Nabi Adam a.s Dihujat

Bismillah ir-Rahman ir-Rahim (بسم الله الرحمن الرحيم ) 

Nabi Adam a.s Dihujat Oleh Freemason 

Gambar 1. Nabi Adam a.s dihujat sewaktu di surga dengan tidak memakai busana 
oleh pelukis berpaham freemason Seniman/Pembuat: Niedersächsischer Meister
Judul :  Bemalte Flachdecke der Hildesheimer Benediktiner-Klosterkirche St. Michel mit Wurzel Jesse, Adam und EvaLokasi  : Deutsch: St. MichaelDeutsch : Hildesheim 
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:God2-Sistine_Chapel.png

Bagi yang peselancar di dunia maya sudah tentu anda sering melihat bahwa Nabi Adam a.s dan Siti Hawa (Adam and Eve), sering kali digambarkan tidak berbaju sewaktu berda disurga sebelum diturunkan ke bumi dan diikuti oleh Azazil (siapa itu azazil baca DISINI). Dan tanpa kita sadari itu seperti hal biasa. Yang bener aza masa kalau Nabi Adam a.s dan Siti Hawa nggak berbaju tetapi malaikat berbaju sewaktu di syurga.  mari kita kaji  al-Qur;an bagaimana kehidupan di syurga itu sebelum Nabi Adam a.s dan siti hawa diturunkan ke bumi, Dan bukankah  nabi Adam.a.s sebelum diturunkan ke bumi lebih mulya daripada malaikat dan Azazil. Ini sungguh bertentangan dengan hati nurani bagi saya sebagai pemeluk agama islam. Lantas dari mana gambar tersebut dilukiskan dari oleh para para freemason (yang sengaja bersandar pada landasan pemikiran) ini berawal dari Paulus dari tarsius yang nyata seorang yahudi disusupkan ke Nabi Isa a.s / Jesus.(Baca DISINI) atau mungkin juga dari penganut talmud / zionist. (Baca mengenai Talmud DISINI)

Yang jelas ada misi tertentu yaitu faham yang menginginkan kebebasan dari pelukis-pelukis tersebut yang dikenal dengan "faham freemason" seperti halnya budaya-budaya di barat yang menginginkan  kebebasan berbusana tanpa aturan agama.

Gambar 2. Nabi Adam a.s dihujat gambar telah saya edit dengan mengunakan baju karena tidak mungkin di syurga tiadk berbaju sebelum nabi Adam a.s dan  Hawa  diturunkan ke bumi. Digambar oleh Michaelangelo Buonarroti (1475–1564) "Sistine Chapel", fresco Michelangelo, Tahun 1509
sumber :  http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Forbidden_fruit.jpg

Gambar. 3 Nabi adam dihujat dengan tidak berbaju Penciptaan Adam karya Michelangelo di atap Kapel Sistine di Vatikan yang menggambarkan peristiwa penciptaan Adam dan Hawa. Michaelangelo Buonarroti' atau nama lengkapnya dalam bahasa Italia Michelangelo di Lodovico Buonarroti Simoni (dalam bahasa Spanyol disebut Miguel Ángel; dalam bahasa Perancis disebut Michel-Ange, yang kurang lebih berarti Malaikat Mikail) (lahir 6 Maret 1475 – meninggal 18 Februari 1564 pada umur 88 tahun) adalah seorang pelukis, pemahat, pujangga, dan arsitek zaman Renaissance.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:God2-Sistine_Chapel.png

Gambar. 4 Beberapa Gambar Nabi Adam a.s dihujat baik berupa patung yang digambarkan pelukis-pemikir-pemahat  freemason yang berasal Prancis, Inggris, Jerman, Eropa dan Amerika.

Telaah  Hawa Penyebab Terusirnya Nabi Adam dari Surga

(Study komparatif antara kitab suci Al-Qur’an dengan kitab suci Perjanjian Lama Taurat)

Dalam kesempatan ini saya berusaha untuk menganalisa kembali tentang ‘apakah benar bahwa Hawa sebagai penyebab terusirnya Nabi Adam dari surga?”, dengan mengadakan perbandingan antara dua kitab suci yaitu al-Qur’an dan Perjanjian Lama (Taurat). Mungkin sebagian menganggap hal ini merupakan permasalahan yang telah usang. Namun bagi saya tidak ada salahnya kita kembali menganalisanya masalah tersebut. Benarkah Hawa sebagai penggoda yang menyebabkan Nabi Adam berbuat dosa (dosa di sini ialah melakukan yang sebaiknya ditinggalkan atau istilah lainnya ialah tarkul aula (meninggalkan yang utama untuk kemaslahatan), bukan dosa dalam artian berbuat haram karena di surga sana belum terdapat taklif untuk manusia) dan akhirnya terusir dari surga?


Namun sebelum memasuki pembahasan, terlebih dahulu terdapat satu pertanyaan yang harus kita jawab sebagai prolog untuk memasuki pembahasan pokok, sehingga permasalahan menjadi lebih transparan.

Pertanyaan: “Apakah sejak semula Adam diciptakan untuk tinggal di muka bumi, atau untuk tinggal di surga?”

Jawab: Sejak semula Nabi Adam dan Hawa (manusia) telah diciptakan Tuhan untuk tinggal di bumi, bukan untuk tinggal di surga, sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah 30 yang berbunyi :
 
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”

Dalam ayat di atas ungkapan “Fil Ardhy” yang artinya dalam bahasa Indonesia ialah “di muka bumi”. Dalam ayat tadi, Allah swt telah mengatakan kepada para malaikat bahwa Dia hendak menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, dan tidak mengatakan untuk tinggal di surga. Hal itu terjadi terjadi sebelum penciptaan Nabi Adam dan Hawa, yang akhirnya para malaikat protes kepada Allah swt tentang hal itu, namun Allah swt memberikan jawaban kepada mereka bahwa Dia lebih mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh para malaikat. Perihal ini dapat anda lihat dalam lanjutan ayat di atas.


Namun, sebelum turun ke muka bumi, Allah telah menempatkan Adam dan Hawa di surga untuk ditraining dan diuji sebelum memasuki kehidupan dunia yang tentunya lebih sulit dibanding kehidupan di surga tersebut. Ujian serta training tersebut sebagai bekal mereka dalam kehidupan di muka bumi. Di sisi lain, para ahli tafsir Qur’an mengatakan bahwa surga tempat Nabi Adam dan Hawa tinggal bukanlah surga setelah kiamat. Dengan alasan;

Pertama ; Surga pasca Kiamat penghuninya akan kekal di dalamnya dan tidak akan keluar darinya, sebagaimana yang dijelaskan dalam beberapa ayat al-Qur’an seperti dalam surat Fath ayat 5, al-Hadid ayat 12, al-Mujadalah ayat 22, at-Taghabun ayat 9 dan lain sebagainya. Sementara surga yang ditempati oleh Nabi Adam dan Hawa, mereka tidaklah kekal di dalamnya, buktinya akhirnya mereka keluar dari surga tersebut.

Kedua ; Syetan tidak dapat masuk ke dalamnya. Sementara surga Nabi Adam dan Hawa dapat dimasuki oleh syetan yang telah menggoda mereka.

Ketiga ; Surga pasca Kiamat adalah yang disediakan sebagai balasan amal manusia, artinya surga adalah balasan untuk orang-orang yang telah berbuat baik. Namun surga Nabi Adam dan Hawa tidak seperti itu, sebelum mereka beramal (taklif) telah dimasukan ke dalam surga.

Keempat ; Surga di akherat kelak bersifat bebas mutlak untuk para penghuninya. Dalam arti, tidak ada larangan sedikitpun, berbeda dengan surga Adam-Hawa dimana mereka dilarang untuk memakan buah Khuldi yang ada di surga tersebut.

Setelah menyelesaikan prolog di atas, marilah kita memasuki pembahasan pokok yaitu menjawab sebuah pertanyaan: “Apakah benar Hawa penyebab turunnya Adam dari surga?” dengan mengadakan study komparatif antara Al-Qur’an dan Perjanjian Lama .

Apabila kita merujuk ke kitab suci Al-Qur’an maka jawabannya ialah negative. Terdapat dalam beberapa surat yang telah menjelaskan penciptaan Nabi Adam dan Hawa dalam al-Qur’an, seperti dalam surat al-Baqarah dari ayat 34-38, an-Nisa ayat 1, al-A’raf, 19-24 dan Thoha ayat 115-122. Namun yang telah menjelaskan secara terperinci ialah terdapat dalam surat al-A’raf. Dimana dalam surat tersebut telah dijelaskan pula sebab terusirnya Nabi Adam dan Hawa dari surga. Dalam surat tersebut telah dijelaskan pula bahwa sumpah palsu syetan yang menyebabkan mereka dikeluarkan dari surga. Allah swt telah menegur kedua-duanya (Nabi Adam dan Hawa) atas perlakuannya. Mari kita perhatikan kandungan ayat-ayat berikut ini, apakah dapat diambil kesimpulan bahwa Hawa sebagai penyebab turunnya Adam dari surga?:

“ dan Allah berfirman : “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarang kalian dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kalian berdua. Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku Telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”(al-A’raf 19-22)

Berdasarkan ayat di atas, sumpah palsu syetan dengan mengatakan kepada Adama dan Hawa bahwa sebab pelarangan Tuhan untuk memakan buah tersebut ialah, karena Tuhan tidak ingin mereka menjadi malaikat dan kekal di dalamnya. Tidak cukup di situ, bahkan syetan pun telah bersumpah dengan mengatakan bahwa ia melakukan hal itu karena demi kebaikan mereka berdua. Silahkan kembali cermati secara seksama ayat di atas!

Lebih jelas lagi terdapat dalam surat Thoha ayat 117-121 yang berbunyi :


“Maka Kami berkata: “Hai Adam, Sesungguhnya Ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. Dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya. Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?“. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya Maka dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.

Keterangan ; Yang dimaksud dengan durhaka di sini ialah melanggar larangan Allah Karena lupa dan dengan tidak sengaja, sebagaimana disebutkan dalam ayat 115 surat ini. Dan yang dimaksud dengan sesat ialah mengikuti apa yang dibisikkan syaitan. Kesalahan Adam a.s meskipun tidak begitu besar menurut ukuran manusia biasa sudah dinamai durhaka dan sesat, Karena tingginya martabat Nabi Adam a.s. dan untuk menjadi teladan bagi orang besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi perbuatan-perbuatan yang terlarang Bagaimanapun kecilnya.

Mari kita bandingkan ayat di atas dengan yang terdapat dalam kitab perjanjian lama (Taurat) yang sudah terjadi banyak penyelewengan berkaitan dengan isinya, niscaya akan kita dapati bahwa jawabannya adalah positif, Hawa-lah penyebab terusirkannya Nabi Adam dari surga. 

Dalam kitab perjanjian lama dalam ‘bab penciptaan Adam dan Hawa’ telah dijelaskan bahwa Hawa sebagai penyebab diturunkannya Adam dari surga.

Bahkan Tuhan menegur Adam kenapa mengikuti ucapan istrinya untuk memakan buah terlarang. Dengan kata lain, Hawa yang telah menyebabkan Nabi Adam melakukan kesalahan. 

Saya dapatkan hal ini dari terjemahan (edisi Arab dan juga edisi Persia) Perjanjian Lama. Namun saya yakin, edisi terjemahan kitab tersebut dapat dipertanggungjawabkan karena merupakan terjemahan resmi. Dan insyaAllah pemahaman saya dari terjemahan tersebut tidak akan melenceng dari isinya. Kurang lebih isinya seperti ini :

“Telah berkata ular kepada wanita (Hawa): “Kenapa telah memerintahkan Tuhan kalian untuk tidak memakan semua (buah) pepohonan surga? Lantas wanita (Hawa) tersebut menjawab pertanyaan ular; “Kami memakan buah-buahan pepohonan yang ada di surga. Namun dari buah pohon yang ada di tengah surga, Tuhan telah melarang kami untuk memakannya, dan kami tidak boleh mendekatiya karena kami akan mati. 

Ular berkata; “Kalian berdua tidak akan mati. Karena sesungguhnya Tuhan mengetahui bahwasanya setiap saat kalian memakan dari buah pohon itu, maka mata kalian akan terbuka dan kalian akan menjadi seperti Tuhan, akan mengetahui kebaikan dan kejahatan. Wanita (Hawa) melihat buah pohon tersebut baik untuk dimakan dan enak dipandang. Maka ia mengambil dari buah pohon tersebut dan memakannya, ia memberikan buah pohon tersebut kepada suaminya (Adam), dan iapun (Adam) memakannya. 

Maka terbukalah mata mereka, dan ketika mereka mengetahui dalam keadaan telanjang maka mereka menyambungkan dedaunan dari pohon tin dan mereka membuat sarung untuk mereka berdua. Di saat itu terdengarlah suara Tuhan yang sedang berjalan di surga ketika mendekati sepoi-sepoi angin setelah zuhur.

Maka bersembunyilah Adam dan Hawa dari wajah Tuhan di antara pepohonan surga. Lantas Tuhan memanggil Adam seraya berkata: “Dimana engkau? Adam menjawab: “Aku mendengar suara-Mu di surga, maka aku takut karena aku dalam keadaan telanjang , karena aku malu (telanjang) maka aku sembunyi. Tuhan berkata kepadanya (Adam): “Siapa yang telah memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? 

Apakah engaku telah memakan buah yang telah Aku larang untuk tidak memakan darinya? Adam menjawab: “Tuhanku, wanita (Hawa) ini yang telah Engkau jadikan teman untukku yang telah memberikan buah dari pohon itu kepadaku lalu aku memakannya. Kemudian Tuhan berkata kepada wanita (Hawa): “Kenapa engkau melakukan hal ini?. Wanita (Hawa) menjawab: “Ular itu yang telah menipuku, lalu aku memakannya.” 

Kemudian Tuhan berkata kepada Ular: “Karena engkau telah melakukan hal ini, maka akan terlaknatlah (terusir) engkau dari seluruh binatang dan semua binatang melata. Engkau akan berjalan pada dadamu dan engkau akan makan tanah selama hidupmu…

kemudian Tuhanpun berkata kepada wanita (Hawa): “Akan kuperbanyak rasa sakitmu, dan kehamilanmu, engkau akan melahirkan anak dengan rasa sakit dan engkau akan berada di bawah kekuasaan laki-laki (di bawah perintah laki-laki), serta ia akan menguasaimu. 

Dan berkata Tuhan kepada Adam: “Karena engkau telah menuruti ucapan istrimu, dan engkau telah memakan buah dari pohon yang telah aku larang untuk memakan darinya, maka setelah itu bumi terlaknat dalam pekerjaanmu, dengan susah payah engkau akan makan darinya pada seluruh hari-hari kehidupanmu…lantas Tuhan mengeluarkan Adam dari surga… ” .

Silahkan bandingkan dengan surat Thaha dari kitab suci al-Qur’an di atas! Dimana syetan telah menggoda dan membisikan kepada Adam secara langsung (yang ditulis tebal). Namun dalam Perjanjian Lama, ular (syetan) pertama menggoda Hawa, kemudian Hawa membujuk Nabi Adam untuk memakan buah khuldi yang akhirnya Adam ditegur oleh Tuhan karena telah menuruti dan tergoda ucapan istrinya yang akhirnya menyebabkan ia terusir dari surga. Namun dalam al-Qur’an kedua-duanya telah ditegur oleh Allah swt, karena baik Nabi Adam maupun Hawa telah tergoda oleh sumpah palsu syetan. Lihat dalam al-Qur’an sejak semula syetan telah menggoda Adam dan Hawa dengan mengatakan ‘kalian berdua’ (karena dalam ayat tersebut menggunakan ‘dhamir mutsana’, yaitu kata ganti orang yang menunjukkan dua orang) ), bukan syetan hanya menggoda kepada Hawa, lalu Hawa menggoda Nabi Adam :

“Tuhan kamu tidak melarang kalian dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kalian berdua”. Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. (al-A’raf 19-21)

Kesimpulan:

· Dalam al-Qur’an Hawa bukanlah penyebab Nabi Adam as terusir dari surga, akan tetapi sejak semula Nabi Adam as pun sebagaimana Hawa telah tertipu oleh sumpah palsu syetan.


· Sumpah palsu ialah ; pertama, syetan telah bersumpah bahwa tidaklah Allah swt telah melarang Nabi Adam dan Hawa untuk memakan buah khuldi melainkan karena Dia tidak ingin mereka kekal seperti para malaikat. Kedua, syetan bersumpah bahwa ia melakukan hal ini hanyalah demi kebaikan mereka berdua.

· Karena kedua-duanya telah bersalah maka Allah swt menegur kedua-duanya.

· Namun dalam kitab Perjanjian Lama, pertama syetan (yang dalam kitab tesebut disebut ular) menipu Hawa, kemudian Hawa menggoda Nabi Adam untuk memakan buah khuldi.

· Oleh karena itu, setelah Tuhan mengetahui pelanggaran atas pelarangannya, pertama Tuhan menegur Adam. Sewaktu Tuhan menegur Nabi Adam karena kesalahannya, Nabi Adam mengatakan bahwa perempuan yang Engkau ciptakan untuk jadi temanku (Hawa) yang telah membujukku untuk memakannya. Jadi, secara tidak langsung Hawa sebagai penyebab ia berbuat salah dan akhirnya terusir dari surga. Setelah itu, kemudian Tuhan menegur Hawa, kenapa telah menggoda Adam untuk memakan buah terlarang?

Oleh karena itu, secara tidak langsung menurut kitab Perjanjian Lama Hawa sebagai penyebab terusirnya Nabi Adam dari surga, sebagaimana yang selalu kita dengar selama ini.

Sumber : (Al-Qur’an, Perjanjian Lama (Taurat) edisi bahasa Arab., TafsirMizan karya Allamah Thabathabai’,  TafsirTasnim,  karya Ayatullah jawadi Amuli,  TafsirNemuneh,  Ayatullah Makarim Syirazi)

Argumentasi :

- Kenapa Hawa dinamakan Hawa? Karena ia merupakan ibu para Makhluk hidup (maksudnya manusia). Karena Hawa berasal dari akar kata ‘Hayun’ yang artinya hidup.
- Adam dinamakan Adam, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis dari Imam Shadiq ia berasal dari akar kata: ‘Adim’ yang artinya bagian permukaan tanah.

Bagi yang dapat memahami bahasa Arab dapat langsung merujuk sendiri kepada 2 sumber (al-Quran dan Perjanjian lama edisi Arab) tersebut. Sebenarnya saya ingin sekali melihat kitab aslinya yang berbahasa Ibrani, namun percuma saja, karena saya sendiri tidak bisa memahami bahasa Ibrani. Saya pun telah berusaha men-search kitab Perjanjian Lama yang berbahasa Indonesia di internet, khususnya yang berkaitan dengan pembahasan ini, namun tidak mendapatkannya. Jalan terakhir saya menggunakan rujukan saya ke kitab Perjanjian Lama edisi bahasa Arab dan Persia.

(Argumen Teks Penguat Terakhir)

Namun begitulah kenyataannya di berbagai ayat-ayat suci al-Quran, pedoman primer orang yang mengaku sebagai muslim. Sepintas, sepertinya saya ini sangat berambisius sekali mengafirmasikan bahwa bukanlah Hawa yang telah membuat Nabi Adam as terusir dari surga, seperti mitos yang kita dengar selama ini. Mitos yang tidak bersumber dari sumber-sumber primer dan sekunder kaum muslimin yang dapat dipertangggungjawabkan melalui jalur ilmiah. Sebagaimana pada artikel-artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang tema ini dengan melihat pandangan al-Qur’an dan kitab Perjanjian Lama dengan membuat perbandingan di antara keduanya. Konklusi dari kajian komparatif antara kedua kitab suci ini ialah bahwa dalam kitab Perjanjian Lama, Hawa (Eva) sebagai penyebab terusirnya Nabi Adam as dari surga. Sedang kitab suci al-Qur’an dengan tegas telah menafikan hal itu, dan menganggap Setan sebagai penyebab terusirnya mereka.

 
Ketika saya membuka-buka kembali kitab suci al-Quran, mata saya tertuju pada surat al-A’raf ayat 27 dimana dengan sangat gamblang menjelaskan tentang hal ini. Dalam ayat ini, Allah swt mengatakan bahwa Setanlah yang telah mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga : Hai bani Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS: Al-A'raf Ayat: 27)

BUKTI  PERTAMA BAHWA NABI ADAM A.S DAN HAWA BERBAJU SEWAKTU DISURGA
 
Jadi jelaslah bahwa bahwa keadaan Nabi Adam a.s dan Hawa berbaju sewaktu di Syurga dan Azazil-lah yang menyebabkan Nabi adam a.s dan Hawa dikeluarkan dari syurga .

Al-Qur’an dengan sangat jelas mengatakan bahwa syaitan-lah yang telah mengeluarkan ibu-bapa manusia yakni Adam as (dan Hawa) dari surga, bukan Hawa, ibu kaum manusia. Dan ketika kita dapati beberapa hadist-hadist –yang tidak ada jaminan kebenaran dan keterjagaannya dari pendustaan- yang sebagai sumber sekunder (pasca al-Quran) yang bertentangan dengan al-Quran yang dijamin keotentikannya.


Keadaan Penduduk Di Syurga Dan Neraka

Diriwayatkan dari Al-A’masy, dari Abu Shalih dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Rombongan pertama yang akan masuk surga di antara umatku bagaikan bulan purnama, kemudian yang berikutnya bagaikan bintang yang amat cemerlang, kemudian sesudah itu sesuai tingkatan masing-masing. Mereka tidak buang air kecil maupun air besar, tidak meludah dan beringus. Sisir mereka terbuat dari emas dan ukup-ukup wewangian mereka dari kayu cendana yang harum. Keringat mereka berupa minyak kesturi dan bentuk tubuh mereka seperti seorang  yang tinggi sebagaimana Nabi Adam As. yakni 60 hasta”.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda : “Sesungguhnya penghuni surga itu muda semua,bersih, halus, tidak berambut kecuali pada kepala, dan dua bulu mata. Mereka setinggi Nabi  Adam yakni 60 hasta dan seusia Nabi Isa bin maryam, yakni 33 tahun, mereka berkulit putih dan pakaian hijau”.

Ada seorang diantara mereka, lantas datanglah burung dan berkata, “Wahai kekasih Allah, saya telah minum dari sumber air salsabil, bercanda ria di taman surga di bawah Arasy, serta makan buah-buahan ini dan itu.

Rasa sebelah badan burung itu adalah rasa daging yang dimasak, dan sebelah badan yang lain rasa daging yang dipanggang. Penghuni surga itu makan daging itu sepuas-puasnya.”

Setip kekasih Allah itu memiliki 70 perhiasan yang beraneka warna. Pada jari-jari mereka ada sepuluh cincin yang bertuliskan sebagai berikut  :

1. Pada cincin pertama bertuliskan : “Keselamatan bagimu berkat kesabaran mu.” 

2. Pada cincin kedua bertuliskan : “Masuklah ke dalam surga dengan sejahtera.”

3. Pada cincin ketiga bertuliskan : “Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu karena amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.”

4. Pada cincin ke-empat bertuliskan : “Dihilangkan dari kamu segala kesedihan dan duka cita.” 

5. Pada cincin kelima bertuliskan : “Kami pakaikan intan dan berbagai macam perhiasan kepadamu.”

6. Pada cincin ke-enam bertuliskan : “Kami kawinkan kamu dengan bidadari cantik jelita.”

7. Pada cincin ketujuh bertuliskan : “Dan bagimu didalam surga itu terdapat segala hal yang di inginkan oleh hati dan sedap dipandang mata dan kamu kekal di dalamnya.”

8. Pada cincin kedelapan bertuliskan : “Kamu berteman dengan para Nabi dan orang-orang yang benar.” 

9. Pada cincin kesembilan bertuliskan : “Kamu muda terus dan takkan pernah tua .”

10. Pada cincin kesepuluh bertuliskan : “Kamu bertempat tinggal di tengah-tengah tetangga yang tidak akan mengganggu kamu.”

Al-Faqih mengatakan, barang siapa ingin memperoleh kemulian seperti tersebut diatas, maka ia hendaknya senantiasa mengerjakan lima hal yaitu :

1. Mencegah dirinya dari berbuat semua jenis kemaksiatan. Allah Ta’ala berfirman : “Dan menahan dirinya dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal.” (QS.An-Naziat 79  : 40-41)

2. Rela dengan keadaannya yang amat sederhana. Diriwayatkan di sebuah hadits: “Harga surga itu adalah meninggalkan dunia.”

3. Sangat senang mengerjakan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Segala aktivitasnya dikaitkan dengan ketaatan itu dengan harapan, akan menjadi sebab ampunan dan mendapat surga.

Firman Allah Ta’ala: “Dan itulah surga yang diwariskan kepadamu, karena amal yang dahulu kamu kerjakan.” (QS.Al-A’raf 7 : 43) Dalam ayat lain disebutkan : “Sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan.“ (QS.As-Sajdah 32 : 17)

4. Mencintai orang-orang salih. Ia senantiasa bergaul dan berkumpul bersama mereka, karena ada diantara mereka jika memohon ampun kepada Allah, niscaya akan memberi syafaat kepada kawan dan saudara-saudaranya, sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah.

Saw., beliau bersabda :“Perbanyaklah saudara, karena sesungguhnya setiap saudara itu bisa memberikan syafaat nanti pada kiamat.”

5. Memperbanyak do’a dan mohon kepada Allah Ta’ala agar mengaruniakan syurga danmenjadikan akhir hidupnya baik (khusnul Khotimah) 

Sumber dinukil : Diriwayatkan dari Al-A’masy, dari Abu Shalih dari Abu Hurairah Ra

Sumber lain  Wahab berkata : Sesungguhnya Allah Menciptakan surga pada hari kejadiannya. Luas surga itu seperti luasnya langit dan bumi, panjangnya surga tak seorangpun yang dapat mengetahuinya kecuali Allah Swt.

Maka apabila telah datang hari kiamat, maka hilanglah tujuh langit dan tujuh bumi ini. Lalu jadilah tempat keduanya itu melebar dalam surga dan memuatnya sampai batas jumlah penghuninya. Besar-besar surga itu semuanya 100 derajat. Jarak antara derajat yang satu dengan yang lain adalah perjalanan 500 tahun, sungai-sungainya mengalir dan buah-buahnya bergantungan. Segala sesuatu yang diinginkan dan menyejukkan mata berada didalamnya.

Dalam surga juga terdapat istri-istri yang masih suci, dari bidadari. Allah Swt menciptakan bidadari dari nur, seakan-akan mereka itu bagaikan yaqut dan marjan (sejenis permata yang indah). Bidadari itu sangat sopan dan selalu menundukkan pandangannya dari selain suami mereka, dan juga tidak pernah disentuh manusia atau jin sebelumnya. 

Dan bidadari itu mempunyai 70 pakaian, setiap pakaian memiliki corak warna yang berbeda, baginya dalam memakai 70 macam pakaian itu lebih ringan dari pada rambut. Dalam tubuhnya bisa dilihat dari luar dagingnya, termasuk sumsum betisnya, tulang-tulang dan kulitnya, sebagaimana dapat dilihatnya minuman merah dari kaca yang hijau, dan bisa dilihatnya minuman merah dari kaca yang putih. Kepalanya memakai mahkota dari intan yang dihiasi dengan yaqut-yaqut.

Ibnu Abbas ra.berkata : Surga mempunya delapan pintu yang terbuat dari emas, yang dihiasi dengan jauhar (sejenis mutiara) dan pada pintu yang pertama tertulis kalimah "Lailahaillallah Muhammadurrosulullah" yaitu pintu bagi para nabi dan para rasul, syuhada' dan juga pintunya orang-orang yang dermawan. Pintu yang kedua yaitu pintu bagi orang-orang yang mendirikan shalat, orang-orang yang menyempurnaka wudlunya dan orang yang menyempurnaka rukun-rukun shalatnya. Pintu yang ketiga, yaitu pintu bagi orang-orang yang memberikan zakatnya dengan senang hati dan ihlas. Pintu yang keempat, yaitu pintu bagi orang-orang yang memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah terhadap perbuatan mungkar. 

Pintu yang kelima : yaitu pintu bagi orang-orang yang memelihara syahwatnya dan mencegah dari nafsu yang buruk. Pintu yang keenam, yaitu pintu bagi orang-orang yang melaksanakan haji dan umroh. Pintu yang ketujuh, yaitu pintu bagi orang-orang yang berjihad (dijalan Allah). Dan pintu yang kedelapan, yaitu pintu bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang yang memejamkan matanya dari perbuatan dan sesuatu yang haram, orang-orang yang melakukan kebaikan diantaranya: berbuat baik kepada orang tua, mempererat tali persaudaraan dan lain sebagainya.

Surga ada delapan macam :

1. Darul Jalal, yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih.
2. Darus Salam, yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah.
3. Jannatul Ma'wa, yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau.
4. Jannatul Khuldi, yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna  merah dan kuning.
5. Jannatun Na'im, yaitu surga yang terbuat dari perak putih.
6. Jannatul Firdaus. Yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
7. Jannatu 'Adn, yaitu surga yang terbuat dari intan putih.
8. Darul Qarar, yaitu surga yang terbuat dari emas merah.

Darul Qarar adalah surga yang paling utama dibandingkan dengan surga yang lain. Surga ini mempunyai dua pintu dan dua daun pintu, satu daun pintu terbuat dari emas, dan yang satunya terbuat dari perak. Jarak antara setiap pintu adalah sebagaimana jarak antara bumi dan langit. 

Adapun bangunan yang ada didalamnya terbuat dari bata emas dan bata perak, tanahnya dari misik, debunya dari anbar, rumputnya dari za'faran, istana-istananya dari mutiara, punggungnya dari yaqut dan pintunya dari jauhar.Didalam surga ini terdapat sungai yang namanya sungai Rahmat, yaitu sungai yang mengalir keseluruh surga, kerikil-kerikilnya dari mutiara yang sangat putih, lebih putih dari embun dan lebih manis dari madu.Didalam surga terdapat sungai yang bermana Kautsar, yaitu sungai Nabi kita Muhammad Saw. pohon-pohonnya dari intan dan yaqut. 

Didalam surga juga terdapat sungai Kafur, sungai Tasmin, sungai Salsabil, dan sungai Rahiqul Makhtum, dan dibelakang sungai-sungai itu ini terdapat sungai-sungai lain yang tidak terhitung jumlahnya.Diriwayatkan dari Nabi Saw. beliau bersabda: "Pada malam aku di jalankan (isra') kelangit, telah diperlihatkan kepadaku seluruh surga, maka aku melihat empat sungai, yang pertama sungai dari air yang tidak berubah warnanya, kedua sungai dari susu yang tidak pernah berubah rasanya, dan ketiga sungai dari arak, dan yang keempat sungai dari madu yang sangat bening. "Maka aku tanyakan kepada Malaikat Jibril as "Dari manakah datangnya sungai-sungai ini dan kemanakah mengalirnya?" Malaikat Jibril menjawab : "Sungai itu mengalir ketelaga kautsar dan aku tidak tahu dari mana asalnya, maka tanyakanlah kepada Allah agar Dia memberi tahu dan memperlihatkan kepadamu." 

Maka berdoalah Nabi Muhammad kepada Allah, kemudian datanglah seorang malaikat kepada beliau dan memberi salam, seraya berkata "Wahai Muhammad, pejamkanlah kedua matamu!" maka aku pejamkan mataku, lalu ia berkata "Bukalah kedua matamu!" maka aku buka kedua mataku, tiba-tiba aku berada dibawah pohon dan aku melihat kubah dari intan putih yang memiliki pintu-pintu dari yaqut hijau dan kuncinya dari emas merah.Andai kata semua makhluk yang ada didunia, baik jin atau manusia berhenti diatas kubah itu, sungguh mereka hanya seperti burung yang hinggap diatas gunung. 

Maka aku melihat empat sungai itu mengalir dari kubah itu. Ketika aku ingin kembali, malaikat tadi bertanya kepadaku "Kenapa engkau tidak masuk kedalam kubah itu?" aku menjawab "Bagaimana aku bisa memasukinya, sedangkan pintunya tertutup?" dia berkata "Bukalah dia!" Aku bertanya: "Bagaimana aku harus membukanya?" lalu dia berkata "Kuncinya ada ditanganmu" aku berkata "Apa kuncinya?" Dia menjawab "Yaitu lafazh "بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم" ketika aku sudah dekat dengan kubah itu maka aku membacanya, maka terbukalah pintu itu lalu aku masuk kedalamnya. Maka aku lihat sungai-sungai itu mengalir dari empat tiang kubah. 

Ketika aku hendak keluar, malaikat itu berkata kepadaku "Apakah engkau telah melihat dan mengetahuinya ?" aku menjawab "Ya" malaikat itu berkata kepadaku "Lihatlah sekali lagi" Ketika aku melihatnya, maka tertulis diatas empat kubah tersebut lafazh "بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم" aku melihat air sungai itu keluar dari huruf Mim-nya lafazh "بِسْمِ", sungai susu keluar dari huruf Ha-nya lafazh "اللهِ", sungai arak (qamar) keluar dari Mim-nya lafazh "الرَّحْمَــٰـنِ", dan sungai madu keluar dari huruf Mim-nya lafazh "الرَّحِــيْمِ". Maka aku baru mengetahui bahwa asalnya sungai-sungai tersebut adalah dari lafazh بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ. 

Kemudian Allah Swt. berfirman : "Wahai Muhammad, barang siapa yang mengingat-Ku dengan nama ini dari golongan umatmu dengan hati tulus (ihlas) lafazh "بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ", maka aku beri dia minuman dari empat sungai ini. "Kemudian Allah Swt memberi minum kepada ahli-ahli surga itu dengan air surga pada hari Sabtu, memberi minum dengan madu surga pada hari Ahad, memberi minum dengan susu pada hari Senin, dan memberi minum arak pada hari Selasa. Disaat mereka minum, mabuklah mereka lalu terbanglah ahli surga selama seribu tahun hingga mereka berhenti pada suatu gunung yang besar yang terbuat dari kasturi yang harum semerbak baunya dan sungai Salsabil mengalir dibawahnya. Maka minumlah mereka pada sungai itu tepat pada hari Rabu.

Kemudian terbanglah mereka selama seribu tahun hingga berhenti pada suatu istana yang indah didalamnya terdapat ranjang-ranjang yang tinggi, dan beberapa gelas yang sudah disediakan sebagaimana yang sudah diterangkan dalam Al-Qur'an. Maka duduklah setiap orang dari mereka diatas ranjang, lalu datang lah pada mereka Zanzabil, kemudian mereka meminumnya tepat pada hari Kamis. 

Setelah itu mereka dihujani oleh awan yang putih selama seribu tahun, sehingga mereka sampai pada tempat duduknya orang yang benar, pada hari itu tepat pada hari Jum'at, mereka duduk diatas hidangan yang kekal abadi dan turunlah pada mereka minuman Rahikum Makhtum yang ditutupi dengan misik. 

Kemudian mereka membuka tutup tersebut dan mereka meminumnya.Ka'ab ra. berkata : Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang pepohonan disurga. Maka beliau menjawab "Tidak pernah kering dahan-dahannya dan daun-daunnya tidak pernah berguguran dan tidak rusak buahnya. Sesungguhnya pohon yang paling besar disurga adalah Thuba, yang akarnya terbuat dari intan, batangnya dari yaqut, dahannya dari zabarjud dan daun-daunnya dari sutra yang halus. Pohon ini memiliki 70.000 cabang, setiap cabang itu menyentuh Arasy dan lebih rendah-rendahnya cabang itu berada dilangit dunia.Tidak ada didalam surga sebuah kamar, tidak ada sebuah kubah dan tidak ada cilik kecuali didalamnya terdapat cabang pohon itu, yang bisa mengayomi diatas surga. 

Pada pohon itu mengeluarkan buah-buahan menurut apa yang dikehendaki oleh hati. Bandingan dari pohon itu didunia adalah matahari, asalnya matahari berada dilangit tetapi sinarnya sampai kesegala tempat.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Ketika Allah telah menciptakan Surga, Dia berfirman kepada Jibril: ‘Pergilah dan lihatlah ke sana.’ Maka Jibril pergi dan melihat ke sana. Lalu kembali dan berkata: ‘Wahai Rabb-ku, demi ‘izzah-Mu tidak ada seorang pun yang mendengar tentangnya melainkan ia ingin masuk ke dalamnya.’ Kemudian Allah menutupi Surga itu dengan hal-hal yang tidak disukai, lalu Allah berfirman: ‘Hai, Jibril, pergilah dan lihatlah ke sana.’ Maka Jibril pun pergi dan melihat ke sana, lalu kembali dan berkata : ‘Wahai Rabb-ku demi ‘izzah-Mu aku khawatir tak ada seorang pun yang dapat masuk ke dalamnya.’ Ketika Allah telah menciptakan Neraka, Dia berfirman : ‘Hai Jibril, pergilah dan lihatlah ke sana.’ Maka Jibril pun pergi dan melihat ke sana, lalu kembali seraya berkata: ‘Demi ‘izzah-Mu, tidak ada seorang pun yang mendengar tentangnya ingin memasukinya.’ Kemudian Allah meliputinya dengan hal-hal yang disukai (syahwat). Kemudian Dia berfirman: 

‘Hai Jibril, pergilah dan lihatlah ke sana.’ Maka Jibril pun pergi dan melihatnya seraya berkata: ‘Wahai Rabb-ku, demi ‘izzah-Mu aku khawatir tidak akan ada seorang pun yang tertinggal kecuali akan masuk ke dalamnya.’ (Hadits ini diriwayatkan oleh: Ahmad dalam Musnad-nya 2/333, 354, 373; Abu Dawud dalam Sunan-nya Kitabus Sunnah, bab Fi Khalqil Jannah wan Nar 4744 dan dalam Shahih Sunan Abi Dawud 3970 Syaikh Al Albani berkata: Hasan Shahih; Tirmidzi dalam Sunan-nya bab Shifatil Jannah, bab Ma Ja’a Annal Jannata Huffat bil Makarih 3698, dalam Shahih Sunan Tirmidzi dengan nomor 2075 Syaikh Al Albani berkata: Hasan Shahih; An Nasa’i dalam Sunan-nya kitab Al Aiman wan Nudzur bab Al Half bi ‘Izzatillah 3772 dan dalam Shahih An Nasa’i 3523 Al Albani berkata: Hasan Shahih; Al Ajurri dalam As Syari’ah halaman 345, ta’liq Al Faqi; Al Lalika’i dalam Syarhus Sunnah 6/1190 nomor 2250 dan Abu Ya’la Al Maushuh-li 5/356 nomor 5914 dalam Musnad-nya. Semua dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu. Lihat pula keterangan ini dalam Al Qa’id ila Tash-hihil ‘Aqa’id 9, Syarah Ath Thahawiyah 558, Misykah 5696, Shahihul Jami’ 5210.) 


“‘Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalau kalian melihat apa yang telah aku lihat niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.’ Para shahabat bertanya: ‘Apa gerangan yang engkau lihat, wahai Rasulullah ?’ Beliau berkata: ‘Aku telah melihat Surga dan Neraka.’ ”

(Hadits ini diriwayatkan oleh: Muslim dalam Kitabush Shalah bab Tahrimu Sabqil Imam, kitab 4 bab 25 hadits 112; An Nasa’i dalam Kitabus Sahur bab An Nahyu ‘an Mubadaratil Imam, kitab 13 bab 103. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan An Nasa’i 1291 dari Anas)

“ … aku melihat ke dalam Neraka, maka aku melihat penghuninya yang paling banyak adalah para wanita.” (Hadits ini diriwayatkan oleh : Bukhari dalam kitab Bad’ul Khalq bab Maa Ja’a fi Shifatil Jannah (kitab 59 bab 8); Tirmidzi dalam kitab Shifatil Jahannam bab Maa Ja’a Anna Aktsara Ahli Nar An Nisa’ (kitab 40 bab 11 hadits ke-2602), dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi 2098 dari Ibnu Abbas; Ahmad 2/297 dari Abu Hurairah. Dan hadits ini dishahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’ 1030)


Dalil-dalil yang menunjukkan sudah adanya Surga dan Neraka di dalam Al Qur’an pun banyak, di antaranya :

Allah berfirman : “Maka takutlah kalian terhadap Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang telah disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah : 24)

“Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang dhalim itu api Neraka yang pagarnya melingkupi mereka.” (Al Kahfi:29)

“Dan telah Kami sediakan Jahannam untuk mereka dan Neraka Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (Al Fath:6)

“Dan telah Kami sediakan Neraka Sa’ir bagi orang-orang yang telah mendustakan hari kiamat.” (Al Furqan:11)

Demikianlah akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah yang dibangun di atas al-Qur’an dan as-Sunnah, bukan berdasarkan lamunan, khayalan, hasil pemikiran, simposium sehari atau yang sejenisnya.

Memohon Surga Dan Berlindung Dari Api Neraka

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah bersabda: “Barangsiapa memohon Surga kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tiga kali maka Surga akan berkata: ‘Ya Allah masukkanlah dia ke dalam Surga.’ Dan barangsiapa memohon perlindungan dari Neraka tiga kali maka Neraka akan berkata: ‘Ya Allah, jauhkanlah dia dari Neraka.’ “ (HR. Tirmidzi dalam Sunan-nya kitab Shifatul Jannah bab Ma Ja’a fi Shifatin Nar wal Jannah 2572-Syakir. Dalam Shahih Tirmidzi 2079 Al Albani berkata: Shahih)

Dari ‘Adi bin Hatim (ia berkata): “Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: ‘Barangsiapa di antara kalian sanggup mendinginkan Neraka walau dengan separuh buah kurma maka hendaklah ia lakukan.’ “ (HR. Muslim dalam Shahih-nya. Kitabuz Zakat bab Al Hatstsu ‘alash Shadaqah nomor 1016)

Beberapa Sifat Para Penghuni Surga Dan Neraka

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Surga dan Neraka bertengkar. Surga berkata: ‘Yang masuk ke dalamku adalah orang-orang yang lemah dan miskin.’ Neraka berkata: ‘Yang masuk ke dalamku adalah orang-orang yang keras dan sombong.’ Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata kepada Neraka : ‘Engkau adalah adzab-Ku. Aku menyiksa denganmu siapa pun yang Aku kehendaki.’ Dan berkata kepada Surga: ‘Engkau adalah rahmat-Ku, Aku rahmati denganmu siapa pun yang Aku kehendaki.’ Dan masing-masing kalian akan Aku penuhi.’ “ (HR. Bukhari dalam Kitabut Tauhid bab 25 dari Abu Hurairah hadits 7449. Muslim dalam Kitabul Jannah bab An Nar Yadkhuluhal Jabbarun wal Jannah Yadkhuluhadl Dlu’afa nomor 34-36 dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id dan lain-lain)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Para penghuni Neraka adalah setiap orang yang kasar, gemuk sampai miring dalam berjalan dan orang yang sombong.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya 6/169, 214 dari Abdullah bin ‘Amr. Al Hakim dalam Mustadrak-nya 2/499 dari Abdullah bin ‘Amr 3/619 dari Suraqah. Ath Thabrani dalam Al Kabir 6589 dari Suraqah. Lihat juga Shahihul Jami’ 2529 dan Ash Shahihah 1741)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Dua jenis penduduk Neraka yang belum pernah aku lihat, (yaitu) suatu kaum yang membawa cambuk-cambuk seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul orang dan para wanita yang memakai pakaian tapi telanjang, menyimpang dari ketaatan kepada Allah, kepala-kepala mereka seperti punuk onta yang miring. Mereka (para wanita) itu tidak akan masuk ke dalam Surga dan tidak mendapati baunya, padahal baunya tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim nomor 52, 125 atau 2128. Ahmad 2/356, 440 dan lain-lain. Lihat juga Shahihul Jami’ 3799 oleh Al Albani dan beliau menshahihkannya)

Dari Imran bin Hushain berkata: “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: ‘Sesungguhnya penghuni Surga yang paling sedikit adalah para wanita.’ “ (HR. Muslim 95, 2738. An Nasa’i 385)



Perbandingan Antara Panasnya Api Dunia Dengan Api Neraka

Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“ ‘Api kalian ini yang dinyalakan oleh anak Adam adalah satu bagian dari 70 bagian Neraka Jahannam.’ Ada shahabat yang berkata: ‘Wahai Rasulullah, ini saja sudah demikian keadaannya.’ Beliau bersabda: ‘Sesungguhnya yang lainnya ada 69 bagian lagi semuanya seperti itu panasnya.’ “ (HR. Malik dalam Muwaththa’ 2/324. Ahmad dalam Musnad-nya 2/467. Bukhari dalam kitab Bad’ul Khalqi bab Shifatin Nar hadits 3265. Muslim dalam Kitabul Jannah bab Fii Syiddati Narri Jahannam dan lain-lain. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Tirmidzi nomor 2088, 2089 dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id. Lihat juga At Ta’liqur Raghib 4/226)

Kerasnya Adzab Bagi Para Ahli Neraka

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya pada hari kiamat adalah para penggambar.” (HR. Bukhari dalam Kitabul Libas bab ‘Azabul Mushawirin Yaumal Qiyamah hadits 595 – Fath dari Ibnu Mas’ud. Muslim dalam Kitabul Libas bab Tahrim Tashwir hadits 98 atau 2109 dari Ibnu Mas’ud dan lain-lain. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan An Nasa’i 9950 dan Ghayatul Maram 119)

Kekalnya Penduduk Surga Dan Neraka Serta Peristiwa Penyembelihan Maut

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Bila penduduk Surga dan penduduk Neraka (masing-masing) sudah masuk ke dalamnya, maut (kematian) didatangkan hingga dijadikan di antara Surga dan Neraka, kemudian disembelih. Setelah itu ada yang menyeru: ‘Wahai para penghuni Surga, tidak ada lagi kematian. Maka bertambahlah kegembiraan penghuni Surga. Wahai penghuni Neraka, tidak ada lagi kematian. Maka bertambahlah kesedihan penghuni Neraka.’ ” (HR. Bukhari dalam Kitabut Tafsir bab Wa Andzirhum Yaumal Nasyrah hadits 473 dari Abu Sa’id dan Kitabur Riqab bab Shifatul Jannah wan Nar hadits 6584 dari Ibnu Umar dan dalam lafadh Abu Sa’id: “(Maut itu) seperti kambing gemuk.” Muslim dalam Kitabul Jannah bab An Nar Yadkhuluhal Jabbarun hadits 143 dan 285 dari Ibnu Umar dan lain-lain. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Tirmidzi 2083 dan lihat ta’liq beliau dalam Adl Dla’ifah 2669)

Oleh karena itu alangkah bahayanya apa yang telah dilontarkan Dr. Yusuf Al Qardlawi di dalam kitabnya “Bagaimana bermu’amalah dengan Sunnah (Kaifa Nata’mal Ma’as Sunnah).” Halaman 160 (edisi berbahasa Arab). Di situ dia berkomentar dengan perkataan yang sangat rusak yaitu: “Bagaimana kematian itu bisa disembelih ? Atau kematian bisa mati?” Oleh karena itu tidaklah berlebihan apabila Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid hafidhahullah memasukkan Dr. Yusuf Al Qardlawi sebagai salah satu tokoh ‘aqlani (golongan yang mengutamakan akal dalam beragama).

Orang Bertauhid Yang Disiksa Di Neraka Akan Dikeluarkan Darinya

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Akan diadzab segolongan orang bertauhid sampai mereka menjadi abu, kemudian mereka mendapatkan rahmat sehingga mereka dikeluarkan dan dicampakkan ke pintu Surga. Para penghuni Surga akan menyiramkan air kepada mereka sehingga mereka tumbuh seperti tumbuhnya tanaman di tempat subur lalu mereka masuk Surga.” (HR. Tirmidzi dalam kitab Shifat Jahannam 2597 bab 10 dari Jabir radhiallahu ‘anhu. Lihat Shahih Tirmidzi 2094 dan lain-lain)

Di antara faedah yang dapat dipetik dari penjelasan di atas adalah bantahan terhadap pendapat atau keyakinan yang menyatakan bahwa orang Islam yang masuk Neraka tidak akan keluar lagi. Pendapat mereka itu adalah sesat. Hendaklah mereka segera bertaubat kepada Allah dan kembali kepada pemahaman Ahlus Sunnah wal Jamaah, sesungguhnya Dia Maha Penerima Taubat.

Demikianlah pembicaraan singkat tentang Surga dan Neraka. Sesungguhnya masih banyak dalil-dalil yang membicarakan tentang Surga dan Neraka tetapi cukuplah kiranya beberapa hadits yang shahih sebagai peringatan bagi kita semua.

Ya Allah ya Rabb kami, jauhkanlah kami dari Neraka-Mu dan masukkanlah kami ke Surga-Mu.

“Maka barangsiapa yang dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, sesungguhnya ia telah beruntung. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”(Ali Imran:185). Wallahu A’lam Bis Shawab.(Sumber dinukil dari : Maktabah As Sunnah http:// assunnah.cjb.net)


BUKTI KEDUA BAHWA NABI ADAM A. S DAN HAWA BERBAJU SEWAKTU DI SYURGA 

Melihat bukti-bukti diatas jelaslah bahwa penduduk syurga itu berbeda dengan penduduk penghuni neraka yang mendapat azab dari Allah s.w.t. Dan Keadaan di syurga itu menggambarkan kehidupan yang abadi dan jauh dari fitnah kaum manusia dan syaitan. Dan jelaslah bahwa penduduk syurga berbaju, menguatkan bukti yang pertama.


AZAB ALLAH SWT BAGI PELUKIS, PEMAHAT PARA NABI DAN RASUL

Pertama, penghinaan dan penistaan terhadap para Nabi dan Rasul Allah sudah berlangsung bukan hanya sejak masa jahiliah, bahkan sebelum datangnya Nabi Muhammad SAW sampai hari kiamat nanti. Namun, Rasulullah SAW tetap dan selalu mempunyai tempat serta kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT, juga di dalam hati orangorang Mukmin. Allah ta'ala berfirman, “Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.“ (QS Al-Hasyr 94 : 4).

Allah SWT telah berfirman, “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, `Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.' Katakanlah, `Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?' Tidak usah kamu minta maaf karena kamu kafir sesudah beriman.“ (QS at-Taubah  9 : 65-66).


Kedua, ketidaktelitian atau ketidakhati-hatian dalam menggambar atau melukiskan Nabi dan Rasul.  Itu hukumnya haram sesuai dengan firman Allah SWT. “Sesungguh nya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.” (QS al-Ahzab 33 : 57).

Hamdallah, Akhirul kata semoga tulisan ini bermanfaat.

Tidak ada komentar

Posting Komentar