Penolakan Yesus Dalam Sejarah Bangsa Yahudi

Yahudi memandang Yesus hanya sebagai manusia biasa. Mereka menolak Yesus sebagai Mesias karena dalam pandangan mereka Mesias adalah raja yang lebih hebat dari Daud dan yang akan memimpin mereka mengalahkan musuh mereka dan membangun negara yang kuat. Sebab Yesus tidak bisa menyelamatkan diri dari salib. Mereka tidak suka Mesias (Raja) yang lemah dan mudah terkalahkan namun yang kuat dan perkasa.

Pada tahun 60-an, ketika perang melawan tentara dari gabungan negara Arab dan menang, maka sempat pula mereka mengira jendral perang mereka waktu itu sebagai Mesias yang dijanjikan Tuhan. Sebab berhasil mengalahkan gabungan negara Arab yang terkenal kuatnya (Mesir, Yordania, Suriah, Iraq, Arab Saudi, Sudan, Tunisia, Maroko, Algeria)



Berikut penolakan Yahudi terhadap Yesus sebagai Mesias pada Alkitab :

- Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. (Matius 13:54-57)

- Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Tuhan yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Tuhan, atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Tuhan. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!". Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?" (Matius 26:62-68)

- Aku dan Bapa adalah satu."Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Tuhan dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Tuhan." Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah--sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan--, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Tuhan! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Tuhan? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa" Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. (Yohanes 10:30-39)

- Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!" Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya." Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga. (Markus 15:29-32)

- Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh keberanian, tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang sementara itu. Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Tuhan, di situ ada kemerdekaan. Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. (Korintus II 3:12-18)


Bangsa Yahudi berkeyakinan bahwa mereka adalah bangsa pilihan Tuhan. Tuhan menciptakan alam semesta beserta isinya untuk kepentingan dan kesejahteraan mereka. Dan mereka merasa sebagai subjek, sedangkan bangsa lain cukup sebagai pelengkap penderita. Lebih lanjut hanya diri mereka yang dianggap ”manusia, sedangkan bangsa lain hanyalah pembantu, budak, bahkan anjing.  Keyakinan seperti itulah yang membuat mereka lebih dari bangsa lain, sombong, pongah, keras kepala bahkan kejam.

Pernyataan-pernyataan seperti tersebut diatas bukan sebuah dramatisasi belaka, melainkan bersumber dari bibel sendiri, diantaranya :

”Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan iman dan bangsa yang kudus. Inilah semunya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.” (Keluaran 19:6).

’Engkau akan diberkati lebih daripada segala bangsa”. (Ulangan 7:14).

”Engkau harus melenyapkan segala bangsa yang diserahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu: janganlah engkau merasa sayang kepada mereka....”(Ulangan 7:16).

”Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro Fenesia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dan anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya : ”Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing. ”Tetapi perempuan itu menjawab: ”Benar Tuhan. Tetapi anjing yang dibawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak. ”Maka  kata Yesus kepada perempuan itu: ” Karena kata-katamu itu pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” (Markus 7:26-29).

Pernyataan-pernyataan Bibel tersebut di atas menjelaskan betapa bangsa Yahudi menganggap diri mereka istimewa, yaitu ”bangsa pilihan Tuhan”. Oleh karena itu mereka boleh berbuat apa saja terhadap bangsa lain, termasuk membantai (melenyapkan). Dan semua itu dilakukan atas nama Tuhan.

Namun adakah suatu bangsa yang rela terus menerus ditindas dijajah ataupun diperbudak?. Demikian pula dengan bangsa Falestin, penduduk asli negeri itu, yang setelah melalui perjuangan berat akhirnya bangsa Falestin menang. Kemenangan bangsa Falestin tersebut membuat keadaan menjadi terbalik. Bangsa Yahudi- sang penindas- kini dalam bayang-bayang tertindas. Maka mereka memohon agar  Yahwe (Tuhan Israel) segera mengutus seorang Al-Masih (Juru Selamat) agar mereka jaya dan berkuasa lagi.



Sederetan Al-Masih

Dari Bibel, khususnya dalam perjanjian lama, akan kita dapatkan bahwa Al-Masih itu bukan hanya Yesus, mereka natara lain :

1. Saul Al-Masih

Saul yang berhasil mengalahkan Filistin diangkat sebagai Al-Masih:

”Bukankan Tuhan telah mengurapi engkau menjadi Raja atas umatnya Israel? Engkau akan memegang Tampuk Pemerintahan atas umat Tuhan, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh disekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa Tuhan telah mengurapi engkau menjadi Raja atas miliknya sendiri". (I Samuel 10:1)

2. Harun Al-Masih

Setelah Saul menjadi Al-Masih maka Harun (saudara Musa) juga diangkat sebagai Al-Masih.

”Kemudian ditungkannya sedikit dari minyak urapan itu ke atas kepala Harun dan di urapinyalah dia untuk menguduskannya”. (Imamat 8:12)

3. Elisa Al-Masih

Kehadiran seorang Al-Masih untuk masa ini ternyata tidak cukup, maka setelah Harun menjadi Al-Masih, Elisa pun diangkat menjadi Al-Masih.

”Juga Yehu, cucu Nimzi, haruslah kau urapi menjadi Raja atau Israel, dan Elisa bin Safat dari Abel Mahola, harus kau urapi menjadi Nabi mengggantikan engkau”(I Raja-Raja 19;16)

4. Daud Al-Masih

Setelah Saul meninggal dunia maka sesepuh suku-suku Israel menggangkat Daud sebagai Al-Masih.

”Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Raja, lalu Raja Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron, di hadapan Tuhan; kemudian mereka mengurapi Daud menjadi Raja atas Israel”(II Samuel 5:3)

5. Salomo Al-Masih

Setelah Daud meninggal dunia, maka Salomo putra Daud diangkat sebagai tercantum dalam I Raja-Raja 1:39

”Imam Zadok telah membawa tanduk berisi minyak dari dalam kemah, lalu diurapinya Salomo. Kemudian sangkakala ditiup, dan seluruh rakyat berseru” Hidup  Raja Salomo”.

6. Koresy Al-Masih

Raja Syrus penyembah berhala ini diangkat sebagai Al-Masih setelah meninggalnya Salomo.

”Beginilah firman Tuhan : Inilah firmanku kepada orang yang kuurapi, kepada Koresy yang tangan kananya kupegang supaya aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti Raja-Raja, supaya aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu gerbang tidak tinggal tertutup.”(Yesaya 45:1)

Ayat ini dialamatkan Raja Syrus yang pagan, untuk memenuhi kerinduan akan datangnya penyelamat, walaupun pada kenyataannya ayat tersebut adalah nubuat dari nabi Yesaya akan datangnya seorang Koresy (Quraisy) sebagai nabi akhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Amatlah mustahil jika Tuhan menyayangi seorang kafir untuk diurapi. Apabila ternyata bahwa belum lama bangsa Yahudi dipimpin oleh Al-Masih yang kafir, situasi keamanan dan politik berubah kembali dengan datangnya serbuan pasukan Romawi. Maka kembali lagi seperti pada peristiwa sebelumnya, yakni ketika bangsa Israel menangis, meraung dan memohon kepada Yahwe untuk diberi Al-Masih atau seorang juru selamat untuk membebaskan mereka dari cengkraman bangsa Romawi. Maka mereka berangan-angan dan menyusun kriteria Al-Masih.

Orang-orang Israel akhirnya mengadakan kesepakatan bahwa Al-Masih adalah seorang yang merupakan:

1. Raja-raja terdahulu yang dianggap ”Bangkit” dari kuburnya, antara lain : Daud Yesekhiel, Yosafat, atau

2. Nabi yang ”dibangkitkan ”, misalnya Elia atau Elisa.

3. (Harus) keturunan Daud dan Sulaiman.

Disamping tiga kriteria tersebut, bangsa Israel mempunyai penghayatan bahwa kelahiran seorang pahlawan (Juru Selamat)  haruslah lahir dari seorang perawan, sebagaimana pahlawan-pahlawan bangsa terdahulu yang juga terlahir dari seorang perawan.


Yesus Keturunan Daud?

Bibel selalu mengatakan bahwa Yesus adalah anak Daud. Nubuat tentang keturunan Daud akan berkuasa antara lain: II Samuel 7:12-13 dan I Tawarikh 17:11-12

”Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapatkan perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama Ku dan Aku akan mengokohkan tahta kerajaannya untuk selama-lamanya”

Demikian pula Kisah Para Rasul 2:30

”.....Bahwa ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri diatas tahtanya”.

Padahal, dengan garis keturunannya (silsilah), terbukti bahwa Yesus bukan keturunan Daud, karena Maryam bukan keturunan Daud. Yang merupakan keturunan Daud adalah Yusuf, yang oleh Bibel disebut tunagan  Maria (Mariam), silsilah itu juga mengandung perbedaan. Matius (1:6-16) menurut 28 orang sedangkan Lukas (3:23-31) 43 orang. Jadi terdapat selisih 15 generasi perhatikan silsilah Yesus pada lampiran.




Lantas mengapa Bibel membuat kekeliruan seperti itu? Sejarah mengatakan bahwa bangsa Israel merasa dirinya sebagai ”bangsa pilihan” telah berabad-abad mengalami penindasan dan penjajahan bangsa-bangsa Bobilonia, Yunani, Siria dan Romawi. Oleh karena itu mereka selalu terkenang pada zaman keemasan dibawah pimpinan Daud dan berharap datangnya ”Raja Israel” dari keturunan Daud yang akan melepaskan mereka dari kesengsaraan.

Jelas bahwa pengikatan Isa-Yusuf-Daud adalah rekayasa untuk melegitimasi bahwa Yesus adalah keturunan Daud, Al Masih yang dinanti-nantikan sebagai juru selamat.


Tidak ada komentar

Posting Komentar