IAEA Mulai Bicarakan Teknis Program Nuklir Dengan Perwakilan Iran
Fasilitas pengayaan uranium di Isfahan, Iran. Pengolahan urania di fasilitas ini dicurigai menjadi bagian program rahasia pengembangan senjata nuklir. (wikipedia.org) |
Teheran - Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) memulai pembicaraan teknis tentang program nuklir Dengan Perwakilan Iran di Wina, Rabu.
Perwakilan Iran di IAEA, Ali Asqar Soltaniyeh, dan Kepala Departemen Perlindungan IAEA, Herman Nackaerts, memimpin pertemuan di ibu kota Austria itu, demikian dilansir laman kantor berita Iran, Fars.
Penilik IAEA telah melakukan sejumlah inspeksi namun tidak menemukan bukti yang menunjukkan pengalihan tujuan damai program nuklir Iran.
Laporan terakhir yang dikeluarkan IAEA tentang Iran mengakui bahwa Teheran melakukan kegiatan pengayaan uranium di bawah pengawasan badan pengawas nuklir PBB.
Washington dan sekutu Barat menuduh Iran mencoba mengembangkan senjata nuklir berkedok program nuklir sipil namun tidak bisa membuktikan tuduhan mereka itu.
Iran membantah tuduhan itu dan berkukuh program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.
Teheran kini berada di bawah sanksi Dewan Keamanan PBB dan embargo Barat karena menolak seruan Barat untuk menghentikan kegiatan pengayaan uranium.
Perwakilan Iran di IAEA, Ali Asqar Soltaniyeh, dan Kepala Departemen Perlindungan IAEA, Herman Nackaerts, memimpin pertemuan di ibu kota Austria itu, demikian dilansir laman kantor berita Iran, Fars.
Penilik IAEA telah melakukan sejumlah inspeksi namun tidak menemukan bukti yang menunjukkan pengalihan tujuan damai program nuklir Iran.
Laporan terakhir yang dikeluarkan IAEA tentang Iran mengakui bahwa Teheran melakukan kegiatan pengayaan uranium di bawah pengawasan badan pengawas nuklir PBB.
Washington dan sekutu Barat menuduh Iran mencoba mengembangkan senjata nuklir berkedok program nuklir sipil namun tidak bisa membuktikan tuduhan mereka itu.
Iran membantah tuduhan itu dan berkukuh program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.
Teheran kini berada di bawah sanksi Dewan Keamanan PBB dan embargo Barat karena menolak seruan Barat untuk menghentikan kegiatan pengayaan uranium.
_____________
sumber : antara.com
Post a Comment