Galaxy dan Semesta Raya

Istilah bimasakti atau galaxy mulanya dipakai oleh ahli-ahli angkasa dan baru jadi populer pada abad 14 Hijryah, utamanya setelah tersiarnya teori Relativisme Einstein. Dengan teori itu orang menetapkan bahwa untuk menilai luasnya semesta raya maka galaxilah yang menjadi ukuran. Para ahli angkasa mengirakan bahwa jarak antara satu galaxy dari lainnya sejauh ribuan tahun gerak sinar yang satu detiknya ditaksir sekitar 186.000 mil atau 300.000 kilometer. Demikian jauhnya hingga setiap galaxy itu kelihatan sebagai sebuah bintang saja.

Jika waktu malam kelihatan satu bintang maka belum tentu dia benar-benar satu bintang tetapi mungkin terdiri dari jutaan bintang yang tersebab jauhnya tampak sebagai titik saja. Kalau benar dia satu bintang maka bintang itu termasuk susunan galaxy yang kita diami ini dan tidak mungkin kita akan dapat melihat satu bintang dari galaxy lain.

Kalau dilihat dengan teleskop, maka galaxy-galaxy itu berbentuk dan berwarna yang berbeda-beda disebabkan posisi dan jaraknya juga berbeda. Kalau dari samping, dia kelihatan ceper berupa cakram, tetapi dari depan rupanya berbentuk spiral yang berputar disumbunya bagaikan roda. Jari-jari roda itu dinamakan orang dengan bintang susu atau milky way dan jarak di antara jari-jari itu dinamakan halo.

Galaxy yang demikian oleh Alquran disebut BURUJ dinyatakan pada Ayat 25/61 dan 85/1, dan istimewa lagi pada ayat 15/16 di mana dinyatakan bahwa semesta raya ini dihiasi dengan galaxy-galaxy bagi orang yang memandang. Alquran tidak memberikan keterangan apa-apa lagi tentang galaxy lain itu karena sangat jauhnya dan tidak bersangkut paut dengan kehidupan dalam tatasurya kita baik di bidang capaian maupun ilmu pengetahuan. Para ahli telah sama sepakat bahwa galaxy lain tidak mungkin didatangi atau dihubungi maupun dengan alat radio yang gelombangnya berfrekwensi sangat tinggi.


وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِي السَّمَاء بُرُوجاً وَزَيَّنَّاهَا لِلنَّاظِرِينَ

 
15/16. Dan sesungguhnya KAMI jadikan di angkasa (semesta) itu galaxy-galaxy (bimasakti-bimasakti) dan KAMI hiaskan dia untuk orang-orang yang memandang.


تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ
فِي السَّمَاء بُرُوجاً وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجاً وَقَمَراً مُّنِيراً

 
25/61. Maha berkat DIA yang menjadikan di angkasa (semesta raya) itu bimasakti-bimasakti dan DIA jadikan padanya pelita-pelita dan bulan-bulan yang menerangi.


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

 
85/1. Demi angkasa (semesta) yang mempunyai bimasakti-bimasakti.

Tidak ada komentar