Proposal Yang Diajukan Grup Bakrie Menang Dalam Konflik Bumi Plc
Beberapa hari ini media banyak memberitakan bahwa setelah kalah oleh Grup Bakrie, Nat Rothschild berencana merevisi proposalnya kepada
Bumi Plc. Dewan direksi Bumi Plc sudah memutuskan bahwa proposal
Rothschild yang diajukan sebelumnya tidak dapat diteruskan. Hal ini
disebabkan karena Dewan Direksi menilai tawaran Nat dapat merugikan
mayoritas pemegang saham yang lama dengan masuknya investor baru.
Nat
Rothschild (NR) Investments sedang melakukan revisi terhadap proposal
yang akan kembali ditawarkan (ke Bumi Plc) dalam rangka mencapai solusi
yang menguntungkan seluruh pemegang saham, kata Rothschild dalam
keterangan tertulis, Sabtu (22/12/2012).
Seperti
yang diketahui, Bumi Plc didirikan pada tahun 2011 oleh kongsi Grup
Bakrie-Rothschild, yang awalnya bernama Vallar Plc. Hubungan Grup
Bakrie-Rothschild mulai memanas setelah perusahaan tersebut listing di
bursa London.
Saham Bumi Plc Sebelum Sengketa |
Kabar
yang beredar di media menyebutkan bahwa Rothschild berniat mengambil
alih Bumi Plc dengan cara menjatuhkan harga sahamnya melalui back
campaign untuk menjatuhkan Grup Bakrie. Setelah saham Bumi Plc anjlok,
melalui perusahaannya yang lain, Rothschild akan membelinya di harga
terendah.
Grup
Bakrie menyerang balik, karena sadar akan niat Rothschild yang ingin
mengambil alih aset tambang Indonesia. Grup Bakrie pun menunjukan niat
cerai dengan cara menarik satu-persatu personelnya dari jajaran direksi
dan komisaris Bumi Plc. Indra Bakrie dan Ari Hudaya yang paling awal
meninggalkan Bumi Plc, kemudian disusul oleh Chief Executive Officer
(CEO) Bumi Plc, Nalin Rathod.
Kisruh
Bumi Plc yang berakibat mundurnya jajaran direksi dipicu oleh
ketegangan antara dua investornya, yaitu Grup Bakrie dan Rothschild. Nat
yang berniat mengambil alih Bumi Plc dari Grup Bakrie menuduh laporan
keuangan anak usahanya di Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI),
bermasalah.
Pencorengan
nama baik BUMI dengan tujuan menjatuhkan harga saham pun dilanjutkan,
Nat meminta dilakukan audit investigasi terhadap BUMI dan BRAU. Ketika
audit investigasi berjalan, Nat mengundurkan diri karena merasa tidak
didukung direksi dan komisaris Bumi Plc. Padahal yang sebenarnya terjadi
adalah direksi dan komisaris Bumi Plc yang mendesak Nat untuk keluar
dari Bumi Plc. Hal ini disebabkan karena Nat dianggap telah merusak
citra perusahaan dengan menyebarkan isu negatif yang menjatuhkan harga
saham.
Gerah
menanggapi berbagai tuduhan Nat yang tak berdasar, Grup Bakrie langsung
mengajukan proposal untuk melepas hubungan dengan Bumi Plc melalui
pembelian kembali saham-saham yang dipegang Bumi Plc di aset-asetnya di
Indonesia senilai US$ 1,2 miliar. Tujuan Grup Bakrie adalah
menyelamatkan aset tambang nasional yang ingin diambil alih oleh Nat
Rothschild.
Rencana
Grup Bakrie direalisasikan dengan membeli kembali 29% saham BUMI dan
juga 85% saham BRAU yang keduanya merupakan anak usaha Bumi Plc.
Pembelian akan dilakukan secara bertahap, dengan masing-masing bernilai
US$ 278 juta dan US$ 950 juta.
Merespon
proposal penyelamatan aset tambang Grup Bakrie, Rothschild melancarkan
proposal tandingan melalui NR Investments, dengan menawarkan dana segar
kepada Bumi Plc sebesar US$ 270 juta (Rp 2,5 triliun) dengan tujuan
memutus hubungan Bumi Plc dengan Grup Bakrie dan Samin Tan.
Akan tetapi rapat Dewan Direksi Bumi Plc memutuskan tidak bisa merespon proposal Rothschild dan akan tetap memproses proposal Grup Bakrie, yang disebut sebagai tawaran Indonesia untuk mengambil kembali aset tambang Indonesia.
Kami
sudah mempelajari secara mendalam proposal Bakrie dan NR Investments.
Beberapa bagian dari proposal Bakrie bisa kami dukung, sementara tawaran
NR Investments tidak bisa diteruskan, perkataan Senior Independent
Non-Executive Director Bumi Plc Julian Horn-Smith seperti yang dikutip
oleh media dalam keterangan tertulis yang diberitakan Bloomberg, Kamis
(20/12/2012).
Dengan
demikian rencana Nat Rothschild menaklukan Bumi kembali dapat
digagalkan dengan tawaran Indonesia yang diajukan Grup Bakrie.
Post a Comment