Syiah Di Iran Mempersulit Pemuda Sunny dari Realitas Kehidupan

Jika kita tambahkan upaya pemerintah Iran dalam mempersulit pemuda Sunnah untuk mendapatkan pekerjaan, seperti apa yang telah mereka lakukan selama ini dalam mempersulit para pemuda Sunny untuk mendapatkan pendidikan yang wajar dengan alasan-alasan di atas, kita tidak bisa bayangkan berapa banyak dari pemuda Sunnah yang tidak bisa melanjutkan pendidikan mereka di Universitas dan tidak bisa bekerja ataupun berdagang. Itu semua yang membuat kebanyakan dari mereka memilih berhijrah untuk mencari sesuap nasi atau bahkan menjadi pecandu obat terlarang yang akhirnya mengurangi potensi Sunnah untuk keluar dari realitas kesengsaraan ini.

Ini pula sebenarnya yang menjadi harapan pemerintah Iran di balik usaha-usaha mereka dalam mempersulit kaum Sunny di segala bidang selama ini, karena jauhnya para pemuda Sunny dari realitas kehidupan dan hilangnya peran mereka di masyarakat akan lebih mempermudah upaya pemerintah dalam melaksanakan rencana-rencana jahat yang lain terhadap kaum Sunny.

Ketika kita berbicara tentang nasib pemuda Sunny, sepatutnya kita tulis juga dalam lembaran sejarah apa yang telah mereka lakukan, supaya menjadi aib yang mencoreng muka pemerintah Iran dan tidak akan pernah hilang untuk selamanya, yaitu berupa pembantaian dan pembunuhan massal terhadap para pemuda Sunnah yang tidak pernah terjadi sebelumnya di Iran, selain tragedi yang pernah terjadi pada masa rezim Shofawi yang biasa mereka lakukan dengan berdalih operasi memerangi para pedagang obat terlarang. Dan hal ini pula yang menjadi dalih umum untuk melakukan pembantaian massal terhadap para pemuda Sunny. Di saat yang sama, tuduhan Wahabi menjadi dalih lain dalam melakukan pembunuhan terhadap para Ulama. Tidak ada satupun dari daerah Sunny yang selamat dari pembantaian semacam ini sejak permulaan revolusi Khomaeni, dimulai dengan pembantaian terhadap suku Kurdi di awal-awal revolusi yang dilakukan oleh Angkatan Udara dari Pasukan Pengawal Revolusi, dimana ratusan Sunny diberondong dengan peluru tajam di daerah Kurdi

stan. Kemudian pembantaian orang-orang Turkman, dimana tank-tank dan panser-panser Pasukan Pengawal Revolusi meluluh lantakkan rumah mereka untuk dijadikan kuburan penghuninya.

Begitu juga dengan apa yang terjadi di Khurasan, berkaitan dengan perobohan Masjid Asy Syaikh Faidh, masjid jami’ Ahlu Sunnah di sana. Sebenarnya para jama’ah sudah berupaya membuat barisan barikade untuk menahan lajunya buldoser pemerintah, tapi usaha mereka itu gagal ketika Pasukan Pengawal Revolusi memberondong mereka dengan timah panas yang membuat puluhan orang jama’ah meninggal dalam tragedi ini.

Kejadian yang sama berulang kembali di Balusytan ketika para jama’ah berkumpul di masjid jami’ di pusat kota wilayah Zahidan sebagai aksi ketidak puasan mereka terhadap penghancuran masjid Syaikh Faidh dan pembunuhan terhadap puluhan orang jama’ahnya. Maka pemerintah Iran ketika itu dengan cepat mengirim Pasukan Pengawal Revolusi yang menyeret para jama’ah ke dalam masjid, dan kemudian memberondong mereka dengan peluru sehingga mengakibatkan jatuhnya korban lebih dari 200 orang, baik yang luka-luka maupun yang meninggal.

Lebih tragis lagi, ada beberapa kota Ahli Sunnah, di sana kita akan kesulitan untuk bertemu dengan laki-laki karena banyaknya yang terbunuh, seperti kota Nashrat Abadi di Balusytan dan begitu pula kota-kota dan kampung-kampung Sunny yang lain. Sekitar 40 % pemuda Sunny telah dibunuh atau berada di sel-sel tahanan dalam penyiksaan para algojo pemerintah yang kejam.

Dalam kesempatan ini, saya mengajak LSM-LSM yang berjuang membela Hak Asasi Manusia (HAM) untuk melakukan investigasi terhadap kondisi para narapidana Sunny yang berada di penjara-penjara, mulai dari penjara Teheran sampai penjara-penjara di daerah Sunny. Juga meminta konfirmasi tentang daftar orang-orang yang dieksekusi mati, karena tidak adanya pengadilan yang adil, atau paling tidak yang dieksekusi secara terang-terangan, ditambah lagi dengan ketertutupan pers. Itu sebenarnya yang membuat negara ini melakukan perbuatan semena-mena tanpa ada yang tahu dan tanpa ada yang memprotesnya.

Tidak ada komentar