Ubermensch dari Nietzchie.

Walaupun secara kuantitas, para penganut satanisme LaVeyan tidak mencapai puluhan juta orang, tentunya kita sadar bahwa ide–ide beracun seperti humanism, atheism, hedonism, materialism dan yang menjadi komponen penyusun satanimse telah menyebar secara massif dan efektif  ke seluruh permukaan bumi.

Miliaran manusia kini dibutakan oleh hawa nafsu justru lewat berita, tayangan, dan tampilan yang membawa jargon sains dan teknologi. Pengetahuan kini justru banyak mengumbar kebohongan, para pembawa berita justru menebar dusta yang tersamarkan. Akal dan sanubari kita betul – betul ditantang untuk mencerna segala sesuatunya dengan kejelian dan keteliatian yang tinggi.

Maka sudah mutlak hukumnya bagi setiap muslim untuk benar–benar mengasah dan mempertajam kemampuan akal dan fikiran serta secara terus menerus diringi dengan tazkiayatunnafsh yang berkesinambungan. Sebab kini informasi–informasi justru seringkali tidak membuat kita waspada, tapi malah membuat kita lalai dan lengah.

“Dan berpegangteguhlah kamu semua pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat–ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk” (Surah Ali ‘Imran : 103)


Pelopor Satanisme Modern

Aleister Crowley, adalah pelopor satanisme modern, yang memiliki julukan “The Beast”. Aleister lahir di Worwickshire. Semenjak kecil dia meninggalkan sekolah danmenjadi anggota “Secret Order of The Golden Dawn”.

Crowley telah mulai mencoba untuk menghubungi setan semenjak tahun 1898, saat ia menjadi anggota Order of the golden dawn. Kemudia pada tahun 1900, Crowley bergaul dengan masyarakat elit Inggris, sambil menyebarkan pengetahuannya tentang pemujaan setan, kepada para pemimpin politik Mason, Bangsawan dan Keluarga kerajaan.


Crowley adalah Okultis sejati, yang tidak memiliki pekerjaan lain. Ia sangat tertarik pada ideologi setanisme dan Freemasonry. Dalam bukunya yang berjudul “Pengakuan”, ia mengaku menjadi anggota freemason di Loji Anglo Saxon, di Paris. Dia juga menambahkan tentang bagaimana dia menjadi master di Loji tertua itu, dan paling dihormati di London.

Loji Studholme (1591), yang dikabarkan Tony Blair (mantan perdana mentri Inggris) juga sebagai salah satu anggotanya saat ini. Crowley bersama dengan Albert Pike, memiliki gairah yang besar terhadap Idelogi setansime. Dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Sihir”, Crowley menulis : “Sang Iblis adalah ular ini, Setan, dia hidup da dicintai, dia adalah cahaya dan gambaran zodiaknya adalah Capricornus, kambing melompat, kepala kambing”.

Setelah mengalami konflik dengan ketua The Golden Dawn, dia keluar dan mulai melakukan perjalanan keliling dunia bersama istrinya Rose. Hingga ia tiba di Mesir, Kairo pada tahun 1904. Mereka sering melakukan ritual bersama, bahkan sampai ke Piramida. Pada suatu saat ketika Rose dalam kondis kesurupan, dia menyampaikan pesan kepada Crowley :

"dia menunggu mu ..dia .. dewa perang .. anak osiris .. Horus !!! .."

Pada masa itu, sebelum isu tentag alien (makhluk luar angkasa) dan UFO, serta mengenai bentuk dan rupa alien, Crowley telah menggambar sketsa makhluk yang telah menghubunginya. Namanya “Lam” utusan Horus.

Dimana Lam memberi instruksi kepada Crowley untuk duduk di hadapan meja selama tiga hari berturut-turut. Ketika crowley melakukannya, tubuhnya diambil alih dan tangannya mulai menulis secara otomatis, pesan-pesan dari setan. Kemudian tulisan tersebut menjadi sebuah buku yang berjudul “The Book Of The Law” (Buku Hukum) tahun 1904. "“era baru horus akan segera dimulai, tapi sebelumnya bumi harus bermandikan darah” “biarkan pelayanku hanya sedikit dan tersembunyi, mereka akan berkuasa atas orang banyak dan yang terlihan” (Lam, utusan horus). Buku ini meletakan undang-undang tingkah laku yang sederhana, yaitu : “Lakukan apa kehendak mu” akan menjadi keseluruhan hukum. “Cinta adalah hukum.. Cinta dengan kehendak..” tidak ada hukum yang melebihi “Lakukan apa kehendak mu !”. “Satan, Cry aloud!, Thou exalted most high!, oh my father satan! The eye!” “Setan menangis keras ! .. engkau mulia! .. yang paling tinggi .. oh ayahku setan !, mata satu !”" (Alesiter Crowley : Magnum Opus – buku 4).

Di dalam agama Thelema yang diajarkan Crowley, dia menyembah dewa bernama “heru-ra-ha“ yang berarti “Horus di Horizon”. Kemudian Crowley mendirikan Loji heru-ra-ha atau dikenal juga sebagai O.T.O - Ordo Templi Orientis.

O.T.O adalah perkumpulan pemuja setan hard core. Crowley melengkapinya dengan ritual inisiasinya dalam perayaan 33 degree Scottish Rite Freemasonry. Pada tahun 1912, crowley menjadi pemimpin O.T.O Inggris, yang merupakan keturunan langsung Iluminati Bavaria yang asli.

Bahkan crowley mengklaim, bahwa pembentukan O.T.O adalah untuk membangun kembali free masonry, kepada akar iluminati Jerman-nya. Crowley benar-benar menginginkan untuk bergabung dengan Iblis. Pengetahuan yang menyesatkan itu, secara langsung diberikan oleh setan kepada crowley, yang kemudian dilanjutkan dan disebarkan oleh para pengikutnya, untuk menyesatkan umat manusia. Seperti yang telah di uraikan diatas, bahwasannya ajaran crowley adalah “Lakukan apa kehendak mu !!”. Ideologi ini adalah, agar setan bisa merusak tatanan aturan agama, sehingga manusia benar-benar sesat tanpa aturan. Adapun tujuan nya adalah, untuk menguasai manusia dan menjadi pemimpin yang menyesatkan manusia.

Crowley mengajarkan, bahwa seseorang bisa menjadi jenius dalam musik, bila mereka mau memperaktekan dan mempropagandakan ajaran setanisme. Banyak pemusik dan bintang Rock menjadi terkenal, setelah memperaktekan ajaran setanisme aleister crowley.

Salah satunya adalah Ozzy Osbourne, ia menyebarkan ajaran crowley (setanisme) melalui lagu dan musik kepada kaum muda. Bahkan Osbourne membuat sebuah lagu yang berjudul “Mr.Crowley”, karena ia benar-benar mengaguminya. Pada bab selanjutnya, akan dibahas mengenai sepak terjang mereka di dunia industri musik.

Adapun rencana besar yang lain, sebagai bagian rencana setan untuk menyesatkan manusia melalui crowley adalah membawa revolusi obat bius, membukakan pintu untuk masyarakat untuk menggiringnya pada roh jahat.

Dalam “Buku Hukum”, roh setan yang terhubung melalui aleister crowley, terus menggemakan rayuan satanis dari taman Eden, selama bertahun-tahun. Dia menyatakan “aku adalah ular yang memberikan pengetahuan, kesenangan dan keagungan yang mulia, yang mengendalikan hati manusia dengan kemabukan. Untuk menyembah ku.. minumlah anggur dan obat-obat bius aneh, sesuatu seperti heroin dan alkohol mungkin dan harus digunakan untuk tujuan penyembahan, yaitu masuk ke dalam perjamuan suci bersama “ular” yang memberikan pengetahuan, kesenangan dan keagungan yang mulia. ” Robert anton wilson yang memainkan peraan penting dalam revolusi kebudayaan di tahun 60-an, mengatakan dalam bukunya “Seks & Drugs”, menyatakan bahwa : “Crowley memainkan peranan yang enentukan dalam mengembangkan filosofi ataupun mistik, pada revolusi obat bius”.


Musik dan Film Satanisme

Satanisme muncul dalam banyak hal salah satunya adalah film dan musik. Banyak film yang menceritakan dengan terbuka idiom satanisme serta kisah kuasa gelap (dark forces). Film populer seperti : Friday The 13th, The Crow, Devils Advocate, Interview With The Vampire, bahkan serial The X-Files mengandung alur cerita dimana setan, satanisme atau black magic menjadi bagian penting dari film. Konon tahun 1968, Anton Szandor La Vey pernah menjadi penasehat teknis sekaligus pemeran film Rosemarys Baby, film Omen 1976 disebut telah memopulerkan satanisme.

Dalam musik ada banyak sekali contoh musik yang berisi satanisme, contoh :

- Lagu dari Ozzy Osbourne "Anggur baik tapi Wiski lebih cepat, bunuh dirilah satu-satunya jalan keluar"

- Lagu dari David Bowie (majalah Rolling Stone) mengatakan Rock akan selalu menjadi musik setan

- Lagu dari Stairway to Heaven jika di putar terbalik akan memunculkan syair pemujaan setan.

- Lagu dari Metallica dalam The Prince melantunkan Bida.dari dari bawah, Aku ingin menjual jiwaku. Setan ambil jiwaku.

- Pink Floyd menulis lagu Lucifer Sam dengan lirik : Lucifer Sam selalu duduk di sisimu..selalu dekat denganmu.

- Thn 1992, Red Hot Chilli Peppers saat penerimaan anugreah MTV Awards berucap. Pertama-tama kami ingin berterima kasih pada Setan.

- Marilyin Manson, salah satu umat GS pada majalah Spin edisi Agustus 1996. Saya berharap dikenang sebagai sosok yang mengakhiri sejarah Kekristenan, Manson tak ragu merobek Injil dan meneriakkan penghinaan terhadap Yesus Kristus.
- Lady Gaga juga tercatat sebagai kaum satanisme ini.

Tidak ada komentar

Posting Komentar