Menjawab Konsep Allah Tritunggal Ajaran Kristen (Bagian 1)

Dari teologi kristen DR. H.L. Senduk, Theologia Alkitabiah, Penerbit : Yayasan Bethel, p. 34, 44-45, menulis sebagai berikut  :

Istilah atau kata “Tritunggal” tidak tertulis dalam Alkitab, tetapi kebenaran tentang Allah Tritunggal jelas diwahyukan oleh Alkitab. Tritunggal adalah doktrin atau pengajaran dasar tentang Allah yang telah menyatakan diriNya dalam dunia ini. p.34.

Kalau anda percaya bahwa Bapa Allah itu Tuhan Yang Maha Esa, Yesus Anak Allah itu Tuhan Yang Maha Esa dan Rohulkudus itu Tuhan Yang Maha Esa, maka anda dapat percaya kepada ALLAH TRITUNGGAL. Bukan tiga Allah tetapi satu Allah dengan beroknum tiga. Satu dalam tiga dan tiga dalam satu. Ketiga oknum Allah itu adalah TUHAN YANG MAHA ESA. Rohulkudus adalah SATU, Tuhan Yesus adalah SATU dan Allah Bapa adalah SATU. (1 Kor. 12:4). Tiga oknum Allah ini adalah Allah Yang Maha Esa. Tiga di dalam satu dan satu di dalam tiga. p.44-45.

Saudara-saudara Kristiani yang saya hormati. Sepengetahuan saya, Tuhan Yang Maha Esa adalah Allah, Khalik (Pencipta) langit dan bumi, dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan.
Di bawah ini saya kutipkan ayat Alkitab, Kitab Suci Perjanjian Lama, Penerbit Nusa Indah, 1988, Yesaya 44: 24 yang berbunyi sebagai berikut:

Beginilah firman T U H A N, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan :

“Akulah T U H A N, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit yang menghamparkan bumi – siapakah yang mendampingi Aku?

Salah satu argumentasi yang sering diajukan untuk mendukung ajaran Allah Tritunggal adalah melalui matematika perkalian (Pdt. Dr. Paulus Daun, Anda Bertanya,? Kami Menjawab!, Jilid 1, Yayasan Daun Family, Manado, 2005, pp.35, 36):

Ada orang yang mengatakan bahwa tidak mungkin Allah Bapa ditambah Allah Anak ditambah Allah Roh Kudus, lalu sama dengan satu, yaitu satu Allah (1 + 1 + 1 = 3). Memang jika ditambah secara matematika tidak mungkin, tetapi bukan berarti secara metematika, tidak bisa. Tiga bisa menjadi satu, jika kita tidak menggunakan cara tambah, tetapi cara perkalian. Allah Bapa dikali dengan Allah Anak dikali dengan Allah Roh Kudus, bukankah sama dengan satu? (1 X 1 X 1 = 1). berarti sama dengan ini ya pak pendeta...



 

D. James Kennedy menjelaskan konsep Allah Tritunggal (Mengungkap Misteri-Misteri Alkitab, Gospel Press, P.O. Box 238, Batam Centre, 29432, 2003), juga memakai matematika perkalian sebagai berikut

Kita membuat kekeliruan besar dalam upaya memahami Tritunggal kalau kita melihat Allah sebagai tiga “benda” yang ditambahkan untuk mencapai satu bilangan. Allah bukanlah sebuah kue bundar yang dibagi dalam tiga potongan. Allah Bapa, Allah Anak, dan Roh Kudus masing-masing bukanlah satu pertiga dari sesosok Allah. Satu kali satu kali satu adalah satu. p.198.

Begitulah argumentasi matematika Tritunggal yang saya maksud dengan judul di atas. Sebelum menyimpulkan benar salahnya matematika Tritunggal di atas mari kita coba membahasnya dengan menggunakan contoh berupa segitiga. Di atas terdapat sebuah segi empat berisi 3 buah segitiga sama sisi; segitiga ABC, DEF, dan GHI. Ketiga segitiga itu mempunyai karakteristik yang sama, karena segi tiga sama sisi, yaitu:

- Memiliki tiga sisi yang sama panjang.
- Memiliki tiga sudut yang sama besar.
- Mereka sama dan sebangun.

Kalau anda ditanya , berapa buah segitiga yang ada di dalam segi empat itu? Apakah anda akan menjawab

1; karena mereka sama dan sebangun? Atau anda akan menjawab 3 buah segi tiga sama sisi; yang sama dan sebangun. Saya yakin, saudara tidak akan menjawab 1.  Anak kecil yang baru belajar berhitung pun tidak akan menjawab 1.

Jadi dengan segitiga sama sisi di atas terbukti matematika Tritunggal itu tidak benar atau tidak sesuai nalar yang paling sederhana sekali pun. Kita tidak dapat menggunakan matematika perkalian dalam masalah ini karena tidak relevan. Kembali kepada ajaran Allah Tritunggal. Kalau Yesus adalah Allah, kalau Roh Kudus adalah juga Allah, maka tidak salah bila secara sederhana ditarik kesimpulan bahwa Allah itu 3. 

1. Allah yang pertama disebut B a p a,
2. Allah yang kedua disebut A l l a h  A n a k(Yesus), dan
3. Allah yang ketiga disebut Allah Roh Kudus (Roh Kudus). Jadi ada 3 Allah, bukan 1 Allah. 
 

Begitulah uraiannya. 

J a w a b a n  1 :

Nah Jika dalam bangun segitiga ada tiga sudut dan kita tarik garis tegak lurus tiap sisinya maka hanya satu titik bukan tiga lagi bukan? berarti Allah itu Satu Bukan Tiga.


Konsep Tritunggal Tidak Memposisikan Yesus Sebagai Tuhan

Di kitabnya orang Islam (Al Quran) dikatakan sebagai berikut, Dan firman-NYA: “Sungguh celakalah orang-orang yang menulis al kitab dengan tangan mereka, lalu mereka katakan: “Ini adalah dari Allah.” (mereka lakukan itu) untuk mencari keuntungan sedikit. Sungguh celakalah mereka karena aktivitas mereka menulis kitab-kitab (yang mereka katakan dari Allah itu), dan sungguh celakalah mereka akibat tindakan mereka. (al-Baqarah : 79)

Kita semua belajar agama dari Kitab suci. Kitab suci diyakini sebagai firman Tuhan. Sehingga firman Tuhan harus terbebas dari keragu-raguan. Keraguan terkadang berasal dari banyaknya pertentangan di dalam Kitab tersebut. Dalam Injil sekarang, pertentangan itu begitu nyata. Misalnya :

1. Pertentangan matematis. Contoh :
Tiga  ayat ini yang merupakan firman Allah tentang Berapa anak-anak Benyamin?
a. 10 orang (Kejadian 46:21).
b. 5 orang (Bilangan 26:38-39).
c. 3 orang (I Tawarikh 7:6).

2. Pertentangan Non Matematis, contoh :
Tiga ayat ini menerangkan tentang siapa jati diri Yesus?
a.Sebagai Rasul dan Imam (Ibrani 3:1)
b.Sebagai anak manusia.” (Matius 17:19)
c.sebagai Tuhan (Kisah Rasul 10:36)

Jika pertentangan itu bersifat matematis, seperti dalam nomor 1, tentu kita bisa tahu dengan jelas pertentangan tersebut. Jika kita mengacu nomor 2 pun jelas sekali pertentangannya. Tetapi terkadang kaum Kristen memandang bahwa nomor 2 bukan pertentangan tapi saling melengkapi. Hal itu karena mereka mengacu pada ayat :

“Pada mulanya adalah Firman, Firman bersama dengan Tuhan, dan Firman itulah  Tuhan ” (Yohanes 1 :1).

“Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu]”(1 Yohanes 5:7)

Yang menarik adalah bahwa ayat ini hanya Yohanes yang mengucapkan. 11 Murid lainnya tidak mengucapkan sama sekali.

Kaum Kristen sering mendasarkan doktrin Trinitas pada dua ayat diatas. Bahwa Tuhan itu melingkupi "Bapa, Yesus dan Roh Kudus". Benarkah demikian?. Sekarang mari kita baca ayat Alkitab Injil yang lain :

Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam aku dan aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus aku. Dan aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepadaku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu. Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam aku supaya mereka sempurna menjadi satu agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi aku. (Yohanes 17 : 21-23)

Dalam Yohanes 5:7 disebutkan bahwa ada 3 saksi : Bapa, Firman dan Roh Kudus. Yang jadi pertanyaan adalah : siapakah saksi pertama?. Apakah Bapa, Firman atau Roh Kudus?. Seperti kita ketahui dalam kamus Kristen Bapa= Tuhan, Firman=Yesus dan Roh Kudus=Malaikat.

Tentu saksi pertama Bapa, karena DIA_lah pencipta segala sesuatu (yang awal). Saksi kedua adalah Roh kudus yang merupakan pembawa Firman. Dan saksi ketiga adalah firman itu sendiri. Ketiganya adalah satu, tetapi bukan satu dzat tetapi satu tujuan. Mengapa?. Kerena ayat itu berlanjut ke Yohanes 17 : 21-23.

Dalam Yohanes 17 : 21-23, dapat dipahami bahwa ada kesatuan antara Bapa, Yesus dan mereka. Siapakah mereka disini?. Mereka tidak lain adalah pengikut Yesus yang percaya pada ajaran Yesus. Jadi ada saksi yang ke empat yaitu “Mereka”.

Jadi dapat ditarik kesimpulan, siapapun pengikut Yesus akan menjadi satu dengan Yesus, Roh Kudus dan Bapa. Jadi bisa dikatakan bahwa tidak ada trinitas dalam Kristen. Yang ada adalah Multinitas.

Memahami dua ayat diatas tentu kita menyadari bagaimana kedudukan Yesus dalam kaumnya, bahwa beliau hanya pembawa pesan atau nabi. Kedua ayat diatas sama-sama berasal dari Yohanes. Yang menjadi pertanyaan apakah di satu sisi Yohanes mengajarkan Trinitas dan di sisi lain Yohanes mengajarkan multinitas. Jika benar berarti Yohanes seorang yang plin-plan tentunya.

Jika kita telaah lebih lanjut, sebenarnya Yohanes bukan mengajarkan Trinitas atau multinitas. Tetapi Yohanes mengajarkan kedekatan antara Allah dengan orang-orang yang beriman. Mengapa?. Karena pada awal pembukaan Injil Yohanes (1:1) dimana dikatakan : “Pada mulanya adalah Firman, firman bersama dengan Tuhan dan Firman itulah Tuhan”.  Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah ayat ini berbunyi seperti ini?. Tidak.

Lalu bagaimana bunyi yang benar?. Yang benar seperti ini :  “Pada mulanya adalah Firman, Firman bersama dengan Tuhan, dan Firman itulah DARI Tuhan  (Yohanes 1 :1).

John 1:1 ” In the beginning was Word, and the Word was with God, and the Word was god”.

Coba perhatikan ayat diatas, ada dua kata God disana. Bedanya yang pertama huruf besar “G” dan yang kedua huruf kecil “g”. Mengapa?. Karena dalam kaidah bahasa Yunani kata God dalam “And the word was with God” adalah HO-THEOS yang berarti THE GOD. Sedangkan kata god pada kalimat “and the word was  god” adalah Ton-theos yang berarti a god (sifat ketuhanan)

Pada catatan kaki Al-Kitab  “The New Testament of  The New American Bible” 1970 hal 203 dikatakan bahwa Yohanes 1: 1-18 sebagai karya bebas yang dipakai sebagai intro Injil Yohanes. Dan khususnya Yohanes 1:1 diperkirakan merupakan plagiat dari filsafat Plato, dimana hal ini diperkuat oleh Argument Bapa Gereja “Saint Agustine” dalam bukunya “The confession of  Saint Agustine”.

Jadi status Yesus sebagai Tuhan harus dipahami bukan Tuhan layaknya Allah Sang Pencipta dimana Yesus sebagai anak Biologis Tuhan dan Yesus itu Tuhan, tapi tuhan dalam artian hamba Allah (Ton-theos/a god). Karena orang-orang Yahudi selalu menggunakan kata anak tuhan dalam memposisikan kedudukan mereka dihadapan Allah.

Untuk lebih memperjelas kedudukan antara "Bapa, Yesus dan Roh Kudus", mari kita baca pengertian mengenai Roh Kudus.

Baik orang Islam maupun orang Kristen mempercayai apa itu Roh Kudus. Tetapi ada perbedaan mendasar dari kedua agama ini dalam memahami Roh Kudus. Dalam Islam Roh Kudus disebut Ruhul Kudus (Ruhul Qudus). Lalu apakah ada perbedaan antara Roh Kudus dan Ruhul Kudus. Kalau kita membahas Roh, maka itu adalah dzat (nyawa) yang ada dalam setiap makhluk hidup semisal manusia dan binatang. Dan setiap manusia yang shaleh bisa dipastikan mempunyai Roh Kudus. Sedangkan Ruhul bisa diartikan sebutan bagi Malaikat yang bahan dasarnya Cahaya.

Dalam Islam (Al Quran) Ruhul Kudus adalah Malaikat Jibril. Disebut Ruhul Kudus karena Malaikat terbuat dari cahaya dan bersifat suci.  Semua Malaikat adalah Ruhul Kudus. Jika ada yang mempersepsikan Ruhul Qudus adalah Jibril, karena Jibril lah yang membawa pesan-pesan Allah (Firman). Seperti Firman Allah :

Katakanlah : “RUHUL Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur’an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. [QS 16:102]. Dari sini kita bisa memahami apa itu Ruhul Kudus yang selalu disematkan kepada Isa Putera Maryam. Allah berfirman dalam beberapa ayat Al-Quran sebagai berikut :

"...dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu’jizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan RUHUL Qudus...".[QS 2:87]

"...Dan Kami berikan kepada ‘Isa putera Maryam beberapa mu’jizat serta Kami perkuat dia dengan RUHUL Qudus...".[QS 2:253]
"(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai ‘Isa putra Maryam, ingatlah ni’mat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan RUHUL Qudus...".[QS 5:110]

Tahukah anda apa maksud dan fungsi dari Ruhul Kudus pada ayat-ayat diatas?. Ruhul Kudus dikatakan telah memperkuat Isa Putera Maryam. Makna dari memperkuat bukan berarti di dalam diri Isa itu terdapat Malaikat, atau Isa itu bagian dari Malaikat. Tetapi makna memperkuat adalah bahwa Isa Putera Maryam telah dimateraikan oleh Allah melalui Malaikat Jibril kepada Maryam bahwa Yesus adalah utusan Allah.

Terkadang untuk menguatkan argumen bahwa Yesus adalah Tuhan mereka selalu mengkaitkan dengan Roh Kudus, bahwa Yesus penuh dengan Roh Tuhan yaitu Roh Kudus. Padahal Roh Kudus bukan monopoli Yesus saja.

1. Dan Ia (Johannes Sang Pembaptis) akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya. (Injil-Lukas 1:15)
2. Dan Elisabeth pun penuh dengan Roh Kudus. (Injil-Lukas l:41)
3. Dan Zakaria, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus. (Injil–Lukas 1: 67)
4. Roh Kudus ada di atasnya (Simon). (Injil–Lukas 2: 25)


KESIMPULAN 1 :

Jika dicari persamaan pemahaman tentang Roh Kudus yang disematkan kepada Isa (Yesus) baik dari sudut pandang Islam atau Kristen maka akan tampak Jelas bahwa itu adalah Malaikat Jibril (Gabriel). Dan Roh Kudus bukan bagian dari Yesus melainkan Malaikat yang menguatkan Maryam akan lahirnya Isa (Yesus). Tetapi jika kita membaca Bible maka dari berbagai ayat akan tampak bahwa Yesus selalu dikait-kaitkan dengan Roh Kudus, bahwa Yesus adalah Roh Kudus bagian dari Allah. Padahal di Bible banyak sekali pengertian tentang Roh Kudus. Antara lain ayat-ayat dibawah ini :

1. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. (1 Yoh 5:7)

2. Yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, (Efesus 3:5)

3. Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia, (Kisah Para Rasul 13:9)

4. memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita. (2 Korintus 1:22)

5. Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. (Yohanes 14:26)

6. “Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. (Kisah Para Rasul 1:16)

7. Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: “Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, (Kisah Para rasul 4:8)

8. Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia (Kisah Para Rasul 6:5)

9. Sebab dalam kerajaan tuanku ada seorang yang penuh dengan roh para dewa yang kudus! Dalam zaman ayah tuanku ada terdapat pada orang itu kecerahan, akal budi dan hikmat yang seperti hikmat para dewa. Ia telah diangkat oleh raja Nebukadnezar, ayah tuanku menjadi kepala orang-orang berilmu, para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli nujum, (Daniel 5:11)

10. Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. (Markus 12:36)

11. Dan Ia (Johannes Sang Pembaptis) akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya. (Injil-Lukas 1:15)

12. Dan Elisabeth pun penuh dengan Roh Kudus. (Injil-Lukas l:41)

13. Dan Zakaria, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus. (Injil–Lukas 1: 67)

14. Roh Kudus ada di atasnya (Simon). (Injil–Lukas 2: 25)

15. Dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya (Yesus).(Injil–Lukas 3: 22)

16. Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, serta berkata: “Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus.” (Kisah Para Rasul- 8:18-19)

17. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, (Kisah Para Rasul-10:45)

18. Karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.(Kisah Para Rasul-11:24)

KESIMPULAN 2 :

Jika Roh Kudus merupakan Malaikat Jibril maka Roh Kudus sudah tidak ada lagi setelah selesainya Kitab Allah yang terakhir Al-Quran. Karena Malaikat Jibril Tugasnya menyampaikan wahyu Allah kepada para nabi_NYA. Itulah mengapa sebelum Yesus lahir Malaikat Jibril (Roh Kudus) telah menghampiri para nabi sebelumnya.

Jika Roh Kudus dipahami sebagai Jiwa Suci, maka sampai akhir kiamat akan selalu ada Roh Kudus, sampai orang-orang yang Shaleh dan beriman kepada Allah mati semuanya dari bumi.

KESIMPULAN 3 :

Pemakaian kata Ruhul Qudus di Al-Quran sebagai identitas Malaikat lebih tepat, karena jika memakai kata Roh Kudus, maka akan menjadi bias. Karena pengertian Roh adalah Jiwa. Dan Orang-orang yang benar-benar beriman memiliki Jiwa Kudus (Roh Kudus). Dan Jiwa yang suci (Kudus) yang ada di dalam Manusia Suci bukanlah Malaikat. Ibarat minuman kopi, air adalah jiwa dan kopi adalah yang menyifati air (kudus) . Maka disebut air kopi :

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka (menjadi roh kudus), dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.[QS 3:164] maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (menjadi roh kudus)[QS 91:8-9]

Tidak ada komentar

Posting Komentar