Iblis Bukan Moyang Jin, Iblis Adalah Moyang Setan

Dari Buku Hiwar Shafiy ma`a Jiniy Muslim, karya Muhammad 'Isa Dawud, terbitan Dar Al-Funun Ii Ath-ThiWat wa An-Nasyr wa At-Taghlif, Jedah, 1992
Dari hasil percakapan Muhammad Isa Dawud dengan Jin Muslim, teryata Moyang Setan dan Jin Berbeda, meskipun sama-sama diciptakan dari unsur api(anastu naran) 

Dan Jin Muslim ini, berasal dari Bombai, India. Sebelumnya dia adalah jin kafir. Kemudian Allah memuliakannya dengan Islam dan memberinya petunjuk kepada keimanan. Dia selalu menekankan perbedaan besar antara Mukmin dan Muslim. Setiap Mukmin, pasti Muslim. Tetapi tidak setiap Muslim pasti Mukmin. Jin Muslim ini berusia 180 tahun. Masuk-Islamnya jin ini merupakan suatu kemenangan. Sebab, bersama-sama dia telah masuk Islam pula sepuluh ribu jin, yang merupakan pengawal-pengawal dan pendampingnya. Jin kita ini adalah Pemimpin Besar, punya pengaruh dan berwibawa.  Kita memohon kepada Allah SWT, semoga jin-jin yang lain juga mendapat petunjuk melalui dia, dan semoga pula Allah meneguhkan keimanan dan keislamannya.


Iblis Bukan Moyang Jin
Muhammad 'Isa Dawud (+) bertanya kepada Jin Muslim (-) sahabatnya: 
+"Apakah Iblis itu moyang jin pada umumnya, sebagaimana Adam a.s. adalah moyang manusia?"
– "Bukan, bukan," jawabnya, "Iblis adalah keturunan jin, dan bukan moyang jin".
+ "Kalau begitu, siapa nama moyang jin?"
- "Sejauh yang saya ketahui, Wallahu A’lam, namanya adalah Jan (1) (dengan "a" panjang)."
+ "Lalu, bagaimana tentang Iblis (semoga Allah mengutuknya)".
– "Dia adalah keturunan Jan. Dia sangat pandai, mirip malaikat. Tetapi kemudian ia berperangai buruk dan sombong, sebagaimana yang telah kalian ketahui dari firman Allah SWT yang berbunyi, Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka, sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia dari. golongan jin, lalu dia mendurhakai (2) perintah Tuhannya.... (QS. Al-Kahfi: 50).


Iblis Adalah Moyang Setan

Iblis, Azazil Moyang Setan
+ "Banyak orang meyakini bahwa Iblis adalah moyang jin."
- "Untuk mereka, saya punya bukti dan dalil. Alquran Al-Karim sama sekali tidak mengatakan hal itu. Demikian pula halnya Nabi Muhammad saw.
   Bagaimanapun, Iblis adalah moyang setan."
+ Lantas, apa perbedaan jin dan setan?"
– "Setan adalah Jin, tetapi tidak setiap Jin adalah setan."
+ "Coba jelaskan lebih lanjut, sebab aku akan menyampaikan hal ini kepada para pembaca bukuku nanti."
- "Masalahnya sederhana saja," katanya, "Iblis kawin dengan jin perempuan yang menjadi pengikutnya, lalu mereka dianugerahi keturunan. Keturunan yang berasal dari Iblis inilah yang kemudian disebut setan. Mereka memiliki rupa dan bentuk yang bermacam-macam yang, na`udzu billah, sebagian besar memiliki sosok yang sangat jelek, atau seperti anjing. Mereka mempunyai kota-kota dan tempat-tempat hunian. Biasanya di padang-padang pasir, gunung-gunung, pulau-pulau dsb
______________________________________
1. Asy-Syibli menuturkan dalam Akam Al-Marjan bahwa namanya adalah Sumia, sedangkan As-Suyuthi dalam Luqth Al-Marjan meriwayatkan dari Ibn 'Abbas, katanya, "Ketika Allah SWT menciptakan Samum, yakni moyang jin yang diciptakan dari api yang menyala-nyala, Allah SWT berfirman, "Sampaikan kepada-Ku harapanmu." Maka Samum menjawab, "Aku berharap kepada-Mu agar kami bisa melihat (makhluk lain) tetapi kami tidak bisa dilihat,  dan agar kami dapat gaib di angkasa tidak mati terlebih dulu jin-jin ma kami sebelum dia kembali menjadi muda." Hanya Allah-lah yang tahu tentang sejauh mana sahihnya riwayat ini, dan sejauh mana pula kebenaran penisbatannya kepada Ibn 'Abbas. Jin-Muslim sahabat saya itu menegaskan kepada saya bahwa harapan tersebut memang terealisasikan. Akan tetapi tentang penamaan jin dengan Samum dia sama sekali tidak tahu sampai sejauh mana tingkat kebenarannya. Sejauh yang dia ketahui, namanya adalah Jan.

2.  Di dalam ayat ini terdapat pernyataan yang sangat jelas bahwa Iblis itu dari golongan jin, dan bukan sebaliknya. Pendapat ini berbeda dengan pendapat Ibn Taimiyyah yang mengatakan bahwa setan merupakan asal jin, sebagaimana halnya dengan Adam yang merupakan asal manusia. Lihat Ibn Taimiyyah, Majmu Fatawa, jilid IV, hlm. 235-236.

Tidak ada komentar