Syiah dan Zionis
- Syiah adalah musuh terbesar Amerika dan Israel. Syiah adalah musuh utama Zionis Yahudi yang sangat ditakuti karena punya instalasi nuklir.
- Sejarah Syiah : “Selalu Menusuk Ahlus Sunnah dari belakang, dan tak pernah perang melawan orang Kafir".
- Hizbullah adalah sosok kekuatan Syiah yang selalu gagah-berani menghadang barisan Zionis Israel.
- Sementara Saudi, Kuwait, dan Qatar, selalu bermanis-manis kata dengan dedengkot Yahudi, yaitu Amerika.
- Revolusi Khomeini adalah revolusi Islam yang menginspirasi perjuangan gerakan-gerakan Islam di dunia.
Ya, kurang lebih begitu klaim para penganut Agama Persia (Syiah Rafidhah) ini (masih mending agama Persia Zoroaster nggak pernah lakukan pembantaian). Di berbagai forum, kesempatan, termasuk dalam diskusi di blog ini, alasan-alasan itu selalu mereka munculkan. Seakan-akan, tidak ada lagi alasan bagi Syiah untuk tetap eksis di muka bumi, selain klaim-klaim seperti itu.
Lalu bagaimana pandangan kita sebagai Ahlus Sunnah tentang klaim kaum Syiah ini?
Syi'ah
Kelahiran Syi'ah diawali ketika seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba' muncul dengan mengaku sebagai seorang Muslim, mencintai Ahlul Bait (keluarga Nabi), ekstrem dalam menyanjung 'Ali bin Abi Thalib dan mendakwakan adanya wasiat khusus bagi 'Ali untuk menjadi khalifah sepeninggal Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, serta pada akhirnya ia mengangkatnya ('Ali) ke tingkat ketuhanan. Ideologi inilah yang akhirnya diakui dalam buku-buku ajaran Syi'ah.
Al-Qummi, pengarang buku AI-Maqalat wal Firaq, mengakui dan menegaskan adanya Abdullah bin Saba' ini dan menganggapnya sebagai orang pertama yang menobatkan 'Ali bin Abi Thalib sebagai Imam Syi’ah serta kemunculan kembalinya ('Ali) sebelum kiamat. Abdullah bin Saba’ adalah orang yang pertama mencela Abu Bakar, 'Umar, Utsman, dan para shahabat lainnya." 1)
Begitu juga an-Nubakhti dalam bukunya Firaqus Syi'ah2), al-Kasyf dalam bukunya yang terkenal Rijalul Kasyi3), mengakui hal ini, dan sudah menjadi suatu aksioma bahwa pengakuan adalah bukti yang paling kuat.
Al-Baghdadi berkata, "Assabaiyyah adalah pengikut Abdullah bin Saba’, yang sangat ekstrem dalam mengagung-agungkan 'Ali bin Abi Thalib, sehingga ia dianggap sebagai seorang Nabi, bahkan sebagai Tuhan.”
Masih menurut AI Baghdadi, sebagai seorang peranakan orang hitam, Abdullah bin Saba' sebenarnya seorang Yahudi penduduk Hirah. Dia berupaya menampakkan keislamannya agar bisa menempati suatu kedudukan dan kepemimpinan di tengah penduduk Kufah. Karena itu, ia mengatakan kepada penduduk Kufah bahwa ia mendapati dalam kitab Taurat bahwa setiap Nabi memiliki washi (seorang pewaris yang menjadi khalifah atau imam) sepeninggalnya. Dan 'Ali adalah orang yang mendapatkan wasiat langsung dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Asy-Syahrastani menyebutkan tentang Ibnu Saba' bahwa "la adalah orang yang pertama kali memunculkan pernyataan keimamahan 'Ali bin Abi Thalib dan adanya wasiat tentang itu." Dia menyebutkan bahwa, “Sabi’iyyah (pengikut Ibnu Saba') adalah sekte pertama yang menyatakan tentang hilangnya imam mereka dan akan muncul kembali di kemudian hari sebelum kiamat."
Pada masa berikutnya, ideologi ini diwarisi oleh orang-orang Syi'ah, meskipun mereka terbagi menjadi bermacam-macam sekte. Sehingga, dapat dapat disimpulkan bahwa pengakuan tentang keimamahan 'Ali bin Abi Thalib dan kekhalifahannya berdasarkan wasiat langsung dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalah peninggalan ajaran lbnu Saba'. Setelah itu, Syi'ah berkembang menjadi berpuluh-puluh sekte dengan berbagai macam ideologinya.
Maka, jelaslah bahwa Syi'ah membuat ideologi-ideologi baru seperti adanya wasiat kekhalifahan bagi 'Ali bin Abi Thalib dan kemunculannya kembali para imam Syi’ah di kemudian hari. Bahkan mereka mengakui ketuhanan para imam mereka. Hal ini adalah bukti bahwa mereka mengekor kepada Ibnu Saba’, seorang Yahudi."4)
Syi'ah dan Rafidhah
Penamaan Syi'ah dengan Rafidhah dinyatakan sendiri oleh tokoh mereka yang bemama al- Majlisi dalam bukunya Al-Bihar. Dia menyebutkan empat hadits (berasal dari mereka sendiri).5)
Mereka dinamakan Rafidhah karena pemah mendatangi Zaid bin 'AIi bin al-Hussayn seraya berkata, "Jauhkan diri kamu dari Abu Bakar dan 'Umar, dengan demikian kami akan bergabung bersamamu." Akan tetapi, Zaid menjawab, "Mereka berdua adalah sahabat kakek saya, saya tak akan bisa menjauhi mereka, bahkan akan selalu bergabung dengan mereka dan setia kepada mereka. Lalu mereka berkata, "Kalau begitu, kami menolakmu." Maka, mereka diberi nama "Rafidhah", yang berarti golongan penolak. Adapun orang-orang yang berbaiat dan setuju dengan Zaid diberi nama “Zaidiyyah”6)
Ada pendapat menyatakan nama Rafidhah disebabkan karena penolakannya atas kekhalifahan Abu Bakar dan 'Umar,7) Pendapat yang lain menyatakan Rafidhah yaitu karena penolakannya terhadap Islam.8)
Syi'ah
Kelahiran Syi'ah diawali ketika seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba' muncul dengan mengaku sebagai seorang Muslim, mencintai Ahlul Bait (keluarga Nabi), ekstrem dalam menyanjung 'Ali bin Abi Thalib dan mendakwakan adanya wasiat khusus bagi 'Ali untuk menjadi khalifah sepeninggal Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, serta pada akhirnya ia mengangkatnya ('Ali) ke tingkat ketuhanan. Ideologi inilah yang akhirnya diakui dalam buku-buku ajaran Syi'ah.
Al-Qummi, pengarang buku AI-Maqalat wal Firaq, mengakui dan menegaskan adanya Abdullah bin Saba' ini dan menganggapnya sebagai orang pertama yang menobatkan 'Ali bin Abi Thalib sebagai Imam Syi’ah serta kemunculan kembalinya ('Ali) sebelum kiamat. Abdullah bin Saba’ adalah orang yang pertama mencela Abu Bakar, 'Umar, Utsman, dan para shahabat lainnya." 1)
Begitu juga an-Nubakhti dalam bukunya Firaqus Syi'ah2), al-Kasyf dalam bukunya yang terkenal Rijalul Kasyi3), mengakui hal ini, dan sudah menjadi suatu aksioma bahwa pengakuan adalah bukti yang paling kuat.
Al-Baghdadi berkata, "Assabaiyyah adalah pengikut Abdullah bin Saba’, yang sangat ekstrem dalam mengagung-agungkan 'Ali bin Abi Thalib, sehingga ia dianggap sebagai seorang Nabi, bahkan sebagai Tuhan.”
Masih menurut AI Baghdadi, sebagai seorang peranakan orang hitam, Abdullah bin Saba' sebenarnya seorang Yahudi penduduk Hirah. Dia berupaya menampakkan keislamannya agar bisa menempati suatu kedudukan dan kepemimpinan di tengah penduduk Kufah. Karena itu, ia mengatakan kepada penduduk Kufah bahwa ia mendapati dalam kitab Taurat bahwa setiap Nabi memiliki washi (seorang pewaris yang menjadi khalifah atau imam) sepeninggalnya. Dan 'Ali adalah orang yang mendapatkan wasiat langsung dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Asy-Syahrastani menyebutkan tentang Ibnu Saba' bahwa "la adalah orang yang pertama kali memunculkan pernyataan keimamahan 'Ali bin Abi Thalib dan adanya wasiat tentang itu." Dia menyebutkan bahwa, “Sabi’iyyah (pengikut Ibnu Saba') adalah sekte pertama yang menyatakan tentang hilangnya imam mereka dan akan muncul kembali di kemudian hari sebelum kiamat."
Pada masa berikutnya, ideologi ini diwarisi oleh orang-orang Syi'ah, meskipun mereka terbagi menjadi bermacam-macam sekte. Sehingga, dapat dapat disimpulkan bahwa pengakuan tentang keimamahan 'Ali bin Abi Thalib dan kekhalifahannya berdasarkan wasiat langsung dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalah peninggalan ajaran lbnu Saba'. Setelah itu, Syi'ah berkembang menjadi berpuluh-puluh sekte dengan berbagai macam ideologinya.
Maka, jelaslah bahwa Syi'ah membuat ideologi-ideologi baru seperti adanya wasiat kekhalifahan bagi 'Ali bin Abi Thalib dan kemunculannya kembali para imam Syi’ah di kemudian hari. Bahkan mereka mengakui ketuhanan para imam mereka. Hal ini adalah bukti bahwa mereka mengekor kepada Ibnu Saba’, seorang Yahudi."4)
Syi'ah dan Rafidhah
Penamaan Syi'ah dengan Rafidhah dinyatakan sendiri oleh tokoh mereka yang bemama al- Majlisi dalam bukunya Al-Bihar. Dia menyebutkan empat hadits (berasal dari mereka sendiri).5)
Mereka dinamakan Rafidhah karena pemah mendatangi Zaid bin 'AIi bin al-Hussayn seraya berkata, "Jauhkan diri kamu dari Abu Bakar dan 'Umar, dengan demikian kami akan bergabung bersamamu." Akan tetapi, Zaid menjawab, "Mereka berdua adalah sahabat kakek saya, saya tak akan bisa menjauhi mereka, bahkan akan selalu bergabung dengan mereka dan setia kepada mereka. Lalu mereka berkata, "Kalau begitu, kami menolakmu." Maka, mereka diberi nama "Rafidhah", yang berarti golongan penolak. Adapun orang-orang yang berbaiat dan setuju dengan Zaid diberi nama “Zaidiyyah”6)
Ada pendapat menyatakan nama Rafidhah disebabkan karena penolakannya atas kekhalifahan Abu Bakar dan 'Umar,7) Pendapat yang lain menyatakan Rafidhah yaitu karena penolakannya terhadap Islam.8)
Mari kita bahas selanjutnya secara ringkas dan praktis, dengan memohon pertolongan Allah Al Hadi…
Pertama. Kaum Syiah Rafidhah itu terus bekerja keras dan sangat nafsu, agar mereka tetap diakui sebagai Islam, tetap dipandang sebagai Muslim, tetap menjadi bagian dari kaum Muslimin sedunia. Hal ini adalah hakikat siksaan spiritual yang Allah timpakan atas hati-hati mereka, selamanya. Mereka telah sangat berdosa karena mencaci, melecehkan, mengutuk, dan mendoakan keburukan atas isteri-isteri Nabi, para Khulafaur Rasyidin, dan para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum. Maka Allah pun menjadikan mereka selalu gelisah, takut, dan sangat menginginkan diberi label Islam atau Muslim. Mereka selalu dalam kebingungan seperti ini, layaknya Bani Israil yang kebingungan selama 40 tahun di Padang Tiih, karena telah menghina Musa ‘Alaihissalam dan Allah Ta’ala. Lihatlah manusia-manusia pemeluk agama Persia (Rafidhah) itu…mereka kemana-mana membawa laknat atas doa-doa laknat yang mereka bacakan untuk mengutuki manusia-manusia terbaik dari para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum.
Kedua. Dalam sejarahnya, sejak zaman Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu sampai hari ini, ketahuilah bahwa Syiah Rafidhah (agama Persia) ini tidak pernah berjihad melawan kaum kuffar, baik itu Nashrani, Yahudi, musyrikin, dan orang-orang atheis. Syiah tidak punya sejarah jihad menghadapi kaum kuffar. “Jihad” kaum Syiah sebagian besar diarahkan untuk menyerang kaum Sunni, sejak zaman dahulu sampai saat ini.
Mula-mula Syiah di Kufah mengundang Husein Radhiyallahu ‘Anhu datang ke Kufah, katanya mau dibaiat. Karena Husein sudah berangkat ke Kufah, oleh penguasa kala itu (Yazid bin Muawiyah) Husein dianggap bughat, sehingga boleh ditumpas. Waktu tiba di Kufah, tak satu pun kaum Syiah keluar untuk membaiat, menolong dan mendukung Husein. Posisi Husein sangat terjepit, akan kembali ke Madinah, dia sudah dianggap bughat. Meminta bantuan Kufah, tak satu pun Syiah yang akan menolong. Akhirnya, Husein ditumpas di Padang Karbala. Bahkan kala penumpasan itu, tak satu pun hidung Syiah menampakkan diri, walau sekedar untuk menolong korban dari pihak Husein dan keluarganya. Nah, peristiwa pembantaian Husein oleh kaum Syiah itulah yang selalu mereka rayakan dan nikmati dalam momen-momen Asyura. Air mata mereka mengutuk para pembunuh Husein, sedangkan hati mereka berucap: “Alhamdulillah Husein dan keluarganya telah binasa di Karbala.”
“Jihad” kaum Syiah berikutnya ialah membantu Hulagu Khan (penguasa Mongol) untuk menumpas Khilafah Abbasiyah. Kemudian mereka berusaha melenyapkan kaum Sunni di Mesir, tetapi berhasil ditumpas oleh Nuruddin Mahmud Zanki. Mereka terus menikam perjuangan Shalahuddin Al Ayyubi. Mereka juga selalu menjadi musuh Khilafah Turki Utsmani, selalu kerjasama dengan negara-negara Nashrani Eropa untuk melemahkan Khilafah Turki. Di zaman kontemporer, Revolusi Khomeini di Iran telah menumpas Ahlus Sunnah di Iran. Mereka juga menikam perjuangan mujahidin di Afghanistan. Mereka membantai Ahlus Sunnah di Irak, Libanon, Suriah, Yaman, bahkan mereka hampir menguasai Bahrain.
Singkat kata, tidak ada Jihad kaum Syiah dalam sejarah, selain “jihad” yang diarahkan untuk memusnahkan dan menghancur-leburkan kaum Sunni. Sejarah klasik dan modern sudah memaparkan fakta. Bahkan dalam kasus Iran Contra Gate terbongkar skandal besar. Ternyata, di balik gerakan Kontra di Nikaragua, Amerika memasok senjata kepada para gerilyawan itu. Darimana dananya? Dari hasil kerjasama jual-beli minyak dengan Iran. Padahal dalam kampanye dunia, sudah dimaklumkan bahwa Amerika itu sedang konflik dengan Iran. Tetapi di balik itu ada sandiwara “jual-beli minyak” yang menggelikan. Kasus ini sangat terkenal, sehingga seorang kolonel Amerika dikorbankan sebagai tumbalnya.
Ketiga. Apa sih yang dilakukan Hizbullah (Syiah Rafidhah) di Libanon kepada Israel? Apakah dia terlibat perang terbuka dengan Israel? Apakah dia menduduki wilayah Israel dan berusaha mengusir penduduk Yahudi? Ternyata, aksi-aksi Hizbullah itu hanya melepaskan tembakan mortir ke arah pasukan Israel atau wilayah Israel. Atau mereka melakukan tembakan senapan, atau tembakan rudal anti tank. Hanya itu saja. Mereka tidak pernah terlibat perang terbuka face to face, seperti para pejuang Ahlus Sunnah di Irak, Afghanistan, Chechnya dan lainnya. Jadi singkat kata, aksi-aksi Hizbullah itu hanya semacam “main-main” untuk membuang amunisi-amunisi ringan. Itu saja kok.
Keempat. Dalam sejarah perang Arab-Israel, sejak merdeka tahun 1948 Israel sudah berkali-kali bertempur dengan pasukan Arab. Yang terkenal adalah perang tahun 48, perang tahun 67, dan perang tahun 70-an. Ia kerap disebut perang Arab-Israel. Setelah itu belum ada lagi perang yang significant. Dalam sejarah ini, lagi-lagi tiada peranan Iran sama sekali. Bahkan ketika Ghaza dihancur-leburkan Israel pada tahun 2008-2009 lalu, Iran lagi-lagi tidak terlibat apa-apa. Jadi, apa yang bisa dibanggakan dari manusia-manusia pemeluk agama Persia (Syiah Rafidhah) itu?
Kelima. Menurut Ustadz Farid Okbah, di Iran itu sangat banyak orang-orang Yahudi. Menurut informasi, jumlahnya bisa mencapai 50.000 jiwa. Mereka bisa hidup aman dan sentosa di Iran, sedangkan Ahlus Sunnah hidupnya sangat menderita di sana. Iran bersikap welcome kepada kaum Yahudi, dan sangat ofensif kepada kaum Muslimin. Ini adalah realitas yang sangat menyedihkan. Makanya tidak salah kalau ada yang mengatakan, Rafidhah lebih sadis dari orang-orang kafir lain.
Contoh yang sangat unik ialah kerjasama antara Hamas dan Iran. Banyak orang menyebutkan, Hamas kerap kerjasama dengan Iran. Hal itu konon berdasarkan sikap Syaikh Al Bana yang dulunya pernah berujar, bahwa Syiah adalah sesama saudara Muslim juga. Mereka sama-sama Ahlul Qiblah. Tetapi realitasnya, Ikhwanul Muslimin di Suriah dibantai puluhan ribu manusia disana oleh regim Hafezh Assad. Ternyata, regim itu dan anaknya (Bashar Assad, red nm), dibantu oleh Iran juga. Nah, ini kan sangat ironis. Hamas kerjasama dengan Iran, sementara Al Ikhwan di Suriah dibantai oleh regim Suriah yang didukung oleh Iran.
Keenam. Propaganda bahwa Syiah Rafidhah itu musuh Zionis Israel, semua ini hanya propaganda belaka. Sejatinya mereka itu teman-karib, sahabat dekat, saling tolong-menolong, sebagian menjadi wali atas sebagian yang lain. Mereka ini selamanya tak akan pernah terlibat dalam peperangan. Kaum Yahudi membutuhkan Iran, sebagai seteru Ahlus Sunnah. Sedangkan Iran membutuhkan Yahudi, juga sebagai seteru Ahlus Sunnah. Dalam hadits Nabi Saw juga disebutkan bahwa kelak dajjal akan muncul dari Isfahan (salah satu kota di Iran yang saat ini banyak dihuni Yahudi) dengan 70.000 pasukan. Yahudi membutuhkan Iran, karena darinya akan muncul pemimpin mereka. Dan dalam literatur-literatur Syiah, sosok dajjal itu sebenarnya adalah sosok “Al Mahdi Al Muntazhar” yang selalu mereka tunggu-tunggu. Begitulah, banyak kesamaan kepentingan antara Syiah dan Yahudi.
Ketujuh. Fakta berikutnya yang sangat mencengangkan. Ternyata Syiah Iran juga menjalin kerjasama dengan China dan Rusia, dua negara dedengkotnya Komunis. Mereka ini umumnya kerjasama dalam soal industri, perdagangan, dan jual-beli senjata. Ketika Amerika berniat menjatuhkan sanksi akibat instalasi nuklir Iran, segera China dan Rusia memveto niatan itu. Kedua negara terang-terangan membela Iran. Begitu juga China dan Rusia juga membela regim Bashar Assad (semoga Allah Al Aziz segera memecahkan kepala manusia durjana satu ini, amien ya Mujibas sa’ilin) dari ancaman sanksi internasional. Sedangkan kita tahu, regim Suriah sangat dekat koneksinya dengan Iran. Jadi, kita bisa simpulkan sendiri posisi Iran di mata China, Rusia, dan regim Suriah.
Jadi kalau kemudian kita mendengar propaganda Syiah anti Yahudi, Syiah anti Amerika, Syiah anti Zionis, dan sebagainya…ya sudahlah, saya akan ketawa saja. Tidak usah dianggap serius. Anggaplah semua itu hanya “olah-raga kata-kata” saja (meminjam istilah seorang politisi busuk). Syiah selamanya akan berkawan dengan kaum kuffar dan sangat apriori dengan kaum Muslimin (Ahlus Sunnah). Mereka itu lahir dari sejarah kita, tetapi wujud dan hatinya milik orang kafir. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.
Mengapa Syi’ah begitu bernafsu mengembangkan pengaruhnya di negeri-negeri Muslim? Dan bagaimana doktrin Syi'ah yang berbeda dan bertentangan dengan ajaran Islam dapat diinjeksikan kepada umat Islam?
Syi’ah adalah sebuah agama yang memiliki doktrin penuh manipulasi dengan berkedok dalam kitab-kitab induk kaum Syi'ah dapat diketahui doktrin-doktrin Syi’ah yang secara diametral bertentangan dengan al-Qur’an, Hadits dan akidah para shahabat Nabi. Walaupun di dalam kenyataannya kaum Syi’ah jarang sekali atau bahkan tidak pernah mengemukakan doktrin mereka di tengah-tengah kaum Muslimin, namun dalam komunitas Syi’ahnya mereka menyakini doktrin tersebut dengan sepenuh hati.
Salah satu sebab mengapa mereka menyembunyikan doktrin ajarannya adalah apabila doktrin tersebut diajarkan sebelum seseorang menjadi Syi'ah, pasti akan mendapat banyak penolakan. Karena, doktrin itu bertentangan dengan ajaran Islam yang selama ini diketahui umum. Oleh karena itu, merekapun menyembunyikan ajaran tersebut dengan doktrin taqiyah (berpura-pura), dan mereka menyatakan bahwa Syi’ah juga sebuah mazhab dalam Islam sebagaimana mazhab-mazhab lain seperti mazhab Syafi'i, Hambali, Maliki, dan Hanafi.
Untuk menggiring seseorang agar menerima doktrin-doktrin Syi'ah, seseorang harus dijauhkan dulu dari pegangan pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur'an dan hadits. Misalnya, pertama, mereka mengatakan bahwa mushaf al-Qur’an yang ada sekarang ini (mushaf Utsmaniy) perlu dikaji dan dikritisi karena mengandung subjektivitas dan kepentingan-kepentingan politis untuk memojokkan shahabat 'Ali radhiyallahu 'anhu yang seharusnya menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Sehingga, terjadilah penambahan dan pengurangan (tahrif) terhadap ayat-ayat al-Qur'an dalam mushaf tersebut. Mushaf Utsmany yang selama ini diaku adalah untuk mengecoh kaum Muslimin. Di sisi lain, kaum Syi'ah memiliki mushaf al-Qur'an sendiri.
Kedua, kitab Hadits yang menjadi pegangan kaum Muslimin sekarang ini mereka klaim sebagai kitab Hadits yang disusun oleh perawi-perawi yang cacat dan munafik sehingga tidak layak dijadikan rujukan. Dan beberapa cara lain juga mereka gunakan untuk mendiskreditkan ajaran-ajaran Islam atas nama para shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Ada 17 doktrin Syi'ah yang selalu mereka sembunyikan dari kaum Muslimin sebagai langkah taqiyyah (menyembunyikan Syi'ahnya) sebagai berikut :
1. Dunia dengan seluruh isinya adalah milik para imam Syi'ah. Mereka akan memberikan dunia ini kepada siapa yang dikehendaki dan mencabutnya dari siapa yang dikehendakinya (al-Kulaini, Ushulul Kafi, hlm. 259, cet. India). Jelas doktrin semacam ini bertentangan dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, surat al-Araf 7:128: "Sesungguhnya bumi adalah milik Allah, Dia karuniakan kepada siapa yang Dia kehendaki”.Kepercayaan Syi'ah di atas menunjukkan penyetaraan kekuasaan para imam dengan AIIah dan doktrin ini merupakan aqidah syirk.
2. 'Ali bin Abi Thalib yang diklaim sebagai imam Syi’ah yang pertama dinyatakan sebagai dzat yang pertama dan terakhir, yang zhahir dan yang batin, sebagaimana termaktub dalam surat al-Hadid 57:3 (Rijalul Kashi hlm. 138) Doktrin semacam ini jelas merupakan kekafiran Syi'ah yang berdusta atas nama Khalifah 'Ali bin Abi Thalib. Dengan doktrin semacam ini Syi'ah menempatkan 'Ali sebagai Tuhan. Dan hal ini sudah pasti merupakan tipu daya Syi'ah terhadap kaum Muslimin dan kesucian akidahnya.
3. Para imam Syi’ah merupakan wajah Allah, mata Allah, dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat bagi para hamba Allah (Ushulul Kafi, hlm. 83).
4. Amirul Mukminin 'Ali bin Abi Thalib oleh Syi'ah dikatakan menjadi wakil Allah dalam menentukan surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia sebelumnya, mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara rinci yang pernah terjadi dahulu maupun yang gaib (Ushulul Kafi, hlm. 84).
5. Keinginan para imam Syi'ah adalah keinginan Allah juga (Ushulul Kafi, hlm. 278).
6. Para imam Syi'ah mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat kematiannya karena bila imam tidak mengetahui hal-hal semacam itu, maka tentu ia tidak berhak menjadi imam (Ushulul Kafi, hlm. 158).
7. Para imam mengetahui apa pun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan menjawab apa saja bila kita bertanya kepada mereka karena mereka mengetahui hal gaib sebagaimana yang Allah ketahui (Ushulul Kafi, hlm. 193).
8. Allah bersifat bala’ yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Akan tetapi, para imam telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi (Ushulul Kafi, hlm. 40). Menurut al-Kulaini, Allah tidak mengetahui bahwa Husein bin ‘Ali akan mati terbunuh. Menurut pada mulanya Tuhan tidak tahu, karena itu Tuhan membuat ketetapan baru sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi, imam Syi’ah telah mengetahui apa yang akan terjadi. Oleh karena itu, menurut doktrin Syi’ah, Allah bersifat bala’. (Ushulul Kafi, hlm. 232).
9. Para imam Syi'ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para imam bersifat maksum (bersih dari kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat dosa). Allah menyuruh manusia untuk menaati imam Syi'ah, tidak boleh mengingkarinya, dan mereka menjadi hujjah (argumentasi kebenaran) Allah atas langit dan bumi. (Ushulul Kafi, him. 165).
10. Para imam Syi'ah sama dengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam (Ibid).
11. Yang dimaksud para imam Syi'ah adalah 'Ali bin Abi Thalib, Husein bin 'Ali, Hasan bin 'Ali, dan Muhammad bin 'Ali (Ushulul Kafi, hlm.109).
12. Al-Qur'an yang ada sekarang telah berubah, dikurangi, dan ditambah (Ushulul Kafi, hlm. 670). Salah satu contoh ayat al-Qur’an yang dikurangi dari aslinya yaitu ayat al-Qur'an, surah an-Nisa' 4:47, menurut versi Syi'ah berbunyi: "Ya ayyuhalladzina uwtul kitaba aminu bima nazzalna fi 'Aliyyin nuranmubinan" (Fashlul Khithab, hlm. 180).
13. Menurut Syi'ah, al-Qur'an yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad ada 17 ribu ayat, namun yang tersisa sekarang hanya 6660 ayat (Ushulul Kafi, hlm. 671)
14. Menyatakan bahwa Abu Bakar, 'Umar, Utsman bin Affan, Muawiyah, "Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummul Hakam adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi; mereka ini adalah musuh-musuh Allah. Barangsiapa yang tidak memusuhi mereka, maka tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya, dan imam-imam Syi'ah (Haqqul Yaqin, hlm. 519 oleh oleh Muhammad Baqir al-Majlisi).
15. Menghalalkan nikah Mut'ah, bahkan menurut doktrin Syi'ah orang yang melakukan kawin Mut'ah empat kali derajatnya sama tingginya dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam (Tafsir Minhajush Shadiqin, hlm. 356, oleh Mullah Fathullah Kasani).
16. Menghalalkan tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada sesama temannya. Kata mereka, Imam Ja’far berkata kepada temannya, ‘Wahai Muhammad, kumpulilah budakku ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka kembalikan lagi kepadaku" (Al-Istibshar III, hlm. 136 oleh Abu Ja'far Muhammad Hasan ath-Thusi).
17. Rasulullah dan para shahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi, sebelum hari kiamat, akan datang dan dia membongkar kuburan Abu Bakar dan 'Umar yang ada di dekat kuburan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Setelah dihidupkan, kedua orang ini akan disalib. (Haqqul Yaqin, hlm. 360 oleh Mulla Muhammad Baqir al-Majlisi).
Ke-17 doktrin Syi'ah di atas, apakah dapat dianggap sebagai aqidah Islam sebagaimana dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan dipegang teguh oleh para shahabat serta kaum Muslimim yang hidup sejak zaman tabi'in hingga sekarang?. Adakah orang masih percaya bahwa Syi’ah itu bagian dari umat Islam? Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, barangsiapa yang tidak mengkafirkan akidah Syi'ah ini, maka dia termasuk kafir.
Kitab-kitab yang disebutkan di atas adalah kitab-kitab induk atau rujukan pokok kaum Syi’ah yang posisinya seperti halnya kitab- kitab Hadits Imam Bukhari, Muslim, Ahmad bin Hambal, Nasa'i, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah bagi kaum muslimin. Oleh karena itu, dengan tegas harus ditolak upaya-upaya untuk menanamkan kesan bahwa Syi'ah adalah bagian dari kaum Muslimin, hanya berbeda dalam beberapa hal yang tidak prinsip.
Jadi kalau kemudian kita mendengar propaganda Syiah anti Yahudi, Syiah anti Amerika, Syiah anti Zionis, dan sebagainya…ya sudahlah, saya akan ketawa saja. Tidak usah dianggap serius. Anggaplah semua itu hanya “olah-raga kata-kata” saja (meminjam istilah seorang politisi busuk). Syiah selamanya akan berkawan dengan kaum kuffar dan sangat apriori dengan kaum Muslimin (Ahlus Sunnah). Mereka itu lahir dari sejarah kita, tetapi wujud dan hatinya milik orang kafir. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.
Mengapa Syi’ah begitu bernafsu mengembangkan pengaruhnya di negeri-negeri Muslim? Dan bagaimana doktrin Syi'ah yang berbeda dan bertentangan dengan ajaran Islam dapat diinjeksikan kepada umat Islam?
Syi’ah adalah sebuah agama yang memiliki doktrin penuh manipulasi dengan berkedok dalam kitab-kitab induk kaum Syi'ah dapat diketahui doktrin-doktrin Syi’ah yang secara diametral bertentangan dengan al-Qur’an, Hadits dan akidah para shahabat Nabi. Walaupun di dalam kenyataannya kaum Syi’ah jarang sekali atau bahkan tidak pernah mengemukakan doktrin mereka di tengah-tengah kaum Muslimin, namun dalam komunitas Syi’ahnya mereka menyakini doktrin tersebut dengan sepenuh hati.
Salah satu sebab mengapa mereka menyembunyikan doktrin ajarannya adalah apabila doktrin tersebut diajarkan sebelum seseorang menjadi Syi'ah, pasti akan mendapat banyak penolakan. Karena, doktrin itu bertentangan dengan ajaran Islam yang selama ini diketahui umum. Oleh karena itu, merekapun menyembunyikan ajaran tersebut dengan doktrin taqiyah (berpura-pura), dan mereka menyatakan bahwa Syi’ah juga sebuah mazhab dalam Islam sebagaimana mazhab-mazhab lain seperti mazhab Syafi'i, Hambali, Maliki, dan Hanafi.
Untuk menggiring seseorang agar menerima doktrin-doktrin Syi'ah, seseorang harus dijauhkan dulu dari pegangan pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur'an dan hadits. Misalnya, pertama, mereka mengatakan bahwa mushaf al-Qur’an yang ada sekarang ini (mushaf Utsmaniy) perlu dikaji dan dikritisi karena mengandung subjektivitas dan kepentingan-kepentingan politis untuk memojokkan shahabat 'Ali radhiyallahu 'anhu yang seharusnya menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Sehingga, terjadilah penambahan dan pengurangan (tahrif) terhadap ayat-ayat al-Qur'an dalam mushaf tersebut. Mushaf Utsmany yang selama ini diaku adalah untuk mengecoh kaum Muslimin. Di sisi lain, kaum Syi'ah memiliki mushaf al-Qur'an sendiri.
Kedua, kitab Hadits yang menjadi pegangan kaum Muslimin sekarang ini mereka klaim sebagai kitab Hadits yang disusun oleh perawi-perawi yang cacat dan munafik sehingga tidak layak dijadikan rujukan. Dan beberapa cara lain juga mereka gunakan untuk mendiskreditkan ajaran-ajaran Islam atas nama para shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Ada 17 doktrin Syi'ah yang selalu mereka sembunyikan dari kaum Muslimin sebagai langkah taqiyyah (menyembunyikan Syi'ahnya) sebagai berikut :
1. Dunia dengan seluruh isinya adalah milik para imam Syi'ah. Mereka akan memberikan dunia ini kepada siapa yang dikehendaki dan mencabutnya dari siapa yang dikehendakinya (al-Kulaini, Ushulul Kafi, hlm. 259, cet. India). Jelas doktrin semacam ini bertentangan dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, surat al-Araf 7:128: "Sesungguhnya bumi adalah milik Allah, Dia karuniakan kepada siapa yang Dia kehendaki”.Kepercayaan Syi'ah di atas menunjukkan penyetaraan kekuasaan para imam dengan AIIah dan doktrin ini merupakan aqidah syirk.
2. 'Ali bin Abi Thalib yang diklaim sebagai imam Syi’ah yang pertama dinyatakan sebagai dzat yang pertama dan terakhir, yang zhahir dan yang batin, sebagaimana termaktub dalam surat al-Hadid 57:3 (Rijalul Kashi hlm. 138) Doktrin semacam ini jelas merupakan kekafiran Syi'ah yang berdusta atas nama Khalifah 'Ali bin Abi Thalib. Dengan doktrin semacam ini Syi'ah menempatkan 'Ali sebagai Tuhan. Dan hal ini sudah pasti merupakan tipu daya Syi'ah terhadap kaum Muslimin dan kesucian akidahnya.
3. Para imam Syi’ah merupakan wajah Allah, mata Allah, dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat bagi para hamba Allah (Ushulul Kafi, hlm. 83).
4. Amirul Mukminin 'Ali bin Abi Thalib oleh Syi'ah dikatakan menjadi wakil Allah dalam menentukan surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia sebelumnya, mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara rinci yang pernah terjadi dahulu maupun yang gaib (Ushulul Kafi, hlm. 84).
5. Keinginan para imam Syi'ah adalah keinginan Allah juga (Ushulul Kafi, hlm. 278).
6. Para imam Syi'ah mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat kematiannya karena bila imam tidak mengetahui hal-hal semacam itu, maka tentu ia tidak berhak menjadi imam (Ushulul Kafi, hlm. 158).
7. Para imam mengetahui apa pun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan menjawab apa saja bila kita bertanya kepada mereka karena mereka mengetahui hal gaib sebagaimana yang Allah ketahui (Ushulul Kafi, hlm. 193).
8. Allah bersifat bala’ yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Akan tetapi, para imam telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi (Ushulul Kafi, hlm. 40). Menurut al-Kulaini, Allah tidak mengetahui bahwa Husein bin ‘Ali akan mati terbunuh. Menurut pada mulanya Tuhan tidak tahu, karena itu Tuhan membuat ketetapan baru sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi, imam Syi’ah telah mengetahui apa yang akan terjadi. Oleh karena itu, menurut doktrin Syi’ah, Allah bersifat bala’. (Ushulul Kafi, hlm. 232).
9. Para imam Syi'ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para imam bersifat maksum (bersih dari kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat dosa). Allah menyuruh manusia untuk menaati imam Syi'ah, tidak boleh mengingkarinya, dan mereka menjadi hujjah (argumentasi kebenaran) Allah atas langit dan bumi. (Ushulul Kafi, him. 165).
10. Para imam Syi'ah sama dengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam (Ibid).
11. Yang dimaksud para imam Syi'ah adalah 'Ali bin Abi Thalib, Husein bin 'Ali, Hasan bin 'Ali, dan Muhammad bin 'Ali (Ushulul Kafi, hlm.109).
12. Al-Qur'an yang ada sekarang telah berubah, dikurangi, dan ditambah (Ushulul Kafi, hlm. 670). Salah satu contoh ayat al-Qur’an yang dikurangi dari aslinya yaitu ayat al-Qur'an, surah an-Nisa' 4:47, menurut versi Syi'ah berbunyi: "Ya ayyuhalladzina uwtul kitaba aminu bima nazzalna fi 'Aliyyin nuranmubinan" (Fashlul Khithab, hlm. 180).
13. Menurut Syi'ah, al-Qur'an yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad ada 17 ribu ayat, namun yang tersisa sekarang hanya 6660 ayat (Ushulul Kafi, hlm. 671)
14. Menyatakan bahwa Abu Bakar, 'Umar, Utsman bin Affan, Muawiyah, "Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummul Hakam adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi; mereka ini adalah musuh-musuh Allah. Barangsiapa yang tidak memusuhi mereka, maka tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya, dan imam-imam Syi'ah (Haqqul Yaqin, hlm. 519 oleh oleh Muhammad Baqir al-Majlisi).
15. Menghalalkan nikah Mut'ah, bahkan menurut doktrin Syi'ah orang yang melakukan kawin Mut'ah empat kali derajatnya sama tingginya dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam (Tafsir Minhajush Shadiqin, hlm. 356, oleh Mullah Fathullah Kasani).
16. Menghalalkan tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada sesama temannya. Kata mereka, Imam Ja’far berkata kepada temannya, ‘Wahai Muhammad, kumpulilah budakku ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka kembalikan lagi kepadaku" (Al-Istibshar III, hlm. 136 oleh Abu Ja'far Muhammad Hasan ath-Thusi).
17. Rasulullah dan para shahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi, sebelum hari kiamat, akan datang dan dia membongkar kuburan Abu Bakar dan 'Umar yang ada di dekat kuburan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Setelah dihidupkan, kedua orang ini akan disalib. (Haqqul Yaqin, hlm. 360 oleh Mulla Muhammad Baqir al-Majlisi).
Ke-17 doktrin Syi'ah di atas, apakah dapat dianggap sebagai aqidah Islam sebagaimana dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan dipegang teguh oleh para shahabat serta kaum Muslimim yang hidup sejak zaman tabi'in hingga sekarang?. Adakah orang masih percaya bahwa Syi’ah itu bagian dari umat Islam? Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, barangsiapa yang tidak mengkafirkan akidah Syi'ah ini, maka dia termasuk kafir.
Kitab-kitab yang disebutkan di atas adalah kitab-kitab induk atau rujukan pokok kaum Syi’ah yang posisinya seperti halnya kitab- kitab Hadits Imam Bukhari, Muslim, Ahmad bin Hambal, Nasa'i, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah bagi kaum muslimin. Oleh karena itu, dengan tegas harus ditolak upaya-upaya untuk menanamkan kesan bahwa Syi'ah adalah bagian dari kaum Muslimin, hanya berbeda dalam beberapa hal yang tidak prinsip.
Semoga artikel sederhana ini bermanfaat. Semoga kita semakin sadar, bahwa Syiah Rafidhah bukanlah kawan. Mereka membutuhkan istilah kawan selagi masih lemah. Nanti kalau sudah kuat, mereka akan menghancur-leburkan Ahlus Sunnah. Tetapi cukuplah Allah Ta’ala sebagai Wali, Pelindung, dan Penolong kita. Dialah sebaik-baik Pelindung dan Penjaga.
Walhamdulillahi Rabbil ’alamiin
___________________
Catatan kaki:
1. Al-Qummi, al-Maqalat wal Firaq, hlm. 10-21
2. Firaqus Syi’ah, hlm. 19-20
3. Lihat al-Kasyi membawakan beberapa riwayat tentang Ibnu Saba’ dan akidahnya, hlm. 170-174 dan 106-108.
4. Ushul I’tiqad Ahlus-Sunnah wal Jama’ah, hlm. 1/22-23.
5. Al-Majlisi, al-Bihar, hlm. 68, 96, 97 (termasuk referensi modern mereka).
6. Syaikh Abdullah al-Jibrin, at-Ta’liqat ala Matni lum’atil I’tiqad, hlm. 108.
7. Maqalatul Islamiyyin, hlm. 1/89. Footnote oleh: Mahyuddin Abdul Hamid.
8. Maqalatun Islamiyyin, hlm. 1/89.
Post a Comment