Saya mencoba untuk sedikit melihat temen-temen kuliah. Saya menemukan bahwa mereka berubah. Mereka nggak sama lagi dengan diri mereka yang dulu.
Ada yang murtad ke Kristen. Ada juga yang pindah agama dari Kristen ke Islam. Ada yang melepas jilbab. Ada juga yang mulai memakai jilbab. Ada yang alaynya berhenti. Ada yang justru memulai masa alaynya.
Ada yang terus menapaki karir. Ada yang langsung menikah. Ada yang jarang komunikasi, padahal dulu dekat. Ada yang kini menjadi dekat, padahal dulu tak pernah komunikasi semasa kuliah.
Ada yang pergi ke luar negeri. Ada yang kembali ke kampung halaman. Ada yang melesat dengan sangat cepat. Ada yang hidupnya hancur. Ada yang terang-terangan dan heboh menikah. Ada yang diam-diam menikah. Ada yang menikah dengan pasangan bule. Ada yang menikah dengan duda. Ada yang ditinggal menikah pasangannya -padahal ia sudah dijanjikan hal-hal manis.
Ada yang sudah memiliki anak dua. Ada yang kehilangan nyawa. Ada yang menjadi playboy. Ada yang nyaman dengan kesendirian. Ada yang mengaku bahwa ia gay. Ada yang mengaku bahwa ia bosan disakiti lelaki. Ada yang bertranformasi menjadi singa -ganas dan berani. Ada yang kepercayaan dirinya menurun drastis.
Ada yang mengejar impian. Ada yang tak yakin dengan impiannya. Ada yang mengaku hampir diperkosa. Ada yang mengaku mengajak pacarnya melewati garis batas. Ada yang masuk ke dunia politik. Ada yang benci dengan politik. Ada yang mencoba untuk puasa Daud dengan rutin. Ada yang meninggalkan sholat.
Ada yang terjebak hutang besar. Ada yang lancar mendapat harta. Ada yang terus dicoba dengan kegagalan. Ada yang dilimpahi kesempatan. Ada yang menjadi pemurung. Ada yang berubah menjadi ceria. Ada yang menjadi pemarah. Ada yang menjadi lebih tenang. Ada yang berdamai dengan masa lalunya. Ada yang masih terus dihantui perbuatannya.
Ada yang persahabatannya pecah. Ada yang menjadi sahabat padahal dulu adalah musuh. Ada yang sakit keras. Ada yang terus menyimpan rahasia kelam dirinya. Ada yang berusaha menjadi lebih sholeh-sholehah. Ada yang menjadi atheis. Ada yang rela menapaki jalan kotor demi keluarganya. Ada yang kebingungan harus menapaki jalan yang mana.
Ada yang telah menjadi seleb. Ada yang memutuskan memencil di daerah. Ada yang menjadi oportunis. Ada yang memilih menjadi model panas. Ada yang memilih mengembangkan daerahnya. Ada yang tertarik kegiatan sosial, padahal dulu tak pernah ikut. Ada yang meninggalkan gelanggang sosial, padahal dulu rajin.
Dalam tiap mereka terdapat kisah. Kisah itu berbeda satu dengan yang lain. Kita mungkin bisa memberi sudut pandang, tapi keputusan tetap di tangannya. Saat ia datang dan bercerita di depan kita dengan penuh rasa percaya, kita cuma bisa berjanji bahwa rahasia kecilnya akan aman di tangan kita.
Ya, tiap orang sedang berjalan. Kita nggak akan tahu apa yang terjadi pada mereka ke depannya. Mungkin jalan kita beda, tapi terus berjalan saja. Just keep walking, dude..Dan kita, kita sendiri juga sebaiknya tetap berjalan.
Untuk teman-teman dan siapapun yang bisa mengenali dirinya sendiri di atas, saya ingin bilang bahwa saya nggak tertarik mengomentarimu.
Hanya mencoba untuk menulis belaka.
Ada yang murtad ke Kristen. Ada juga yang pindah agama dari Kristen ke Islam. Ada yang melepas jilbab. Ada juga yang mulai memakai jilbab. Ada yang alaynya berhenti. Ada yang justru memulai masa alaynya.
Ada yang terus menapaki karir. Ada yang langsung menikah. Ada yang jarang komunikasi, padahal dulu dekat. Ada yang kini menjadi dekat, padahal dulu tak pernah komunikasi semasa kuliah.
Ada yang pergi ke luar negeri. Ada yang kembali ke kampung halaman. Ada yang melesat dengan sangat cepat. Ada yang hidupnya hancur. Ada yang terang-terangan dan heboh menikah. Ada yang diam-diam menikah. Ada yang menikah dengan pasangan bule. Ada yang menikah dengan duda. Ada yang ditinggal menikah pasangannya -padahal ia sudah dijanjikan hal-hal manis.
Ada yang sudah memiliki anak dua. Ada yang kehilangan nyawa. Ada yang menjadi playboy. Ada yang nyaman dengan kesendirian. Ada yang mengaku bahwa ia gay. Ada yang mengaku bahwa ia bosan disakiti lelaki. Ada yang bertranformasi menjadi singa -ganas dan berani. Ada yang kepercayaan dirinya menurun drastis.
Ada yang mengejar impian. Ada yang tak yakin dengan impiannya. Ada yang mengaku hampir diperkosa. Ada yang mengaku mengajak pacarnya melewati garis batas. Ada yang masuk ke dunia politik. Ada yang benci dengan politik. Ada yang mencoba untuk puasa Daud dengan rutin. Ada yang meninggalkan sholat.
Ada yang terjebak hutang besar. Ada yang lancar mendapat harta. Ada yang terus dicoba dengan kegagalan. Ada yang dilimpahi kesempatan. Ada yang menjadi pemurung. Ada yang berubah menjadi ceria. Ada yang menjadi pemarah. Ada yang menjadi lebih tenang. Ada yang berdamai dengan masa lalunya. Ada yang masih terus dihantui perbuatannya.
Ada yang persahabatannya pecah. Ada yang menjadi sahabat padahal dulu adalah musuh. Ada yang sakit keras. Ada yang terus menyimpan rahasia kelam dirinya. Ada yang berusaha menjadi lebih sholeh-sholehah. Ada yang menjadi atheis. Ada yang rela menapaki jalan kotor demi keluarganya. Ada yang kebingungan harus menapaki jalan yang mana.
Ada yang telah menjadi seleb. Ada yang memutuskan memencil di daerah. Ada yang menjadi oportunis. Ada yang memilih menjadi model panas. Ada yang memilih mengembangkan daerahnya. Ada yang tertarik kegiatan sosial, padahal dulu tak pernah ikut. Ada yang meninggalkan gelanggang sosial, padahal dulu rajin.
Dalam tiap mereka terdapat kisah. Kisah itu berbeda satu dengan yang lain. Kita mungkin bisa memberi sudut pandang, tapi keputusan tetap di tangannya. Saat ia datang dan bercerita di depan kita dengan penuh rasa percaya, kita cuma bisa berjanji bahwa rahasia kecilnya akan aman di tangan kita.
Ya, tiap orang sedang berjalan. Kita nggak akan tahu apa yang terjadi pada mereka ke depannya. Mungkin jalan kita beda, tapi terus berjalan saja. Just keep walking, dude..Dan kita, kita sendiri juga sebaiknya tetap berjalan.
Untuk teman-teman dan siapapun yang bisa mengenali dirinya sendiri di atas, saya ingin bilang bahwa saya nggak tertarik mengomentarimu.
Hanya mencoba untuk menulis belaka.
Tidak ada komentar
Posting Komentar