Peristiwa Isra' Mira'j adalah peristiwa dimana Nabi Muhammad Pergi kelangit ke 7 dan berdasarkan peristiwa inilah Umat Islam mulai menunaikan shalat 5 waktu. Dibalik itu, terdapat banyak perdebatan mengenai keabsahan peristiwa Isra' Mira'j baik itu mengenai kesaksian, Buraq yang mengantarkannya, hadis yang meriwayatkan, sejarah dibalik peristiwa tersebut dan bahkan beberapa bulan terakhir ini terdapat photo dan email tentang adanya Batu melayang yang sempat mewarnai tidak kurang dari 1280 website dan 284 diantaranya mencantumkan asal photo dan tulisannya.
Artikel ini mengulas seputar:
- Batu Melayang dan Ulasannya
- Peristiwa Isra'a Mira'j dan Ulasannya
Selamat membaca.
Batu Melayang dan Ulasannya
Sebelum mengulas tentang peristiwa Isra'a Miraj, saya ajak anda untuk melihat Photo yang dikatakan sebagai Batu melayang sebagai keajaiban peristiwa Isra'a Mira'j beserta tulisan dari sipengirim photo. Pertanyaannya adalah apa yang ada dibenak anda saat melihat dan membaca itu?
Berikut tulisan pengirim dan photo ini berasal: ady_chy@yahoo.com
- Ini foto dari teman saya sewaktu melawat Al Aqsa (yg sebenarnya) di Jerusalem,
Subhanallah ??
Foto ini bisa lolos karena tidak diketahui oleh pihak israel yg menjaga tempatnya dengan sangat ketat.
Bukti kebesaran Allah SWT batu tempat duduk Nabi Muhammad SAW Isra Mi'raj
sampai kini masih tetap melayang di udara. Pada saat Nabi Muhammad mau Mi'raj batu tsb ikut, tetapi Nabi SAW menghentakan kakinya pada batu tsb, maksudnya agar batu tsb tak usah ikut. Kisah Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW tentang batu gantung tsb yang berada dalam masjid Umar (Dome of the Rock?) di Lingkungan Masjidil AQSHA di Yerusalem.
Sampai sekarang mesjid dome of rock ditutup untuk umum, dan Yahudi membuat mesjid lain Al Sakhra tak jauh disebelahnya dengan kubah "emas" (yg sering terlihat di poster2 yg disebarkan ke seluruh dunia dimana2) dan disebut sebagai Al Aqsa, untuk mengelabui ummat islam dimana mesjid Al Aqsa yang sebenarnya, yang Nabi Muhammad SAW pernah sebutkan Al Aqsa sebagai "mesjid kubah biru".
Saat ini mesjid Al Aqsa yg sebenarnya sudah di ambil-alih oleh israel dan rencananya mau dihancurkan untuk diganti sebagai tempat ibadah mereka karena bersebelahan dengan tembok ratapan.
Dari Muhammad Nashiruddin al-Albani, Buku ke-3, Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu, Gema Insani Press 1999 halaman 584 - 585 hadis nomor 1252 :
- "Batu besar adalah batu yang di Baitul Maqdis diatas pohon korma,
dan pohon korma berada ditepi sungai dari sungai-sungai didalam surga,
dan dibawah pohon korma ada Asiyah istri Fir'aun dan Maryam binti Imron,
keduanya mengatur kalung-kalung penghuni surga hingga hari kiamat."
Tentunya saat anda melihat photo itu, selekasnya ada peningkatan suasana religious di diri anda, lalu anda juga segera menyampaikan pujian-pujian kepada yang maha kuasa dan lebih-lebih lagi ada hadis yang menyatakannya maka anda akan semakin menambah keyakinan anda tentang kebesaran Islam.
Sayang sekali!
Hadis itu diragukan, hadis ini Maudhu', diriwayatkan oleh Ibnu Asakir (I/274/19)
- dari Ibrahim bin Muhammad, "Telah memberitakan kepada kami Muhammad
bin Mukhallad, memberitakan kepada kami Ismail bin Ayyasy dari Tsa'labah
bin Muslim al-Khats'ami dari Su'ud bin Abdir Rahman dari Khalid bin
Mi'dan dari Ubadah bin Shaamit secara marfu' ", kemudian Ibnu Asakir
berkata," Telah diriwayatkan oleh lainnya yang juga dari Khalid, seraya
menjadikannya sebagai ucapan Ka'ab."
Didalam kitab al-Lisan Ibnu Hajar mengatakan bahwa menurut Ibnu Adi, Muhammad bin Mukhallad mungkar periwayatannya, dari siapapun diriwayatkannya. Sedangkan ad-Daruquthni mengatakan didalam kitab Gharaa'ib Maalik, "Orang ini ditinggalkan periwayatannya".
Mungkin anda akan berkata: "So what?!, Photo itu sudah merupakan saksi!"
Sayang sekali!
Batu itu aslinya sama sekali tidak melayang bahkan masih berada diatas tanah. Photo itu merupakan hasil rekayasa. Berikut saya sampaikan perubahan-perubahannya
Bagaimana? Ya begitulah kenyataan, terkadang sangat tidak membuat nyaman...
[Kembali ke Pengantar]
Peristiwa Isra'a Mira'j dan Ulasannya
Isra' wal Mi'raj adalah dua peristiwa. Secara tradisi di kalangan islam dianggap terjadi dalam satu rangkaian perjalanan Muhamad SAW dari Masjidil Haram ke Masdil Aqsa (Bayt Al-Maqdis) dan dilanjutkan ke langit ke-7. Peristiwa Isra'a:
- Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan(asrā, "أَسْرَىٰ")
hamba-Nya (biʿabdihi, "بِعَبْدِهِ") pada suatu malam [laylan,
"لَيۡلاً۬") dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha (mesjid terjauh)
yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. [AQ 17.1]
- Maka apakah hendak membantahnya/meragukannya (afatumārūnahu) tentang
(ʿalā) apa (mā) yang dilihatnya (yarā)? Dan sesungguhnya (walaqad) Ia
telah melihatnya (raāhu) waktu turun (nazlatan) lainnya (ukh'rā), dekat
(ʿinda) Sidratil Muntaha, Di dekat itu (ʿindahā) taman/surga (jannatu)
tempat tinggal (al-mawā).. [AQ 53.12-15]
- Ibn Hazm dan Anas bin Malik berkata: Nabi berkata, "Kemudian Allah memerintahkan shalat 50x
pada para pengikutku ketika Aku kembali dengan perintah Allah ini, Aku
bertemu dengan Musa yang bertanya padaku, 'Apa yang telah Allah
perintahkan pada para pengikutmu?' Aku jawab, 'Ia memerintahkan shalat 50x
pada mereka' Musa berkata, 'Balik kembali pada Tuhanmu (kata yang
digunakan adalah rabbika "رَبِّكَ" (rabb-mu) bukan rabbana "رَبَّنَا"
(rabb kita)) untuk para pengikutmu yang tidak akan mampu menanggung itu'
(Jadi Aku kembali pada Allah dan memohonkan pengurangan) dan Ia mengurangi itu menjadi setengahnya. Ketika aku bertemu Musa kembali dan mengabarkannya tentang itu, Ia berkata, 'Kembali ke Tuhanmu karena pengikutmu tak akan kuat menanggungnya'
Jadi, Aku kembali pada Allah dan memohonkan pengurangan lebih lanjut dan setengahnya di kurangi. Lagi aku bertemu dengan Musa dan Ia berkata pada ku: 'Kembali kepada Tuhanmu, Para pengikutmu tidak akan kuat menanggungnya.
Jadi aku kembali pada Allah dan Allah berkata, 'Shalatlah 5x dan ini setara dengan 50 x [dalam ganjaran] dalam kataku tak akan berubah.' Aku kembali ke Musa dan Ia berkata padaku untuk kembali sekali lagi. Aku menjawab, 'Sekarang Aku merasa malu untuk memohon pada Tuhanku lagi'" [Bukhari 1.8.345; 4.54.42; 5.58.227; dan 9.93.608]
Peristiwa Isra' Miraj diceritakan sebagai berikut:
- Ibn Ishaq/Ibn Hisyam:
Ibnu Ishaq berkata, "--Seperti disampaikan kepadaku bahwa hadits tentang isra' Rasulullah SAW berasal dari Abdullah bin Mas'ud, Abu Sa'id al-Khudri, Aisyah istri Rasulullah SAW, Muawiyah bin Abu Sufyan, Al-Hasan bin Al-Hasan, Ibnu Syihab Az-Zuhri, Qatadah dan ulama-ulama lainnya, serta Ummu Hani' binti Abdul Muththalib. Mereka semua meriwayatkan dari Rasulullah SAW sebagian dari apa yang beliau sebutkan tentang peristiwa isra' yang beliau alami. [Sirat Nabawiyah Ibn Ishaq/Ibn Hisyam, Jilid 1, Bab 74, Hal. 358]
[...]
Ibnu Hisyam berkata bahwa seperti disampaikan kepadaku dari Ummu Hani' binti Abdul Muththalib (nama aslinya Hindun) tentang isra' Rasulullah SAW di-isra'-kan ketika beliau sedang berada di rumahku. Pada malam itu, beliau tidur dirumahku. Beliau shala Isya' akhir, kemudian tidur dan kita juga tidur. Menjelang Shubuh, beliau membangunkan kita. Setelah beliau shalat Shubuh dan setelah kami shalat Shubuh bersamanya, beliau berkata, 'Wahai Ummu Hani', sungguh aku telah shalat Isya' akhir di lembah ini seperti yang sedang engkau lihat, kemudian aku datang ke Baitul Maqdis dan shalat di dalamnya, kemudian aku mengerjakan shalat Shubuh bersama kalian sekarang seperti yang kalian lihat.'
Kemudian Rasulullah SAW keluar dan aku tarik ujung pakaiannya hingga perut beliau terlihat dan perut beliau seperti kain Mesir yang dilipat. Aku berkata kepada beliau, 'Wahai Nabi Allah, jangan ceritakan peristiwa ini kepada manusia, sebab nanti mereka mendustakanmu dan menyakitimu.'
Rasulullah SAW bersabda, 'Demi Allah, aku pasti menceritakan peristiwa ini kepada mereka.'
Aku berkata kepada budakku dari Habasyah, 'Celakalah engkau, buntutilah Muhammad SAW hingga engkau dengar apa yang beliau katakan kepada manusia dan apa yang dikatakan manusia kepada beliau.'
Ketika Rasulullah SAW bertemu dengan manusia, beliau bercerita kepada mereka dan mereka merasa keheranan..." [Ibid, Hal. 363-364]
Haekal:
Masa berkabung terhadap Khadijah itupun sudah pula berlalu. Terpikir olehnya akan beristeri, kalau-kalau isterinya itu kelak akan dapat juga menghiburnya, dapat mengobati luka dalam hatinya, seperti dilakukan Khadijah dulu. Tetapi dalam hal ini ia melihat pertaliannya dengan orang-orang Islam yang mula-mula itu harus makin dekat dan perlu dipererat lagi. Itu sebabnya ia segera melamar puteri Abu Bakr, Aisyah. Oleh karena waktu itu ia masih gadis kecil yang baru berusia tujuh tahun, maka yang sudah dilangsungkan baru akad nikah, sedang perkawinan berlangsung dua tahun kemudian, ketika usianya mencapai sembilan tahun. Sementara itu ia kawin pula dengan Sauda, seorang janda yang suaminya pernah ikut mengungsi ke Abisinia dan kemudian meninggal setelah kembali ke Mekah.
Pada masa itulah Isra' dan Mi'raj terjadi. Malam itu Muhammad sedang berada di rumah saudara sepupunya, Hindun puteri Abu Talib yang mendapat nama panggilan Umm Hani'. Ketika itu Hindun mengatakan:
"Malam itu Rasulullah bermalam di rumah saya. Selesai salat akhir malam, ia tidur dan kamipun tidur. Pada waktu sebelum fajar Rasulullah sudah membangunkan kami. Sesudah melakukan ibadat pagi bersama-sama kami, ia berkata: 'Umm Hani', saya sudah salat akhir malam bersama kamu sekalian seperti yang kaulihat di lembah ini. Kemudian saya ke Bait'l-Maqdis (Yerusalem) dan bersembahyang di sana. Sekarang saya sembahyang siang bersama-sama kamu seperti kaulihat."
Kataku: "Rasulullah, janganlah menceritakan ini kepada orang lain. Orang akan mendustakan dan mengganggumu lagi!"
"Tapi harus saya ceritakan kepada mereka," jawabnya.
Orang yang mengatakan, bahwa Isra' dan Mi'raj Muhammad 'alaihissalam dengan ruh itu berpegang kepada keterangan Umm Hani' ini, dan juga kepada yang pernah dikatakan oleh Aisyah: "Jasad Rasulullah s.a.w. tidak hilang, tetapi Allah menjadikan isra' itu dengan ruhnya.". Juga Mu'awiya b. Abi Sufyan ketika ditanya tentang isra' Rasul menyatakan: Itu adalah mimpi yang benar dari Tuhan.
Apa yang dikatakan Muhammad kemudian menimbulkan kesangsian juga pada beberapa orang pengikutnya, pada orang-orang yang tadinya sudah percaya. Mereka banyak yang mengatakan: Masalah ini sudah jelas. Perjalanan kafilah yang terus-meneruspun antara Mekah-Syam memakan waktu sebulan pergi dan sebulan pulang. Mana boleh jadi Muhammad hanya satu malam saja pergi-pulang ke Mekah?!
Tidak sedikit mereka yang sudah Islam itu kemudian berbalik murtad. Mereka yang masih menyangsikan hal ini lalu mendatangi Abu Bakr dan keterangan yang diberikan Muhammad itu dijadikan bahan pembicaraan.
"Kalian berdusta," kata Abu Bakr. "Sungguh," kata mereka. "Dia di mesjid sedang bicara dengan orang banyak."
"Dan kalaupun itu yang dikatakannya," kata Abu Bakr lagi, "tentu dia bicara yang sebenarnya. Dia mengatakan kepadaku, bahwa ada berita dari Tuhan, dari langit ke bumi, pada waktu malam atau siang, aku percaya. Ini lebih lagi dari yang kamu herankan."
Abu Bakr lalu mendatangi Nabi dan mendengarkan ia melukiskan Bait'l-Maqdis. Abu Bakr sudah pernah berkunjung ke kota itu. Selesai Nabi melukiskan keadaan mesjidnya, Abu Bakr berkata: "Rasulullah, saya percaya.". Sejak itu Muhammad memanggil Abu Bakr dengan "AshShiddiq." [Hayat Muhammad, Muhammad Hasanayn Haykal, Hal. 189]
Apa yang menarik dari peristiwa Isra' Miraj di atas?
Pertama,
Waktu Peristiwa dan tempat Muhammad berada saat berangkatpun laporannya bervariasi:
Waktu terjadinya Isra' Mi'raj:
- Isra: (5 rantai perawi, lihat di bawah)..Malam ke-17 Rabiul Awal dan 1 tahun sebelum blokade pada jalan bukit Abu Talib ["Tabaqat Al-Kabir", vol.1. buku 56.1 hal.144]
Mi'raj: Muhammad Ibn `Umar - Abu Bakr Ibn 'Abd Allah Ibn Abi Sabrah dan lainnya, mereka berkata:..Pada malam sabtu, 27 Ramadhan, 18 bulan sebelum Hijrah ["Tabaqat Al-Kabir", vol.1. book 55.1. hal.143] - Imam al-Qurtubi dalam tafsirnya menyatakan bahwa narasi penanggalam mi'raj berbeda-beda. Musa ibn 'Uqbah: lewat 6 bulan sebelum Hijrah ke Medina. A'ishah: Khadijah telah meninggal sebelum turun perintah shalat diwajibkan. Imam Zuhri: Kepergian Khadijah terjadi 7 tahun setelah masa kenabian. Menurut beberapa redaksi hadis: Mi'raj terjadi 5 tahun setelah masa kenabian. Ibn Ishaq: Peristiwa mi'raj terjadi ketika Islam telah tersebar secara umum di mekkah (Ibn Ishaq/Hisyham, Guillaume, Hal. 181)..Al-Harbi: Isra' dan Mi'raj terjadi malam ke-27 Rabi'ath-Thani, 1 tahun sebelum Hijrah dan Ibn al-Qasim adh-Dhahabi: Peristiwa ini terjadi 18 bulan setelah masa kenabian.. [Story of Isra/Miraj, Mariful Qur'aan by Mufti Mohammed Shafi]
- Musa ibn 'Uqbah dari Az-Zuhri: 1 tahun sebelum Hijrah (juga pendapat dari 'urwah). As-Suddi: 16 bulan sebelum Hijrah [Tafsir Ibn kathir utk AQ 17.1]
- Di rumah saudari sepupunya, Umm Hani [Hind atau Fathiha], hingga jauh malam (dekat subuh)
- Ringkasan kehidupan percintaan Umm Hani dan Muhammad dari Tabaqat, 8:151-153; Usd al-ghaba, 5:624[1]; Tabari; Musnad Ahmad; Muslim; dan lainnya:
Umm Hani 'Binti Abi Thalib: Ibnu Abbas meriwayatkan: "Nabi MEMOHON pada Abu Thalib untuk dapat mengawini putrinya, Umm Hani', DI JAMAN JAHILIYYA Tapi Hubaira melamar dan menikah dengannya. Nabi berkata," Pamanku, Engkau menikahkan Hubaira dan megabai kan ku! "Ia menjawab, 'Ponakanmu, kita telah menjadi kerabat karena perkawinan, dan orang terhormat mendapatkan [di hadiahi] orang terhormat.' [Tabari Vol. 39. Hal 196]
- Note:
Jaman Jahiliyah artinya Jaman belum muncul Islam dan Muhammad belum menjadi Nabi. Kemungkinan ini terjadi SEBELUM menikahi KHADIJAH. Berikut petikan "The Prophet Muhammad: A Biography", Barnaby Rogerson, Bab 4 "Muhammad: Man Husband Father Seeker", Hal. 71:
"Di tahun-tahun ini, Muhammad di usia 20-an..Muhammad jatuh cinta. Ia telah lama mengaggumi Fakhita..sepupunya..anak perempuan Abu Talib..hubungan ini tidak berlanjut..Ia memberanikan diri melamar, namun Fakhita telah dilamar oleh Hubayra dari bani Makzum"
Saat dilamar Muhammad dan Hubaira, tidak diketahui statusnya Umm Hani apakah janda atau tidak.
Akhirnya, [Hamdun Dagher: "Ia Masuk Islam dan Islam memisahkannya dari Hubaira". Tabari: "Ia masuk islam, sebuah fakta yang memisahkannya dari Hubaira"]. Kemudian Rasulullah melamarnya. Ia berkata, 'Demi Allah! Jika aku mencintaimu di jaman Jahiliyah, maka lebih banyak lagi sejak Islam!' [Hamdun: "Tapi aku seorang wanita dengan anak-anak". Tabari: "Tapi anak-anakku masih kecil"] dan aku tidak suka mereka akan [Hamdun: "menyakitimu". Tabari: "Mengganggumu"]. Rasulullah berkata, "Wanita-wanita terbaik yang menunggangi kuda adalah wanita kaum Quraisy, mereka lembut pada ANAK-ANAK KECIL mereka dan merawat harta suami mereka."
- Note:
- Dua anak [A Treasury of Virtues: Sayings, Sermons and Teachings of ?Al? Al-Q??? Al-Qu???i, Jahiz, Glossary Names and Term]
- Tiga anak [Abu 'Ubayda: "Umm Hani', anak Abi Talib, melahirkan Hubayra TIGA anak lelaki yaitu Ju'da, Hani' dan Yousuf." ("THE LIFE OF IMAMAL-HASAN AL-MUJTABA, Chapter 12, Hal 378, catatan kaki no.1)]
- Empat anak [Yang lain berkata, 'Ia melahirkan untuk Hubaira Ibn Abi Wahb: Ja`da, `Umar, Yusuf, dan Hani?' [Tabaqat, 8:153ff]
- Position of women in Islam, Hamdun Dagher
- Women in Islam and Muslim Society, Dr. Hassan Abdalla Al Turabi atau Umm Hani, Untuk sample reference lain bahwa Umm hanni masuk islam setelah Penaklukan kota mekkah
Tidak terdapat keterangan KAPAN lamaran di atas terjadi lagi, apakah SESUDAH/SEBELUM HIJRAH namun hadis berikut ini memberikan kejadian di setelah Hijrah dan merupakan asbabunuzul AQ 33.50
Abu Kurayb [Muhammad b. Al-Ala] - Ubaydallah - Isra'il -Al Suddi [Ismail b. ABD. Al-Rachman] - Abu Salih [Badham] - Umm Hani: Nabi memintaku mengawininya, namun aku punya alasan menolaknya, Nabi menerima alasanku. Allah kemudian menurunkan: "Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri- isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan..yang turut hijrah bersama kamu"[AQ 33.50]. Jadi aku menjadi tidak halal karena aku tidak Hijrah bersamanya. Aku adalah satu dari mereka yang menjadi muslim bukan karena kehendak sendiri [Tulaqa merujuk pada mereka yang menjadi muslim SETELAH penaklukan kota Mekkah[2] (Catatan kaki Tabari no.857, hal 197)] [Tabari Vol.39.Hal 197]
Riwayat Abu Hurairah: Bahwa Nabi SAW melamar Umma Hani binti Abi Thalib, Ummu Hani pun menjawab: "Wahai Rasulullah, AKU SUDAH TUA, selain itu aku mempunyai anak", Nabi SAW bersabda: "Sabaik-baik wanita yang menaiki unta adalah wanita Quraisy, yang paling sayang kepada anak pada masa kecilnya, dan yang paling memelihara hak-hak suaminya". [Musnad Ahmad 2/269]
Dari Harmalah bin Yahya - Ibnu Wahb - Yunus - Ibnu Syihab - Sa'id bin Al Musayyab - Abu Hurairah berkata; 'Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Para wanita Quraisyy adalah sebaik-baik wanita dalam mengendarai unta, yang paling sayang kepada anak, dan paling setia kepada suaminya. Setelah itu Abu Hurairah berkata; "Maryam binti Imran tidak pernah mengendarai unta sama sekali." Driwayatkan Muhammad bin Rafi' dan Abad bin Humaid - Abad berkata; Diriwayatkan pada kami. Ibnu Rafi berkata Diriwayatkan pada kami dari Abdur razak - Ma'mar dari Az Zuhri - Ibnu Al Musayyab - Abu Hurairah bahwa Nabi SAW meminang Ummu Hani binti Abu Thalib. Lalu dia berkata; 'Ya Rasulullah, Sesungguhnya AKU SUDAH TUA dan aku sudah mempunyai beberapa anak.' Rasulullah SAW kemudian bersabda: Sebaik-baik wanita adalah yang mengendarai??-Lalu perawi menyebutkan Hadits yang serupa dengan Hadits Yunus.- Namun dia berkata; 'Yang paling sayang pada ANAKNYA KETIKA MASIH KECIL.' [Muslim no. 4590]
Di dua Riwayat di atas ini tidak menginformasikan apakah HUBAIRA masih hidup atau telah wafat. Namun dari asbabumuzul versi lain AQ 33.50 berikut ini memberikan alur PERIODE PANJANG kisah yang MENEGASKAN bahwa Umm Hani memang PERNAH MENJANDA di TINGGAL MATI SUAMI:
(Sura al-Ahzab AQ 33.50. Kaum Ulama berbeda pendapat mengenai ayat ini mengenai kisah Umm Shuraik di bawah[1])
Abu Shalih, WALI DARI (guardian of) Umm Hani' meriwayatkan: "Rasulullah MELAMAR Umm Hani', Putri Abu Thalib, mengatakan, 'Oh Rasulullah, SAYA ADALAH IBU DARI PARA ANAK YATIM [orphans] dan ANAK-ANAK SAYA MASIH MUDA/KECIL (young)'- Note:
Kata "WALI DARI" Umm Hani mengindikasikan ayahnya yaitu ABU TALIB, sudah tidak ada. Saat itu anak-anak Umm Hani masih kecil dan YATIM.
Kemudian, KETIKA ANAK-ANAKNYA MENCAPAI MASA PUBER, IA TAWARKAN DIRINYA pada Nabi, namun Nabi berkata, "JANGAN, JANGAN SEKARANG" karena Allah telah menurunkan, "Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu.."[AQ 33.50]- Note:
Karena TABARI dalam catatan kaki menyatakan HUBAYRA masih hidup di penaklukan kota mekkah, pergi ke NAJRAN dan meninggal di sana sebagai KAFIR (Tabari Vol 39, Catatan kaki no.852, hal 196) serta ada JEDA WAKTU MENJANDA cukup panjang, yaitu usia anak belum puber (suami wafat) hingga puber (masih janda, yaitu saat Ia menawarkan diri dan surat AQ 33.50 telah turun), maka jika tradisi ini benar semua, alurnya ceritanya adalah Umm Hani, setelah menikah dengan Hubayra (suaminya di waktu muda), Ia menjanda, kemudian menikah lagi dengan seseorang namun suami barunya wafat, ia menjanda karena ditinggal mati.
Alur di atas juga sekaligus menjadi penjelasan mengapa 3 referensi dibawah ini saling berlainan menyatakan berapa jumlah anak Hubayra:
Rujukan pertama tidak menyebutkan nama 2 anak lainnya. Rujukan ke-2 tidak menyebutkan UMAR (amr) sebagai anak Hubayra. Sehingga jika ia kemudian di akui juga sebagai anak dari Hubayra adalah merujuk pada peristiwa Kakek muhammad (Mutallib) dan anaknya (abdullah bin mutalib) MENIKAH pada WAKTU YANG SAMA dengan kakak+adik (Hala dan Amina), Hala melahirkan Hamza, sedangkan Amina melahirkan Muhammad. Hamza lebih tua dari Muhammad dan perbedaan umur mereka adalah 4 tahun padahal Ayahanda MUHAMMAD, wafat, HANYA BEBERAPA BULAN SETELAH MENIKAH atau dengan kata lain: SIAPA AYAHNYA MUHAMMAD sehingga ia lahir 4 tahun SETELAH Abdullah meninggal?" [Detailnya kontroversi ini, lihat: di sini].
Ini dapat terjadi karena di jaman jahiliyah (atau mungkin saja masih terjadi juga di jaman Islam baru muncul) tidak dipermasalahkan, para wanitanya, melakukan hubungan seksual dengan lebih dari 1 orang. Misalnya: "Al-Sirah Al-Halabiyah" menceritakan bahwa Amr Ibn al-As di Mekkah tidak tahu siapa ayahnya, karena empat pria memiliki hubungan seksual dengan ibunya. Ketika ia bertanya kepada ibunya siapa ayahnya, ia memilih al-As dan Amr Ibn al-As menganggapnya sebagai ayahnya.
Merujuk pada hal ini maka bisa di maklumi jika ke-4 anaknya, menggunakan nasab Hubayra yang sama.
Referensi: - Ibn Sa'd: (Rantai perawi ke-1) Muhammad Ibn `Umar al-Aslami - Usamah
Ibn Zayd al-Laythi - `Amr Ibn Shu`ayb - ayahnya ('Amr) - kakeknya
('Amr);
(Rantai perawi ke-2) Ibn Sa`d - Musa Ibn Ya`qub al-Zam`i - ayahnya (Musa) - kakeknya (Musa) - Umm Salamah;
(Rantai perawi ke-3) Musa - Abu al-Aswad -`Urwah - `Aisyah;
(Rantai perawi ke-4) Muhammad Ibn `Umar - Ishag Ibn Hazim - Wahb Ibn Kaysan - Abu Murrah wali dari `Aqil - Umm Hani anak perempuan Abu Talib
(Rantai perawi ke-5) Ibn Sa`d - `Abd Allah Ibn Ja`far - Zakariya Ibn `Amr - Abu Mulaykah - Ibn `Abbas dan yang lainnya; Narasi konsolidasi mereka adalah:
...
beberapa dari mereka (para perawi) berkata: Umm Hani berkata: Ia dibawa dalam perjalanannya dari rumah kami. Ia tidur bersama kami malam itu; Ia melakukan shalat al-`Isha, kemudian ia tidur. Ketika menjelang pagi kami bangunkan dia (untuk) subuh (shalat). Ia bangun dan ketika ia melakukan shalat subuh ia berkata: 0 Umm Hani! Aku melakukan shalat al-Isha BERSAMA MU sebagaimana KAU SAKSIKAN, kemudian aku sampai di Bayt al-Muqaddas dan mendirikan shalat di sana; Kemudian Aku mendirikan shalat subuh sebelum mu. Setelah itu, Ia pergi keluar; Aku katakan padanya: Jangan sampaikan ini pada orang-orang karena mereka mendustaimu dan menyakitimu. Ia berkata: Demi Allah aku akan sampaikan ini pada mereka dan menginformasikan pada mereka...Allah, yang maha besar menurunkan: (Qur'an, 17:63)...[Tabaqat Al Kabir, Ibn Sa'd Vol.1, Parts 1.56.1] - Tafsir AQ 17.1 dari:
- Tanwir al-Miqbas min Tafsar Ibn 'Abbas:
dari narasi Ibnu 'Abbas sendiri..Ia bawa hamba-Nya Muhammad, saw, (pada malam hari) di awal malam..dari rumah Umm Hani 'putri Abu Thalib.. - Tabari (w.310):
Ibn Hamid - Salamah - Muhammad bin Ishaq - bend Mohammed bin massal - Abu Saleh bin Bamam - Umm Hani, anak perempuan Ibn Abu Talib berkata: Ia dibawa dalam perjalanannya dari rumah kami. Ia tidur bersama kami malam itu; Ia melakukan shalat al-`Isha, kemudian ia tidur... - Para penafsir lainnya misal: Zamakhshalli (w. 538), Razi (w.606 H) juga menyampaikan salah satu pernyataan bahwa Muhammad berangkat Isra dari rumah Umm Hani
- Tanwir al-Miqbas min Tafsar Ibn 'Abbas:
- Ringkasan kehidupan percintaan Umm Hani dan Muhammad dari Tabaqat, 8:151-153; Usd al-ghaba, 5:624[1]; Tabari; Musnad Ahmad; Muslim; dan lainnya:
- Di rumahnya (Bukhari 1.8.345, 4.54.429, Ibn Sa'd: Ketika rasulullah SAW tidur sendirian di rumahnya, Jibril dan Michael datang dan berkata: Mari (ke tempat yang) kamu telah doakan pada Allah. Keduanya membawanya ke antara maqam (Ibrahin) dan Zamzam dan ada tangga yang dibawa. ["Tabaqat Al-Kabir", vol.1. book 55.1. hal.143]
- Bersama Aisyah dan tubuh Muhammad tidak kemanapun [Ibn Ishaq/Hisyham, Guillaume, hal.183]. Ini mengindikasikan juga bahwa Aisyah ditiduri Muhammad sebelum Hijrah dan berusia 6 - 7 tahun!
- Sedang berbaring antara Al-Hatim atau Al-Hijr (Bukhari 5.58.227)
Keadaan nabi sesaat sebelum berangkat:
- Tertidur/mimpi (Bukhari 9.93.608),
- Diantara keduanya (Bukhari 4.54.429),
- Tidak tidur/Sadar (Ibn Sa'd's Al-Tabaqat Al-Kabir Vol.I, Bukhari 1.8.345, 5.58.228, 5.58.227, Tafsir Ibn Kathir: Hal. 572-573)
Perjalanan menuju Baitul Maqdis dan langit ke 7 dilakukan dengan mengendari Buraq:
- Riwayat dariSyaiban bin Farrukh - Hammad bin Salamah - Tsabit al-Bunani - Anas bin Malik - Rasulullah SAW: "Aku telah didatangi Buraq. Yaitu seekor binatang yang berwarna putih, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bagal. Ia merendahkan tubuhnya sehingga perut buraq tersebut mencapai ujungnya." Beliau bersabda lagi: "Maka aku segera menungganginya sehingga sampai ke Baitul Maqdis." Beliau bersabda lagi: "Kemudian aku mengikatnya pada tiang masjid sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para Nabi... [Muslim 1.309/no.234]
- Riwayat dari Muhammad bin al-Mutsanna - Ibnu Abu Adi - Sa'id - Qatadah - Anas bin Malik - Malik bin Sha'sha'ah - Nabi SAW:..lalu dibawa pula kepadaku seekor binatang tunggangan berwarna putih yang disebut Buraq, ia lebih besar daripada keledai dan lebih kecil daripada bagal. Ia mengatur langkahnya sejauh mata memandang, sementara itu aku dibawa di atas punggungnya. Kemudian kami pun memulai perjalanan hingga sampai ke langit dunia, setelah itu Jibril meminta agar dibukakan pintunya, lalu ditanyakan kepadanya, 'Siapa? ' Jawabnya, 'Jibril'. Kemudian ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Lalu Jibril menjawab, 'Muhammad SAW'. Lalu ditanya lagi, 'Apakah dia orang yang telah diutuskan? ' Jawabnya, 'Ya. Lalu malaikat yang menjaga pintu tersebut membuka pintu sambil berkata, 'Selamat datang, sungguh tamu utama telah tiba'. Lalu kami mengunjungi Nabi Adam..." [Muslim 1.313/no.238]
- Riwayat dari Hudbah bin Khalid - Hammam - Qatadah dan riwayat dari Khalifah - Yazid bin Zurai' - Sa'id dan Hisyam - Qatadah - Anas bin Malik - Malik bin Sha'sha'ah - Nabi SAW:..Kemudian aku diberi seekor hewan tunggangan putih yang lebih kecil dari pada bagal namun lebih besar dibanding keledai bernama al-Buraq. Maka aku berangkat bersama Jibril, hingga sampai di langit dunia... [Bukhari, 4.54.429/no.2968]
- Riwayat dari Hudbah bin Khalid - Hammam bin Yahya - Qatadah - Anas bin Malik - Malik bin Sha'sha'ah - Nabi SAW:.. Kemudian aku didatangkan seekor hewan tunggangan berwarna putih yang lebih kecil dari pada bagal namun lebih besar dibanding keledai." Al Jarud berkata kepadanya; "Apakah itu yang dinamakan al Buraq, wahai Abu HAmzah?". Anas menjawab; "Ya. Al Buraq itu meletakan langkah kakinya pada pandangan mata yang terjauh"."Lalu aku menungganginya kemudian aku berangkat bersama Jibril hingga sampai di langit dunia... [Bukhari 5.58.227/no.3598, juga Musnad Ahmad no.17165]
- RIwayat dari Ishaq bin Manshur - Abdurrazzaq - Ma'mar - Qatadah - Anas: Nabi SAW ketika di Isra`kan, beliau diberi Buraq yang lengkap dengan tali (kendali) dan pelana, tetapi ia mempersulit beliau (tidak mau ditunggangi) lalu Jibril berkata padanya: Patutkah kamu lakukan ini pada Muhammad, padahal belum ada yang menunggangimu paling mulia disisi Allah selain Muhammad? Beliau bersabda: Lantas mengalirlah keringatnya. Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini HASAN GHARIB., kami hanya mengetahuinya dari hadits Abdurrazzaq. [Tirmidhi no.3056]
- Riwayat dari Ibnu Umar - Sufyan - Mis'ar - Ashim bin Abu An Najud - Zirr bin Khubais bekata: Saya bertanya kepada Hudaifah bin Yaman: Apakah Rasulullah SAW shalat di baitul maqdis? dia (Hudaifah) menjawab: Tidak. Aku berkata: Ya. Dia berkata: Kamu berkata demikian wahai botak, atas dasar apa kamu mengatakan hal itu? Aku katakan hal itu dengan al Qur`an yang ada (untuk menghukumi) di antara aku dan kamu. Hudzaifah berkata: Siapapun yang berhujjah dengan al Qur`an sungguh ia telah beruntung. Sufyan berkata: Sungguh ia berhujjah dengan (alasan yang benar) atau ia mengatakan: Sungguh ia telah beruntung. Lalu ia (Zirr bin Hubaisy) membacakan "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha." (Al Israa`: 1) ia bertanya: Apakah engkau melihat beliau shalat di dalamnya? Aku menjawab: Tidak, seandainya beliau shalat di dalamnya, pasti hal itu akan diwajibkan sebagaimana diwajibkannya shalat di Masjidil Haram. Hudzaifah mengatakan bahwa Rasulullah SAW didatangi seekor hewan yang punggungnya panjang dan lebar dan langkahnya sejauh mata memandang dan selagi keduanya (Nabi dan Jibril) di atas punggung Buraq keduanya melihat surga, neraka, dan semua janji (peristiwa) akhirat. Lalu keduanya pulang ke tempat semula mereka pergi. Ia berkata: Mereka mengatakan bahwa beliau mengikatnya (buraq) karena khawatir lari meninggalkannya, padahal sesungguhnya Dzat yang maha mengetahui hal ghaib (Allah) telah menjinakkannya. Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini HASAN SAHIH [Tirmidhi no.3072, juga ahmad no. 22197, 22243, 22253]
- Riwayat dari Hasan bin Musa - Hammad bin Salamah - Tsabit Al-Bunani - Anas bin Malik - Rasulullah SAW: "Didatangkan kepadaku Buraq yaitu hewan putih tinggi yang lebih tinggi dari keledai dari lebih pendek dari kuda, yang bisa meletakkan kakinya sejauh pandangannya, saya menaikinya dan berjalan bersamanya hingga sampai di Baitul Maqdis, lalu saya mengikatnya dengan tali yang biasa dipakai oleh para Nabi, kemudian saya masuk ke Baitul Maqdis dan shalat di dalamnya dua rakaat, kemudian saya keluar ..kemudian Buraq tersebut membawaku naik menuju langit dunia.. kemudian Buraq itu membawa kami naik menuju langit yang ke-2.. langit yang ke-3.. langit ke-4.. langit ke-5.. langit yang ke-6.. langit ke-7.. Kemudian Buraq tersebut pergi bersamaku menuju sidrotul muntaha yang lebar dedaunannya seperti telinga gajah, dan besar buahnya seperti tempayan besar, tatkala perintah Allah memenuhi sidrotul muntaha, dia berubah dan tidak ada seoarangpun dari mahluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat sidratul muntaha karena begitu indahnya.." {Ahmad no.12047]
Keempat,
Terdapat informasi menarik di peristiwa Isra dan Mi'raj Muhammad,
Yaitu di setiap langit yang disinggahinya, beliau bertemu banyak Nabi lain yang telah lama wafat dan juga keturunan Adam, yaitu di langit ke-:
- Adam, beserta keturunannya: di kanan dan kiri Adam, di mana yang sebelah kanan adalah para penghuni Surga dan yang sebelah kiri adalah para penghuni neraka [Muslim 1.313; Bukhari 1.8.345].
- Yesus [Muslim 1.314]. Isa dan Yahya [Muslim 1.309 dan Bukhari 4.54.429; 5.58.227]. Idris [Bukhari 9.93.608]
- Yahya dan Yusuf [Muslim 1.314]. Yusuf [Muslim 1.309 dan Bukhari 4.54.429, 5.58.227]
- Idris [Muslim 1.309, 314 dan Bukhari 4.54.429, 5.58.227]. Harun [Bukhari 9.93.608]
- Harun [Muslim 1.309, 314 dan Bukhari 4.54.429, 5.58.227]
- Abraham [Muslim 1.313 dan Bukhari 1.8.345, 9.3.608]. Musa [Muslim 1.309,314 dan Bukhari 4.54.429, 5.58.227]
- Musa [Bukhari 9.93.608]. Abraham [Muslim 1.314 dan Bukhari 4.54.429, 5.58.227]
Mengapa?
Qur'an menyatakan bahwa mereka yang meninggal tidak otomatis mendapat kan penempatan surga atau neraka, namun MASIH berada di alam barzakh/"بَرْزَخٌ" [AQ 6:93, 9:101, 18:99, 22:7, 23:101-104, 27:82-90, 39:67-75, 40:46, 56:1-56, 75:1-14, 79:34-41, 101:1-11] hingga saat kiamat. Tafsir Ibn Kathir untuk ALAM BARZAH:
- Mujahid berkata, "Al-Barzakh adalah penghalang antara dunia dan
akhirat". Muhammad bin Ka `b berkata, "Al-Barzakh adalah apa antara
dunia dan akhirat, Bukan orang-orang di dunia ini, makan dan minum, atau
orang-orang di akhirat, yang mendapatkan pahala atau hukuman karena
perbuatan". Abu Sakhr berkata, "Al-Barzakh mengacu pada kuburan. Mereka
tidak di dunia ini maupun akhirat, dan mereka akan tinggal di sana
sampai hari kiamat"
Kemudian manusia dikumpulkan, matahari mendekati bumi hingga sebatas 1 atau 2 mil dan manusia berkeringat deras:
- Al Hasan bin Sawwar - Laits bin Sa'ad dari Mu'awiyah bin Shalih - Abu 'Abdur Rahman - Abu Umamah - Rasulullah SAW:
"Pada hari kiamat matahari mendekat seukuran 1 mil, panasnya ditambahkan sekian dan sekian, serangga-serangga akan mendidih layaknya tungku, mereka mengeluarkan keringat berdasarkan kesalahan-kesalahan mereka, diantara mereka ada yang mencapai dua mata kaki, ada yang mencapai dua betis, ada yang mencapai pertengahannya dan ada yang dikekang keringat." [Ahmad no.21162]
***
Riwayat [Tirmidhi: (Suwaid bin Nashr - Ibnu Al Mubarak)/Muslim: (Al Hakam bin Musa Abu Shalih - Yahya bin Hamzah)] - Abdurrahman bin Jabir - Sulaim bin Amir - Al Miqdad bin Al Aswad - Rasulullah SAW:
"Pada hari kiamat, matahari didekatkan ke manusia [Tirmidhi: "hingga sebatas 1 atau 2 mil"/Muslim: "hingga sebatas 1 mil"] -berkata Sulaim bin Amir: Demi Allah, aku tidak tahu apakah beliau memaksudkan jarak bumi ataukah mil yang dipakai bercalak mata- (Timirdhi: "lalu matahari melelehkan mereka,") lalu mereka berada dalam keringat sesuai amal perbuatan mereka, di antara mereka ada yang berkeringat hingga tumitnya, ada yang berkeringat hingga lututnya, ada yang berkeringat hingga pinggang dan ada yang benar-benar tenggelam oleh keringat." [Tirmidhi: "Aku melihat"/Muslim: "Al Miqdad berkata:"] Rasulullah SAW menunjuk dengan tangan ke mulut beliau. [Tirmidhi: + "maksudnya benar-benar tenggelam. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih dan dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Sa'id dan Ibnu Umar"] [Muslim no.5108/40.6852 dan Tirmidhi no.2354/4.11.2421]
***
Abdul 'Aziz bin Abdullah - Sulaiman - Tsaur bin Yazid - Abul Ghaits - Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Pada hari kiamat manusia berkeringat, hingga keringat mereka di bumi setinggi 70 hasta dan menenggelamkan mereka hingga telinga dan mulut." [Bukhari no.6051/8.76.539]
- nabi berkata jika orang-orang BERIMAN telah selamat dari neraka
mereka tertahan di jembatan yang ada antara surga dan neraka. Di sana
mereka diqishaskan untuk setiap perbuatan zalim ketika di dunia, setelah
bersih maka diijinkan masuk surga.
- Al A'raaf adalah bentuk jamak dari urf. Setiap bentuk dataran tinggi
disebut urf..jengger ayam di sebut urf. Al araaf itu mempunyai pintu.
Dari riwayat yang disampaikan oleh Ats Tsauri dari Jabir, dari Mujahid,
dari Ibn abbas, "al Araaf adalah dinding spt jengger ayam jantan".
Riwayat lain dari ibn abbas menyatakan bukit antara surga dan neraka
disana orang-orang berdosa ditahan diantara surga dan neraka. As Suddi
mengatakan al A'raaf tempatnya tinggi karena disana penghuninya dapat
menyaksikan orang-orang. ["Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsir",
Penerbit Mu-assasah Daar Al-Hilaal Kairo, cetakan ke-1, 1994, pustaka
Imam Asy-sayfi'i, Bogor, cetakan ke-2, Mei 2003]
- Ibn jarir menyampaikan hadis dari Hudhayfah yang ditanya oleh
orang-orang tentang Al A'raaf dan berkata, "Mereka yang kebaikan dan
kejahatannya setara. perbuatan buruknya mencegah dirinya termasuk
golongan surga dan perbuatan buruknya mencegahnya masuk neraka. karena
itu mereka dihentikan di sana pada sebuah dinding hingga allah
menghakiminya.
Juga,
terdapat hal menarik lain yang berkenaan dengan kejadian di LANGIT KE-1.
Apakah itu?
Jibril yang di setiap langit, MAMPU mengenali Nabi-nabi yang telah wafat lama namun entah mengapa di langit ke-1, beliau ini malah TIDAK MAMPU mengenali: Ayah, Ibu dan Kakek Nabi yang masuk neraka. BAHKAN juga TIDAK MAMPU mengenali paman Nabi Abu Thalib dan Khadijah (istri pertama nabi) yang wafat HANYA di kisaran 1 tahunan sebelum peristiwa Isra' Mira'j!
Saat Ayahanda muhammad wafat, Muhammad belumlah lahir. Saat Ibundanya wafat, Muhammad masihlah seorang kafir berusia 6 tahunan. Pasca meninggal Ibunya, Muhammad yang masih kafir ini dirawat Kakeknya, Abu Muttalib dan wafat ketika Muhammad berusia 8 tahun. Sejak itu ia dirawat pamannya, Abu Talib, yang kemudian menikahkannya dengan Khadijah. Hanya khadijjah yang menerima Allahnya Muhammad dan menerima Muhammad sebagai Rasullullah. Sehingga KECUALI KHADIJJAH, mereka semua, harusnya ada di sebelah kiri Adam [golongan yang masuk neraka].
Herannya mereka ini tidak ada yang dikenali JIBRIL, TIDAK ADA YANG DIINGAT dan DIRINDUKAN MUHAMMAD.
TIDAK ADA satupun dari mereka ini sempat DICERITAKAN KEBERADAANNYA ketika membawakan perjalanan Mi'raj kepada orang-orang
- Riwayat Musa bin Isma'il - Hammad - Tsabit - Anas: Seorang laki-laki bertanya, "Ya Rasulullah! Di manakah ayahku?" beliau menjawab, "Di Neraka!" [Abu Dawud no.4095/41.4700]. Ketika orang itu pergi, beliau memanggilnya seraya berkata, "Sesungguhnya bapakku dan bapakmu di neraka" [Muslim no.302/1.398 (Riwayat Abu Bakar bin Abu Syaibah - Affan - Hammad - Tsabit - Anas). Ahmad no.11747, 13332, Juga "Qaa'idatun Jalilah At-Tawassul wal Wasilah", Cetakan 1977, Hal.8, Lahore-Pakistan, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah]
- "Riwayat Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Zuhair bin Harb - Muhammad bin Ubaid - Yazid bin Kaisan - Abu Hazim - Abu Hurairah: Nabi SAW menziarahi kubur ibunya, lalu beliau menangis sehingga orang yang di sekelilingnya pun ikut menangis. Kemudian beliau berkata: "Aku mohon izin Rabb-ku untuk memintakan ampunan baginya, namun tidak diperkenankanNya, dan Aku meminta izin untuk menziarahi kuburnya lalu diperkenankanNya. Karena itu, berziarahlah kubur karena akan mengingatkan kalian akan kematian" [Muslim no.1622/4.2130, 1621/4.2129, Abu Daud no.2815/20.3228, Nasa'i no.2007/3.21.2036, Ibnu Majah no.1561/1.6.1572, Ahmad no.9311, Baihaqi (4/76). Tafsir Ibnu Katsir jilid 2 hal.393-395]
- Riwayat Hasan bin Musa dan Ahmad bin 'Abdul Malik - Zuhair - Zubaid bin Al Harits - Muharib bin Ditsar - 'Abdullah bin Buraidah - ayahnya: Kami bersama Nabi SAW, beliau singgah di tempat kami, saat itu beliau bersama sekitar seribu tentara berkuda, beliau shalat dua rakaat kemudian beliau menghadapkan wajah ke arah kami bercucuran air mata. Umar bin Al Khaththab menghampirinya berkata: Wahai Rasulullah! Ada apa denganmu? Rasulullah SAW berkata: "Aku memintakan ampunan untuk ibuku pada Rabbku AzzaWaJalla tapi Ia tidak mengizinkanku, aku pun bercucuran air mata karena iba padanya dari Api (Neraka) (مِنْ النَّارِ)" [Ahmad no.21925, Ibnu Abi Syaibah, Hakim (1/376), Ibnu Hibban (no. 791), Baihaqi (4/76) dan Tirmidzi]
- Juga dari 2 (dua) hadis mursal di bawah ini, sebagai asbabunuzul AQ 2.119,
- Rasulullah SAW bersabda: "Betapa inginnya aku tahu nasib ibu bapakku." Maka turunlah ayat (AQ 2.119). Rasulullah SAW tidak menyebut-nyebut lagi kedua ibu bapaknya hingga wafatnya [Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dari atTsauri, dari Musa bin 'Ubaidah yang bersumber dari Muhammad Ibnu Ka'b al-Qarzhi]
- Rasulullah SAW pada suatu hari berdoa. "Di mana kedua ibu bapakku kini berada?" Maka Allah turunlah ayat (AQ 2.119) [Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Juraiz yang bersumber dari Dawud bin Abi 'Ashim]
- Abu Talib (Pelindung sekaligus paman Muhammad) ketika wafat tetap tidak mau memeluk Islam, tidak mau mengakui Muhammad sebagai rasullullah juga menolak menerima Allahnya Muhammad dan menyatakan mengikuti agamanya Abu Muttalib (Kakeknya Nabi) [Riwayat Said bin Al-Musaiyab - Ayahnya (Bukhari no.2.23.442 (turunnya At taubah 9.113), 5.58.223, 6.60.295, Sahih Muslim no.1.36 dan Nasai no.3.21.2037 [turunnya Attaubah 9.113 dan Al qasash 28:56]). Muslim no.1.37, 1.38 (Riwayat Abu huraira, turunnya Al Qasash 28.56)]
"Sesungguhnya Kami telah mengutusmu dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka"
Hadis Mursal:
- Beberapa dari mereka, sebelum kedatangan Islam, berjasa melahirkan, merawat dan membesarkan muhammad, namun karena hingga sebelum wafatnya tidak menyembah Allah SWT yang juga disebutkan di ajaran ahlul kitab, maka mereka tetap masuk neraka.
- Beberapa dari mereka, telah beramal dan melakukan perbuatan baik namun karena hingga sebelum wafatnya tidak menyembah Allah SWT, maka mereka tetap masuk neraka
- Beberapa dari mereka. hidup di jaman Muhammad menjadi nabi dan bahkan ikut berdarah-darah untuk Muhammad dan juga Islam, namun karena hingga sebelum wafatnya tidak menyembah Allah SWT maka mereka tetap masuk neraka.
Jadi,
tidak perduli apakah mereka kenal/tidak, tahu/tidak dengan Allah SWT, pokoknya selama sebelum wafat tidak memuja Allah, maka akan berada di neraka
- Riwayat Muhammad bin al-Mutsanna dan Ibnu Basysyar - Muhammad bin
Ja'far - Syu'bah - Washil al-Ahdab - al-Ma'rur bin Suwaid - Abu Dzar -
Nabi SAW:
"Jibril mendatangiku lalu memberikan kabar gembira kepadaku, bahwa orang yang meninggal dari umatmu dalam keadaan tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apa pun niscaya masuk surga." Maka aku bertanya: "Meskipun dia berzina dan mencuri?" Jibril menjawab, "Walaupun dia berzina dan mencuri." [Muslim: no.137/1.171, 138/1.172. Bukhari: no.1161, no.2983, no.5379/7.72.717, no.6933/9.93.579]
Mengapa?
TIDAK SEMUA muslim masuk surga dan malah HAMPIR SELURUH MUSLIM juga akan berakhir, UNTUK SELAMA-LAMANYA di NERAKA.
Mengapa?
Karena Allah sendiri, yaitu sesaat sejak ADAM diciptakan, telah menetapkan siapa-siapa saja dan juga telah menetapkan jumlah quota surga dan nerakanya, BAHKAN, jika quota tersebut tidak terpenuhi, Allah akan mengisinya dari suku Arab Badui (suku kesukaan allah):
- "Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya" [AQ 35.8; 14.4; 16.93; 13.27; 47.1,8] NAMUN di ayat lainnya malah disampaikan yang menyesatkan manusia sdalah IBLIS! [misal: AQ 15:39, 36:26, 38:82]
- "dari setiap 1000, 999 dijebloskan neraka!" [Bukhari no.3099, 4372, 6049. Muslim no.327, 5233. Ahmad no.6268, 10854]
- Riwayat 'Amru bin 'Utsman bin Sa'id bin Katsir bin Dinar Al Himshi - 'Abbad bin Yusuf - Shafwan bin 'Amru - Rasyid bin Sa'd - 'Auf bin Malik - Rasulullah SAW:
"Yahudi akan terpecah menjadi 71 golongan, 1 golongan akan masuk surga dan yang 70 golongan akan masuk neraka. Nashrani terpecah menjadi 72 golongan, yang 71 golongan masuk neraka dan yang 1 golongan akan masuk surga. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada ditangan-Nya, sungguh ummatku akan terpecah menjadi 73 golongan, yang 1 golongan masuk surga dan yang 72 golongan akan masuk neraka." Lalu beliau ditanya, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka (yang masuk surga)?" beliau mennjawab: "Yaitu Al Jama'ah."
[Ibn Majjah no.3982 (Komentar ulama terhadap Abbad bin Yusuf: Ibnu Hibban: tsiqaat, Ibnu Hajar al 'Asqalani: Maqbul, Adz Dzahabi: Shaduuq yaghrib). Abu Dawud 3981 ([Riwayat Ahmad bin Hanbal dan Muhammad bin Yahya - Abu Al Mughirah] dan [Amru bin Utsman - Baqiyyah] - Shafwan - Azhar bin Abdullah Al Harazi - Abu Amir Al Hauzani - Mu'awiyah bin Abu Sufyan - Rasulullah SAW: "orang-orang sebelum kalian dari kalangan ahlu kitab berpecah belah menjadi 72 golongan, dan umatku akan berpecah menjadi 73 golongan; 72 golongan masuk neraka dan 1 golongan masuk surga, yaitu Al Jama'ah."). Tirmidhi no.2656 (Riwayat Mahmud bin Ghailan - Abu Daud Al Hafari - Sufyan Ats Tsauri - Abdurrahman bin Ziyad - Abdullah bin Yazid dari Abdullah bin Amru - Rasulullah SAW: ..bani Israil terpecah menjadi 72 golongan dan ummatku akan terpecah menjadi 73 golongan semuanya masuk ke dalam neraka KECUALI 1 golongan," ..Abu Isa berkata; 'Hadits ini hasan gharib mufassar)]
***
Riwayat Qa'nabi - Malik - Zaid bin Unaisah - Abdul Hamid bin 'Abdurrahman bin Zaid Ibnul Khaththab - Muslim bin Yasar Al Juhani - Umar Ibnul Khaththab pernah ditanya tentang ayat ini:
(Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka) -Qs. Al A'raf: 172- Al Qa'nabi membaca ayat tersebut, lalu Umar berkata, "Aku juga pernah mendengar Rasulullah SAW ditanya tentang ayat itu, lalu beliau menjawab; "Sesungguhnya Allah menciptakan Adam,
lalu ALLAH MENGUSAP PUNGGUNGNYA (sulbi) DENGAN TANGAN KANAN-Nya hingga keluarlah keturunan Adam dari punggungnya. Kemudian Allah berfirman: "AKU MENCIPTAKAN MEREKA UNTUK MASUK SURGA, dan mereka akan beramal dengan amalan-amalan penduduk surga."
kemudian ALLAH KEMBALI MENGUSAP PUNGGUNG ADAM hingga keluarlah keturunan Adam dari punggungnya. Setelah itu Allah berfirman: "AKU MENCIPTAKAN MEREKA UNTUK MASUK NERAKA, dan mereka akan beramal dengan amalan-amalan penduduk neraka."
Seorang laki-laki bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu untuk apa gunanya beramal?"
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya jika Allah menciptakan seorang hamba untuk masuk ke dalam surga maka Ia akan menjadikannya beramal dengan amalan penduduk surga, sehingga ia mati dengan amalan penduduk surga lalu memasukkannya ke dalam surga.
Dan jika Allah menciptakan seorang hamba untuk masuk ke dalam neraka maka Ia akan menjadikannya beramal dengan amalan penduduk neraka, sehingga ia mati dengan amalan penduduk neraka lalu memasukkannya ke dalam neraka."
[Abu Dawud no.4081, Juga di Tirmidhi no.3001 (Hadis Hasan), 3002 (Hadis Hasan sahih). Malik no.1395. Ahmad no. 294, 2157, 17000. Kemudian di hadis Ahmad no. 26216, Riwayat Haitsam - Abu Ar Rabi' - Yunus - Abu Idris - Abu Darda' - Nabi SAW bersabda: "Ketika Allah menciptakan Adam, Allah memukul bahu kanan Adam, maka keluarlah keturunan berkulit putih seperti molekul, dan memukul bahu kirinya keluar keturunan berkulit hitam seperti arang, Allah berkata pada yang di bagian kanannya, 'Masuklah ke Surga dan Aku tidak perduli'. berkata pada yang di bagian kirinya, 'Masuklah ke dalam Neraka dan Aku tidak perduli'"]
***
Riwayat (Abu Bakr bin Abu Syaibah - Abu Mu'awiyah dan Waki' atau dari jalur lainnya riwayat Muhammad bin 'Abdullah bin Numair Al Mahdani - Bapakku dan Abu Mu'awiyah dan Waki') - Al A'masy - Zaid bin Wahb - 'Abdullah - Rasulullah SAW (Ash Shadiq Al Mashduq, seorang yang jujur menyampaikan dan berita yang disampaikannya adalah benar):
'seorang manusia mulai diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari. Kemudian menjadi segumpal daging pada 40 hari berikutnya. Lalu menjadi segumpal daging pada 40 hari berikutnya. Setelah 40 hari berikutnya, Allah pun mengutus seorang malaikat untuk menghembuskan ruh ke dalam dirinya dan diperintahkan untuk menulis empat hal: rezekinya, ajalnya, amalnya, dan sengsara atau bahagianya.'
..seseorang darimu yang mengerjakan amal perbuatan ahli surga, hingga jarak antara dirinya dan surga hanyalah satu hasta, namun SURATAN TAKDIR rupanya ditetapkan baginya hingga ia mengerjakan amal perbuatan ahli neraka dan akhirnya ia pun masuk neraka.
Ada pula orang yang mengerjakan amal perbuatan ahli neraka, hingga jarak antara ia dan neraka hanya satu hasta, namun SURATAN TAKDIR rupanya ditetapkan baginya hingga kemudian ia mengerjakan amal perbuatan ahli surga dan akhirnya ia pun masuk surga.' [Muslim no.4781. Bukhari no.3085]
***
Riwayat [Qutaibah atau Hasyim bin Qasim] - [Al Laits atau Bakr bin Mudhar] - Abu Qabil/Huyaiy bin Hani - Syufayyi bin Mati' - 'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash:
Rasulullah SAW keluar menemui kami sementara di tangan beliau terdapat dua kitab. Kemudian beliau pun bertanya: "Apakah kalian tahu kitab apakah kedua kitab ini?" Maka kami pun menjawab: "Tidak wahai Rasulullah, kecuali Anda mengabarkannya pada kami."
Akhirnya beliau pun bersabda terkait dengan kitab yang berada pada tangan kanannya: "Ini adalah kitab yang berasal dari Rabb semesta alam. Di dalamnya terdapat nama-nama penduduk surga dan juga nama-nama orang tua serta kabilah mereka. Jumlahnya telah ditutup dengan orang yang terakhir dari mereka, dan tidak akan ditambah dan jumlah mereka tidak pula dikurangi lagi."
Kemudian beliau bersabda terkait dengan kitab yang berada di tangan kirinya: "Adapun ini, ia adalah kitab yang juga berasal dari Rabb semesta alam. Di dalamnya telah tercantum nama-nama penghuni neraka, dan juga nama-nama bapak mereka serta kabilah mereka, dan telah dijumlah dengan orang yang terakhir dari mereka. Sehingga jumlah mereka tidak lagi akan bertambah dan tidak pula akan berkurang selama-lamanya."
Kemudian para sahabat pun berkata, "Kalau begitu, dimanakah letaknya amalan wahai Rasulullah jika memang perkara sudah habis?" beliau menjawab: "Berusahalah dan mendekatlah, karena sesungguhnya penduduk surga akan ditutup dengan amalan penduduk ahli surga, meskipun ia mengamalkan amalan apa saja. Dan sesungguhnya penduduk neraka akan ditutup pula dengan amalan penduduk neraka, meskipun ia mengerjakan amalan apa saja." Kemudian Rasulullah SAW bersabda dengan kedua tangannya lalu menghempaskannya dan bersabda: "Sesungguhnya Allah telah selesai terhadap urusan para hamba-Nya. Satu golongan di dalam surga dan satu kelompok pula di dalam neraka.". Abu Isa berkata; Hadits semakna juga diriwayatkan dari Ibnu Umar. Dan hadits ini adalah Hasan Shahih Gharib. [Tirmidhi no. 2067/4.6.2141. Ahmad no.6275] - Jumlah mereka yang terpilih dan menjadi barisan surgawan banyaknya
adalah 120 baris dan 80 barisnya merupakan umat muhammad [Tirmidi no.3469, Tirmidhi berkata, "Ini hadis Hasan" (Fatwa no.4203) atau lihat di Tirmidhi no.2469 (Dua jalur perawi). Musnad Ahmad no.4100, 21862, 21983 dan 21924. Juga di Sunan Darimi no.2713]. sehingga tentunya sisanya adalah umat-umat lain termasuk non Ahlul kitab.
Dalam sahih Bukhari no.6059/8.76.549 dari perawi Ibn Abbas dan muslim no.278/1.367 dari Abu Zubair, ada memuat kalimat "..‘Wahai Jibril, apakah mereka itu ummatku? Jibril menjawab, ‘Bukan, tapi lihatlah ke ufuk!’ Maka aku pun melihat ternyata ada sejumlah besar manusia. Jibril berkata, ‘Mereka adalah ummatmu, dan mereka yang di depan, 70.000 orang tidak akan dihisab dan tidak akan diadzab." - "Rabbku berjanji padaku untuk memasukkan 70.000 orang dari ummatku tanpa hisab dan adzab, setiap 1000nya bersama 70.000.." [Tirmidhi no.2361 (2624) dari Abu Umamah. Pendapat Abu Isa: Hadits ini hasan gharib]
note:
"حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ، حَدَّثَنَا اِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ الاَلْهَانِيِّ، قَالَ سَمِعْتُ اَبَا اُمَامَةَ، يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ " وَعَدَنِي رَبِّي اَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ مِنْ اُمَّتِي سَبْعِينَ اَلْفًا لاَ حِسَابَ عَلَيْهِمْ وَلاَ عَذَابَ مَعَ كُلِّ اَلْفٍ سَبْعُونَ اَلْفًا وَثَلاَثُ حَثَيَاتٍ مِنْ حَثَيَاتِهِ " . قَالَ اَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ .".
(Hadis dengan narasi seperti di atas juga yang juga dari riwayat Abu Umamah ada di Ibn Majah no.4276 (4427) "..70.000 orang dari ummatku ke dalam surga tanpa hisab dan siksa. Dan setiap 1000 orang dengan 70.000 orang" dan Ahmad no. 21271 "70.000 dari ummatku akan masuk surga tanpa hisab dan adzab, setiap 1000nya bersama 70.000", juga di Ahmad no.21135) -> Jika ini di hitung: Per 1000 surgawan dari (poin ke-1) akan membawa lagi: 70.000 orang -> 70 x 70.000 = 4.9 juta orang + (point ke-1) = 4.97 juta orang (1/3-nya adalah pria). - Jika quota tidak terpenuhi akan di isi ras Arab Badui:
"Aku memohon kepada Rabbku 'azza wajalla, lalu Allah memberiku janji untuk memasukkan dari umatku sebanyak 70.000 semisal bulan di malam purnama, lalu aku meminta tambahan, dan Dia memberiku tambahan bahwa setiap 1000 orang akan membawa 70.000 orang.
Lalu aku berkata; 'Wahai Rabb, BAGAIMANA JIKA JUMLAH ITU TIDAK TERPENUHI dari orang-orang yang berhijrah dari umatku? '
ALLAH BERFIRMAN: 'KALAU BEGITU AKAN AKU PENUHI JUMLAH ITU DARI ARAB BADUI'"
Hadis di atas menunjukan:
- Kata hijrah yang dimaksud jelas bukanlah hijrah dari Mekkah ke Medina, karena kita tahu jumlah yang hijrah ke Medina ketika itu tidak sampai 100 orang.
- Menunjukan jumlah quota yang Allah janjikan adalah jumlah final (total 4.97 juta) dan pun sudah diberikan kepastian bahwa jika quota tidak terpenuhi maka akan di isi dari ras Arab Badui BUKAN dari ras lainnya.
Kelima,
Dalam Peristiwa Mi'raj, Nabi juga melihat sungai Nil dan Efrat:
- Di langit ke-1 [Bukhari no.6963]
- Di langit ke-2 [Bukhari 9.93.608]
- Di langit ke-7 [Muslim 1.314; dan Bukhari no.4.54.429; 5.58.227]
- Di langit, namun tidak disebutkan langit keberapa [Muslim 40.6807 dan Bukhari 7.69.514]
Ini hanya dimungkinkan jika Langit hanya berbentuk kubah di bumi yang datar!!!
- Bahwa bumi ini berada di atas punggung: seekor ikan yang sangat besar dan seekor lembu/sapi. Kelak setelah kiamat: 70.000 surgawan (kelompok pertama) yang masuk surga tanpa dihisab (siksa neraka), akan dijamu Allah dengan lauk "lembu/sapi (balaam) dan hati ikan paus (nun)" [Bukhari no.6039/8.76.527 (arab). Atau di Muslim no.5000/39.6710 (arab: terdapat penjelasan: "أَمَّا ( النُّون ) فَهُوَ الْحُوت بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاء", artinya "Nun adalah Ikan paus menurut konsensus para ulama")]
- Singgasana Allah di atas air:
"Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, dan adalah singgasana-Nya di atas air[1] ("عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ", arsyuhu ala al-mai).." [AQ 11.7]. Allah bersemayam di atas arsy (istawaa 'alaa al'arsyi) [AQ 7.54, AQ 57.4, AQ 32.4, AQ 25.59, AQ 20.4, AQ 10.3]. Yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya [AQ 40.7]. Hadis meriwayatkan arsy yang berada di atas air:
- Abdan - Abu Hamzah - Al A'masy - Jami' bin Syidad - Shafwan bin Muhriz - 'Imran bin Hushain:
...Nabi menjawab: 'Allah telah ada dan tidak ada sesuatu pun terjadi sebelum-Nya, arsy-Nya berada di atas air, kemudian Allah mencipta langit dan bumi dan Allah menetapkan segala sesuatu dalam alquran'. [Bukhari no. 6868, 2953. Ibn Majah no.178 (Riwayat Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Muhammad bin Ash Shabbah - Yazid bin Harun - Hammad bin Salamah - Ya'la bin 'Atho` - Waki' bin Hudus - pamannya Abu Razin ia berkata; Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, di manakah Rabb kita sebelum menciptakan makhluk-Nya?" beliau menjawab: "Dia berada di ruang kosong, di bawah dan di atasnya tidak ada udara, dan di sana tidak ada makhluk. Setelah itu Ia menciptakan 'Arsy-Nya di atas air"). Tirmidhi no.3034 ("Wahai Rasulullah dimanakah Allah sebelum Dia menciptakan makhlukNya? beliau menjawab: "Dia berada di awan yang tinggi, di atas dan di bawahnya tidak ada udara dan Dia menciptakan 'arsyNya di atas air."). Ahmad no.15599, 15611]
Perlu juga diketahui bahwa: Singgasana Iblis juga di atas air:
- Riwayat Abu Kuraib, Muhammad bin Al Ala` dan Ishaq bin Ibrahim, teks
milik Abu Kuraib -- Abu Mu'awiyah - Al A'masy - Abu Sufyan - Jabir -
Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air lalu mengirim bala tentaranya, (setan) yang kedudukannya paling rendah bagi Iblis adalah yang paling besar godaannya." [Muslim no. 5032 dan Riwayat Abu Mu'awiyah - Al 'A'masy - Abu Sufyan - Jabir - Rasulullah SAW: "Iblis meletakkan istananya di atas air kemudian mengutus pasukannya.." [Ahmad no. 13858, 11490, 14632]
Tentang pengertian ‘arsy (عَرْش), ulama memberikan penjelasan yang berbeda-beda.
- Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar menjelaskan bahwa ‘arsy (عَرْش)
merupakan ”pusat pengendalian segala persoalan makhluk-Nya di alam
semesta”. Penjelasan Rasyid Rida di antaranya berdasarkan AQ 10.3,
"Kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy (عَرْش = singgasana) untuk
mengatur segala urusan".
Jalaluddin as-Suyuthi (pengarang tafsir Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir bi al-Ma'tsur) mengutip hadis dari Ibnu Abi Hatim - Wahhab ibnu Munabbih bahwa Allah SWT menciptakan `arsy dan kursi dari cahaya-Nya. `Arsy melekat di kursi. Para malaikat berada di tengah-tengah kursi tersebut. `Arsy dikelilingi oleh empat buah sungai dan Para malaikat berdiri di setiap sungai sambil bertasbih/memuliakan Allah. - Kursi [kur'siyyuhu (AQ 2.55)/kur'siyyihi (AQ 38.34)] TIDAK SAMA
dengan arsy/. Arti kursi adalah BUKAN "pengetahuan allah", BUKAN arsy,
BUKAN "bukan kekuasaan dan kekuatan Allah" NAMUN "pijakan kedua kaki
Allah".
Ibnu ‘Abbas berkata: "الكرسي موضع قدميه و العرش لا يقدر قدره" ["Al-Kursi adalah pijakan kedua kaki (Allah), dan ‘Arsy tidak ada yang tahu ukurannya kecuali Allah."] (‘Abdullah Bin Ahmad, as-Sunnah no. 586, isnadnya hasan – Tahqiq Muhammad Sa’id Salim al-Qahthani. Al-Hakim (al-Mustadraknya 2/310: Hadis ini sahih menurut Bukhari dan Muslim walaupun mereka tidak meriwayatkannya. Disepakati adz-Dzahabi). Fathul Bari Ibn Hajjar (8/199 : Dari Ibnu ‘Abbas bahawa al-Kursi adalah pijakan kedua kaki (Allah) sanadnya sahih). Al-Albani, Mukhtasar al-‘Uluw lil ‘aliyyil Ghoffar, Adz-Dzahabi (1/75: Perkataan ibn Abbas Sahih mauquf). Hadis ibn Abbas juga termuat di Musnad Ahmad, lihat Ibn Kathir dan "ask the scholar"]
Sementara itu,
terdapat klaim bahwa Quran dan hadis menyatakan 'Arsy Allah dan Allah ada di langit, misal:
- Apakah kamu merasa aman (a-amintum) siapa (man) di (fii) langit (tunggal: Al-samāi) bahwa/yang (an) membenamkan (yakhsifa) dengan mu (bikumu) bumi (al-ardha) ketika (fa-idzaa) Ia (hiya, feminim tunggal) bergoncang (tamuuru)? atau (am) apakah kamu merasa aman siapa di langit yang mengirimkan (yursila) padamu ('alaykum) badai batu (hasiban). Maka kelak kalian tahu (fasata'lamuuna) bagaimana (kayfa) peringatanku [nadziiri]? [AQ 67.16-17 -> Kalimat ini dapat juga mengindikasikan itu adalah malaikat yang di langit]
- "Tidak tahukah kamu bagaimana Allah itu? Sungguh, Arsy-Nya ada di atas semua langit-Nya seperti ini -lalu isyarat tangannya beliau mengatakan, 'Seperti Kubah, dan Arsy itu berteriak dan menyeru kepada Allah seperti tunggangan berteriak kepada pengendara karena berat-." [Abu dawud no.4101, juga statement Ibnu Taimiyah: "Adapun Al Arsy maka dia berupa kubah sebagaimana diriwayatkan dalam As Sunan karya Abu Daud dari jalan periwayatan Jubair bin Muth’im, dia berkata: "Telah datang menemui Rasulullah SAW seorang A’rab dan berkata: "Wahai Rasulullah jiwa-jiwa telah susah dan keluarga telah kelaparan- dan beliau menyebut hadits- sampai Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah diatas ArsyNya dan ArsyNya diatas langit-langit dan bumi, seperti begini dan memberikan isyarat dengan jari-jemarinya seperti kubah" (Ibnu Abi Ashim dalam As Sunnah 1/252)]
- Termasuk hadis yang merupakan pernyataan seorang budak wanita (di
hadis lain, Ia menyatakan tidak dengan ucapan namun dengan isyarat
tangan):
Riwayat Yahya - Al Hajjaj Ash Shawwaf - Yahya bin Abu Katsir - Hilal bin Abu Maimunah - 'Atha` bin Yasar - Mu'awiyah bin Al Hakam As Sulami:
Wahai Rasulullah, terdapat seorang budak wanita yang telah aku pukul dengan keras. Kemudian Rasulullah SAW menganggap hal tersebut sesuatu yang besar terhadap diriku, lalu aku katakan; tidakkah saya memerdekakannya? Beliau berkata: "Bawa dia kepadaku!" Kemudian aku membawanya kepada beliau.
Beliau bertanya: "Dimanakah Allah?" Budak wanita tersebut berkata; di langit. Beliau berkata: "Siapakah aku?" Budak tersebut berkata; engkau adalah Rasulullah."Beliau berkata; bebaskan dia! Sesungguhnya ia adalah seorang wanita mukmin." [Abu Dawud no.2856. Muslim no.836. Abu dawud no.2857 (Riwayat Ibrahim bin Ya'qub - Yazid bin Harun - Al Mas'udi - 'Aun bin Abdullah - Abdullah bin 'Utbah - Abu Hurairah bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dengan membawa seorang budak wanita hitam, kemudian ia berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya saya berkewajiban membebaskan budak mukmin. Kemudian beliau bersabda: "Di manakah Allah?" kemudian ia mengisyaratkan ke langit dengan jari-jarinya. Kemudian beliau berkata kepadanya: "Siapakah aku?" kemudian ia menunjuk kepada Nabi SAW dan ke langit yang maksudnya adalah engkau adalah Rasulullah. Maka beliau berkata: "Bebaskan dia, sesungguhnya ia adalah wanita mukminah.")]
Menyatakan bahwa Allah ada di langit TIDAKLAH TEPAT karena hadis juga telah menginformasikan bahkan malaikatpun duduk di atas kursi yang terbentang diantara langit dan bumi, misal:
- Riwayat Yahya bin Bukair - Al Laits - 'Uqail - Ibnu Syihab (riwayat
Abdullah bin Muhammad - Abdurrazzaq - Ma'mar - Az Zuhri - Abu Salamah
bin Abdurrahman Jabir bin Abdullah:
Aku mendengar Nabi SAW bersabda menceritakan peristiwa Fatratul Wahyu (Masa-masa kevakuman wahyu): "Ketika aku tengah berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara yang berasal dari langit, maka aku pun mengangkat pandanganku ke arah langit, ternyata di atas terdapat Malaikat yang sebelumnya mendatangiku di gua Hira tengah duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku merasa ketakutan hingga aku jatuh tersungkur ke tanah. Lalu aku pun segera menemui keluargaku seraya berkata, 'Selimutilah aku, selimutilah aku.' Maka keluargaku pun segera menyelimutiku. Akhirnya Allah Ta'ala menurunkan ayat: [AQ 74.1-5]. Yakni sebelum perintah shalat diwajibkan. Ar Rijz adalah berhala. [Bukhari no.4544, 4545, 4543, 3, 2999, 4572, 5746]
PETA LENGKAPNYA adalah: di atas 7 langit ada laut - di atas laut ada Arsy - dan allah berada di atas Arsy.
- Riwayat [(Muhammad bin Ash Shabbah - Al Walid bin Abu Tsaur) dan
(Ahmad bin Abu Suraij - 'Abdurrahman bin Abdullah bin Sa'd dan Muhammad
bin Sa'id - Amru bin Abu Qais) dan (Ahmad bin Hafsh - Bapaknya - Ibrahim
bin Thahman)] - Simak - Abdullah bin Amirah - Al Ahnaf bin Qais - Al
Abbas bin Abdul Muthallib:
..Beliau (SAW) lalu bertanya: "Apakah kalian tahu berapa jarak antara langit dan bumi?" mereka menjawab, "Kami tidak tahu." Beliau bersabda: "Sesungguhnya jarak antara keduanya adalah bisa 71, atau 72, atau 73 tahun perjalanan -perawi masih ragu-. kemudian langit yang di atasnya juga seperti itu." Hingga beliau menyebutkan 7 langit. Kemudian setelah langit ke-7 terdapat lautan, jarak antara bawah dan atasnya seperti jarak antara langit dengan langit (yang lain). Kemudian di atasnya terdapat 8 malaikat yang jarak antara telapak kaki dengan lututnya sejauh langit dengan langit yang lainnya. Dan di atas mereka terdapat Arsy, yang antara bagian bawah dengan atasnya sejauh antara langit satu dengan langit yang lainnya. Dan Allah Tabaraka Wa Ta'ala ada di atasnya." [Abu Dawud no.4100, Tirmidhi no.3242 (hasan gharib). Ibn Majjah no.189]
Walaupun Arsy Allah ada di atas air yang ada di atas langit ke-7,
Namun Quran memberikan 3x PENEGASAN FINAL lokasi keberadaan Allah, yaitu: TIDAK di langit namun di Mesjidil Haram:- Ke-1: "Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya.." [AQ 2.144].
- Ke-2: "Dan dari mana saja kamu, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan"[AQ 2.149].
- Ke-3: "Dan dari mana saja kamu, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka.." [AQ 2.150]
Nabi berkata:
Kenapa orang-orang mengarahkan pandangan mereka ke langit ketika mereka sedang shalat? Suara beliau SEMAKIN TINGGI beliau bersabda: "Hendaklah mereka menghentikannya atau Allah benar-benar akan menyambar penglihatan mereka." [Bukhari no. 708 atau di Muslim 4.862 dari riwayat Jabir bin samura. Atau di Muslim 4.863 riwayat dari Abu huraira, "Orang2 diharuskan menghindari memandang langit di saat sedang sembahyang (See: KBBI. "الصَّلاَةِ" = Al sallata = salat], atau mata mereka akan direnggut"] - Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar menjelaskan bahwa ‘arsy (عَرْش)
merupakan ”pusat pengendalian segala persoalan makhluk-Nya di alam
semesta”. Penjelasan Rasyid Rida di antaranya berdasarkan AQ 10.3,
"Kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy (عَرْش = singgasana) untuk
mengatur segala urusan".
- Bahwa (Allah-lah yang menciptakan tujuh langit) satu di atas yang lainnya seperti KUBAH, (dan seperti itu pula bumi) tujuh bumi tapi mereka DATAR. [Tanwîr al-Miqbâs min Tafsîr Ibn ‘Abbâs untuk AQ 65.12. Dalil bahwa bumi BUKAN bulatan lihat juga: di sini]
- "Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap (saqfan) yang terpelihara,[..]" [AQ 21.32] [Tafsir Ibn Kathir: Artinya, menutupi bumi seperti kubah di atasnya.]
"Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit kanopy/kubah/atap (binaa-an) [AQ 2.22, juga di AQ 40.60, tentang "dan langit kanopy/kubah/atap (binaa-an)]. Tafsir Ibn kathir untuk AQ.2.22,29:
- Bahwa Allah mulai dengan menciptakan BUMI dulu baru kemudian membuat
LANGIT menjadi 7 langit. Ini adalah bagaimana bangunan biasanya di
mulai, lantai dulu baru kemudian bagian atapnya [Ini juga pendapat
Mujahid, Ibn Abbas bahwa bumi diciptakan terlebih dahulu.
"Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya)..[AQ 13.2]. Tafsir Ibn kathir untuk AQ 13.2:
- Berkenaan dengan kalimat (menundukkan matahari dan bulan.
Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan) adalah seperti yang
Allah maksudkan di surat 36:38
(dan matahari berjalan di tempat peredarannya) [Ada dua pendapat dan
keduanya menyatakan Matahari dan bulan yang bergerak terus menerus].
'arsy adalah atap dari ciptaan dan tidak berbentuk BULATAN seperti di
klaim banyak astronomer. Lebih seperti KUBAH yang di topang oleh pilar.
Ditandu oleh para malaikat dan di atas dunia, di atas kepala-kepala
orang. Hadis Nabi dari riwayatkan Abu Dharr:
Ketika senja [magrib], Nabi bertanya padaku, "Apakah kau tau kemana Matahari itu pergi (saat Magrib)?!
Aku jawab, "Allah dan rasulnya yang lebih tau."
Ia jawab, "Ia berjalan hingga berhenti pada tempatnya di bawah Arsy lalu menyungkur sujud dan mohon ijin untuk terbit kembali, dan diijinkan dan kemudian (waktunya akan tiba) dia minta agar terus saja bersujud namun tidak diperkenankan dan minta izin namun tidak diizinkan dan dikatakan kepadanya: "Kembalilah ke tempat asal kamu datang" dan ia akan terbit dari tempatnya terbenamnya tadi (barat).
Itulah penafsiran dari sabda Allah "dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (AQ 36:38) [Bukhari: no.2960/4.54.421, no.4428/6.60.327, no.6874/9.93.520 dan no.6881/9.93.528. Juga Muslim: no.228/1.297. Juga di Hadis Qudsi Imam Ahmad no.91 (penguatnya di Abu Dawud 3991, 4002]
'Ada pilar namun tidak dapat kamu lihat' menurut Ibn `Abbas, Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan beberapa lainnya.
Iyas bin Mu`awiyah, "Langit itu seperti kubah di atas bumi', artinya tanpa tiang. Serupa seperti Qatadah katakan.
Ibn Kathir menyatakan bahwa pendapat terakhir [Iyas bin Mu'awiyah] adalah lebih baik mengingat Allah juga menyatakan di ayat lainnya [22:65] yaitu ‘Dia menahan langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya?’ - Allah menyampaikan, kisah perjalanan Zulkarnaen dari ufuk timur hingga ufuk barat:
- "Mereka
menanyaimu [wayas-aluunaka] tentang Dzulkarnain. Katakanlah Aku bacakan
[qul sa-atluu] padamu [ʿalaykum] cerita tentangnya. Sesungguhnya telah
diberikannya kekuasaan [makkannaa lahu] di bumi, dan Kami telah berikan
[waaataynaahu] dari tiap suatu [min kulli shayin] jalan [sababaan].
Maka iapun berjalan [fa-atba'a sababaan].
Hingga [ḥattaa] ketika [idhaa] sampai [balagha] di tempat terbenam [maghriba] matahari [al shamsi], MENDAPATI itu [WAJADAHAA] terbenam [taghrubu] di [fii] mata air yang berlumpur hitam [ayyin hamiatin], dan mendapati [wawajada] DI DEKAT ITU/SEKITAR/SISI [indahaa] segolongan umat [qawman]...
Hingga ketika sampai ke tempat terbit [mathli'a] matahari [al shamsi], MENDAPATI itu [WAJADAHAA] menyinari [tathlu'u] pada ['alaa] segolongan umat [qawmin]...
Hingga ketika sampai [balagha] di antara [bayna] dua gunung [alssaddayni], MENDAPATI [WAJADA] di [min] sebelahnya [duunihimaa] suatu kaum [qawman].." [AQ 18.83-86, 90, 93]
Karena Allah sendirilah yang menceritakan perjalanan Zulkarnaen: hingga sampai ke ufuk barat, hingga sampai ke ufuk timur dan hingga sampai di antara dua gunung. Di mana, di setiap area itu, Ia bertemu tiga kaum yang berbeda, maka ini bukanlah sebuah kiasan.
Tafsir ibn kathir AQ 18.86 menyatakan "Ia menemukan matahari terbenam di laut hitam, bukan KIASAN karena ia menyaksikan sendiri. kata "al hami-ah" di ambil dari salah satu dua arti yaitu dari AQ 15.28, "lumpur hitam" (ini pendapat ibn Abbas). Ali bin abi thalhah "zulkarnaen mendapati matahari terbenam di laut yang panas" (juga pendapat Al Hasan Al basri). Ibn Jarir mengatakan keduanya benar yang mana saja boleh.
- Adalah sangat wajar bumi ini didatarkan atau digepengkan seperti martabak dan gunung-gunung dipancang sebagaimana maksud surat:
- Luqman 31:10, "Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu"
- Al-Anibiya') 21:31, "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka (tamida bihim**)."
- Al-Nahl 16:15 "Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu" (tamida bikum**)
- An Naba' 6-7, "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? dan gunung-gunung sebagai pasak?"
Dalam tafsir Ibnu kathir surat 21:30-33,
(Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh,) artinya, gunung-gunung yang menstabilkan bumi dan menjaganya agar tetap kokoh dan memberikannya berat, jika tidak itu seharusnya goncang bersama orang-orang, misal, bergerak dan bergetar sehingga mereka tidak dapat berdiri tegak di atasnya -- karena ini diliputi oleh air, bagian dari 1/4 permukaannya.
mengapa?
Adalah demi mencegah daratan ikut-ikutan bergerak-gerak liar dan bahkan dapat berakibat terguling ketika sang ikan bergerak-gerak.
Ini Sungguh suatu yang sangat cerdas dan brilian, bukan?! - Mengapa sangat wajar terjadinya banjir Nuh yang dapat menenggelamkan seluruh dunia hingga puncak tertinggi dunia sebagaimana terekam pada riwayat dibawah ini:
Ibn Abbas mengatakan, [..]seluruh air menutupi seluruh permukaan bumi hingga akhirnya mengelilingi puncak2 gunung dan bahkan main tinggi melebihnya setinggi 15 hasta. Dikatakan juga bahwa gelombang itu tingginya 80 mil melampaui gunung-gunung. Perahu tersebut terus berlayar dibawah perlindungan Allah…[Tafsir Ibn Kathir untuk surat 11:40-43]
Mengapa?
Adalah karena bumi ini ada di atas punggung IKAN! Ikan hidupnya di air sehingga kebutuhan VOLUME AIR yang luarbiasa besar bukanlah menjadi persoalan dan sudah tersedia dengan sangat MELIMPAHnya. Jangankan cuma 80 mil, bahkan 2x dari itupun masih sangat melimpah, bukan?!
Ini sungguh suatu yang sangat cerdas dan brilian, bukan?!
Zaid bin Amr bin Nufail adalah seorang Hanif (Bukhari 5.58.169: Agama Abraham, bukan Yahudi dan bukan Kristen, tidak menyembah selain Allah. Agama ini diketahuinya di perjalanan ke Syiria/Sham ketika mencari ajaran dan di perjalanan pulangnya, Ia terbunuh). Zaid sebelumnya menetap di gua Hira (gunung Hira). Di Gua itulah Zaid bertemu Muhammad yang di sebelum menjadi Nabi kerap menyepi di gua Hira (Bukhari, 7.67.407; Ishaq hal.102). Sekurangnya sekarang, kita menemukan titik terang asal usul statement-stament tersebut.
Keenam,
Terdapat hadis yang mengatakan bahwa Bayt Al Maqdis (Masjid Al Aqsa) dibangun oleh Sulayman:
- Al Wasiti dan Ibn Al-Muragga:
Peletakan dasar Bayt Al-Maqdis dilakukan oleh Daud dan Pembangunannya sampai tuntas oleh Sulaiman ["The Ḥaram of Jerusalem, 324-1099: Temple, Friday Mosque, Area of Spiritual Power", Andreas Kaplony, hal 231-233, catatan kaki no.3. Di hal 391, Kaplony mengatakan daud membangun fondasi (asas) Mesjid terjauh].
Riwayat 'Amr bin Manshur - Abu Mushar - Sa'id bin 'Abdul 'Aziz - Rabi'ah bin Yazid - Abu Idris Al-Khaulani - Ibnu Ad-Dailami dari 'Abdullah bin 'Amr - Rasulullah SAW: "Sulaiman bin Daud AS ketika membangun Baitul Maqdis meminta kepada Allah Azza wa Jalla tiga hal:.." [Nasa'i no. 686, juga di Ibn Majjah no.1398, "Ubaidullah Ibnul Jahm Al Anmathi - Ayyub bin Suwaid - Abu Zur'ah As Saibani Yahya bin Abu Amru - Abdullah bin Ad Daili - Abdullah bin Amru - Nabi SAW: "Ketika Sulaiman bin Dawud selesai membangun Baitul Maqdis ia meminta Allah tiga hal"]
Muhammad menyatakan bahwa Mesjid Aqsa dibangun 40 tahun lebih belakangan dari Masjidil Haram.
- Riwayat Al A'masy - Ibrahim at-Taymiy - bapaknya - Abu Dzarr: Aku
bertanya pada Rasulullah SAW, masjid apakah yang pertama di bangun di
muka bumi ini?". Beliau menjawab: "al-Masjidil Haram" (Mekah). aku tanya
lagi; "Kemudian apa?". Beliau menjawab: "al-Masjidil Aqsa" (Yerusalem).
Aku bertanya lagi; "Berapa lama selang waktu antara keduanya?". Beliau
menjawab: "40 tahun".. [Bukhari no.3115/4.55585, no.3172/4.55.636. Muslim no.808, no.809]
Problemnya,
sejarah telah menjadi saksi bahkan hingga wafatnya Muhammad sekalipun, Mesjidil Aqsa masih BELUM ADA. Konon bangsa Romawi menghancurkan kuil di 70 Masehi, sejak saat itu, tidak ada kuil, gereja atau masjid di tempat itu.
Ketika Khalifah Umar menaklukkan Yerusalem, Ia adalah orang pertama yang melakukan shalat di sebuah tempat yang Ka'b al-Ahbar perkirakan sebagai bait Sulaiman dan membangunnya menjadi mesjid yang kelak disebut Masjid Al Aqsa:
- Riwayat Aswad Bin 'Amir - Hammad Bin Salamah - Abu Sinan - [Ubaid
Bin Adam dan Abu Maryam dan Abu Syu'aib] bahwa ketika Umar Bin Khaththab
di Jabiyah, dia menyebutkan pembebasan kota Baitul Maqdis. Aswad - Abu
Salamah - Abu Sinan - 'Ubaid Bin Adam: aku mendengar Umar Bin Al
Khaththab bertanya kepada Ka'ab; "Di mana menurutmu aku melaksanakan
shalat (صَلِّيَ)?" Ka'ab menjawab; "Jika kamu menerima pendapatku
shalatlah kamu di belakang batu besar, maka Al Quds semuanya akan berada
di hadapanmu, " Umar berkata; "Kamu menyerupai orang-orang Yahudi,
tidak, akan tetapi aku akan shalat seperti Rasulullah SAW." Dia maju dan
menghadap ke arah Qiblat dan melaksanakan shalat, dia bentangkan
selendangnya dan menyapu dengan selendangnya, kemudian orang-orang pun
mengikuti menyapu juga [Musnad Ahmad no.252 atau I/268-269 no. 261, tahqiq Ahmad Syakir, dan beliau berkata, “Isnadnya hasan..". Juga lihat di "The History of al-Tabari". Vol. 12, hal.194-195].
Ibn Taymiyya:
Sehubungan dengan batunya, tidak satupun baik itu Umar maupun para sahabat shalat di situ dan tidak ada kubah di atasnya pada jaman Khulafa’ al-Rashidin. Tanpa ada atapnya selama masa Khilafah Umar, Uthmaan, Ali, Muʿawiyah, Yazid dan Marwaan. Namun sampai pada masa pemerintahan anaknya, Abdul Malik Al-Sham, dan terdapat peristiwa fitnah antara dia dan Ibnu Al-Zubair, Masyarakat melakukan haji dan bergabung dengan Ibn Al-Zubair [yang menguasai kota mekah saat itu], Abdul Malik ingin mengalihkan perhatian publik dari Ibn Al-Zubair, Maka ia bangun kubah di atas batunya dan menutupnya di musim dingin dan panas dengan tujuan mengarahkann masyarakat agar datang ke Jerusalem, dan menahan mereka dari bergabung dengan Ibnu Al-Zubair. [Majmoo'a al-Rasaa'il al-Kubraa 2/61: Ziyaarah Bait al-Maqdis atau lihat: Taqi al-Din Ibn Taimiyah]
note:
Batu pada dome of rock (Qubbat As-Sakhrah, "kubah di atas batu") adalah batu yang berbeda dengan batu Yakub yang disebutkan Alkitab: "..Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu..Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya. Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus." [Kej 28.11, 18-19, lokasi tempat itu ada diantara Batsyeba dan Haran (Kej 28.10-11), Baryeba - Yerusalem: 74 Km. Yerusalem - Haran: 890 Km]
Ibn Hajjar dalam Fath al-Bari mengutip Ibn al-Jawzi:
- Sulaiman
- SAW - yang membangun mesjid terjauh (Masjid Al Aqsa) diriwayatkan
al-Nasâ'î dari hadis `Abd Allah Ibn `Amr Ibn al-`As yang bersandar pada
ucapan nabi dengan rantai perawi yang otentik bahwa
"Ketika Sulaiman membangun Bait Al-Maqdis Ia memohon Allah yang maha
besar 3 hal dsb." dan dalam Tabarânî dari hadis Râfi' Ibn 'Umayrah bahwa
"Daud - SAW - mulai membangun Bayt Al-Maqdis namun Allah
menginspirasikanya: Aku selesaikan bangunan ini bersama Sulaiman". dan
hadis punya kisahnya.
Ibn al-Jawzi:
"Jawaban untuk itu adalah semua pernyataan itu berkenaan dengan konstruksi awal dan fondasi masjid dan bukan Abraham yang pertama membangun Kabbah juga bukan Salomo yang pertama membangun Bayt al-Maqdis. Betul, kami telah diriwayatkan bahwa yang pertama membangun Ka'bah adalah Adam. Kemudian keturunannya tersebar di bumi. Oleh karenanya, adalah mungkin bahwa salah satu dari mereka membangun Bayt al-Maqdis. Kemudian, Abraham membangun Ka'bah sesuai dengan Al Qur'an." Juga, al-Qurtubi mengatakan: hadits tidak menunjukkan bahwa Abraham dan Salomo yang pertama untuk membangun dua masjid. Itu hanya renovasi apa yang telah didirikan orang lain
Ibnu Hajar:
Tapi kemungkinannya yang disebutkan Ibn al-Jawzi adalah lebih relevan. Dan aku menemukan bukti yang mendukung orang-orang yang mengatakan bahwa itu adalah Adam yang mendirikan kedua masjid. Misalnya, Ibn Hisham dalam "Kitab al-Tijan" menyebutkan bahwa ketika Adam membangun Kabah, Allah memerintahkannya pergi ke Bayt al-Maqdis dan membangunnya dan itu dilakukannya dan shalat di dalamnya. Dan pembangunan rumah [Arab: al-Bayt, yaitu Ka'bah] adalah terkenal dan telah kami sebutkan sebelumnya hadis dari 'Abd Allâh Ibn ' Amr bahwa rumah diangkat pada saat banjir sampai Allah menunjukkan lokasinya pada Abraham. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Mamar dari Qatadah: Allah membangun rumah bersama Adam ketika ia diturunkan. Tapi Adam merindukan suara para malaikat dan doa-doa mereka. Oleh karenanya, Allah mengatakan kepadanya: Aku turunkan Rumah yang disekitarnya [orang-orang] akan mengelilinginya seperti yang dilakukan ditahtaku, jadi lakukan itu. Adam berangkat ke Makkah - Dia diturunkan di India, dan langkah kakinya besar sampai ia mencapai rumah dan mengelilinginya. Juga dikatakan bahwa ketika ia berdoa di Ka'bah, ia diperintahkan ke Yerusalem untuk membangun sebuah masjid dan shalat di dalamnya sehingga menjadi kiblat dari sebagian keturunannya
[Tulisan Ibn Hajjar di atas ini diambil dari bagian perdebatan INI vs INI]
- Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat)
manusia, ialah BAITULLAH yang di BAKKAH (Mekkah) ("بِبَكَّةَ" =
bi-bakkata) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia [AQ
3.96]. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) MAQAM
IBRAHIM; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah...[AQ 3.97]
Dan, ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud" [AQ 2.125].
Dan ketika Ibrahim mengangkat (yarfaʿu) Baitullah bersama Ismail: "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" [AQ 2.127]
- Riwayat Ibn Abbas:
..Abu Al-Qa-sim (yaitu Nabi) berkata, "Karena panggilan Abraham ada berkah (di Mekkah)". Sekali lagi Abraham berpikir untuk berkunjung ke keluarganya yang telah ia tinggalkan (di Mekkah), Jadi ia sampaikan pada istrinya (Sarah) tentang keputusannya. Ia pergi dan temukan Ismail di belakang sumur Zam-zam, meraut anak panahnya. Abraham berkata, "Hai Ismail, Tuhanmu telah memerintahkan aku untuk membangun rumah bagi-Nya". Ismail berkata, "Taatilah (perintah) Tuhanmu". Abraham berkata, "Allah juga memerintahkan ku bahwa engkau harus membantu saya". Ismail berkata, "Aku akan lakukan."
Kemudian keduanya bangkit dan Abraham mulai membangun (Ka'bah), sementara Ismail menangani batu-batu dan keduanya berkata, "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (AQ 2.127). Ketika bangunan menjadi tinggi dan orang tua (Abraham) tidak lagi dapat mengangkat batu-batu (pada posisi yang tinggi), Abraham berdiri di atas batu dari maqam dan Ismail membawa batu-batu yang diserahkannya, dan keduanya berkata, 'Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (AQ 2.127). [Bukhari 4.55.584]
Riwayat Ibn Abbas:
..Nabi menambahkan, "Semoga Allah melimpahkan rahmat pada ibunya Ismail! Apakah Ia membiarkan Zam-zam (mengalir tanpa berusaha mengendalikannya) (atau Ia tidak meraup airnya) (untuk mengisi kantung air kulit), Zam-zam akan menjadi sungai yang mengalir di permukaan bumi."
Nabi lebih lanjut menambahkan, "Lalu Ia minum dan menyusui anaknya Malaikat berkata padanya, 'Jangan takut diabaikan, karena ini adalah Rumah Allah yang akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya dan Allah tidak pernah mengabaikan umat-Nya". Rumah ini (yaitu Kaba; PADA WAKTU ITU ADA DI TEMPAT TINGGI YANG MENYERUPAI SEBUAH BUKIT KECIL, dan banjir datang, mengalir ke kanan dan kiri...
..Lalu Abraham tinggal jauh dari mereka untuk jangka waktu yang Allah kehendaki dan mendatangi mereka lagi setelah beberapa waktu. Ia lihat Ismael dibawah pohon di dekat Zamzam, sedang mengasah anak panahnya. Ketika ia lihat Abraham, ia bangkit untuk menyambutnya (dan saling menyapa seperti seorang ayah kepada anaknya atau seperti anak kepada ayahnya). Abraham berkata, 'Hai Ismail! Allah telah memerintahkanku.' Ismail berkata, 'Lakukan apa yang Tuhanmu perintahkan engkau untuk lakukan" Abraham bertanya, 'Maukah engkau membantuku?'. Ismail berkata, 'Aku akan membantumu' Abraham berkata, 'Allah telah memerintahkanku untuk membangun rumah di sini' sambil dia MENUNJUK KE BUKIT TINGGI ("أَشَارَ إِلَى أَكَمَةٍ مُرْتَفِعَةٍ عَلَى") dari SEKITARNYA'
Nabi menambahkan, "Kemudian mereka mengangkat fondasi rumah (yaitu Ka'bah). Ismail membawa batu-batu dan Abraham yang membangun, dan ketika dinding menjadi tinggi, Ismail membawa batu ini dan meletakkannya untuk Abraham yang berdiri di atasnya dan melanjutkan membangun, sedangkan Ismail menyerahkan batu, dan keduanya berkata, 'Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Nabi menambahkan, "Lalu mereka berdua terus membangun dan berkeliling Ka'bah berkata: 'Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui' (2,127) [Bukhari 4.55.583]
- Dinyatakan bahwa Adam adalah yang pertama membangunnya, statemen
seperti itu diturunkan dalam hadis yang marfu' dan berasal dari otoritas
'Abd Allah b. ' Amr; Ibn Lahi'a adalah satu dari otoritas rantai perawi
dan ia dianggap daif, lemah.
Statement-statemen yang paling kredibel adalah Abraham, al-Khalil, "sahabat sejati", SAW, adalah yang pertama membangun itu, sebagaimana laporan di atas. Simak b. Harb - Khalid b. 'Ar'ara - 'Ali b. Abu Thalib yang berkata "Kemudian itu runtuh, dibangun kembali oleh al-'amaliqa 'kaum raksasa', runtuh dan dibangun kembali oleh Jurhum; kemudian runtuh kembali dan dibangun lagi oleh Quraysh." [Ibn Kathir, The Life of the Prophet Muhammad (Al-Sira al-Nabawiyya), translated by Professor Trevor Le Gassick, reviewed by Dr. Ahmed Fareed, Vol.I, p. 119]
- ...Banyak ulama mengambil ini sebagai bukti untuk menudukung
pandangan bahwa Ibrahim ADALAH ORANG PERTAMA yang membangun kabah dan
ITU TIDAK DI BANGUN SEBELUM JAMANNYA..(Tafsir Ibn Kathir-Abridged Vol. 6
Surat Al-Isra', Verse 39 to the end of Surat Al-Mu'minun, first edition
July 2000, p. 554)
Jika keberadaan Ibrahim dianggap nyata ada yang hidup dikisaran tahun 2000 SM dan telah membangun kabah, kemudian, Bayt al Maqdis (Masjidil Aqsa) yang dianggap dibangun tahun 958-951 SM oleh Sulaiman (dan daud), maka kedua bangunan ini berselisih ± 1040-an tahun dan BUKAN 40 tahun, bukan?!
Berikut di bawah ini adalah sekelumit ringkasan dan kutipan tulisan Dr. Rafat Amari.
Menurut penelitiannya, yang membangun Ka'bah BUKANLAH Ibrahim namun seorang yang bernama Asa'd Abu Karb, pemimpin suku yaman yang memerintah antara tahun 410 M - 435 M [Al-Azruqi, Akhbar Mecca, 1:173; Yaqut al-Hamawi, Mujam al-Buldan, 4:463].
Ia juga menyatakan bahwa tulisan penulis sejarah Islam yaitu Ibn Ishaq dan rekan-rekannya TIDAK BENAR dalam menceritakan kisah suku Jurhum:
- Setelah Nabaioth, suku Jurhum adalah penghuni Mekah pada jaman
Abraham, bertangungjawab melayani tempat pemujaan di Mekah. Menurut
kisah tersebut, mereka melayani sampai suku Khuzaa'h datang dari Yaman.
Hal itu terjadi setelah dam di Ma'rib mulai menunjukan tanda2 kerusakan
dan terusirlah mereka.
Kisah itu berlanjut bahwa ketika suku Khuzaa'h tiba di Mekah, mereka mengalahkan Jurhum. Jurhum kemudian meninggalkan Mekah untuk menyembunyikan batu hitam dari kuil pemujaan dan 2 rusa emas. Mereka menyembunyikan benda2 tersebut di mata air yang disebut sebagai Zamzam, kemudian menutupi mata air tersebut, batu tersebut dan rusa2 dengan tanah sehingga tidak terlihat [Tarikh al-Tabari, I, page 524]
Menurut kisah tersebut, Jurhum tinggal di Mekah sampai dengan dam Ma'rib rusak dan suku Khuzaa'h meninggalkan Yaman. Kita tahu bahwa hal2 ini terjadi sekitar tahun 150 setelah masehi.
Argumen bantahan Dr. Rafat Amari adalah:
- Tidak ada penulis klasik yang berkunjung dan menulis tentang wilayah Barat Arabia menyinggung keberadaan suku jurhum dan juga MEKAH.
- Setelah suku Jurhum dikalahkan, adalah tidak mungkin mereka mengubur 2 rusa emas yang sangat berharga dan sebuah batu yang sangat dipuja yang dimiliki tempat pemujaan di Mekkah tanpa diketahui para penghuni lainnya? Setiap suku yang meninggalkan Mekah sudah pasti membawa harta pusakanya dan tidak menguburnya di tempat umum, diketahui secara umum. Dan mata air tersebut adalah mata air satu2nya di Mekah.
- Batu hitam adalah sebuah batu yang dipuja. Tidaklah mudah untuk memindahkannya dari lokasi di dalam kuil pemujaan tanpa diketahui. Menurut pengakuan kaum muslim, perang pecah dikarenakan perebutan hak pengelolaaan atas tempat pemujaan tersebut. Bagaimana mungkin sebuah suku Jurhum yang dikalahkan berhasil memindahkan batu tersebut tanpa dicegah oleh suku Khuzaa'h sang pemenang atau paling tidak mengetahui tempat disembunyikannya si batu ?
- Terpusat pada keberadaan mata air itu sendiri. Jika ia berada di jazirah arab bagian barat, maka lokasinya pasti penting untuk diingat. Di atas semua itu, air , secara khusus sangatlah penting bagi bangsa arab yang hidup di gurun pasir. Tradisi Islam mengklaim keberadaan mata air tersebut sejak jaman Abraham. Jika pada saat itu secara ajaib diadakan pada saat malaikat Gabriel memberikan air pada Hagar dan anaknya, Ismael, maka keberadaannya harusnya diketahui secara luas, bukan hanya di Mekah, tetapi juga di kota2 lain disekitar Mekah. Kaum Bedouin pasti akan datang ke mata air itu untuk memberi minum binatang ternak mereka. Para penghuni juga akan datang untuk menyegarkan diri mereka. Tidak seorangpun dapat menyembunyikan mata air tersebut, bahkan jika dapat ditutupi dengan tanah.
Fenomena penggalian untuk mendapatkan air yang mana kemudian menjadi mata air adalah hal umum di Timur Tengah.
Klaim bahwa sebuah mata air ada di sebuah kota selama 2,500 tahun sebelum Jurhum berhasil menutupnya dari semua orang selama tiga abad berikutnya adalah hal yang tidak mungkin terjadi, sejak mata air di jazirah Arab pada masa tersebut adalah bernilai dan sangat penting bagi para Bedouin dibandingkan dengan Laut Mati itu sendiri.
Anda mungkin dapat menyembunyikan laut dari mata suku-suku yang kehausan tetapi anda tidak dapat menyembunyikan sebuah mata air dan lokasinya selama itu.
Lanjutan dari tulisan ini anda bisa baca di sini dan di sini atau di PDFnya. Mengenai siapa Dr. Rafat Amari, anda dapat buka kilasannya di sini. Untuk kontroversi lanjutan apakah Kabah benar dibuat Ibrahim dan Apakah Ibrahim pernah ke Mekkah, silakan baca di sini
Ketujuh,
Inti dari peristiwa Mi'raj adalah turunnya perintah shalat, hal ini juga sangat mengherankan mengingat Allah biasanya hanya menyampaikan perintahnya via Jibril saja namun entah mengapa khusus dalam menerima perintah dan jumlah shalat ini memerlukan kehadiran Muhammad bersama Jibril di langit ke 7.
Keberhasilan Nabi dalam menawar perintah Shalat dari 50x menjadi hanya 5x, memang prestasi yang patut dibanggakan. Betapa tidak! Jika lama waktu 1 kali shalat berikut wudhu adalah 10 menit, maka total 50 x kejadian adalah 500 menit (8,3 Jam) dan itupun dilakukan secara marathon tanpa Jeda! Bayangkan, kegiatan marathon dengan waktu sepanjang itu jika ahrus dilakukan setiap hari, maka alangkah lelahnya umat yang diwajibkan ini. Mereka tidak lagi punya waktu untuk mencari nafkah dan keperluan lainnya. Tampaknya Allah benar-benar TIDAK MEMAHAMI kekuatan dan juga kebutuhan lain dari ciptaannya.
Tawar menawar yang terjadi sebanyak 4 kali (50, 25, 12.5 dan 5) juga merupakan suatu kemewahan tersendiri mengingat Adam saja bahkan tidak mendapatkan 1 kesempatan-pun untuk membela dirinya saat tertipu Iblis hingga memakan buah kuldi di Surga.
Yang terakhir dan mungkin "hanya Allah" saja yang tahu adalah entah mengapa Allah mesti bersabar sebelas tahun lamanya sejak Muhammad menjadi Nabi untuk menurunkan perintah shalat pada umat-umatnya kelak.
Penutup
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka sungguh sulit rasanya untuk menerima keabsahan dan kebenaran peristiwa Isra' Mira'j berikut mahluk yang bernama Buraq, turunnya perintah shalat setelah 11 tahun dan dilakukan spesial tanpa menggunakan Jibril sebagai perantara serta mengetahui keberadaan para nabi tersebut yang ternyata tidak berada di alam kubur dalam keadaan ditidurkan sebagaimana yang seharusnya tercatum di Al'Quran namun ternyata mereka telah di alam Surga.
So, bagaimana menurut anda?
Video, Photo & Gambar mengenai Ka'bah, situasi di dalam Ka'bah dan Hajar Aswad
Video tentang isi di dalam Kabah:
Foto perbaikan di dalam kabah, yang diambil dari www.investigateislam.com:
Photo di dalam Ka'bah:
Gambar:
Hajar Aswad:
Tidak ada komentar
Posting Komentar