Jangan Samakan Melempar Batu di Bumi Palestina Dengan di Negeri Kita

Melempar Batu Di Bumi Palestina

Palestina – Selasa (12/03/13), sumber medis Palestina melaporkan bahwa seorang pemuda Palestina yang diidentifikasi sebagai Mahmoud 'Adel At-Teety (25) ditembak tepat di kepala oleh teroris israel laknatullah, di kamp pengungsi Al-Fawwar, di Hebron, di bagian selatan Tepi Barat.

Melempar Batu Di Bumi Palestina
"Infitada"
At-Teety ditembak di kepala dan tewas seketika, sedangkan jenis peluru yang digunakan oleh teroris israel laknatullah saat itu (peluru dum-dum) sebenarnya telah dilarang secara internasional sejak Konvensi Den Haag 1899 dan 1907.

Namun, teroris israel laknatullah sering menggunakan peluru-peluru tersebut untuk membantai umat Islam Palestina.

Peluru dum-dum sendiri merupakan peluru yang ketika menembus suatu target tembakan, maka peluru tersebut akan mengembang dan meledak hingga menyebabkan kerusakan fatal pada target tembakan.

At-Teety sendiri merupakan anggota aktif dari gerakan perlawanan tanpa kekerasan di Hebron, dan merupakan admin dari halaman Facebook yang berfokus pada isu-isu dan penderitaan tahanan politik Palestina yang ditahan oleh teroris israel laknatullah.


Melempar Batu Di Bumi Palestina
"Infitada"
Selain itu, Nasser Qabaja, Kepala Unit Bencana di Bulan Sabit Merah di bagian selatan Tepi Barat yang diduduki, mengatakan kepada Maan News Agency bahwa Rami penduduk Al-Karnaz (25) juga ditembak di kaki oleh teroris israel laknatullah dan dipindahkan ke rumah sakit setempat.

Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa bentrokan terjadi di kamp setelah teroris israel laknatullah menyerbu kamp tersebut.

Pemuda setempat melemparkan batu pada teroris israel laknatulah yang menyerang dengan menembakkan puluhan bom gas, peluru karet berlapis logam, amunisi hidup dan peluru dum-dum.

Bentrokan terus terjadi dan semakin meningkat setelah syahidnya At-Teety dan teroris israel laknatullah juga terus-terusan menembakkan lebih banyak peluru dan amunisi.

Allahumang Tsur Ikhwnainal Muslimiina Wal Mujahidiina Fii Fiilistin Wa Fii Kuli Makaan Wa Fii Kuli Zamaan... Aamiin


Melempar Batu Di Negeri Kita


Jelang Kongres PB HMI, sempat terjadi keributan. Puluhan orang terlihat berlari-lari, serta saling melempar batu atau kayu.

Peristiwa bermula ketika puluhan kader HMI berlarian dari dalam penginapan peserta kongres, yang diikuti puluhan orang lain yang terlihat saling menyerang dengan melempar batu dan kayu.


Salah Kafrah Melempar Batu
Di Negeri Kita Yang Bukan
Mempertahankan Agama,
Bangsa dan Tanah Airnya
Diperkirakan, anggota HMI Cabang Ambon dan Makassar yang bertikai di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur.

Azis, Wasekjen PA PB HMI mengatakan, persoalan itu hanyalah riak dalam kongres PB HMI. Sebagai ormas besar di Indonesia, tuturnya, wajar jika riak-riak seperti itu kerap muncul.

"Ya wajar saja kan, itu biasa. Namanya kumpul-kumpul, itu kan sudah biasa kayak gitu," ucapnya, Sabtu (16/03/2013).

Beruntung, aksi ini tidak menimbulkan korban jiwa. Aksi emosional dengan membawa balok dan parang, hanya berlangsung sebentar.

Setelah berusaha ditenangkan peserta lain, puluhan lelaki berkulit legam yang membawa balok dan parang, sudah tidak melanjutkan aksinya.

Azis menolak menjelaskan secara detail penyebab aksi anarkisme itu. Diduga, kericuhan terjadi karena saling ejek.


Jakarta - Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan aparat terpaksa membubarkan unjuk rasa yang terjadi di Salemba, Kamis malam 29 Maret 2012. Sebabnya, demo antikenaikan harga bahan bakar minyak itu melanggar aturan undang-undang yaitu batasan waktu hanya sampai jam 18.00. Saat aparat berusaha membubarkan dengan cara persuasif, pendemo malah memblokade jalan dan melempari aparat dengan batu dan bom molotov.

"Kegiatan unjuk rasa melewati waktu yang ditetapkan sesuai undang-undang. Namun pihak keamanan berupaya persuasif tidak membubarkan paksa supaya tidak ada bentrokan," kata Menteri Djoko dalam konferensi persnya, Jumat 30 Maret 2012 pukul 1 dini hari.
Salah Kafrah Melempar Batu
 Di  Negeri Kita Yang Bukan
Mempertahankan Agama,
Bangsa ataupun Tanah Airnya


Namun para pendemo justru memblokade jalan, membakar ban, mobil, sepeda motor, pos polisi, dan merusak fasilitas umum. Tindakan liar ini dianggap mengganggu kegiatan masyarakat. "Maka kemudian dilakukan upaya agar massa demonstran membuka blokade di tempat mereka unjuk rasa," ujarnya.

Djoko menegaskan telah berpesan kepada aparat keamanan agar tidak menggunakan peluru karet dan peluru timah. Aparat hanya dibekali dengan water cannon dan gas air mata. Satu satpam kampus dan lima orang demonstran yang terluka dan dirawat di RSCM, penyebabnya adalah luka karena batu, pecahan kaca, dan gas airmata. Bukan peluru.

Polisi terpaksa melakukan upaya pembubaran unjuk rasa secara paksa karena para pendemo ini telah bertindak melanggar hukum. Aparat menggunakan gas airmata dan memberikan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan massa. "Polisi tidak akan bertindak, selama tidak ada tindakan melawan hukum. Hukum harus ditegakkan," kata Menteri Djoko.

Menteri Djoko meminta media massa agar memberitakan dengan seimbang. Ia juga meminta media dan masyarakat untuk lebih hati-hati dan mencerna ketika menerima kabar-kabar Hoax baik dari SMS, telepon seluler, dan media sosial. Kabar Hoax itu diantaranya memberitakan ada korban mahasiswa tewas dan korban luka tembak. Informasi ini pun dibantah Djoko. "Sekali lagi itu tidak benar," ujarnya. (Baca: Djoko: Kabar Pendemo Salemba Tewas Menyesatkan)

"Saya minta agar media membantu menyebarkan informasi yang baik. Baik dalam arti yang benar. Kalau menerima berita-berita semacam itu harus cross check dulu terutama terhadap aparat," kata Djoko.

Bentrokan di Salemba, Jakarta Pusat, terjadi sekitar pukul 20.45. Bentrokan melibatkan mahasiswa dengan aparat kepolisian. Bentrokan semakin besar setelah ratusan mahasiswa dari Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) ikut terlibat.

Demonstran membakar mobil Kijang, sepeda motor, dan gerobak pedagang kaki lima di depan Kampus Yayasan Administrasi Indonesia (YAI). Diduga mobil dan sepeda motor yang dibakar itu milik polisi. Para mahasiswa memblokade Jalan Salemba dan menolak membubarkan diri.

Akhirnya, polisi berusaha membubarkan massa demonstran dengan cara melepaskan beberapa kali tembakan gas air mata, yang kemudian berlanjut dengan ricuh.

Nah jelas sekali melempar batu di Bumi Palestina adalah melawan teror, kekerasan perang dan jihad membela agama dan tanah airnya, sedangkan di negeri kita apa kita perjuangkan jihad juga bukan!!!
Dan apakah bangsa kita termasuk bangsa kaum Dajjal laknatullah???

Tidak ada komentar