Deret Fibonaci dan Segitiga Pascal Suatu Bukti Bahwa Tuhan Itu Ada dan Satu

Dalam Matematika pasti anda sudah mendengar Apa itu Deret Fibonacci dan Segitiga Pascal.  Apa sih deret Fibonacci? Deret Fibonacci adalah urutan angka (deret angka) yang disusun oleh Leoanardo Fibonacci pada tahun 1175 – 1245 M. Bilangan fibonacci dikenal juga dengan sebutan the golden number of human life.

1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987....dst

Segitiga Pascal adalah suatu aturan geometri pada pekali binomial dalam sebuah segitiga. Supaya jelas simak segitiga berikut:


Segitiga Pascal adalah suatu aturan geometri pada pekali binomial dalam sebuah segitiga. Supaya jelas simak segitiga berikut :

Kelihatankan bentuk segitiganya. Di sini sebagai contoh hanya dibuat sampai 7 baris kalau mau meneruskan dipersilahkan.

Sederhana sekali cara menghitungnya, tinggal jumlahkan saja angka pada baris di atasnya.
Misalnya pada baris ke dua tertulis  1-2-1, itu dapatnya dari penjumlahan 0+1=1 , 1+1=2 dan 1+0=1 dst pada sisi kiri dan sisi kanan angka yang di dapat selalu angka 1, ini suatu bukti matematika mengikuti hukum utama Tuhan yaitu "Satu".

 Hukum Utama Tuhan itu apa sih ?. Hukum utama adalah :
1. Jawab Yesus kepadanya, ‘Hukum yang utama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita adalah Tuhan yang Esa....” (Injil – Markus 12: 29-KRISTEN)
2. “Ekam evadvitiyam” (Dia satu satunya tanpa ada duanya) (Chandogya Upanishad 6:2:1-HINDHU)
3. “Dengarlah hai Israel : Tuhan kita adalah Tuhan yang satu. (Ulangan 6:4 – YAHUDI)
4. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa  (Al Iklhas : 1 – ISLAM)

Lalu kaitan deret Fibonacci dengan segitiga Pascal apa? Perhatikan segitiga Pascal berikut :

Jumlahkan tiap angka yang dilalui garis

1=1
1=1
1+1=2
1+2=3
1+3+1=5
.
.
1+8+21+20+5=55

Para ilmuwan di zaman dahulu kala mempercayai bahwa deret Fibonacci adalah salah satu bukti adanya Tuhan.Lalu kenapa Tuhan itu ada tuhan anak, tuhan bapak. Simak berikut ini : 

TUHAN TIDAK BERANAK, TETAPI YESUS MENGAKU ANAK TUHAN?

AL-KITAB:                       AL-QUR'AN:

YESUS ANAK ALLAH?               TUHAN TIDAK BERANAK
                               
Maka kata sekaliannya:          Mereka (orang-orang Yahudi
"Kalau begitu, Engkau inikah    dan Nasrani) berkata: "Allah
Anak Allah?" Maka katanya       mempunyai anak." Maha Suci
kepada mereka itu: "Seperti     Allah; Dia Maha Kaya,
katamu sendiri, Akulah Dia".    kepunyaanNya segala yang di
(Lukas 22: 70)                  langit dan yang di bumi.
                                Kamu tidak mempunyai hujjah
Maka suatu suara dari langit    (alasan yang kuat) tentang
mengatakan: " Inilah Anakku     hal ini. Pantaskah kamu
yang Kukasihi. Kepadanyapun     "mengatakan terhadap Allah
Aku berkenan.                   apa yang tidak kamu ketahui?
(Matius 3: 17)                  (Yunus: 68)
                               
Sesungguhnya aku sudah          Sungguh telah kafir
nampak, lalu menyaksikan        orang-orang yang berkata:
bahwa Ia inilah Anak Allah."    "Allah itu ialah Masih anak
(Yahya 1: 34)                   Maryam." Katakanlah
                                (Muhammad): "Siapakah yang
Catatan: Jika istilah "Anak     bisa mempertahankan, jika
Allah" diartikan "kekasih       Allah menghendaki akan
Allah" mungkin kami tidak       membinasakan Masih anak
keberatan. Tetapi "Anak         Maryam dan ibunya serta
Allah" yang sungguh-sungguh     orang yang di bumi
"Allah," itulah yang Umat       seluruhnya? Milik Allah
Islam tak dapat menerimanya.    belaka langit dan bumi dan
                                segala sesuatu yang diantara
                                keduanya. Diciptakan apa
                                yang dikehendakiNya, dan
                                Allah Maha Kuasa atas segala
                                sesuatu.(Al-Maidah: 17)


Islam sama sekali tidak menghinakan akal manusia. Allah memuji orang yang berpikir hingga menemukan kebenaran. Para ilmuwan di zaman dahulu kala mempercayai bahwa deret Fibonacci adalah salah satu bukti adanya Tuhan.  Salah satu alasan mereka adalah hampir semua ciptaan Tuhan dianggap mempunyai angka Fibonacci dalam hidupnya, baik itu tumbuhan, hewan, maupun manusia.

Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. 45: 13)

Berikut beberapa fakta yang ditemukan di alam ini.

1. Jumlah Daun pada Bunga (petals)
Mungkin sebagian besar tidak terlalu memperhatikan jumlah daun pada sebuah bunga. Dan bila diamati, ternyata jumlah daun pada bunga itu menganut deret fibonacci. contohnya:
-  jumlah daun bunga 3  : bunga lili, iris
-  jumlah daun bunga 5  : buttercup (sejenis bunga mangkok)
-  jumlah daun bunga 13 : ragwort, corn marigold, cineraria,
-  jumlah daun bunga 21 : aster, black-eyed susan, chicory
-  jumlah daun bunga 34 : plantain, pyrethrum
- jumlah daun bunga 55,89 : michaelmas daisiesthe asteraceae family
  Ingin lihat bukti lainnya? silahkan diamati beberapa gambar berikut

2. Pola Bunga
Pola bunga juga menunjukkan adanya pola fibonacci ini, misalnya pada bunga matahari.
Dari titik tengah menuju ke lingkaran yang lebih luar, polanya mengikuti deret fibonacci.

3. Tubuh Manusia
Tangan
Bila Anda ukur panjang jari Anda, kemudian Anda bandingkan dengan panjang lekuk jari, maka akan ketemu 1.618.
 
penjelasan :
 
Coba bagi tinggi badan Anda dengan jarak pusar ke telapak kaki, maka hasilnya adalah 1.618.
Bandingkan panjang dari pundak ke ujung jari dengan panjang siku ke ujung jari, maka hasilnya adalah 1.618.


Bandingkan panjang dari pinggang ke kaki dengan panjang lutut ke kaki, maka hasilnya adalah 1.618
Semua perbandingan ukuran tubuh manusia adalah 1.618. benarkah? silahkan membuktikannya. 

 
4. Letak Posisi Mekah  

Jika kita mengukur jarak Kota Makkah ke arah Kutub Utara, diperoleh angka 7631.68 km, sedangkan jika ke arah Kutub Selatan, diperoleh angka 12348.32 km. Apabila kedua angka tersebut kita diperbandingkan :

12348.32 km / 7631.68 km = 1.618



Fakta-Fakta Lain

  1. jumlah lebah betina pasti lebih banyak dari jantan bukan? Kalau dibandingkan antara jumlah lebah betina dengan jumlah lebah jantan, maka hasilnya adalah 1.618
  2. Kerang laut, kerang laut memiliki cangkang keras yang berbentuk spiral. kalau dibandingkan antara panjang garis spiral paling depan dengan berikutnya, maka hasilnya adalah 1.618
  3. Keong, Kerang - fibonacci
  4.  Daun, tangkai, serangga, dan semua yang berbentuk spiral, bila dibandingkan antara panjang spiral terakhir dengan sebelumnya, maka hasilnya akan selalu 1.618.
  5. Kabarnya, Stradivarius, pencipta biola, juga menggunakan angka ini dalam peletakan lubang di biola.


Selanjutnya terdapat juga dalam bangunan phartenon karya arsitektur Phidias yang menghasilkan angka phi 1.618, perkembangbiakan sepasang kelinci dll
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. 13: 4)

Masih banyak lagi ayat-ayat Qur’an yang mengajak manusia untuk berpikir secara jernih.
Kebenaran islam pun tidak mungkin dapat dicapai oleh kaum muslimin kecuali dengan menggunakan akal.  Hanya saja manusia terkadang tidak bisa membedakan akal yang bersih dengan hawa nafsu. Atau barangkali akal juga terkadang sudah tercampur dengan pengaruh–pengaruh doktrin, pengalaman masa lalu,  kejadian-kejadian lain yang setiap orang bisa berbeda.  Bahkan sebagaian orang memanfaatkan akal sebagai cara memenuhi hawa nafsunya, sehingga menjadikan manusia lebih hina daripada binatang.

Maka untuk mencari kebenaran kita harus membedakan dalam diri kita, mana akal, mana nafsu, mana doktrin, dan pengalaman masa lalu. Akal yang bersih seperti ketika kita memahami bahwa 1+1=2, maka inilah akal.  Setelah kita bedakan, mari kita mulai dari akal, memikirkan apakah tuhan itu ada atau tidak ada.  Perlulah kita melihat diri kita, lingkungan kita, agar kita bisa merasakan “keajaiban” dan segera mengatakan  “tidak mungkin semua ini ada dengan kebetulan”, jumlah  species serta tumbuhan yang tidak bisa kita hitung jumlahnya,  semuanya memiliki sistem tubuh yang sangat sempurna, maka tidak ada keraguan pasti ada “pembuat” dari semua ini. [1]

Setelah kita yakin akan adanya tuhan, maka perlulah kita melihat semua agama yang ada.
Dengan akal kita bisa berpikir bahwa Tuhan tidak mungkin sama dengan makhluk, jika makhluk makan pasti tuhan tidak butuh makan, jika makhluk mati pasti tuhan itu kekal, jika makhluk itu lemah maka tuhan tidak mungkin lemah, dan seterusnya.

Yesus yang dituhankan oleh kristiani, tidak dapat diterima akal, karena dia hanyalah manusia, dan dia mengakui dirinya (dalam banyak ayat di injil) hanyalah manusia yang lemah, tidak berdaya, bahkan mati.

Budha juga bukan tuhan, sebab dia manusia, dilahirkan dari rahim ibu, tumbuh dari kecil layaknya manusia biasa, bahkan juga mati.  Kita juga menolak doktrin Hindu bahwa mereka memuja banyak Dewa, padahal dewa itu (menurut doktrin mereka) seperti keadaan manusia, seperti memiliki anak.

Tuhan yang kita sembah mestilah pencipta kita, tidak masuk akal jika kita menyembah yang bukan menciptakan kita, meski dia mendatangkan banyak manfaat bagi kita. Ini menolak segala ajaran yang menyembah sesuatu, padahal ia yakin yang disembah itu bukan penciptanya. Seperti firaun atau haman yang mengaku dirinya memiliki kekuasaan seperti tuhan, akal kita jelas menolaknya, sebab mereka manusia biasa, hanya saja memiliki kekuasaan, seberapa besar pun kekuasaan mereka tetap mereka tertolak disebut sebagai tuhan, karena bukanlah mereka yang menciptakan kita. Hal ini juga berlalu bagi bagi bangsa Qurais, yang menyembah berhala, meski berhala itu dimaksudkan sebagai perantara dengan Allah, ini jelas ini tidak bisa diterima, jika memang mereka mengakui bahwa Allah itu yang menciptakan mereka, maka yang disembah semestinya adalah Allah bukan berhala. [2]

Maka tidak boleh ada pemisahan mana yang menciptakan kita, mana yang memberi kemanfaatan pada kita, mana yang menghancurkan kita. Kalaupun begitu keadaannya maka tetaplah pencipta yang paling pantas kita sebut tuhan, yang lain merupakan makhluk (hasil ciptaan) dari sang pencipta, jelas tidak layak menyandang gelar tuhan. Maka dari logika ini dapat diambil kesimpulan “tidaklah mungkin tuhan itu lebih dari satu”, Dialah pencipta, Dia juga yang memberi rizki, dan Dia juga yang bisa menghancurkan kita.

Kita hanya menjumpai ajaran seperti ini pada Nabi-nabi yang mengajarkan tauhid. Mereka selalu datang dari masa ke masa, setiap nabi wafat digantikan dengan nabi yang lain. Nabi yang datang tidak terbatas pada bani israel saja, tapi semua bangsa diturunkan masing-masing utusan-Nya. Ada yang mensinyalir seperti beberapa tokoh yang ditokohkan hindu adalah nabi, dengan beberapa alasan. Ada juga yang bilang budha adalah nabi. Namun semua ajaran “nabi” itu diselewengkan hingga berubah dari ajaran aslinya. Kita tidak tahu pasti tentang hal ini, dan memang tidak perlu tahu, karena itu tidak penting untuk kita ketahui. Yang terpenting adalah kita mengikuti siapa nabi terakhir sebelum kita lahir.

Tidak ada nabi yang mengatakan dirinya nabi terakhir kecuali Muhammad bin Abdullah, yang lahir di makkah (571 M). Maka yang perlu kita lakukan adalah meneliti, apakah benar Muhammad adalah nabi. Cara tradisional mengetahui apakah orang itu nabi atau tidak adalah dengan melihat mukjizatnya. Nabi Muhammad menunjukkan beberapa mukjizatnya, seperti membelah bulan [3] dan isra miraj, yang semua itu disaksikan baik oleh orang kafir maupun muslim dan riwayatnya datang pada kita lewat jalur mutawatir (banyak jalur). 
Mukjizat terbesarnya tidak lain adalah Al-Qur’an, yang dari masa ke masa kebenarannya terus terbukti secara ilmiah. Al Qur’an juga mengajarkan manusia sebuah tata negara yang paling baik, sebab dia bisa merubah suatu bangsa yang tiap sukunya saling berperang kemudian bersatu membentuk kekuasaan yang paling maju, mengungguli dari semua bangsa saat itu hingga abad 18, dan ini bukan karena Al-Qur’an tetapi karena kaum muslimin sudah mulai “malas” mematuhi perintah Al Qur’an.

Muhammad SAW juga terbukti sebagai nabi, karena terdapat perbedaan gaya bahasa antara perkataannya, dan Al-Qur’an. Hal tersebut karena Al Qur’an ini bukanlah karangan Muhammad, tetapi wahyu dari Allah. Masih banyak lagi bukti bahwa nabi Muhammad yang membawa agama islam, yang merupakan agama dengan syariat untuk manusia akhir zaman,yang semua itu bisa kita baca dari Kitab sirah nabawiyyah, yang didalamnya memuat perjalanan nabi Muhammad SAW dari lahir hingga wafat dengan periwayatan yang shahih.

Maka bagi kita yang merasa berakal, tidak ada pilihan lain bagi kita untuk menerima islam sebagai agama kita, Al Qur’an sebagai kitab kita, dan dan syariat islam sebagai aturan bagi kita, tanpa perlu lagi melihat apakah syariat itu mudah atau susah, masuk akal atau tidak masuk akal,  karena Islam bisa dinalar dengan akal sehat.

[1] "Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu." (QS. Al Infithaar, 82:6-8)

[2] “Katakanlah; Siapakah yang memberikan rezki kepada kalian dari langit dan bumi, atau siapakah yang berkuasa menciptakan pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan siapakah yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan. Maka sungguh mereka akan mengatakan, ‘Allah’….” (QS. Yunus: 31)

“Katakanlah; ‘Milik siapakah bumi beserta seluruh isinya, jika kalian mengetahui ?’ Maka niscaya mereka akan menjawab, ‘Milik Allah’. Katakanlah,’ Lalu tidakkah kalian mengambil pelajaran ?’ Dan tanyakanlah; ‘Siapakah Rabb penguasa langit yang tujuh dan pemilik Arsy yang agung?’ Niscaya mereka menjawab,’ Semuanya adalah milik Allah’ Katakanlah,’ Tidakkah kalian mau bertakwa’ Dan tanyakanlah,’ Siapakah Dzat yang di tangannya berada kekuasaan atas segala sesuatu, Dia lah yang Maha melindungi dan tidak ada yang sanggup melindungi diri dari azab-Nya, jika kalian mengetahui ?’ Maka pastilah mereka menjawab, ‘Semuanya adalah kuasa Allah’ Katakanlah,’Lantas dari jalan manakah kalian ditipu?.’” (QS. Al-Mu’minuun: 84-89)

[3] Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa sebelum Rasulullah (saw) hijrah, berkumpullah tokoh2 kafir Quraiy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan Al ‘Ash bin Qail. Mereka meminta kepada nabi Muhammad (saw) untuk membelah bulan. Kata mereka, “Seandainya kamu benar2 seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua.” Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, “Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?” Mereka menjawab, “Ya.” Lalu Rasulullah (saw) berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah (saw) memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah (saw) berkata, “Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.” Demikian jauh jarak belahan bulan itu sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi orang2 kafir yang hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan seksama. Atas peristiwa ini Allah (swt) menurunkan ayat Al Qur’an: ” Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika orang2 (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir.” (QS Al Qomar 54:1-2)

Tidak ada komentar