Tanda-tanda Akhir Zaman : Islam Muncul Dalam Keadaan Asing, dan Akan Kembali Asing
Di akhir zaman, seperti zaman kita ini, sebelum datangnya hari kiamat
akan ada hari-hari yang di dalamnya turun dan tersebar kejahilan yang
disebabkan oleh malasnya manusia dan enggannya mereka dari menuntut ilmu
agama, yaitu ilmu tentang Al-Qur’an dan Sunnah. Nabi-shollallahu alaihi
wasallam- bersabda,
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيْهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ الْعِلْمُ
“Sesungguhnya di depan hari kiamat ada hari-hari yang kejahilan diturunkan di dalamnya, dan ilmu diangkat”. (HR. Al-Bukhoriy : 6654)
Banyak diantara sunnah Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam yang
dilalaikan orang pada hari ini sehingga terkadang menjadi sesuatu yang
mahjur (ditinggalkan).
Inilah yang pernah diisyaratkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau bersabda dalam sebuah hadits,
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing),
sebagaimana ia muncul dalam keadaan asing. Maka beruntunglah orang-orang
asing“. [HR. Muslim dalam Kitab Al-Iman (232)]
Semua ini disebabkan karena kurangnya perhatian kaum muslimin
terhadap agamanya dan sunnah Rasul-Nya-shollallahu alaihi wasallam-.
Kurangnya perhatian mereka menuntut ilmu syar’i karena kesibukan duniawi
yang memalingkan mereka. Sementara mereka tak ada perhatian lagi dengan
majelis ilmu dan majelis ta’lim. Akibatnya, agama dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terasa asing dan aneh di sisi mereka.
Dalam hadits Rasulullah mengatakan Islam yang awal lahir pada mula-mula
muncul terutama sekali di Zaman Rasulullah SAW, khususnya di peringkat
Mekah. Dimana keadaan Islam itu asing atau dalam suasana asing. Di mana
suasana asing itu akan terjadi sekali lagi di akhir zaman. Jadi
berbahagialah orang-orang yang senantiasa memperbaiki apa yang telah
dirusakkan oleh manusia.
Jadi, keadaan asing itu akan terjadi dua peringkat :
1. Peringkat Mekka (peringkat permulaan)
2. Peringkat Akhir (di akhir zaman)
Asing yang dimaksudkan di sini, yaitu pada permulaan kedatangan Islam, yaitu di peringkat Mekah. Diantara ciri-ciri asing yang terjadi di peringkat mulanya Islam, yaitu :
1. Pengikutnya tidak banyak dan penyokong-penyokongnya sedikit. Buktinya
Rasulullah berjuang di peringkat Mekah yang dibantu oleh Allah dengan
mu'jizat-mu'jizat dalam masa 13 tahun, hanya dapat pengikut 200 - 300
orang saja.
2. Pengikutnya dari golongan bawahan, yaitu mereka yang tidak berkuasa, tidak berperanan di tengah masyarakat.
3. Pengikut-pengikutnya pula bukan di kalangan ulama-ulama. Karena di waktu itu ada di kalangan ulama-ulama dari pada penganut Kristen dan ulama-ulama Yahudi. Mereka mengenal Rasulullah lebih dari anak-anak mereka. Sebab di dalam kitab-kitab mereka telah dijelaskan sifat-sifat Rasulullah. Dimana Rasulullah dilahirkan, Rasulullah berhijrah, apa yang Rasulullah bawa dan dimana Rasulullah diwafatkan. Semua ini diceritakan di dalam kitab-kitab mereka. Kalau logika akal, sepatutnya ulama-ulama inilah yang akan menyambut kedatangan Rasulullah, membenarkan Rasulullah, dan lebih dahulu berjuang dengan Rasulullah. Tetapi bukan saja mereka tidak mengikut, bahkan menjadi penentang pula.
4. Pengikut-pengikutnya dari golongan miskin, golongan hamba, abdi ataupun mereka yang tidak mempunyai keluarga, atau golongan musafir, yang sa'inya bukan duduk di Mekah, tetapi duduk di Parsi, Rom, yang datang mengembara di Mekah dan mengikut seruan Rasulullah SAW.
5. Ajaran yang dibawa dan diamalkan oleh Rasulullah di waktu itu dianggap aneh, oleh masyarakat dianggap sesat dan ganjil.
6. Pemimpinnya terutama Rasulullah SAW dianggap ahli sihir dan pengikutnya dianggap orang yang kena sihir.
7. Pengikut-pengikut Rasulullah di waktu itu dicemooh, dihina, disusahkan dan sebagainya.
Inilah sifat-sifat asing di peringkat permulaan kedatangan Islam, terutama di peringkat perjuangan Rasulullah di peringkat Mekah al Mukarramah.
Dalam masa asingnya, Islam di peringkat permulaan, pada masa Islam itu dianggap aneh dan ganjil, penganut-penganutnya tidak banyak, dan berasal dari golongan bawahan. Maka bagaimana Rasulullah berjuang waktu itu ? Bagaimana Rasulullah membentuk pengikut-pengikutnya ? Dan apakah yang dibuat oleh Rasulullah terhadap pengikut-pengikutnya ?
Diantaranya dalam asingnya Islam di peringkat permulaan ini Rasulullah banyak tekankan di dalam menanamkan iman kepada para pengikutnya. Ini dapat kita lihat wahyu yang turun pada waktu itu banyak mengenai persoalan-persoalan iman, yaitu bagaimana keyakinan dengan Allah, kehebatan Allah, Allah itu Maha Kuasa, Allah itu Maha Pencipta, serta sifat-sifat Allah. Ayat-ayat mengenai hari Akhirat, tentang Syurga, tentang Neraka, Mahsyar, nikmat Syurga, tentang penderitaan di Neraka.
Dengan tertanamnya iman di dalam hati sanubari mereka, maka dapatlah mereka menghadapi ujian-ujian yang datang dengan tabah dan tetap dapat mempertahankan iman. Makin kuat ujian, makin kuat iman mereka. Pada waktu itu juga Rasulullah tanamkan rasa persaudaraan yang mendalam di kalangan pengikutnya, menjadi padu dan kuat. Hinggakan dengan iman yang ada mereka dapat merasai kesusahan orang lain seperti kesusahannya, penderitaan orang lain seperti penderitaannya. Kesenangan orang lain seperti kesenangannya. Itulah Rasulullah mengajar kepada kita bagaimana waktu Islam datang. Di waktu Islam asing, di waktu pengikutnya tidak banyak dimana Rasulullah tidak menyerang walau manapun ancaman yang didatangkan oleh musuh-musuhnya. Baik dari luar Mekah atau dari dalam Mekah itu sendiri, Rasulullah hanya bertahan saja. Kalau pengikutnya tidak dapat bertahan maka ada yang Rasulullah perintahkan agar berhijrah diantaranya ke Habsyi. Sedangkan pemerintah dan rakyatnya beragama Kristen sedangkan rajanya bernama Najasyi, ini adalah karena pemerintahan dan rakyatnya di waktu itu tidak mengancam Islam. Waktu itu juga Rasulullah tidak menghasut pengikut-pengikutnya memikirkan soal-soal negara, pemerintah negara atau politik. Maka inilah sebagai contoh dan panduan untuk satu contoh teladan yang patut kita ikuti. Firman Allah yang artinya :
"Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu ada contoh tauladan yang baik" [Q.S. Al Ahzab : 21]
Walau bagaimanapun Islam itu akan asing kali kedua. Apakah asing yang disebutkan oleh Rasulullah kali kedua itu telah tiba ? Sebenarnya kalau kita kaji, dalam suasana masyarakat hari ini asing itu sudah tiba, dan memang nyatalah bahwa Islam itu sudah kembali asing, seperti peringkat awal dahulu. Ini dapat kita lihat orang yang ingin menegakkan Islam di akhir zaman ini atau yang benar-benar membangunkan Al Qur'an dan Sunnah dalam kehidupan amat sedikit sekarang ini, walaupun banyak yang mengaku Islam. Begitulah orang-orang yang ingin menghayati Islam di waktu ini adalah rakyat jelata, orang-orang miskin, orang yang tidak berkuasa, orang yang tidak berpangkat di tengah masyarakat. Kalaupun ada yang berpangkat, tetapi amat sedikit atau bilangan jari saja, tetapi yang mayoritasnya yang menghayati ajaran Islam ini adalah rakyat jelata, selain dari golongan bawah ini yang menghayati ajaran Islam, memperjuangkan ajaran Islam ini bukan dari para ulama, bukan dari cerdik pandai atau bukan orang-orang yang mengetahui ajaran Islam. Kalau mau ikut logika, tentulah orang yang gigih berjuang dan menghayati ajaran Islam di akhir zaman ini tentulah ulama-ulama, guru-guru mengaji, ustadz-ustadz yang telah mengetahui tentang Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Tetapi rupanya yang terjadi sebaliknya. Inilah yang disabdakan oleh Rasulullah SAW yang artinya :
"Akan datang di akhir zaman ahli-ahli ibadahnya jahil-jahil dan ulama-ulamanya fasik"
Begitulah yang mengikuti dan menghayati ajaran Islam di akhir zaman ini. Begitulah ajaran Islam yang diamalkan diiannggap aneh oleh masyarakat atau menurut kaca mata masyarakat dianggap jahil, aneh, seolah-olah ajaran Islam itu suatu yang salah dan bid'ah.
Semua unsur asing itu ada di zaman ini, asing yang terjadi di zaman Rasulullah peringkat awal dahulu. Rasulullah hanya bertahan tidak menyerang. Maka begitulah di zaman kita ini, hendaklah kita bertahan dan mengikuti cara Rasulullah. Kita tidak dapat mengikut perjuangan Rasulullah di peringkat Madinah yang sudah mendapat negara, sudah menguasai masyarakat yang mana dunia sudah mulai tunduk dengan ajaran Islam. Jadi dalam peringkat asing kedua ini hendaklah kita ikut perjuangan Rasulullah di peringkat Mekah, yaitu 12 tahun. Jadi perjuangan kita ini haruslah kita perdalamkan iman sungguh-sungguh. Kalau kita tidak dapat perdalam iman sungguh-sungguh, niscaya kita akan kandas. Kita akan patah dalam perjuangan. Kita akan kembali hidup dengan cara jahiliyah. Sebab musuh-musuh kita banyak, berada di luar atau di dalam, dari orang musyrikin atau munafikin atau golongan yang menghayati Islam terlalu sedikit.
Waktu inilah yang kita hendak tanamkan ukhuwah sungguh-sungguh agar penderitaan orang lain kita rasa seperti penderitaan kita. Kesusahan orang lain seperti kesusahana kita. Kesenangan orang lain kita rasa seperti kesenangan kita.
Kalau ukhuwah Islamiyah ini tidak dapat ditanamkan sungguh-sungguh di saat kita sedikit ini, maka akan lemahlah kekuatan umat Islam, bukan saja kita tidak dapat berjuang dan berjihad, bahkan akan dikalahkan oleh suasana yang ada ini. Mungkin kita akan kembali pada hidup jahiliyah.
Begitulah kita yang berjuang hari ini, hendaklah kita bertahan, jangan kita menyerang. Kalau kita tidak dapat bertahan, hendaklah kita berhijrah agar dengan berhijrah itu kita dapat mendidik diri, anak isteri kita dan pengikut-pengikut kita. Sebab itu kita tidak mau campur tangan dalam politik hari ini, atau dalam suasana asing yang kedua ini sebab dalam asing yang pertama dulu Rasulullah SAW hanya tanamkan iman, ukhuwah dan hijrah.
Kalau kita tanamkan iman, ukhuwah dan hijrah seperti Rasulullah dulu, Insya Allah kita akan selamat seperti Rasulullah dan para sahabat-sahabat di peringkat aisng yang pertama. Dalam berjuang hendaklah kita pahami sejarah Al Qur'an, Sunnah Rasulullah, supaya pelaksanaan kita, strategi kita, teknik kita berjuang tepat sepertimana dikehendaki oleh Rasulullah SAW. Kalau tidak nanti walau bagaimana semangat dan tekad kita itu akan terseleweng dari landasan yang dikehendaki oleh ajaran Islam. Sebab itu soal negara kita kesampingkan dulu seperti ulama-ulama zaman dahulu seperti Imam Syafii, Imam Hambali, Imam Maliki, Imam Hanafi, Auza'I, Hasan Al Basri, Imam Al Ghazali. Mereka datang ke tengah masyarakat bukan untuk memerintah negara, tetapi mereka mendidik masyarakata, mengajak beriman, cinta Akhirat, takut Neraka. Walau baaimanapun mereka memberi nasehat kepada penguasa-penguasa waktu itu, baik bertemu dengan pihak pemerintah atau mengutus surat karena setelah sahabat, merekalah ulama-ulama yang menjadi contoh kepada kita.
Sebab muka-muka seperti kita ini belum layak lagi untuk memimpin sebuah negara. Yang layak hanyalah Imam Mahdi dan Nabi Isa saja. Dengan kasih sayang Allah kepada kita, dan Allah tahu pengikut umat Islam ini sedikit, sebab itu ada keterangan di dalam kitab-kitab dimana di akhir zaman ini barang siapa yang mengamalkan ajaran Islam itu 1/10 akan selamat. Tetapi kalau di zaman Rasulullah atau zaman kegemilangan dulu siapa yang mengamalkan ajarang Islam 1/10 tidak akan selamat, artinya tidak diakui sebagai umat Rasulullah, tetapi di zaman kita ini Allah permudahkan siapa saja yang beramal 1/10 diakui sebagai umat Rasulullah SAW :
"Barang siapa yang mengikut cara hidupku ketika umatku telah rusak, maka Allah angkat dan tinggikan harga diri umat Islam yaitu 100 pahala mati syahid"
Ada satu lagi hadits :
"Kamu akan dibius dan dilenakan oleh dua perkara yaitu cinta dunia dan jahil, tetapi jika di waktu itu ada sedikit yang sanggup membangunkan Islam dalam kehidupan maka akan diberi pahala oleh Allah seperti orang Islam yang dahulu, yaitu Muhajirin dan Anshar"
Itulah salah satu rahmat dari Allah kepada kita yang hidup di akhir zaman ini, yang coba mendirikan Sunnah dalam hidupnya sehari-hari. Mudah-mudahan kitalah orang yang dijamin oleh Allah dan Rasulullah sebagai orang-orang yang selamat dari Neraka dan masuk Syurga Allah
2. Pengikutnya dari golongan bawahan, yaitu mereka yang tidak berkuasa, tidak berperanan di tengah masyarakat.
3. Pengikut-pengikutnya pula bukan di kalangan ulama-ulama. Karena di waktu itu ada di kalangan ulama-ulama dari pada penganut Kristen dan ulama-ulama Yahudi. Mereka mengenal Rasulullah lebih dari anak-anak mereka. Sebab di dalam kitab-kitab mereka telah dijelaskan sifat-sifat Rasulullah. Dimana Rasulullah dilahirkan, Rasulullah berhijrah, apa yang Rasulullah bawa dan dimana Rasulullah diwafatkan. Semua ini diceritakan di dalam kitab-kitab mereka. Kalau logika akal, sepatutnya ulama-ulama inilah yang akan menyambut kedatangan Rasulullah, membenarkan Rasulullah, dan lebih dahulu berjuang dengan Rasulullah. Tetapi bukan saja mereka tidak mengikut, bahkan menjadi penentang pula.
4. Pengikut-pengikutnya dari golongan miskin, golongan hamba, abdi ataupun mereka yang tidak mempunyai keluarga, atau golongan musafir, yang sa'inya bukan duduk di Mekah, tetapi duduk di Parsi, Rom, yang datang mengembara di Mekah dan mengikut seruan Rasulullah SAW.
5. Ajaran yang dibawa dan diamalkan oleh Rasulullah di waktu itu dianggap aneh, oleh masyarakat dianggap sesat dan ganjil.
6. Pemimpinnya terutama Rasulullah SAW dianggap ahli sihir dan pengikutnya dianggap orang yang kena sihir.
7. Pengikut-pengikut Rasulullah di waktu itu dicemooh, dihina, disusahkan dan sebagainya.
Inilah sifat-sifat asing di peringkat permulaan kedatangan Islam, terutama di peringkat perjuangan Rasulullah di peringkat Mekah al Mukarramah.
Dalam masa asingnya, Islam di peringkat permulaan, pada masa Islam itu dianggap aneh dan ganjil, penganut-penganutnya tidak banyak, dan berasal dari golongan bawahan. Maka bagaimana Rasulullah berjuang waktu itu ? Bagaimana Rasulullah membentuk pengikut-pengikutnya ? Dan apakah yang dibuat oleh Rasulullah terhadap pengikut-pengikutnya ?
Diantaranya dalam asingnya Islam di peringkat permulaan ini Rasulullah banyak tekankan di dalam menanamkan iman kepada para pengikutnya. Ini dapat kita lihat wahyu yang turun pada waktu itu banyak mengenai persoalan-persoalan iman, yaitu bagaimana keyakinan dengan Allah, kehebatan Allah, Allah itu Maha Kuasa, Allah itu Maha Pencipta, serta sifat-sifat Allah. Ayat-ayat mengenai hari Akhirat, tentang Syurga, tentang Neraka, Mahsyar, nikmat Syurga, tentang penderitaan di Neraka.
Dengan tertanamnya iman di dalam hati sanubari mereka, maka dapatlah mereka menghadapi ujian-ujian yang datang dengan tabah dan tetap dapat mempertahankan iman. Makin kuat ujian, makin kuat iman mereka. Pada waktu itu juga Rasulullah tanamkan rasa persaudaraan yang mendalam di kalangan pengikutnya, menjadi padu dan kuat. Hinggakan dengan iman yang ada mereka dapat merasai kesusahan orang lain seperti kesusahannya, penderitaan orang lain seperti penderitaannya. Kesenangan orang lain seperti kesenangannya. Itulah Rasulullah mengajar kepada kita bagaimana waktu Islam datang. Di waktu Islam asing, di waktu pengikutnya tidak banyak dimana Rasulullah tidak menyerang walau manapun ancaman yang didatangkan oleh musuh-musuhnya. Baik dari luar Mekah atau dari dalam Mekah itu sendiri, Rasulullah hanya bertahan saja. Kalau pengikutnya tidak dapat bertahan maka ada yang Rasulullah perintahkan agar berhijrah diantaranya ke Habsyi. Sedangkan pemerintah dan rakyatnya beragama Kristen sedangkan rajanya bernama Najasyi, ini adalah karena pemerintahan dan rakyatnya di waktu itu tidak mengancam Islam. Waktu itu juga Rasulullah tidak menghasut pengikut-pengikutnya memikirkan soal-soal negara, pemerintah negara atau politik. Maka inilah sebagai contoh dan panduan untuk satu contoh teladan yang patut kita ikuti. Firman Allah yang artinya :
"Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu ada contoh tauladan yang baik" [Q.S. Al Ahzab : 21]
Walau bagaimanapun Islam itu akan asing kali kedua. Apakah asing yang disebutkan oleh Rasulullah kali kedua itu telah tiba ? Sebenarnya kalau kita kaji, dalam suasana masyarakat hari ini asing itu sudah tiba, dan memang nyatalah bahwa Islam itu sudah kembali asing, seperti peringkat awal dahulu. Ini dapat kita lihat orang yang ingin menegakkan Islam di akhir zaman ini atau yang benar-benar membangunkan Al Qur'an dan Sunnah dalam kehidupan amat sedikit sekarang ini, walaupun banyak yang mengaku Islam. Begitulah orang-orang yang ingin menghayati Islam di waktu ini adalah rakyat jelata, orang-orang miskin, orang yang tidak berkuasa, orang yang tidak berpangkat di tengah masyarakat. Kalaupun ada yang berpangkat, tetapi amat sedikit atau bilangan jari saja, tetapi yang mayoritasnya yang menghayati ajaran Islam ini adalah rakyat jelata, selain dari golongan bawah ini yang menghayati ajaran Islam, memperjuangkan ajaran Islam ini bukan dari para ulama, bukan dari cerdik pandai atau bukan orang-orang yang mengetahui ajaran Islam. Kalau mau ikut logika, tentulah orang yang gigih berjuang dan menghayati ajaran Islam di akhir zaman ini tentulah ulama-ulama, guru-guru mengaji, ustadz-ustadz yang telah mengetahui tentang Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Tetapi rupanya yang terjadi sebaliknya. Inilah yang disabdakan oleh Rasulullah SAW yang artinya :
"Akan datang di akhir zaman ahli-ahli ibadahnya jahil-jahil dan ulama-ulamanya fasik"
Begitulah yang mengikuti dan menghayati ajaran Islam di akhir zaman ini. Begitulah ajaran Islam yang diamalkan diiannggap aneh oleh masyarakat atau menurut kaca mata masyarakat dianggap jahil, aneh, seolah-olah ajaran Islam itu suatu yang salah dan bid'ah.
Semua unsur asing itu ada di zaman ini, asing yang terjadi di zaman Rasulullah peringkat awal dahulu. Rasulullah hanya bertahan tidak menyerang. Maka begitulah di zaman kita ini, hendaklah kita bertahan dan mengikuti cara Rasulullah. Kita tidak dapat mengikut perjuangan Rasulullah di peringkat Madinah yang sudah mendapat negara, sudah menguasai masyarakat yang mana dunia sudah mulai tunduk dengan ajaran Islam. Jadi dalam peringkat asing kedua ini hendaklah kita ikut perjuangan Rasulullah di peringkat Mekah, yaitu 12 tahun. Jadi perjuangan kita ini haruslah kita perdalamkan iman sungguh-sungguh. Kalau kita tidak dapat perdalam iman sungguh-sungguh, niscaya kita akan kandas. Kita akan patah dalam perjuangan. Kita akan kembali hidup dengan cara jahiliyah. Sebab musuh-musuh kita banyak, berada di luar atau di dalam, dari orang musyrikin atau munafikin atau golongan yang menghayati Islam terlalu sedikit.
Waktu inilah yang kita hendak tanamkan ukhuwah sungguh-sungguh agar penderitaan orang lain kita rasa seperti penderitaan kita. Kesusahan orang lain seperti kesusahana kita. Kesenangan orang lain kita rasa seperti kesenangan kita.
Kalau ukhuwah Islamiyah ini tidak dapat ditanamkan sungguh-sungguh di saat kita sedikit ini, maka akan lemahlah kekuatan umat Islam, bukan saja kita tidak dapat berjuang dan berjihad, bahkan akan dikalahkan oleh suasana yang ada ini. Mungkin kita akan kembali pada hidup jahiliyah.
Begitulah kita yang berjuang hari ini, hendaklah kita bertahan, jangan kita menyerang. Kalau kita tidak dapat bertahan, hendaklah kita berhijrah agar dengan berhijrah itu kita dapat mendidik diri, anak isteri kita dan pengikut-pengikut kita. Sebab itu kita tidak mau campur tangan dalam politik hari ini, atau dalam suasana asing yang kedua ini sebab dalam asing yang pertama dulu Rasulullah SAW hanya tanamkan iman, ukhuwah dan hijrah.
Kalau kita tanamkan iman, ukhuwah dan hijrah seperti Rasulullah dulu, Insya Allah kita akan selamat seperti Rasulullah dan para sahabat-sahabat di peringkat aisng yang pertama. Dalam berjuang hendaklah kita pahami sejarah Al Qur'an, Sunnah Rasulullah, supaya pelaksanaan kita, strategi kita, teknik kita berjuang tepat sepertimana dikehendaki oleh Rasulullah SAW. Kalau tidak nanti walau bagaimana semangat dan tekad kita itu akan terseleweng dari landasan yang dikehendaki oleh ajaran Islam. Sebab itu soal negara kita kesampingkan dulu seperti ulama-ulama zaman dahulu seperti Imam Syafii, Imam Hambali, Imam Maliki, Imam Hanafi, Auza'I, Hasan Al Basri, Imam Al Ghazali. Mereka datang ke tengah masyarakat bukan untuk memerintah negara, tetapi mereka mendidik masyarakata, mengajak beriman, cinta Akhirat, takut Neraka. Walau baaimanapun mereka memberi nasehat kepada penguasa-penguasa waktu itu, baik bertemu dengan pihak pemerintah atau mengutus surat karena setelah sahabat, merekalah ulama-ulama yang menjadi contoh kepada kita.
Sebab muka-muka seperti kita ini belum layak lagi untuk memimpin sebuah negara. Yang layak hanyalah Imam Mahdi dan Nabi Isa saja. Dengan kasih sayang Allah kepada kita, dan Allah tahu pengikut umat Islam ini sedikit, sebab itu ada keterangan di dalam kitab-kitab dimana di akhir zaman ini barang siapa yang mengamalkan ajaran Islam itu 1/10 akan selamat. Tetapi kalau di zaman Rasulullah atau zaman kegemilangan dulu siapa yang mengamalkan ajarang Islam 1/10 tidak akan selamat, artinya tidak diakui sebagai umat Rasulullah, tetapi di zaman kita ini Allah permudahkan siapa saja yang beramal 1/10 diakui sebagai umat Rasulullah SAW :
"Barang siapa yang mengikut cara hidupku ketika umatku telah rusak, maka Allah angkat dan tinggikan harga diri umat Islam yaitu 100 pahala mati syahid"
Ada satu lagi hadits :
"Kamu akan dibius dan dilenakan oleh dua perkara yaitu cinta dunia dan jahil, tetapi jika di waktu itu ada sedikit yang sanggup membangunkan Islam dalam kehidupan maka akan diberi pahala oleh Allah seperti orang Islam yang dahulu, yaitu Muhajirin dan Anshar"
Itulah salah satu rahmat dari Allah kepada kita yang hidup di akhir zaman ini, yang coba mendirikan Sunnah dalam hidupnya sehari-hari. Mudah-mudahan kitalah orang yang dijamin oleh Allah dan Rasulullah sebagai orang-orang yang selamat dari Neraka dan masuk Syurga Allah
Post a Comment