Paulus Dari Tarsus Yang Menciptakan Kristen dan Menghancurkan Nasrani

Aku memuji Allah yang telah memberikah hidayah kepadaku terhadap Islam setelah aku hidup sekitar 40 (empat puluh) tahun dalam kesyirikan agama Kristen. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, serta penutup para nabi, dan penghulu seluruh Rasul, dan aku bersaksi bahwa al-Masih, Isa putra Maryam (yang dipanggil dengan sebutan Yesus) adalah hamba Allah, dan Rasul-Nya kepada Bani Isarail.


Paulus Peletak Batu Pertama
Di antara perkara paling mengherankan yang ada di dalam al-Kitab milik umat kristiani adalah Surat-Surat Paulus yang dijadikan oleh setiap sekte Kristen sebagai alasan agar bisa berbeda dari sekte yang lain, dan bisa mengkafirkan serta memeranginya. Hal itu dikarenakan di dalam surat tersebut terdapat perkataan-perkataan yang tidak stabil dan bertentangan.

Saya katakan kepada orang-orang Kristen, bahwa surat-surat tersebut adalah penyebab kesesatan dan penyelewengan mereka dari agama yang asli (agama Nabi Isa/Yesus) kepada agama Kristen yang dibuat oleh Paulus untuk mereka. Yang demikian itu adalah berdasarkan pengakuan kitab Bibel mereka sendiri.

Setelah saya meneliti surat-surat tersebut, saya mendapatkan bahwa apa yang dikatakan oleh orang-orang Kristen sekarang tentang penyembahan mereka kepada al-Masih ternyata Paulus maupun para penulis Injil tidak pernah lancang mengatakannya, seperti:
  • Paulus tidak pernah sama sekali menyebutkan bahwa al-Masih (Yesus) adalah Allah, bahkan dia selalu menjadikannya sebagai Tuhan setelah Allah (Tuhan Bapak).
  • Paulus tidak pernah menyebut sama sekali bahwa Allah dan al-Masih (Yesus) adalah satu.
  • Paulus tidak pernah menyebut bahwa al-Masih (Yesus) sejajar dengan Allah dalam dzat.
  • Paulus tidak pernah sama sekali menyebut lafazh Tsaluts (Tiga serangkai): Allah (Tuhan Bapak), Yesus (Tuhan Anak), dan Roh Kudus, bersama-sama, atau bahkan lafazh Tatslits (trinitas).
Seluruh surat Paulus mengakui bahwa Allah (Tuhan Bapak) adalah Yang Maha Besar, Yang Maha Utama, Sang Pencipta, Sang Pemberi Anugerah, Pelaku, Yang Maha Kuasa… dan seterusnya. Dan setelahnya datang al-Masih (Yesus, Tuhan Anak) sebagai obyek penderita dan yang selalu mengambil dari Tuhan Bapak.

Paulus atau selainnya dari para murid tidak menyebutkan keyakinan kristiani tentang Bunda Maria (Maryam), karena mereka menjadikannya sebagai ibu bagi sesembahan atau Tuhan mereka dan menyebutnya Oum El Nour (Bunda Cahaya) sebagai isyarat kepada keyakinan ini. Dan “Cahaya” yang mereka maksud adalah Allah. Paulus telah meletakkan batu pertama bagi pondasi agama Kristen, yang kemudian para Pastur dan Pendeta membangun puluhan bangunan di atas batu pondasi tersebut.

Kisah Kehidupan Paulus :
Sebagaimana telah disebutkan kisahnya pada Bibel, yaitu pada Kisah Para Rasul (yang mereka maksud dengan istilah para Rasul adalah murid-murid Yesus), dimana dikisahkan dalam Kisah Para Rasul (9) bahwa Paulus yang nama aslinya adalah Saulus (Saul), dulunya adalah seorang tentara Yahudi fanatik yang memerangi dan membantai orang-orang yang beriman dengan risalah al-Masih (Yesus), dan hal itu terjadi beberapa tahun setelah kenaikan al-Masih.

Kemudian dia mengambil dari Kepala para imam Yahudi di Yerusalem kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik (Damaskus) agar mereka membantunya dalam menangkap setiap orang Kristen yang lari ke Damsyik. Kisah pelarian orang-orang Nasrani yang lari ke Damsyik tersebut tidak disebutkan kecuali oleh Injil Barnabas. Perhatikanlah, bahwa Yahudi kala itu berada di bawah penjajahan Romawi, lalu darimana kepala para Imam mereka, atau Paulus mendapatkan kekuasaan ini?! Di tengah perjalanan menuju Damsyik, memancarlah cahaya yang mengelilingi Paulus dan pasukannya; yaitu cahaya dari langit, lalu dia pun rebah ke tanah dan mendengar suara Yesus yang mengajaknya kepada iman. Kisah ini disebutkan dalam kitab Kisah Para Rasul yang sama hingga tiga kali, dan ketiganya adalah kisah yang kacau;

Kisah pertama; yaitu Kisah Para Rasul (9: 1-9) disebutkan bahwa orang-orang yang bersama dengan Saulus (Paulus) berdiri diam mendengarkan suara tersebut dan tidak melihat sesuatu pun[1]. Suara itu memerintahkan untuk masuk Damsyik, dimana dia akan tahu apa yang akan dia lakukan. Lalu dia pun diam di sana dalam keadaan buta selama tiga hari.

Kisah kedua; yaitu Kisah Para Rasul (22: 1-11) mengatakan bahwa orang-orang yang bersama dengannya tidak mendengar suara tersebut, akan tetapi mereka melihat cahaya dan ketakutan.[2]

Kisah ketiga; yaitu Kisah Para Rasul (26: 10-17) mengatakan bahwa karena kuatnya cahaya tersebut, Saulus (Paulus) dan orang-orang yang bersama mereka rebah ke bumi, dan suara itu mengatakan: Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan. (Kisah Para Rasul 26: 17-18)

Lalu diapun pergi ke Damsyik dan Yerusalem dan memerintahkan mereka untuk bertaubat kepada Allah?![3]

Adapun kebangsaannya, maka Paulus sendiri berkata bahwa dia adalah seorang Romawi (Kisah Para Rasul 16:37-38)[4] kemudian dia berkata bahwa dia adalah seorang Yahudi dari negeri Tarsus di Asia kecil (Kisah Para Rasul 21: 39)[5] kemudian dia kembali, dan berkata bahwa dia adalah seorang Romawi (Kisah Para Rasul 22:25)[6] kemudian dia kembali, dan berkata bahwa dia adalah seorang Yahudi Farisi, yaitu termasuk pemuka agama kaum Saduki (Kisah Para Rasul 23:6)[7] kemudian dia pergi ke negeri Ikonium di Asia kecil, dan di sanalah dia membuat gereje, kependetaan, dan keuskupan.

Kemudian dengan tiba-tiba dia mulai menyerang setiap orang yang menjaga pengamalan syariat Allah bagi Nabi Musa ‘alaihi salam, terutama khitan (Kisah Para Rasul 15:2)[8] di negeri Antiokhia yang di dalamnya dia membangun pondasi agama Kristen. Dimana dia berselisih dengan kaum Yahudi yang telah masuk Nasrani melalui kedua tangannya sebelum itu. Kemudian dia kembali ke Yerusalem bersama dengan Barnabas di mana dia berhasil meyakinkan Para Rasul (murid-murid al-Masih) agar mereka tidak memberatkan orang-orang yang baru beriman dengan menjaga seluruh syariat Taurat, dan agar mereka mencukupkan diri dengan mengharamkan berhala, dan apa yang disembelih untuk berhala tersebut, juga makan bangkai, darah, dan perzinaan. Kemudian berselisihlah Paulus dengan Barnabas, yang kemudian keduanya berpisah.

Kemudian mulailah Paulus bersifat munafik kepada setiap kelompok sesuai dengan keyakinan mereka. Dia pun mengkhitan muridnya, yaitu Timotius demi berbuat munafik kepada orang-orang Yahudi, setelah dia memerangi khitan. (Kisah Para Rasul 16)[9] dan aku tidak tahu apakah dia mengungkap hal itu kepada manusia untuk meyakinkan bahwa mereka telah dikhitan?!

Kemudian dia berbuat munafik kepada para penyembah berhala di Atena (Kisah Para Rasul 17) dan berkata seperti ucapan mereka, ‘kita berasal dari keturunan Allah’[10] kemudian dia melihat satu berhala bertuliskan “Tuhan tak dikenal”, maka dia berkata kepada mereka, aku datang kepada kalian untuk memberikan berita gembira kepada kalian tentang tuhan ini?!

Dia adalah seorang munafik papan atas; saat dia berbicara dengan orang Yahudi, maka dia memuji Taurat, saat dia berbicara dengan orang Yunani, dia menyerang yahudi dan Taurat.

Di Turki (yaitu Korintus, dan Efesus) dia mendapati bahwa Rasul Yohanes (Yahya bin Zakaria) telah mendahului dia di sana dan telah mengajarkan agama kepada manusia. Kemudian mereka berkata kepada Paulus, ‘kami belum pernah mendengar tentang roh kudus.’ Maka dia pun mengambil mereka dan mengajari mereka bid’ah barunya dalam agama, yaitu tentang ketuhanan roh kudus dan pembaptisan. (Kisah Para Rasul 18 dan 19)

Kemudian dia kembali ke Yerusalem di mana para Rasul (murid al-Masih) menekannya karena dia mengajari manusia untuk meninggalkan syariat Taurat, dan para Rasul tersebut memerintahkannya untuk menampakkan kepada orang-orang Yahudi bahwa dia mempraktekkan syari’at Musa ‘alaihi salam (Kisah Para Rasul 21).

Kemudian, sekalipun demikian orang-orang Yahudi menangkapnya saat dia memasuki Kuil Solomon, kemudian mereka menyerahkannya kepada Wali Negeri guna mengadilinya. Di sinilah disebut “Syi’ah an-Nashiriyyin (sekte orang Nasrani)”, maksudnya adalah Nashara (Kisah Para Rasul 24)[11], dan dia berkata bahwa Paulus adalah pemimpinnya (Kisah Para Rasul 26), lalu Wali Negeri menuduhnya gila (Kisah Para Rasul 26:24)[12] kemudian dia mengirimkan kepada Kaisar di Roma untuk mengadilinya. Dan di sanalah kemudian dia tinggal selama dua tahun bersama orang Yahudi (Kisah Para Rasul (28:17)[13] padahal kitab yang sama menyebutkan bahwa Kaisar mengusir setiap orang Yahudi dari Roma beberapa waktu sebelum kejadian tersebut (Kisah Para Rasul 18: 2)[14]

Di sanalah dia mengucapkan kalimat terakhirnya kepada orang Yahudi: “Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya.” (Kisah Para Rasul 28:28) yaitu bangsa-bangsa lain selain Yahudi akan mendengar, yaitu beriman kepada Allah. Sejarah Nasrani menyebut bahwa Paulus dibunuh dengan pedang di Roma. (AR)*


Oleh : DR. Wadi’ Ahmad
============
Foot Note :
1. Kisah Para Rasul (9:7) Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun.
2. Kisah Para Rasul (22:9) Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar.
3 Padahal pada Kisah Para Rasul (9:6) Yesus berkata, “Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Demikian pula pada Kisah Para Rasul (22:10) disebutkan: Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu.
4.Kisah Para Rasul (16:37-38) Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu: “Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar.”  Pejabat-pejabat itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. Ketika mereka mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka takutlah mereka.
5. 21:39 Paulus menjawab: “Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia; aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu.”
6. 22:25 Tetapi ketika Paulus ditelentangkan untuk disesah, berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: “Bolehkah kamu menyesah seorang warganegara Rum, apalagi tanpa diadili?”
7. 23:6. Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: “Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati.”
8. 15:1. Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.”
15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.
9. 16:3 dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani.
10. 17:29 Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
11. 24:5 Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani
12. 26:24 Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: “Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila.”
13. 28:17. Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata: “Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma.
14. 18:2 Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.


Kenapa Paulus/Saulus Dibunuh
Kita hendaknya jangan kesal atau marah karena saudara-saudara kita yang mengaku sebagai pengikut ajaran Nabi Isa a.s. ternyata menjadi pendukung setia segala tingkah-laku Zionis-Yahudi. Kita malah harusnya kasihan terhadap mereka, karena cahaya kebenaran masih saja belum masuk ke dalam relung hati mereka. Jika mereka dengan bangga mengatakan sebagai orang Kristen yang mendukung atau memuliakan Yahudi, coba Anda suruh mereka membuka kitab suci Zionis-Yahudi sendiri yakni Talmud. Dan bacalah apa kata Talmud tentang Yesus? Inilah beberapa ayat Talmud mengenai Yesus:

“Pada malam kematiannya, Yesus digantung dan empatpuluh hari sebelumnya diumumkan bahwa Yesus akan dirajam (dilempari batu) hingga mati karena ia telah melakukan sihir dan telah membujuk orang untuk melakukan kemusyrikan (pemujaan terhadap berhala)… Dia adalah seorang pemikat, dan oleh karena itu janganlah kalian  mengasihaninya atau pun memaafkan kelakuannya” (Sanhedrin 43a)

“Yesus ada di dalam neraka, direbus dalam kotoran (tinja) panas” (Gittin 57a)

“Ummat Kristiani (yang disebut ‘minnim’) dan siapa pun yang menolak Talmud akan dimasukkan ke dalam neraka dan akan dihukum di sana bersama seluruh keturunannya” (Rosh Hashanah 17a).

“Barangsiapa yang membaca Perjanjian Baru tidak akan mendapatkan bagian ‘hari kemudian’ (akhirat), dan Yahudi harus menghancurkan kitab suci umat Kristiani yaitu Perjanjian Baru “ (Shabbath 116a)

Inilah ungkapan hati Talmud yang sesungguhnya tentang Yesus dan umat Kristen. Siapa pun yang mengaku sebagai seorang Kristen, setelah mengetahui ayat-ayat pelecehan dari Talmud kepada Yesus dan agamanya, tetapi masih saja mendukung Zionis-Yahudi, masih saja membantu Israel, masih saja setuju dengan sikap politik Zionis-Israel, maka ia sebenarnya telah ikut-ikutan melecehkan agamanya sendiri, telah ikut-ikutan menghina Yesus sendiri. Jika tidak percaya, silakan ambil Talmud dan baca sendiri.

Allah SWT telah banyak berfirman dalam ayat-ayat Qur’an betapa Yahudi merupakan kaum yang sombong, angkuh, memusuhi kaum beriman, dan sebagainya. Bahkan fakta sejarah memaparkan jika kaum Yahudi dikenal sebagai kaum pembunuh para nabi utusan Allah SWT. Nabi Isa a.s. pun dibunuh oleh kaum Yahudi. Seorang sutradara Hollywood dengan jujur telah membuat film tentang ini dalam karyanya “The Passion of Christ”. Di dalam film tersebut kita bisa melihat bagaimana iblis selalu berada di tengah-tengah para pendeta Yahudi yang melaknati Yesus.

Ajaran Yesus atau Nabi Isa a.s. sesungguhnya hanya diperuntukan bagi kaumnya sendiri, bukan untuk disebarkan keseluruh dunia. Namun Yahudi menyusupkan seorang agennya bernama Paulus—seorang Yahudi dari Tarsus—ke dalam ajaran Nabi Isa a.s. dan mengubah agama yang tadinya hanya untuk kaumnya sendiri menjadi agama yang ekspansif. Siapa sebenarnya Paulus dari Tarsus itu? Inilah data dari Injil sendiri:


BIODATA PAULUS
  • Nama           : Paulus/Saulus (Gal.5: 2; Kis.13: 9)
  • Tempat lahir : Tarsus, Kilikia (Kis.22: 3)
  • Pekerjaan     : Tuna Karya (Rm.15: 23)
  • Jabatan         : Mengaku Rasul buat bangsa bukan Yahudi (Rm. 11: 13; Ef. 3: 8; I Tim. 2: 7; Gal. 2: 7), Allah Bapa bagi umat Kristen (I Kor. 4: 15), Pendiri agama Kristen (Kis. 11: 26; I Kor. 9: 1-2).
  • Disunat          : pada hari kedelapan (Flp. 3: 5)
  • Asal               : Yahudi dari Tarsus (Kis. 21: 39; Kls. 22: 3)
  • Keturunan     : Orang Israel (Rm. 11: 1), Ibrani asli (Flp. 3: 5)
  • Suku bangsa  : Benjamin (Flp. 3: 5; Rm. 11: 1)
  • Kewarganegaraan : Romawi (Kis. 22: 25-29).
  • Dididik oleh  : Gamalael (Kis. 22: 3)
  • Agama          : Yahudi tidak bercacat (Flp. 3: 6; Kis. 24: 14)
  • Status      : Tidak beristeri (I Kor. 7: 8)
  • Pendirian     : Orang Farisi (Flp. 3: 5)
  • Kegiatan      : Penganiaya pengikut Jalan Tuhan sampai mati, ganas tanpa batas dan penghujat (Flp. 3: 6; Kls. 8: 1-3; 22: 4-5; 26: 10-11; Gal. 1: 13; I Tim. 1: 13; I Kor. 15: 8-9; Kis. 9: 1-2).
  • Ciri khusus  : Bersifat bunglon (I Kor. 9: 20-22; Kis. 23: 6), Punya kelainan (Rm. 7:15-26), Munafik (Kis. 21: 20-26; Flp. 3; 8-9; Gal. 5: 18; Rm. 6: 14; 7: 6; I Kor. 15: 55-56), Memberitakan kebenaran Allah dengan dusta (Rm. 3: 5-7), bergembira memberitakan Yesus walau dengan kabar palsu (Fil. 1: 18).
  • Mengalami : Berbicara dengan Tuhan (I Kor.12: 8-9), kemaluan (Paulus) ditinju dan ditendang oleh Yesus (Kis. 9: 5).
  • Akhir hayat : Mulutnya ditampar atas perintah Imam Besar (Kis. 23: 2), dijatuhi hukuman pancung oleh penguasa Romawi (Martyrs Mirror).
Kekristenan yang bersekutu dengan Zionisme dikenal sebagai Judeo-Christianity. Injilnya adalah Injil Scofield (Dibuat oleh Cyrrus Ingerson Scofield, lahir 19 Agustus 1843). Dia veteran perang saudara Amerika dan sama sekali bukan ahli agama, pastor, atau pun sarjana. Scofield tak lebih dari seorang petualang yang pintar berbicara dan mudah meyakinkan orang. Tipikal orang seperti inilah yang kemudian dirasa cocok oleh Konspirasi Zionis untuk menjalankan misinya mengubah penafsiran umat Kristen terhadap Alkitab, yang akan membuat dunia Kristen menjadi domba-domba yang patuh terhadap apa pun yang dilakukan Zionis-Israel. Latar belakang Scofield sendiri berasal dari keluarga yang berantakan, punya catatan kejahatan, dan sering menipu orang.

Dalam Injilnya, Scofield sebenarnya meneruskan pandangan John N. Darby yang secara umum telah diterima oleh evangelikalisme arus utama dan fundamentalisme Protestan Amerika. Scofield Reference Bible kemudian menjadi Alkitab kaum fundamentalis Kristen di AS dan dunia. Seorang murid Scofield yang paling berpengaruh, Lewis Sperry Chafer, di tahun 1924 mendirikan Dallas Theological Seminary, Sekolah Theologi Amerika yang begitu bersemangat membela pandangan dispensasionalisme pra-millenialis Darby dan Injil Scofield, dan yang jelas juga, mereka membela habis-habisan kepentingan Zionisme. Penafsiran Injil jenis inilah yang diproduksi di AS, yang sekarang menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia, sehingga menjadikan orang Kristen menjadi pendukung Israel.

Apakah kita perlu mendebat mereka? Saya pikir tidak perlu. Kita hanya perlu mendoakan mereka agar Allah SWT menurunkan hidayah kepada mereka. Kecuali jika kualitas kita sudah menyamai kualitas seorang Ahmed Deedad yang mampu menundukkan para pendeta mereka dengan Injil itu sendiri. 

Walahu’alam bishawab.

Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar