Apakah Injil Barnabas Otentik?
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. (an-Nisaa: 171)
Umat Kristen sejak awal mempercayai 4 kitab Injil utama yang disampaikan oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Sebaliknya agama Islam bahwa kitab Injil orang Kristen tidak shahih menurut Islam.
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (al-Maidah: 73)
Namun baru-baru ini ditemukan Injil berusia 1500 tahun yang tersimpan di Turki, kononnya ditulis pada abad pertama 1 Masehi oleh St. Barnabas dan dikatakan bahwa inilah injil sebenarnya yang diberikan oleh Yesus. Namun yang mengherankan adalah buku Injil Barnabas muncul pada abad ke18 M.
Artikel ini bukan bertujuan menyindir siapapun tetapi untuk memaparkan kenyataan supaya kebenaran dapat dibedakan dari kepalsuan dan kebenaran yang dipercayai.
Pertama akan dijelaskan sebab-sebabnya mengapa banyak umat Islam mepercayai injil Barnabas. Kemudian kita akan melihat bukti-bukti otentik apakah benar bahwa injil barbanas dibuat oleh Barnabas. Selain itu akan menelesuri apakah bukti-bukti Injil Barnabas adalah palsu dan tidak mungkin dibuat lebih awal pada abad ke14 M.
Sebab-sebab mengapa injil Barnabas banyak dipercayai oleh sebagian kalangan umat Islam
Walaupun terdapat banyak sebab tetapi semua itu dapat diringkaskan kepada dua sebab:
1. Keterangan tentang kehidupan Tuhan
Yesus seperti yang tercatat dalam injil Barnabas ada banyak persamaan dengan keterangan yang terdapat dalam Al Quran
Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. (QS 19:36)
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". (Al-Maaidah 116)
2. Injil Barnabas yaitu menyatakan bahwa Yesus bukan Anak Allah, bukan Penyelamat (Mesias) dan tidak disalibkan.
Bagi orang Islam, tidak terdapat banyak bukti untuk mendukung ajaran Al Quran bahwa Yesus tidak disalibkan. Injil Barnabas menceritakan bahwa Yesus tidak disalibkan, melainkan orang lain yang disalibkan untuk menggantikan tempat-Nya. Cerita ini digunakan untuk mendukung Firman Allah terdapat dalam Al Quran, yaitu :
إِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ
وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَجَاعِلُ
الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُواْ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ
Artinya : “(ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, Sesungguhnya
aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu
kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan
menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang
kafir hingga hari ". (QS. Al Imran 55)
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ
اللّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ
الَّذِينَ اخْتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَا لَهُم بِهِ مِنْ
عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا ﴿١٥٧
بَل رَّفَعَهُ اللّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا ﴿١٥٨
بَل رَّفَعَهُ اللّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا ﴿١٥٨
Artinya : “dan karena Ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh
Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", Padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh
ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya
orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar
dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. mereka tidak mempunyai
keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan
belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah
Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya dan
adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisaa : 157 –
158)
Injil Barnabas Bahwa Yesus bukan Anak Allah, namun jika dikaji lebih jauh Injil Barnabas tidak selengkap Al Quran :
Allah berfirman,
إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ
“Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya.” (QS an-Nisa: 171)
Di antaranya memahami bahwa Allah Ta'ala adalah satu-satunya Tuhan yang hak, tidak beranak dan diperanakkan.
Sangat tegas Al-Qur'an menyebutkannya dalam surat yang memiiki keutamaan tinggi, pendek suratnya dan sedikit ayatnya, yaitu surat Al-Ikhlash,
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia"."
Ketegasan selanjutnya juga disebutkan Al-Qur'an dalam mengingkari tuduhan Allah beranak atau mengambil anak. Karena keyakinan bahwa Allah mengambil anak berkonsekwensi bahwa Allah butuh kepada selain-Nya. Juga mengharuskan keyakinan adanya tuhan selain-Nya, karena seorang anak pasti mewarisi atau memiliki sifat bapaknya, jika bapaknya memiliki sifat ketuhanan maka anaknya juga memiliki sifat serupa. Dan semua ini mustahil bagi Allah Ta'ala, "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al-Syura: 11)
وَقَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
"Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya. Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah". Lalu jadilah ia." (QS. Al-Baqarah: 116-117)
"Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah; ia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai hujah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?" (QS. Yunus: 68)
"(Dialah) Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." (QS. Furqan: 2)
Al-Qur'an mengisahkan penolakan dan pengingkaran orang yang dianggap dan diyakini sebagai anak Allah untuk menghinakan tuduhan dan keyakinan mereka terhadap Allah dan hamba utusan-Nya,
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)-nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu." (QS. Al-Maidah: 116-117)
Kemudian Al-Qur'an menggambarkan keyakinan Allah punya anak sebagai perkara yang sangat buruk dan jahat. Allah sangat murka karenanya. Sehingga langitpun hampir pecah, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh karena ucapan yang munkar ini.
"Dan mereka berkata: 'Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak'. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba." (QS. Maryam: 88-93)
Al-Qur'an juga melakukan pendekatan logika untuk membatalkan tuduhan hina terhadap Allah Ta'ala di atas. Yaitu jika ada lebih dari satu Tuhan yang Maha Kuasa, pasti tuhan-tuhan tersebut akan saling berkelahi untuk lebih dominan satu daripada yang lain, sungguh lucu apa yang mereka yakini.
مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ إِذًا لَذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ
"Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu." (QS. Al-Mukminun: 91)
"Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan." (QS. Al-Anbiya': 22)
Ketegasan Al-Qur'an dalam menjelaskan akidah tauhid ini adalah dengan menghakimi kepada mereka yang menyatakan Allah itu punya anak lalu menuhankannya.
Allah Ta'ala berfirman,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun." (QS. Al-Maidah: 72)
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ
"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga"." (QS. Al-Maidah: 73)
Sehingga Al-Qur'an memberikan arahan untuk menyeret mereka dari kesesatan tersebut dengan mengajak kepada satu kalimat yang disepakati dan dibawa oleh utusan Allah, nabi Isa bin Maryam dan Nabi Muhammad 'Alaihimas Shalatu Was Salam. Yaitu:
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
"Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"." (QS. Ali Imran: 64)
Maka jelas dan tegasnya akidah ini, laksana matahari di siang yang tak berawan. Cahayanya sangat terang. Hanya orang buta saja yang tak mampu melihat terangnya cahaya siang.
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آَذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. Al-Hajj: 46)
Dan siapa yang buta matahatinya di dunia dari jelas dan tegasnya prinsip Islam ini, maka di akhriat ia pun akan menjadi orang buta. "Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)." (QS. Al-Isra': 72)
". . . dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan". Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal." (QS. Thaahaa: 124-127)
. . . Batilnya keyakinan Allah punya anak bagi seorang muslim seperti matahari di siang yang tak berawan. Cahayanya sangat terang. Hanya orang buta saja yang tak mampu melihat terangnya cahaya siang. . .
Maka sungguh hina orang yang pernah belajar ilmu agama dan mendapatkannya, lalu ia tinggalkan pemberian Allah yang berharga tersebut karena cenderung kepada dunia dan menuruti hawa nafsunya. Sehingga Allah membutakan mata hatinya lalu menyesatkannya. Tidak berguna teguran dan peringatan dari orang-orang beriman. Maka mereka menjadi seperti ANJING LAPAR YANG MELIHAT TULANG.
"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, MAKA PERUMPAMAANNYA SEPERTI ANJING JIKA KAMU MENGHALAUNYA DIULURKANNYA LIDAHNYA DAN JIKA KAMU MEMBIARKANNYA DIA MENGULURKAN LIDAHNYA (JUGA). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir." (QS. Al-A'raf: 175-176)
Injil Barnabas juga mencaci dan mengecam Rasul Paulus dan pelayanannya. Buku ini amat pro Islam. Isi kandungannya berlainan sekali dengan Injil yang terdapat dalam Alkitab. Maka tidak heranlah jika buku ini diterima oleh orang Islam dan dianggap mereka sebagai injil yang benar.
Dalam Injil Barnabas memang diungkapkan tentang akan datangnya Rasul bernama Muhammad SAW, setelah Nabi Isa.
Bab 39 : Barnabas: ''Terpujilah nama-Mu yang kudus, ya Allah Tuhan
kita... Tiada Tuhan Selain Allah dan dan Muhammad adalah utusan-Nya''.
Masih pada bab 39 yang mengisahkan tentang Nabi Adam, nama Nabi Muhammad SAW juga disebut dalam dialog antara Nabi Adam dengan Tuhan. ''...Apa arti kata-kata, Muhammad utusan Allah, apakah ada manusia sebelum aku?''
Bab 41 : Barnabas: "Atas perintah Allah, Mikael mengusir Adam dan
Hawa dari surga, kemudian Adam keluar dan berbalik melihat tulisan pada
pintu surga 'Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Rasul
Allah...''
Bab 44 : Barnabas: Pada bab ini Yesus atau Nabi Isa menyebut nama Nabi Muhammad. ''Oh, Muhammad Tuhan bersamamu...''
Bab 97 : Yesus menjawab, "Nama Mesias sangat mengagumkan, karena Allah sendiri yang memberinya nama, ketika menciptakan jiwanya dan menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: 'Tunggu Muhammad; karena kamu Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan banyak makhluk... Siapa pun yang memberkatimu akan diberkati, dan barangsiapa mengutukmuu akan dikutuk..''
Bab 97 : Yesus menjawab, "Nama Mesias sangat mengagumkan, karena Allah sendiri yang memberinya nama, ketika menciptakan jiwanya dan menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: 'Tunggu Muhammad; karena kamu Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan banyak makhluk... Siapa pun yang memberkatimu akan diberkati, dan barangsiapa mengutukmuu akan dikutuk..''
Bab 112 : Dalam bab ini Nabi Isa (Yesus) bercerita kepada Barnabas
bahwa dirinya akan dibunuh. Namun, kata Nabi Isa, Allah aka membawanya
naik dari bumi. Sedangkan orang yang dibunuh sebenarnya adalah seorang
pengkhianat yang wajahnya diubah seperti Nabi Isa. Dan orang-orang akan
percaya bahwa yang disalib itu adalah Nabi Isa. ''Tetapi Muhammad akan
datang... Rasul Allah yang suci,'' kata Nabi Isa. Nama Nabi Muhammad
juga disebut pada Bab 136, 163, dan 220. Isi Injil Barnabas di atas
dikutip dari barnabas.net.
Bukti-bukti kepalsuan "injil" Barnabas
Tidak sedikit umat Muslim mengutip ayat-ayat dari Injil Barnabas
untuk menyerang ke-Kristenan. Terkadang juga mereka mengutip ayat dari
Injil ini. Tujuannya untuk memperkuat pernyataan mereka, bahwa nabi
mereka adalah benar nabi terakhir dan penyempurna.
Sayangnya, hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat mendiang Dr.
Abbas Mahmoud Al Aqqad. Seorang guru besar terkenal di Universitas Al
Azhar di Cairo, Mesir. Dia mengajak umat Muslim sedunia untuk menjauhkan
diri dari Injil Barnabas. Dalam bukunya “Hayatul Masih fit Tarikh was Kusyufil ‘ashril Hadiets”,
(Cairo: Darul Hilal) ia menguraikan kepalsuan Injil tersebut. Ia
berkesimpulan kitab ini bukan saja menyerang ajaran agama Kristen tetapi
juga Islam.
Injil Barnabas Bertentangan Dengan Al-Quran
Sangat masuk akal bila mendiang Dr. Abbas Mahmoud Al Aqqad mengatakan Injil Barnabas palsu. Sebab terdapat beberapa ajaran dalam Injil Barnabas yang bertentangan dengan Al-Quran.
Pertama: Mesias adalah Isa, Bukan Muhammad
Al-Quran dengan jelas mengatakan Mesias adalah Isa Al-Masih. Bukan Muhammad. Sebaliknya, Injil Barnabas mengatakan “Muhammad adalah Mesias, dan Isa selalu menyangkal bahwa Ia bukan Mesias” (Lihat bab 3, 42, 82).
Sungguhkah Mesias itu adalah Muhammad, anak Abdullah dan bukan Isa Al-Masih anak Maryam?
Kedua: Langit Ada Tujuh, Bukan Sembilan
Sura Al-Baqarah ayat 29 mengatakan langit ada tujuh. Juga Sura Al-Isra ayat 44 memberi pernyataan yang sama. Tetapi Injil Barnabas bab 178 dengan tegas mengatakan bahwa langit ada sembilan.
Sepertinya penulis kitab ini membaca tulisan Dante yang mengarang khayalan terkenal “Divina Commedia” tentang sembilan langit menuju Firdaus.
Mana yang benar – sembilan atau tujuh?
Ketiga: Seorang Pria Dapat Menikahi Berapa Wanita?
Menurut Qs 4:3, “seorang laki-laki dapat menikahi dua, tiga, empat wanita” sekaligus. Bahkan Qs 70:30 menambahkan keempat isteri tersebut adalah “selain budak-budak yang mereka miliki”. Hal ini bertentangan dengan ajaran Injil Barnabas. Menurutnya “hendaklah seorang lelaki puas dengan seorang wanita yang dikaruniakan Allah baginya dan hendaklah dia melupakan wanita lainnya” (Injil Barnabas bab 115).
Manakah petunjuk Allah yang sesungguhnya – empat atau satu?
Keempat: Adakah Maryam Mengalami Sakit Saat Melahirkan?
Saat melahirkan Isa Al-Masih, “Maryam mengalami rasa sakit saat melahirkan” (Qs 19:23). Sedangkan Injil Barnabas bab 13 mengatakan, “Maryam ‘dikelilingi oleh cahaya terang yang luar biasa, seraya melahirkan puteranya tanpa sakit”.
Manakah yang benar – Siti Maryam sakit pada waktu melahirkan atau tidak?
Kelima: Allah Membutuhkan Manusia?
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya” (Qs 17:13).
“Ketika Allah menciptakan manusia dengan kebebasan agar dia boleh mengetahui bahwa Allah tidak membutuhkan manusia, sama seperti seorang raja yang memberikan kebebasan kepada hamba-hambanya” (Injil Barnabas bab 155)
Perhatikanlah dua ayat di atas, bukankah keduanya saling bertentangan?
Injil Barnabas Bertentangan Dengan Alkitab
Sangat jelas bahwa Injil Barnabas bertentangan dengan Alkitab. Inti Injil adalah Kabar Baik yang dibawa oleh Isa Al-Masih. Kabar Baik ini menegaskan sia-sialah segala usaha amal manusia untuk meraih keselamatan. Hal tersebut tidak dapat melepaskan manusia dari ikatan dosa dan iblis. Keselamatan hanya terdapat dalam Isa Al-Masih.
Bila amal ibadah dapat menghapus dosa, seberapa banyakkah amal yang harus dilakukan manusia agar dapat mengampuni dosa-dosanya? Jelas hal itu mustahil!
Isa Al-Masih Menghancurkan Kuasa Setan
Injil yang benar memberikan jawaban yang indah. Sesungguhnya manusia yang terikat oleh dosa tidak dapat mematahkan rantai iblis. Tetapi Isa Al-Masih, Tuhan yang turun dari sorga, sudah menghancurkan kuasa setan. “Bagi Dia (Isa Al-Masih), yang mengasihi kita dan telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya dan telah membuat kita menjadi suatu kerajaan…bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin” (Injil, Kitab Wahyu 1:6).
Kembali Injil Barnabas menyangkal fakta dalam Injil. Menurutnya, Isa Al-Masih tidak pernah mati disalib, melainkan Judas-lah yang dibuat Allah menyerupai wajah Isa Al-Masih. Sedangkan Isa sendiri diangkat Allah ke sorga.
Benarkah Isa Al-Masih takut menghadapi maut sehingga harus melarikan diri? Inilah perkataan Isa Al-Masih, “Sekarang jiwa-Ku (Isa Al-Masih) terharu dan apakah yang akan Ku katakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini (yaitu dari salib). Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, memuliakan nama-Mu!” (Injil, Rasul Besar Yohanes 12:27, 28).
Isa Al-Masih tidak pernah melarikan diri dari maut. Dia bersedia mengorbankan diri sebagai “Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29). Ia menghapus dosa semua manusia yang percaya kepada-Nya.
Injil yang benar menawarkan keselamatan cuma-cuma sebagai anugerah dari Allah. “Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, (Isa Al-Masih) Tuhan kita” (Injil, Surat Roma 6:23). Sambutlah Dia! Yakinlah akan janji Isa Al-Masih, “Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan dibuang” (Injil, Rasul Yohanes 6:37).
Sebuah Injil berusia 1.500 tahun yang menceritakan kedatangan Nabi Muhammad SAW ditemukan di Turki. Kabarnya, Gereja Vatikan telah meminta secara resmi kepada pemerintah Turki untuk melihat Injil yang tersimpan selama 12 tahun di negara tersebut.
Menteri Budaya dan Pariwisata Turki, Ertugul Gunay mengatakan sejalan dengan keyakinan Islam, Injil ini memperlakukan Yesus sebagai manusia bukan Tuhan. Fakta ini, sekaligus menolak ide konsep tritunggal dan penyaliban Yesus.
"Disebutkan injil ini, Yesus berkata kepada salah seorang pendeta, bagaimana kami memanggil mesias? Muhammad adalah nama yang diberkati," kata dia membacakan salah satu ayat dalam Injil seperti dikutip alarabiya.net, Senin (27/2).
Gunay menuturkan dalam injil ini juga disebutkan Yesus sendiri menyangkal menjadi Mesias. Yesus mengatakan bahwa Mesias itu adalah keturunan Ismail yakni orang Arab.
Sebelumnya, Umat Islam sendiri mengklai pesan kedatangan Muhammad SAW juga terdapat dalam injil Barnabas, Markus, Matius, Lukas dan Yohannas.
Gunay mengatakan pihak Vatikan telah meminta salinan injil tersebut saat Injil tersebut hendak diselundupkan ke luar Turki pada tahun 2000. Kini, Injil tersebut berada dalam brankas pengadilan Ankara. Nantinya, Injil tersebut akan diserahkan kepada Museum Etnografi Ankara.
Meski demikian, kalangan Gereja skeptis dengan keaslian Injil tersebut. Seorang pendeta Protestan Ihsan Ozbek mengatakan Injil itu berasal dari abad ke-5 atau ke-6. Sementara Barnabas, yang merupakan pemeluk pertama Kristen hidup pada abad pertama.
"Salinan Injil di Ankara mungkin telah ditulis ulang oleh salah seorang pengikut Barnabas," kata dia.
Sebab, lanjutnya, ada jeda 500 tahun antara Barnabas dan penulisan salinan Inkjil. "Umat Islam mungkin akan kecewa bahwa Injil ini tidak ada hubungannya dengan injil Barnabas," ujarnya.
Sementara Profesor Omer Faruk menilai Injil itu perlu ditelusuri lebih lanjut guna memastikan Injil itu dibuat oleh Barnabas atau pengikutnya.
Post a Comment